Professional Documents
Culture Documents
1606944601
1506785955
Puri Kresnawati
1506786806
1606857223
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persentase wanita umur 15 19 tahun yang telah menjadi ibu atau
sedang hamil anak pertama menunjukkan bahwa 10 persen remaja sudah
menjadi ibu; 7 persen remaja pernah melahirkan, dan 3 persen sedang hamil
anak pertama. Tampak telah terjadi peningkatan remaja subur dari 9 persen
menjadi 10 persen jika dibandingkan dengan hasil survei pada 2007. Proporsi
remaja yang telah memiliki anak meningkat menurut umur. Walaupun kurang
dari satu persen wanita umur 15 tahun telah menjadi ibu, 24 persen wanita
umur 19 tahun telah menjadi ibu atau sedang hamil anak pertama. Remaja di
pedesaan dijumpai lebih banyak yang telah menjadi ibu dibandingkan dengan
remaja di perkotaan (13 persen berbanding 6 persen). (SDKI 2012)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang mendata perempuan berusia
10 54 tahun yang sedang hamil, masih ditemui kehamilan pada usia sangat
muda (<15 tahun) walaupun dengan proporsi yang sangat kecil (0,02 persen)
terutama di pedesaan (0,03 persen). Sedangkan proporsi kehamilan pada usia
15 19 tahun adalah 1,97 persen, daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan
dengan perkotaan. (Riskesdas, 2013)
Kehamilan pada remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan
bayinya, juga dapat berdampak sosial dan ekonomi. Kehamilan pada usia muda
atau remaja antara lain berisiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir
rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu
dan bayi. Kehamilan remaja juga dihubungkan dengan kehamilan tidak
dikehendaki dan aborsi yang tidak aman. Penelitian menemukan bahwa
persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki kontribusi dalam
tingginya angka kematian neonatal, bayi dan balita. Angka kematian neonatal,
postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih
tinggi dibandingkan pada ibu dengan usia 20 - 39 tahun. (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Banyak aspek yang perlu diketahui oleh seorang ibu yang sedang
hamil, salah satunya mengenai gizi. Gizi selama kehamilan perlu mendapat
perhatian karena sangat berpengaruh pada perkembangan janin yang
dikandung. Sejak janin sampai anak berumur dua tahun atau 1000 hari pertama
kehidupan kecukupan gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik
dan kognitif. Pada masa kehamilan gizi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan
gizi untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin karena
gizi janin tergantung pada gizi ibu dan kebutuhan gizi ibu juga harus tetap
terpenuhi.
Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu ibu yang saat hamil
mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita anemia. Hal ini
dapat disebabkan karena asupan makanan selama kehamilan tidak mencukupi
untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat
diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat
dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan
zat
gizi
yang
dibutuhkan,
sehingga
mengganggu
pertumbuhan
dan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. MASALAH TERHADAP KEHAMILAN REMAJA
1. Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak
kanak menuju dewasa. Batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun.
(WHO, 2007) Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika
usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih bergantung pada orang tua
(tidak mandiri) maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja.
Adapun pembagian umur remaja sebagai berikut :
a. Menurut Zemel & Levin dalam Krummels (1996)
-
fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku,
kognitif, biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu
ke waktu memang
berubah
sesuai
perkembangan
zaman. Ditinjau
dari segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan haid
pertama kali semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun.
Mayoritas orang menggolongkan remaja dari usia 12 24 tahun dan
beberapa literatur menyebutkan 15 24 tahun. Hal paling penting adalah
di
dalam
keluarganya
akan
cenderung
mencari
Komunikasi yang lebih terbuka antara anak dan orang tua dapat
berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat karena
dengan komunikasi orangtua dapat memasukkan hal hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan.
