You are on page 1of 30

ANALISIS ATAS KEDUDUKAN, PERAN,

FUNGSI DAN KETENTUAN REKSADANA


SYARIAH DI INDONESIA MENURUT HUKUM
ISLAM

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
`

Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk

digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu


tertentu.1 Dengan penundaan konsumsi tersebut diharapkan
investor akan mendapatkan keuntungan (interest), dan kemudian
akan meningkatkan taraf hidupnya. Investasi memiliki berbagai
macam bentuk, misalnya deposito, saham, obligasi, maupun
reksa dana. Dalam satu tahun terakhir ini, pemerintah Indonesia
aktif mempromosikan investasi berbasis syariah. Segala investasi
dan bidang usaha berbasis syariah mulai bermunculan seperti:
o Mulai dari Daftar Efek Syariah yang diterbitkan secara
berkala
o Adanya ORI versi Syariah yaitu Sukuk Negara Ritel yang
sudah mencapai seri ke 4
o Semakin banyaknya versi reksa dana berbasis Syariah
yang diterbitkan
o Adanya Online Trading versi Syariah yang membatasi
transaksi margin dan daftar saham yang ditawarkan
o Pemberian / Pemeringkatan Reksa Dana yang terdiri dari 2
versi yaitu Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana
Syariah
1 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta, 2007) halm, 5.
1

o Bank, Asuransi, Multifinance bahkan Pegadaian Syariah


bermunculan2
Saat ini, reksa dana syariah merupakan investasi yang
menarik bagi masyarakat yang ingin berinvestasi sesuai dengan
syariah. Reksa dana syariah merupakan alternatif investasi
yang hanya menempatkan dana pada debitor yang tidak
melanggar

batasan

syariah,

dalam

fundamental

maupun

operasional perusahaan, sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia.


Reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi dengan
diversifikasi yang cukup baik. Melalui reksa dana, modal dari
para investor dikumpulkan untuk selanjutnya dibelikan efek oleh
manajer investasi. Dengan menanamkan dana milik kolektif itu
ke dalam berbagai objek investasi (Postofolio) maka risiko
investasi dapat dikurangi.3
Reksa dana syariah merupakan sarana investasi yang
menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk
yang

dikelola

oleh

manajer

investasi.

Manajer

investasi

menawarkan reksa dana syariah kepada para investor yang


berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor tersebut
dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam saham
atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.
Kegiatan investasi yang bernafaskan Islam khususnya
Reksa Dana Syariah akan menarik, terutama karena memberi
keyakinan bahwa kegiatan investasi juga merupakan sebentuk
kegiatan muamalah (keperdataan) dalam Islam. Reksa Dana
Syariah ini dapat dijadikan salah satu alternatif masyarakat
2 Artikel, Rudiyanto, memahami investasi Reksa Dana Syariah, 29 Juli
2012
3 Bahtiar Usman dan Indri Ratnasari, Evaluasi Kinerja Reksadana
Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M2, Media Riset
Bisnis dan Manajemen vol. 4, No. 2., Agustus 2004, hal, 166.
2

Indonesia yang mayoritas muslim untuk ikut serta dalam


kegiatan pasar modal dengan cara yang halal, sesuai syariat
agama. Mengingat hal tersebut, Indonesia jelas merupakan pasar
potensial untuk tumbuhnya investasi yang bersifat islami.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang
akan dikaji dalam penulisan makalah ini adalah:
1 Apakah yang dimaksud dengan reksa dana Syariah?
2 Bagaimana kedudukan, peran, fungsi dan ketentuan
reksa dana Syariah di Indonesia menurut Hukum Islam?

II PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana Syariah
Reksa Dana4 secara bahasa berasal dari kata Reksa yang
berarti jaga atau pelihara dan kata Dana berarti uang.
Sehingga

Reksa

Dana

pada

umumnya

diartikan

sebagai

kumpulan uang yang dipelihara.5 Pemakaian kata reksa dana di


Indonesia merupakan terjemahan dari istilah Mutual fund yang
kalau

diterjemahkan

secara

harfiah

dana

bersama

atau

danareksa, namun karena danareksa sudah dikenal luas sebagai


suatu perusahaan investasi, maka dirubah istilah danareksa
4 Reksa dana di luar negeri dikenal dengan sebutan Unit trust (Inggris)
yang berarti unit (saham) kepercayaan, atau Mutual fund (Amerika)
yang berarti dana bersama atau Investment fund (Jepang) yang berarti
pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan. Di
Indonesia, istilah yang digunakan adalah Reksa Dana. Lihat
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (UII
Press, Yogyakarta, 2000), hlm. 92, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi
Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan),
(PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002), hlm. 197.
5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2,
(Ekonisia Kampus Fakultas FE UII, Yogyakarta, 2003), hlm. 12.
3

tersebut menjadi reksa dana agar dapat lebih jelas makna


pengertiannya antara reksa dana sebagai instrument investasi
dengan danareksa sebagai perusahaan investasi.6
Instrumen reksa dana sebagai media investasi sangat
berbeda dengan instrument saham (danareksa), instrument
saham

dapat

dikategorikan

sebagai

instrument

investasi

langsung seperti deposito, obligasi dimana para pemodal atau


investor melakukan investasi dengan menghubungi bank untuk
produk perbankan atau perusahaan pialang untuk melakukan
investasi pada saham, sebaliknya reksa dana dikategorikan
sebagai

