Professional Documents
Culture Documents
EMERGENCY NURSING
GUNUNG MELETUS
Oleh :
Kelompok 5
Palupi Desanti N
(125070207131002)
(135070201111003)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki gunung
berapi, baik yang aktif maupun yang tidak aktif, di darat atau di laut.
Gunung berapi di Indonesia terbentang dari barat ke timur dari Sumatera,
Jawa hingga Laut Banda. Semua gunung itu berada dalam satu
rangkaian Busur Sunda. Selain itu, gunung berapi terdapat di Sulawesi
Utara, Halmahera, dan lainnya. Karena satu rangkaian, mekanisme
masing-masing gunung pun kurang lebih sama atau karakternya kurang
lebih sama juga.
Gunung Berapi secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem
saluran fluida yang terdiri atas batuan cair bersuhu tinggi yang memiliki
struktur memanjang dari kedalaman lapisan atmosfer kurang lebih 10 km
hingga permukaan bumi. Gunung berapi juga memiliki kumpulan endapan
material yang keluar saat terjadinya letusan. Material tersebut meliputi
abu dan batuan dengan berbagai ukuran (Mayasari, 2015).
Selama masa hidupnya, gunung berapi memiliki kondisi atau
keadaan yang terus berubah dari waktu ke waktu, terkadang masuk
kondisi tidur yang mana suatu gunung berapi namun tidak menunjukan
aktivitas sama sekali selama puluhan hingga ratusan tahun. Namun
disatu kondisi gunung akan kembali aktif dan meletus dengan dahsyat
seperti yang terjadi pada gunung Sinabung, Sumatera Utara yang terakhir
kali meletus pada tahun 1600an dan pada tahun 2010 kembali aktif serta
akhirnya meletus pada tahun 2013 hingga sekarang aktivitas letusan-nya
masih
berlangsung. Sementara
itu
untuk
letusan
gunung
berapi
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut
Departemen
Kesehatan
RI
bencana
adalah
mengeluarkan
debu
dan
gas
gas
beracun
yang
f.
i.
D. PENANGGULANGAN
SETELAH
TERJADI
BENCANA
GUNUNG
MELETUS
Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana
yaitu:
1. Rehabilitasi
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana.
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum.
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
d. Pemulihan social psikologis.
e. Pelayanan kesehatan
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g. Pemulihan social ekonomi budaya
h. Pemulihan keamanan dan ketertiban
i. Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
j. Pemulihan fungsi pelayanan public.
2. Rekonstruksi
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b. Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c. Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan
peralatan yang lebih baik
e. Partisipasi dan peran
serta
lembaga
dan
organisasi
bagi
tenaga
bencana
sehingga
dapat
mempersiapkan
obat-
bantuan
kesehatan
kepada
korban
seperti
pasca-gawat
darurat
serta
mempercepat
fase
tidak
hanya
dituntut
memiliki
pengetahuan
dan
Konvensional
Pembedahan segera:
menyelamatkan
tubuh.
jiwa
Waktu
Kualitas
atau
operasi
Warna
untuk Merah/darurat: prioritas 1: pasien kritis
anggota yang dapat hidup dengan intervensi,
minimal.
keberhasilan
diharapkan baik
Kuning/urgen:
prioritas
2:
korban
waktu.
terancam
stabilisasi
Jiwa
olen
korban
penundaan
keadaan
sampai
korban
cidera
waktu.
memerlukan
banyak
dan segera.
sumber daya.
