2.1. Definisi Kejadian Luar Biasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian luar biasa (KLB) adalahmtimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
2.1. Definisi Kejadian Luar Biasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian luar biasa (KLB) adalahmtimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
2.1. Definisi Kejadian Luar Biasa
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian luar biasa (KLB) adalahmtimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
No.1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian luar biasa (KLB) adalahmtimbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.1 2.2.
Kriteria Kejadian Luar Biasa
Kriteria Kejadian Luar Biasa menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010, adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. 2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu menurut jenis penyakitnya 3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibadingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun wakttu menurut penyakitnya 4. Jumlah pederita baru dalam periode waku 1 bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah perbulan dalam tahun sebelumnya. 5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama 1 tahun menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya 6. Angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality rate) 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. 7. Angka proporsi penyakit (proportional rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode sebelumnya dalam kurun waku yang sama.1 1. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Hal.110-2, 116-21,