jenis

instrument

investasi

yang

tidak

langsung,

dikarenakan untuk melakukan investasi pada reksa dana para


pemodal menggunakan jasa pihak ketiga yang disebut manajer
investasi

sebagai

pengelola

portofolio

investasi

bagi

para

nasabah.7
Sedangkan secara istilah, menurut Imamudin Yuliadi dalam
karyanya Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar mengatakan bahwa
Reksa

dana

adalah

wadah

yang

dipergunakan

untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya


diinvestasikan dalam portofolio efek8 oleh manajer investasi.9
6 Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan
Reksa Dana (Dilengkapi Soal-Soal Latihan dan Jawaban), (Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2010), hlm. 153-154.
7 Ibid.
8 Yang dimaksud dengan protofolio efek adalah kumpulan (kombinasi)
instrument investasi yang dibuat sesuai dengan tujuan investasinya.
Kegiatan menyusun portofolio merupakan bagian akhir dari rancangan
tujuan investasi. Baca lebih jelas dalam Wiku Suryomurti, Super Cerdas
Investasi Syariah, Hidup Kaya Raya, Mati Masuk Surga, (Qultum Media,
Jakarta, 2011), hlm. 170.
9 Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, (Pustaka Pelajar
Offset, Yogyakarta, 2001), hlm. 145, lihat juga H.A Djazuli dan Yadi
4

Begitu juga Pratomo menjelaskan bahwa Reksa dana adalah


wadah

yang

dipergunakan

untuk

menghimpun

dana

dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam


portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin
dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal).10
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal
yang tidak memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung resiko
atas investasi mereka. Menurut Undang-Undang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun 1995 telah diberikan definisi bahwa: Reksa dana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.11
Dengan

kata

lain,

reksa

dana

merupakan

wadah

berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio


berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund
manajer atau manajer investasi. Manajer investasi disini adalah
pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah. Atau secara singkat dapat dijelaskan
bahwa dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana
bersama

para

investor

(masyarakat),

sedangkan

manajer

investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana


tersebut.
Pada reksa dana secara umum, manajemen investasi
mengelola dana-dana yang ditempatkan pada surat berharga
Janwari, Op. Cit., hlm. 197-198.
10 Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi Diera
Modern, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002), hlm.33.
11 Pasal 1 ayat 27 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
5

dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima


deviden atau bunga yang dibukukannya ke dalam Nilai Aktiva
Bersih (NAB) reksa dana tersebut. Kekayaan dana yang dikelola
oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank
Kustodian12 yang tidak terafiliasi untuk menghimpun dana dari
masyarakat

investor

secara

kolektif (campuran)

untuk

selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer


investasi.13
Setelah mengenal reksa dana secara umum (konvensional)
maka beralih secara khusus pada pengertian reksa dana
syariah. Tidak jauh berbeda dengan pengertian reksa dana pada
umumnya. Reksa dana syariah merupakan sarana investasi
campuran yang menggabungkan saham dan obligasi syariah
dalam satu produk reksa dana syariah kepada para investor
yang berminat, sementara dana yang diperoleh dari investor
tersebut dikelola oleh manajer investasi untuk ditanamkan dalam
saham atau obligasi syariah yang dinilai menguntungkan.14
Menurut Wiku Suryomurti, reksa dana syariah adalah reksa
dana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal
dan peraturan pelaksanaannya yang mengelolanya disesuaikan
12 Bank Kostodian adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek
dan harta lainnya yang berkaitan dengan efek serta jenis jasa lain,
termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya, dan menurut pasal 43 ayat 1 UUPM menyebutkan bahwa
yang dapat bertindak sebagai bank Kustodian adalah lembaga
penyimpanan dan penyelsaian, perusahaan efek, dan bank umum yang
telah memperoleh persetujuan dari Bapepam. Baca lebih lanjut dalam
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar
Modal Syariah di Indonesia, (Kencana, Jakarta, 2009), hlm. 153.
13 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Alvabeta, Bandung,
2010), hlm. 140.
14 Ibid., hlm. 140-141.
6

dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Dengan kata lain


reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah.15
Secara

lebih

rinci

Abdul

Aziz

dan

Mariyah

Ulfah

menjelaskan bahwa, Reksa dana syariah adalah reksa dana


yang beroperasi menurut ketentuan dalam prinsip syariah, baik
dalam bentuk akad, pengelolaan dana dan penggunaan dana.
Bentuk

akad

antara

investor

dengan

lembaga

hendaknya

dilakukan dengan sistem mudharabah, dimana pihak pertama


menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lain
menjadi

pengelola,

keuntungan

usaha

dibagi

menurut

kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila


rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut
bukan

akibat

disebabkan

kelalaian

karena

si

pengelola,

kelalaian

akan

pengelola,

tetapi

maka

apabila

pengelola

bertanggung jawab atas kerugian tersebut.16


Menurut

Fatwa

No.20/DSN-MUI/IX/2000

DSN

(Dewan

Syariah

mendefinisikan

reksa

Nasional)
dana

MUI

syariah

sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan


prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai milik harta (shahib al-mal/ rabb al-mal) dengan manajer
investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer
investasi sebagai shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa reksa dana syariah mengandung perngertian
sebagai reksa dana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya
mengacu pada syariat Islam seperti tidak menginvestasikan
dananya pada saham-saham atau obligasi serta sekuritas lainnya
15 Wiku Suryomurti, Op. Cit., hlm. 158.
16 Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam
Kontemporer, (Alfabeta, Bandung, 2010), hlm. 97-98.
7

dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan


dengan syariat Islam. Instrumen investasi yang dipilih dalam
portofolionya haruslah yang dikategorikan halal.
Dikatakan halal, jika pihak yang menerbitkan instrumen
investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip Islam, seperti tidak melakukan riba,
mayisir dan gharar. Jadi saham, obligasi dan sekuritas lainnya
yang

dikeluarkan

produksi

atau

perusahaan

penjualan

yang

minuman

berhubungan
keras,

rokok,

dengan
produk

mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, bisnis senjata,


perjudian, pornografi, dan sebagainya tidak dimasukkan ke
dalam portofolio reksa dana syariah.