menggantikan
warna
hitam
kategori
pasien
yang
Hitam/ekspektan:
tidak
terdapat
hebat
dengan
kecil
kenyamanan
kepada
Etiologi
Gn. Meletus
DS:
Klien
mengatakan
sulit
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas
Mengeluarkan asap
DO:
RR 26 x/mnt
Batuk berdahak
Ronkhi + | +
13
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
Gn. Meletus
DS:
Klien
mengatakan
Ketidakefektifan
Pola
Napas
Mengeluarkan asap
DO:
masker
RR 26 x/mnt
Klien
tampak
terengah-engah
menerus
Dada sesak
Ketidakefektifan Pola
Napas
NOC
KH
NIC
14
Kriteria Hasil
Respirasi 20x/mnt
NIC
G. JURNAL KEPERAWATAN
1. Pengalaman Perawat dalam Melakukan Penilaian Cepat Kesehatan
Kejadian Bencana pada Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung
Kelud Tahun 2014 di Kabupaten Malang (Studi Fenomenologi)
Jurnal penelitian memiliki tujuan untuk mengidentifikasi makna
pengalaman
perawat
dalam
melakukan
Rapid
Health
tidak
ingat
untuk
membawa
format
maupun
16
dengan
kompetensi
melakukan
perawat.
pelatihan-pelatihan
Dengan
adanya
dan
peningkatan
pelatihan-pelatihan
dan
2. Nurses
Competencies
in
Disaster
Nursing:
Implications
for
17
diperlukan
dalam
keperawatan
bencana
di
awal
sesi
perawatan
bencana
melalui
pendidikan
dan
pelatihan.
respon,
dan
pemulihan
serta
pencegahan
dalam
18
pengalaman,
juga
diperlukan
untuk
eksplorasi
tingkat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusanletusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Bencana gunung meletus
ini bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai
ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di
bumi ini. Bencana tersebut menjadi tiga fase, fase pre-impact, fase impact
dan fase pasca impact. Bencana ini juga memiliki dampak positif dan
negatif.
Keperawatan bencana bertujuan untuk memastikan bahwa
perawat mampu untuk mengidentifikasi, mengadvokasi dan merawat
dampak dari semua fase bencana termasuk didalamnya adalah
berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan kesiapsiagaan bencana.
Perawat harus mempunyai ketrampilan teknis dan pengetahui tentang
epidemiologi, fisiologi, farmakologi, struktur budaya dan social serta
19
B. SARAN
Sebagai seorang calon perawat diharapkan bisa turut andil dalam
melakukan kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut
mampu memiliki kemampuan intelektual namun harus memilki jiwa
kemanusiaan melalui aksi siaga bencana. Seorang perawat juga harus
bisa bekerja dalam sebuah tim dan mengerjakan sesuai kompetensi
masing-masing di dalam tim tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Alice and Olivia, 2014. Nurses Competencies in Disaster Nursing:
Implications for Curriculum Development and Public Health.
International Journal of Environmental Research and Public
Health. Online (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles) diakses
pada tanggal 31 Juli 2016 pukul 15.00 WIB.
Azizah, Yati Nur., dkk. 2015. Pengalaman Perawat dalam Melakukan
Penilaian Cepat Kesehatan Kejadian Bencana pada Tanggap
Darurat Bencana Erupsi Gunung Kelud Tahun 2014 di Kabupaten
Malang (Studi Fenomenologi). Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol: 3,
No. 2, November 2015. Malang: FKUB.
Doenges. 2002. Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Effendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas
Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hughes F., Grigg M., Fritsch K. & Calder S. 2007. Psychosocial
Response in Emergency Situations The Nurses Role.
International Nursing Review 54, 1927.
Keliat, B.A. Dkk. 2006. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa Dalam
Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Modul IC CMHN.
Jakarta: FIKUI.
Kissanti, A. 2012. Panduan Lengkap Pertolongan Pertama pada Darurat
Klinis. Yogyakarta: Araska.
Mayasari, 2015. Penyebab Gunung Meletus dan Akibatnya. Online
(http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/penyebab-gunungmeletus) diakses pada tanggal 28 Juli 2016 pukul 10:16 WIB.
Nandi, 2006. Vulkanisme. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Savage, C., & Kub, J. 2009. Public health and nursing: A natural
partnership. International Journal of Environmental Research and
Public Health, 6, 2843-2848.
Suliswati. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Zarea, K., S. Beiranvand, et al. 2014. "Disaster Nursing in Iran:
Challenges and Opportunities." Elsevier: 7.
21