b. Pengetahuan yang kurang
Pengetahuan yang kurang ditambah rasa ingin tahu yang
berlebihan, pengetahuan seksual yang setengah setengah mendorong
gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan
meningkatkan risiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua
yang tidak terbuka mengenai masalah
seksual,
remaja
akan
mencari informasi tersebut dari sumber yang lain; teman sebaya, buku,
majalah, internet, video atau bahkan blue film. Mereka sendiri belum
dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus
dihindari.
c. Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan
pada kondisi sistem sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut
terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral
dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga
remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk
masalah hubungan seks di luar nikah.
d. Perubahan kadar hormon
Di dalam tubuh terdapat kelenjar kelenjar yaitu alat tubuh
yang berfungsi mengeluarkan zat zat tertentu. Terdapat kelenjar yang
mengeluarkan zat zat untuk disalurkan langsung ke dalam darah
disebut kelenjar endokrin. Zat zat yang diserap darah dari kelenjar
endokrin ini dinamakan hormon. Oleh karena hormon hormon
beredar ke seluruh tubuh maka pengaruhnya pun langsung tersebar.
Utama :
-
Aib hamil
Dosa menggugurkan
Berpacu dengan waktu
Tambahan :
-
seksual
Anggapan informasi salah
Tabu informasi seksual
Menunda umur kawin
Libido tak terkendali
Hubungan keluarga yang
renggang
c. Timbulnya dilema
Menggugurkan Kehamilan
-
(Aborsi)
Risiko paling ringan
Dapat meneruskan karier
Dapat ganti pacar
Pelaksanaan dengan adekuat
Komplikasi
Kehamilan Dipertahankan
-
sebagian
dilakukan
dengan
sengaja
untuk
yang
dilakukan
oleh
tenaga
non-professional
dapat
mendapatkan perlindungan.
Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang
mengandung.
Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat
karena berpotensi untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang
didambakan setiap keluarga.
berat
badan
yang
tepat.
Kecukupan
protein
yang
10
akan membantu
11
Gambar 2.1 Food Guide Pyramid A Guide to Daily Food Choices U.S. (Sumber:
Department of Agriculture, Human Nutrition Information Service, 1992)
Tabel 2.1 Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi Untuk Kelompok Ibu Hamil
dan Menyusui
Keterangan :
1. Nasi 1 porsi = gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
3. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal
5. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal
6. Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
7. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal
12
13
Neural Tube Defect (NTD) sebelumnya, namun jika tidak maka cukup 4
mg per hari.
Remaja hamil yang minum susu tanpa fortifikasi Vitamin D atau
remaja vegetarian akan butuh suplementasi 10 g vitamin D setiap hari.
Khusus vegetarian butuh 1 g vitamin B12 setiap hari. Institut of Medicine
merekomendasikan suplemen vitamin mineral dosis rendah saat terlihat
asupan makanan bergizi pada remaja tidak teratur.
remaja yang perokok berat, minum alkohol atau obat obatan terlarang,
strict vegetarian, atau pada kehamilan kembar.
C. MONITORING PERTAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Status gizi pada saat kehamilan menentukan status kesehatan janin.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil 40% digunakan untuk pertumbuhan
janin dan 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Bila salah satu tidak terpenuhi
atau mengalami kekurangan maka dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
yang terhambat. Ibu hamil dengan gizi kurang atau bahkan gizi buruk dapat
mengakibatkan terjadinya kondisi fisik bayi yang kurang baik, Intra Uterine
Growth Reterdation (IUGR), Intra Uterine Fetal Death (IUFD), kelainan
bawaan, prematur dan imatur. Untuk memantau status gizi seorang ibu hamil,
Pediatric and Pregnancy Nutrition Surveillance System membuat acuan
mengenai pertambahan berat badan ibu selama masa kehamilan, seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2.2 Pertambahan berat badan berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil
12,5-17,5
7,5-12,5
7,5
17,5-20
14
25-27%
5%
6%
10%
dan 11%
cairan 13%
ekstraseluler
Peningkatan lemak tubuh
25-27%
badan yang diharapkan pada remaja tersebut adalah kenaikan berat badan
dewasa ditambah kebutuhan kenaikan berat badan untuk mendukung
pertumbuhan normal remaja.