B. Prinsip Operasional Reksa Dana Syariah Menurut


Hukum Islam
Mekanisme operasional antara pemodal dengan Manajer
Investasi reksa dana syariah menggunakan sistem wakalah.
Pada akad wakalah tersebut, pemodal memberikan mandat
kepada manajer investasi untuk melaksanakan investasi bagi
kepentingan pemodal sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam prospektus. Investasi hanya dilakukan pada instrumen
yang sesuai dengan syariat Islam. Dan prinsip operasional yang
digunakan reksa dana syariah adalah prinsip mudharabah atau
qiradh.
Pengertian mudharabah atau qiradh dari segi etimologi,17
adalah

suatu

perumpamaan

(ibarat)

seseorang

yang

17 Dalam fiqih Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk


kerjasama antara rab al-mal (investor) dengan seorang pihak kedua
(mudharib) yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah
mudharabah adalah bahasa penduduk Irak yang oleh ulama fiqh Hijaz
menyebutkan dengan Qiradh. Namun pengertian qiradh dan
mudharabah adalah satu makna. Lihat Imam Taqiyyuddin Abu Bakr bin
Muhammad Al-Husaini, Kifayat al-Akhyar, Alih bahasa Syarifuddin, (PT.
Al-Maarif, Bandung, tt.), hlm. 301.
8

memberikan (menyerahkan) harta benda (modal) kepada orang


lain agar di

gunakan

perdagangan yang menghasilkan

keuntungan bersama dengan syarat-syarat tertentu dan jika rugi,


maka kerugian di tanggung pemilik modal.18
Kebolehan akad mudharabah atau qiradh menurut para
ulama adalah QS. Al-Muzammil ayat 20 dan Al-Jumuah ayat 10
yaitu sebagai berikut :

. . .

. . .
Artinya : . . . dan sebagian mereka berjalan di bumi
mencari karunia Allah....(Al-muzammil : 20).

. . .
Artinya

Apabila

Telah

ditunaikan

shalat,

Maka

bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah .


(Q.S Al-Jumuah : 10).
Berdasarkan

ayat

tersebut

di

atas,

secara

umum

mengandung kebolehan akad mudharabah atau qiradh, yang


secara bekerjasama mencari rezeki yang ditebarkan Allah SWT di
muka bumi. Dimana yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen
dari penjelasan surat (Q.S. Muzammil: 20) adalah adanya kata
yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah dimana
berarti melakukan suatu perjalanan usaha. Kata Yadhribuna Fiil
Ard dalam tafsir Al-Maragi yang menafsirkan kata yadhribuna
mereka

bepergian

untuk

berdagang

atau

sama

dengan

perjalanan usaha.19 Selain itu Mudharib adalah sebagai orang


18 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh Ala Al Madzahibu Al Arbaah, Juz III,
(Al Maktabah Al Asriyah, Beirut, 1986), hlm. 43.
19 Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al- Maraghi, Cet. 1. Juz 29, (CV.
Toha Putra, Semarang, 1993), hlm. 204.
9

yang melakukan (dharb) perjalanan untuk mencari karunia Allah


SWT dan keuntungan investasinya ditempat lain.
Selain ayat Al-Quran sebagai dasar kebolehan kerjasama
mudharabah, dalam Sunnah Rasul dapat ditemukan beberapa
dasar kebolehan kerjasama tersebut, diantaranya:
:











































.20





Artinya : Diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa Sayyidina


Abbas bin Abdul Muthalib, jika memberikan dana kemitra
usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya
tidak

dibawa

mengarungi

lautan,

menuruni

lembah

yang

berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan


tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut.

Disampaikanlah

syarat-syarat

tersebut

kepada

Rasulullah Saw dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR.


Thabrani).
Prinsip mudharabah atau qiradh ini diartikan sebagai
sebuah ikatan atau sistem di mana seseorang memberikan
hartanya kepada orang lain utnuk dikelola dengan ketentuan
bahwa

keuntungan

yang

diperoleh

dari

hasil

pengelolaan

tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat


yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Prinsip mudharabah atau qiradh di reksa dana syariah ini
memiliki

beberapa

karakteristik,

yaitu:

Pertama,

pemodal

sebagai rab al-mal ikut menanggung resiko kerugian yang


dialami

manajer

investasi

sebagai

amil.

Kedua,

manajer

investasi sebagai amil tidak menanggung resiko kerugian atas


20 Ibnu Hajar Asqalani, Buluqhul Maram, (Terj). M. Syaref Sujandi, (AlMaarif, Bandung, 1983), hlm. 297.
10

investasi kelau kerugian tersebut bukan disebabkan karena


kelalaiannya. Ketiga, keuntungan dibagi antara pemodal dengan
manajer investasi sesuai dengan proporsi yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak.21
Sesuai

dengan

prinsip

operasional

tersebut,

maka

pelaksanaan investasi yang dilakukan oleh manajemen investasi


sebagai pengelola reksa dana menggunakan prinsip mudharabah
atau qiradh dengan transaksi yang tidak boleh bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah. Transaksi yang dilarang oleh
syariat

Islam

diantaranya

transaksi

yang

di

dalamnya

mengandung unsur gharar (resiko yang tidak wajar) dan najsy


(penawaran palsu).
Untuk menjamin reksa dana syariah beroperasi tanpa
menyalahi aturan seperti yang diatur dalam fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN), suatu reksa dana syariah wajib memiliki
Dewan Pengawas Syariah (DPS). Fungsi utama DPS adalah
sebagai penasehat pengelola investasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan aspek syariah dan sebagai mediator antara
reksa dana dengan Dewan Syariah Nasional (DSN).22
Berdasarkan prinsip operasional tersebut di atas, secara
operasional terdapat perbedaan mendasar antara reksa dana
syariah dan reksa dana secara umum (konvensional), yaitu
dalam reksa dana syariah ada proses screening dan cleansing,23
21 H.A Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 208
22 Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 165.
23 Proses Screening adalah proses penempatan dana masyarakat di
dalam portofolio haruslah dikategorikan halal (sesuai prinsip-prinsip
Islam), langkah ini merupakan filterisasi pertama dalam pembentukan
portofolio yang memenuhi semua prinsip Islam. Proses Cleansing yaitu
membebaskan semua sarana investasi dari unsur-unsur yang
diharamkan. Baca dalam Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210.
11

sedangkan

pada

reksa

dana

konvensional

tanpa

proses

screening dan tidak ada proses cleansing (filtersasi dari kegiatan


haram) dalam mengkonstruksi portofolio.

C. Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolio


Jenis reksa dana berdasarkan portofolio investasi menurut
Widjaj dan Ramaniya dapat dibedakan menjadi:
a. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Fund). Reksa
dana ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat
utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Tujuan
reksa dana ini adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal. Bentuk instrumen investasinya
antara lain adalah time deposit (deposito berjangka),
certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).
Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah
karena sifatnya sangat likuid serta mempunyai tingkat
risiko lebih rendah dibandingkan dengan jenis instrumen
investasi lainnya.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund).
Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek
bersifat utang. Reksa dana ini memiliki resiko yang
relatif lebih besar dari reksa dana pasar uang. Tujuannya
adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang
stabil.
c. Reksa Dana Saham (Equity Fund). Reksa dana yang
melakukan

investasi

sekurang-kurangnya

80%

dari

aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas.


Karena

investasinya

resikonya

lebih

dilakukan

tinggi

dari

pada

dua

jenis

saham
reksa

maka
dana

12

sebelumya namun menghasilkan tingkat pengembalian


yang lebih tinggi.
d. Reksa dana Campuran (Discretionary Fund). Reksa dana
jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas
dan efek bersifat utang.24

D. Kedudukan, Peran, Fungsi, dan Ketentuan Reksa


Dana Syariah di Indonesia
d.1. Kedudukan Reksa Dana Syariah di Indonesia
Dasar hukum reksadana syariah di Indonesia ialah Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan menurut fatwa DSN-MUI NO: 20/DSNMUI/IV/2001 Tentang reksadana Syariah yaitu: Reksadana syariah ialah Reksa
Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/ Rabb al Mal)
dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer
Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Secara umum, berdasarkan hukum dan organisasinya,
Reksa dana di Indonesia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu
Reksa dana Perseroan dan Reksa dana Kontrak investasi kolektif.
d.1.1. Reksa Dana Berbentuk Persero (Corporate
Type).
Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang
Pasar modal menjelaskan bahwa reksa dana perseroan
adalah perusahaan yang kegiatannya menghimpun dana
dengan

menjual

saham,

dan

selanjutnya

dana

dan

penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai

24 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan


Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal,
(Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006), hlm. 24-26, Lihat juga
dalam Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 158, dan Heru Sudarsono, Op. Cit.,
hlm. 205.
13

jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar


modal.25
Ciri-ciri reksa dana ini, sebagai berikut:
a Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT).
b Pengelola kekayaan reksa dana didasarkan pada
kontrak

antara

Direksi

Perusahaan

dengan

Manajer Investasi yang ditunjuk.


c Penyimpan kekayaan reksa dana didasarkan pada
kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank
Kustodian.26
Dalam bentuk ini, perusahaan penerbit reksa dana
menghimpun
selanjutnya

dana
dana

diinvestasikan

pada

dengan
dari

menjual

hasil

berbagai

diperdagangkan di pasar uang.

saham,

penjualan
jenis

dan

tersebut

efek

yang

Reksa dana bentuk

perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi


reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana
tertutup adalah reksa dana berbentuk perusahaan yang
menjual sahamnya kepada investor melalui penawaran
umum perdana di bursa efek sehingga apabila investornya
akan menjual reksa dana tersebut, mereka bisa menjual
kembali melalui bursa atau investor lainnya, bukan kepada
pihak manajer investasi atau penerbitnya. Pembentukan
harga penjualan tersebut didasarkan pada mekanisme
pasar di bursa tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan
reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dibeli oleh
pihak manajer investasi apabila investor tersebut akan
menjual reksa dananya kembali, kapan saja dan jumlah
25 Pasal 18 Ayat 1a Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal.
26 Abdul Manan, Op. Cit.
14

berapa saja sesuai nilai aktiva bersih per unit yang


berlaku.27
d.1.2.