Pertumbuhan linear belum optimal sebelum mencapai usia ginekologi
4-5 tahun. Usia ginekologi adalah jumlah tahun yang terjadi setelah seorang
wanita mengalami menstruasi pertama. Pada kehamilan pada usia dewasa
kenaikan berat badan yang diharapkan adalah 10-12 kg ditambah kenaikan BB
yang diharapkan pada usia ginekologinya. Perkiraan pertambahan berat badan
untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan normal remaja selama 1 tahun
adalah :
Lama Postmenarche
1
2
3
4
Tambahan BB (kg)
4,6
2,8
1,1
0,8
(Sumber: Worthington Roberts dan Williams (1993) dalam Fikawati et al, 2015)
16
Contoh :
Ibu hamil remaja berusia 14 tahun usia menarche tahun ke-2. Memiliki TB
155 cm dan BB 48 kg BB/TB sesuai NCHS (IMT 21) adalah 50 kg.
Berapakah kenaikan berat badan yang harus dicapai ibu untuk mendukung
outcome kehamilan yang optimal?
Perkiraan kenaikan BB untuk tumbuh
= 14,2 kg
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14
19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Faktor yang mengakibatkan
terjadinya kehamilan pada remaja diantaranya antara lain : peran orang tua
kurang, pengetahuan yang kurang, perubahan zaman, usia pubertas semakin
cepat, trend dalam berpacaran, dan agama. Masalah yang sering dijumpai pada
kehamilan remaja, yaitu stress akibat kehamilan tidak diinginkan, komplikasi
selama masa kehamilan dan persalinan, dan timbul sebuah dilema.
2. Seorang ibu yang sedang hamil perlu untuk mencukupi kebutuhan energi,
protein, vitamin dan mineral karena tuntutan metabolik saat hamil, khususnya
pada remaja yang lebih muda dari 15 tahun karena dirinya sendiri masih
dalam masa pertumbuhan. Energi dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan
untuk penggunaan protein, vitamin, dan mineral. Kecukupan energi
digambarkan dengan kenaikan berat badan yang tepat.
3. Ibu hamil pada usia remaja diharapkan mempunyai status gizi yang lebih baik
dibandingkan dengan ibu hamil dewasa. Hal tersebut karena pada usia remaja
seorang remaja memerlukan banyak energi untuk masa pertumbuhannya
ditambah lagi jika ia mengalami kehamilan. Kenaikan berat badan yang
diharapkan pada remaja tersebut adalah kenaikan berat badan dewasa
ditambah kebutuhan kenaikan berat badan untuk mendukung pertumbuhan
normal remaja.
DAFTAR PUSTAKA
18
Fikawati, Sandra. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Food Guide Pyramid: A Guide to Daily Food Choices. 1992. U.S. Department of
Agriculture, Human Nutrition Information Service: Leeflet No. 572.
https://www.cdph.ca.gov/HealthInfo/healthyliving/childfamily/Documents/
MO-NUPA-12Appendices.pdf Diakses pada 10 Oktober 2016.
Kesehatan Remaja Indonesia dan Pelayanannya. 2015. Lembaga Penerbit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Krummel, B. 1996. Nutrition in Womens Health. An Aspen Publication.
Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Manuaba IBG. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Manuaba IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Morris, Jacqueline. 2014. Pedoman Gizi: Pengkajian dan Dokumentasi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Paath, E.F. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Pedoman
Gizi
Seimbang.
2014.
Kementerian
Kesehatan
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/PGS%20Ok.pdf
Diakses pada 10 Oktober 2016.
RI.
19
http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-gizi.pdf Diakses pada 11
Oktober 2016.
Sarwono, W Sarlito. 2013. Psikologi Remaja. PT Rajagrafindo Persada. Depok.
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. 2013. Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik,
dan Kementerian Kesehatan.
http://chnrl.org/pelatihan-demografi/SDKI-2012.pdf Diakses pada 11
Oktober 2016.
20
21
22
23