Reksa

Dana

Berbentuk

Kontrak

Investasi

Kolektif (Contractual Type)


Reksa dana ini merupakan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang
Unit Penyerta, dimana Manajer Investasi diberi wewenang
untuk melaksanakan penitipan kolektif. Manajer investasi
bertugas

dan

bertanggung

jawab

dalam

mengelola

portofolio reksa dana, sedangkan Bank Kostodian bertugas


dan bertanggung jawab dalam pengadministrasian dan
menyimpan kekayaan reksa dana.28
Ciri-ciri reksa dana ini adalah sebagai berikut:
a Bentuk

hukumnya

adalah

Kontrak

Investasi

Kolektif (KIK).
b Pengelola reksa dana dilakukan oleh Manajer
Investasi berdasarkan kontrak.
c Penyimpanan
kekayaan
investasi

kolektif

dilaksanakan oleh Bank Kustodian berdasarkan


kontrak.29
Reksa dana terbuka ini lebih banyak memberikan
kemudahan bagi investor dari pada reksa dana tertutup,
hal

ini

disebabkan

karena

adanya

kewajiban

dari

perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa dana


untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual
kembali unit penyertaannya.

27 Ibid.
28 Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 204.
29 Ibid.
15

d.2. Peran Reksa Dana Syariah di Indonesia


Pasar reksa dana syariah saat ini makin menunjukkan
pertumbuhan yang menjanjikan. Sejak dari kegiatan perbankan
dan investasi syariah yang baru muncul beberapa tahun
belakangan, pertumbuhan reksa dana syariah terus mengalami
kenaikan. Aset reksa dana syariah nasional diproyeksi tumbuh di
atas 10 % menjadi sekitar Rp 2,08 triliun. Jumlah tersebut
diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya
investor yang kini mulai melirik berinvestasi di reksa dana
syariah yang dianggap lebih menguntungkan.
Di Indonesia, perkembangan reksa dana syariah sebagai
pasar modal juga telah mengalami kemajuan yang pesat,
sebagai gambaran setidaknya terdapat beberapa perkembangan
dan kemajuan yang patut dicatat diantaranya adalah telah
diterbitkan 6 (enam) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan dengan industri pasar
modal. Adapun ke enam fatwa dimaksud adalah :
a. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham.
b. No.20/DSN-MUI/IX/2000

tentang

Pedoman

Pelaksanaan

Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.


c. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.
d. No.33/DSN-MUI/IX/2002

tentang

Obligasi

Syariah

Mudharabah.
e. No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal.
f. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

16

Dengan diterbitkannya fatwa-fatwa yang berkaitan dengan


reksa dana syariah atau pasar modal syariah, telah memberikan
dorongan untuk mengembangkan alternatif sumber pembiayaan
yang sekaligus menambah alternatif instrumen investasi halal.
Perkembangan reksa dana syariah saat ini ditandai dengan
maraknya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII),
penawaran umum Obligasi Syariah dan juga Reksa Dana
Syariah. Kinerja

saham syariah yang terdaftar dalam JII

mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan.


Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat
yang memiliki motif investasi yang didasari prinsip syariah dan
dilandasi akan keyakinan prospek berkembangnya reksa dana
syariah yang akan menjadi salah satu pilar penunjang industri
pasar modal Indonesia, BAPEPAM-LK telah menyusun Master plan
pasar modal Indonesia.

Di dalamnya terdapat dua strategi

utama pengembangan reksa dana berbasis syariah, yaitu :


i. Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi
pengembangan

pasar

modal

berbasis

syariah

dan

mendorong pengembangannya.
ii. Mendorong
produk

pengembangan

pasar

modal

serta

berbasis

penciptaan

syariah.

produk-

Bursa

Efek

Indonesia (BEI) dan Dana Reksa Investment Management


(DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan Jakarta Islamic
(JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan prinsip
syariah.30
Dari

kedua

strategi

utama

tersebut

dijabarkan

oleh

Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi, yaitu:


30 Abu Fitri Ambardi, Pasar Modal Syariah: Konsep dan Prospek,
diposkan 6 September 2012, tersedia dalam
http://abufitriambardi.blogspot.com/2011/09/pasar-modal-syariahkonsep-prospek.html, dikases pada tanggal 1 November 2012.
17

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengatur penerapan prinsip syariah;


Menyusun standar akuntansi;
Mengembangkan profesi pelaku pasar;
Sosialisasi prinsip syariah;
Mengembangkan produk;
Menciptakan produk baru; dan
Meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syariah Nasional
MUI.31
Dari mulai konsep sampai prospek pada reksa dana

syariah, pada akhirnya yang terpenting yang harus terjadi di


reksa dana syariah adalah bahwa setiap transaksi (jual-beli)
saham

harus dengan niat dan tujuan untuk memperoleh

penambahan

modal,

memperoleh

aset

likuid,

maupun

mengharap deviden dengan memilikinya sampai jatuh tempo,


sehingga menjadi halal sepanjang usahanya tidak dalam hal
yang haram. Namun ketika aktivitas jual beli saham tersebut
disalah

gunakan

dan

menjadi

alat

spekulasi

mengejar

keuntungan di atas kerugian pihak lain, maka hukumnya haram


karena berubah menjadi perjudian saham.
Selain prospek tersebut, menurut Mangasa Simatupang
reksa dana syariah yang ditujukan untuk memenuhi kelompok
investor

yang

menginginkan

dan

memperoleh

pendapatan

investasi yang sifatnya tidak mengandung unsur spekulatif dan


dapat dipertanggung jawabkan secara religius yang sejalan
dengan prinsip-prinsip syariah memiliki peluang pengembangan
yang sangat prospektif, hal ini sejalan dengan semakin kuat
keyakinan sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia yang
diperkirakan mencapai lebih dari 78% berpendapat bahwa
praktek sektor keuangan konvensional mengandung riba dan
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.32
31 Ibid.
32 Mangasa Simatupang, Op. Cit., hlm. 210.
18

Selain itu, industri keuangan syariah termasuk reksa dana


syariah merupakan salah satu industri yang tumbuh paling cepat
secara global, rata-rata mencapai 10% sampai 15% pertahun.
Hal lain yang juga sangat mendukung dan lebih memberikan
optimis terhadap pertumbuhan keuangan syariah di dunia
maupun di Indonesia dimasa yang akan datang yaitu adanya
data yang menunjukkan bahwa saat ini tersedia dana yang
sangat besar di negara-negara

Arab yang memiliki dana

mencapai $ 1,3 triliun, di mana dari jumlah dana tersebut


menurut hasil penelitian oleh Merryll Lynchs akan di tempatkan
sebesar $ 800 miliar untuk dikelola oleh industri keuangan
syariah, sehingga industri reksa dana syariah di Indonesia
memiliki potensi yang besar untuk menyerap sebagian dari dana
tersebut.33
d.3. Fungsi Reksa Dana Syariah di Indonesia
Secara umum, fungsi reksa dana syariah tidak jauh
berbeda dengan fungsi Pasar modal. Pasar modal memiliki
kedudukan

penting

dalam

perekonomian

suatu

Negara,

begitupun juga dengan reksa dana. Reksa dana syar memiah


punyai 2 fungsi, yaitu :

d.3.1. Fungsi ekonomi


1. Menyediakan

fasilitas

atau

wahana

yang

mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang


memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang
memerlukan dana (issuer).
2. Memfasilitasi secara langsung bagi para pemilik modal
guna

berpartisipasi

dalam

meraih

keuntungan

berinvestasi.

33 Ibid., hlm. 210-211.


19

3. Memfasilitasi para pengusaha atau perusahaan publik


dalam

mendapatkan

tambahan

modal

untuk

menstabilkan tingkat likuiditas perusahaannya melalui


penjualan Efek saham melalui prosedur IPO atau efek
utang (obligasi).
4. Memfasilitasi upaya

berbagai

perusahaan

guna

peningkatan kemampuan keuangan perusahaan dalam


rangka ekspansi usaha.
d.3.1. Fungsi keuangan
Sarana bagi pemilik dana untuk memperoleh imbalan
(return) dengan cara berinvestasi pada instrument keuangan
seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, perusahaan atau masyarakat dapat menempatkan
dana

yang

dimilikinya

sesuai

dengan

karakteristik

keuntungan dan risiko masing-masing instrument.


Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas
perekonomian

menjadi

meningkat

karena

pasar

modal

merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan-perusahaan


untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan yang pada
akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih
luas.
Sedangkan fungsi pasar modal di Indonesia meliputi:
1 Sebagai

sarana

badan

usaha

untuk

tambahan modal.
2 Sebagai sarana pemerataan pendapatan.
3 Memperbesar produksi dengan modal

mendapatkan

yang

didapat

sehingga produktivitas meningkat.


4 Menampung tenaga kerja; dan
5 Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
Manfaat

Pasar

Modal

Secara

umum,

manfaat

dari

keberadaan pasar modal adalah :

20

1 Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi


dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara
optimal.
2 Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor
sehingga memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
3 Menyediakan leading indicator bagi perkembangan
perekonomian suatu Negara. Maksudnya jika pasar modal
berkembang maka diharapkan perekonomian juga akan
berkembang.
4 Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan
masyarakat menengah.
5 Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme
menciptakan iklim berusaha yang sehat serta mendorong
pemanfaatan manajemen profesional.
Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha
dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki
peranan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional. Sehingga kedudukan pasar modal dianggap penting
dalam suatu Negara.
d.4. Ketentuan Reksa Dana Syariah di Indonesia
Ketentuan-ketentuan tentang reksa dana syariah di Indonesia
telah tercantum jelas di dalam fatwa DSN-MUI No. 20 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi Reksadana Syariah yang terbagi
dalam 6 Bab dan 12 Pasal.
d.4.1. Ketentuan Umum34
1. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek
oleh Manajer Investasi.

34 Himpunan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang


Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Zeedny), hal, 183-189.
21

2. Portofolio Efek adalah kumpulan efek yang dimiliki secara


bersama (kolektif) oleh para pemodal dalam Reksa Dana.
3. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah.
4. Emiten adalah perusahaan yang menerbitkan Efek untuk
ditawarkan kepada publik.
5. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
6. Reksa Dana Syari'ah adalah Reksa Dana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip Syari'ah Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib
almal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai
wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
7. Mudharabah/qirad adalah suatu akad atau sistem di mana
seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk
dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang
diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara
kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati
oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung
oleh shahib al-mal sepanjang tidak ada kelalaian dari
mudharib.
8. Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan
dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar pihak lain
membeli Efek.
9. Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya
adalah memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima
deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek,

22

dan mewakili pemegang rekening yang menjadi


nasabahnya.
d.4.2. Mekanisme Kegiatan Reksadana Syariah
1. Mekanisme operasional dalam Reksa Dana Syari'ah terdiri
atas:
a. antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan
dengan sistem wakalah, dan
b. antara Manajer Investasi dan pengguna investasi
dilakukan dengan sistem mudharabah.
2. Karakteristik sistem mudarabah adalah:
a. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal)
yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna
investasi

berdasarkan

pada

proporsi

yang

telah

disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi


sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
b. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang
telah diberikan.
c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung
resiko

kerugian

sepanjang

atas

bukan

investasi
karena

yang

dilakukannya

kelalaiannya

(gross

negligence/tafrith).
d.4.3. Hubungan dan Hak Pemodal
1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan
secara wakalah.
2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1,
pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi
untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal,
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Prospektus.
3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil
investasi dalam Reksa Dana Syari'ah.
4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam Reksa
Dana Syari'ah.
23

5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau


menarik kembali penyertaannya dalam Reksa Dana
Syari'ah melalui Manajer Investasi.
6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat
ditariknya kembali penyertaan tersebut.
7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan
mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan
disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian.
8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa
Unit Penyertaan Reksa Dana Syariah.
d.4.4. Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank
Kustodian
1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan
investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Prospektus.
2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan
mengawasi dana Pemodal dan menghitung Nilai Aktiva
Bersih per-Unit Penyertaan dalam Reksa Dana Syariah
untuk setiap hari bursa.
3. Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan
penyimpanan dana kolektif tersebut, Manajer Investasi dan
Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang
dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih
Reksa Dana Syari'ah.
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak
melaksanakan amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat
yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank
Kustodian dianggap lalai (gross negligence/tafrith), maka
Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung
jawab atas risiko yang ditimbulkannya.
d.4.5. Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi berkewajiban untuk:

24

a. Mengelola portofolio investasi sesuai dengan kebijakan


investasi yang tercantum dalam kontrak dan Prospektus;
b. Menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua dana
para calon pemegang Unit Penyertaan disampaikan kepada
Bank Kustodian selambat-lambatnya pada akhir hari kerja
berikutnya;
c. Melakukan pengembalian dana Unit Penyertaan; dan
d. Memelihara semua catatan penting yang berkaitan dengan
laporan keuangan dan pengelolaan Reksa Dana
sebagaimana ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
d.4.6. Tugas dan Kewajiban Bank Kustodian
Bank Kustodian berkewajiban untuk:
a. Memberikan pelayanan Penitipan Kolektif sehubungan
dengan kekayaan Reksa Dana;
b. Menghitung nilai aktiva bersih dari Unit Penyertaan setiap
hari bursa;
c. Membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan Reksa Dana
atas perintah Manajer Investasi;
d. Menyimpan catatan secara terpisah yang menunjukkan
semua perubahan dalam jumlah Unit Penyertaan, jumlah
Unit Penyertaan, serta nama, kewarganegaraan, alamat,
dan indentitas lainnya dari para pemodal;
e. Mengurus penerbitan dan penebusan dari Unit Penyertaan
sesuai dengan kontrak;
f. Memastikan bahwa Unit Penyertaan diterbitkan hanya atas
penerimaan dana dari calon pemodal.
d.4.7. Jenis dan Instrumen Investasi
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan
yang sesuai dengan Syari'ah Islam.
2. Instrumen keuangan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum
dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba
usaha;
b. Penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah;

25

c. Surat hutang jangka panjang yang sesuai dengan


prinsip Syariah;
d.4.8. Jenis Usaha Emiten
1. Investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang
diterbitkan oleh pihak (Emiten) yang jenis kegiatan
usahanya tidak bertentangan dengan Syari'ah Islam.
2. Jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan Syari'ah
Islam, antara lain, adalah:
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi),
termasuk perbankan dan asuransi konvensional;
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta
memperdagangkan makanan dan minuman yang
haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
d.4.9. Jenis Transaksi yang Dilarang
1. Pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus
dilaksanakan menurut prinsip kehatihatian (prudential
management/ihtiyath), serta tidak diperbolehkan
melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur
gharar .
2. Tindakan yang dimaksud ayat 1 meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
b. Bai al-Madum yaitu melakukan penjualan atas barang
yang belum dimiliki (short selling);
c. Insider trading yaitu menyebarluaskan informasi yang
menyesatkan atau memakai informasi orang dalam
untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang;
d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah) hutangnya lebih dominan dari
modalnya.

26

d.4.10. Kondisi Emiten yang Tidak Layak


Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana
Syariah:
a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantung
kepada pembiayaan dari hutang yang pada intinya
merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba;
b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap
modal lebih dari 82% (hutang 45%, modal 55 %);
c. apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah
bertindak melanggar prinsip usaha yang Islami.
d.4.11. Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi
1. Hasil investasi yang diterima dalam harta bersama milik
pemodal dalam Reksa Dana Syari'ah akan dibagikan secara
proporsional kepada para pemodal.
2. Hasil investasi yang dibagikan harus bersih dari unsur nonhalal, sehingga Manajer Investasi harus melakukan
pemisahan bagian pendapatan yang mengandung unsur
nonhalal dari pendapatan yang diyakini halal (tafriq alhalal min al-haram).
3. Penghasilan investasi yang dapat diterima oleh Reksa Dana
Syari'ah adalah:
a. Dari saham dapat berupa:
Dividen yang merupakan bagi hasil atas
keuntungan yang dibagikan dari laba yang
dihasilkan emiten, baik dibayarkan dalam bentuk
tunai maupun dalam bentuk saham.
Rights yang merupakan hak untuk memesan efek
lebih dahulu yang diberikan oleh emiten.
Capital gain yang merupakan keuntungan yang
diperoleh dari jual-beli saham di pasar modal.
b. Dari Obligasi yang sesuai dengan syariah dapat berupa:
Bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba
emiten.
c. Dari Surat Berharga Pasar Uang yang sesuai dengan
syariah dapat berupa:
27

Bagi hasil yang diterima dari issuer.


d. Dari Deposito dapat berupa:
Bagi hasil yang diterima dari bank-bank Syari'ah.
4. Perhitungan hasil investasi yang dapat diterima oleh Reksa
Dana Syari'ah dan hasil investasi yang harus dipisahkan
dilakukan oleh Bank Kustodian dan setidak-tidaknya setiap
tiga bulan dilaporkan kepada Manajer Investasi untuk
kemudian disampaikan kepada para pemodal dan Dewan
Syari'ah Nasional.
5. Hasil investasi yang harus dipisahkan yang berasal dari
non halal akan digunakan untuk kemaslahatan umat yang
penggunaannya akan ditentukan kemudian oleh Dewan
Syari'ah Nasional serta dilaporkan secara transparan.

III. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1 Reksa dana syariah adalah wadah berinvestasi secara
kolektif para masyarakat pemodal (shahib al-mal/ rabb almal) untuk di tempatkan dalam portofolio berdasarkan
kebijakan investasi yang ditetapkan oleh manajer investasi
yang berlaku sebagai shahib al-mal yang dipercaya untuk
mengelola dana tersebut.
2 Mekanisme operasional antara pemodal dengan manajer
investasi

reksa

dana

syariah

menggunakan

sistem

wakalah, dan prinsip operasional yang digunakan oleh


reksa dana syariah adalah prinsip mudharabah atau
qiradh. Adapun jenis reksa dana syariah yaitu Reksa Dana
Pasar Uang (Money Market Fund), Reksa Dana Pendapatan
Tetap (Fixed Income Fund), Reksa Dana Saham (Equity
Fund) dan Reksa dana Campuran (Discretionary Fund).
3 Reksa dana merupakan jalan keluar bagi para pemodal
kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan
28

modal

minimal

yang

relatif

kecil

dan

kemampuan

menanggung resiko yang sedikit. Reksa dana memiliki andil


yang amat besar dalam perekonomian nasional karena
dapat

memobilisasi

pengembangan

dana

untuk

pertumbuhan

perusahaan-perusahaan

nasional,

dan
baik

BUMN maupun swasta. Disisi lain, reksa dana memberikan


keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan
keuntungan

materi

yang

meningkatkan

kesejahteraan

material.
4 Dasar hukum reksadana syariah di Indonesia ialah Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan menurut fatwa DSN-MUI NO:
20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang reksadana Syariah yaitu: Reksadana
syariah ialah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip
Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik
harta (sahib al-mal/ Rabb al Mal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib almal dengan pengguna investasi.

DAFTAR PUSTAKA

29

Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Yogyakarta:


BPFE Yogyakarta, 2007) halm, 5.
Artikel, Rudiyanto, memahami investasi Reksa Dana Syariah, 29
Juli 2012
Bahtiar Usman dan Indri Ratnasari, Evaluasi Kinerja Reksadana
Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M2,
Media Riset Bisnis dan Manajemen vol. 4, No. 2., Agustus
2004, hal, 166.
Muhammad, Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer,
(UII Press, Yogyakarta, 2000)
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi 2,
(Ekonisia Kampus Fakultas FE UII, Yogyakarta, 2003), hlm.
12.
Mangasa Simatupang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan
Reksa Dana (Dilengkapi Soal-Soal Latihan dan Jawaban),
(Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010), hlm. 153-154.
Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syariah, Hidup Kaya
Raya, Mati Masuk Surga, (Qultum Media, Jakarta, 2011),
hlm. 170.
Imamudin Yuliadi, Ekonomi Islam, Sebuah Pengantar, (Pustaka
Pelajar Offset, Yogyakarta, 2001), hlm. 145, lihat juga H.A
Djazuli dan Yadi Janwari, Op. Cit., hlm. 197-198.
Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi
Diera Modern, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2002), hlm.33.
Abdul Aziz dan Mariyah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam
Kontemporer, (Alfabeta, Bandung, 2010), hlm. 97-98.
Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh Ala Al Madzahibu Al Arbaah, Juz
III, (Al Maktabah Al Asriyah, Beirut, 1986), hlm. 43.
Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al- Maraghi, Cet. 1. Juz 29, (CV.
Toha Putra, Semarang, 1993), hlm. 204.
Ibnu Hajar Asqalani, Buluqhul Maram, (Terj). M. Syaref Sujandi,
(Al-Maarif, Bandung, 1983), hlm. 297.
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan
Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam
Pasar Modal, (Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2006), hlm. 24-26, Lihat juga dalam Abdul Manan, Op.
Cit., hlm. 158, dan Heru Sudarsono, Op. Cit., hlm. 205.
Himpunan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang
Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Zeedny), hal, 183189.

30

You might also like