Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG
Setiap hari melakukan aktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Untuk
berangkat ke kampus harus berjalan terlebih dahulu , ketika belajar juga berfikir
dengan konsentrasi yang penuh supaya mendapat hasil yang maximal Selama
melakukan segala aktivitas tersebut sel-sel otot menggunakan banyak glukosa
dan bahan bakar nutrien lain dari biasanya untuk kegiatan kontraksi otot.
Kecepatan transportasi glukosa ke dalam otot yang digunakan dapat meningkat
sampai 10 kali lipat selama aktivitas fisik. Mekanisme yang bertanggung jawab
terhadap peningkatan pengambilan glukosa oleh otot-otot yang bekerja masih
belum jelas. Pada banyak sel termasuk otot yang sedang istirahat, difusiterfasilitasi glukosa bergantung pada hormon insulin (Balagu, 1979). Ketika
aktivitas fisik kepekaan insulin meningkat menyebabkan penurunan kadar glukosa
plasma. Oleh karena itu insulin mungkin tidak berperan dalam meningkatkan
transpor glukosa ke dalam otot yang sedang bekerja.
Glukagon bukanlah musuh insulin.Meskipun peran mereka berbeda,
insulin dan glukagon adalah sahabat baik yang berperan hebat dalam tubuh
manusia Fungsi insulin dan glukagon, keduanya, merupakan sistem control
feedback yang penting untuk menjaga konsentrasi glukosa darah yang normal.
Saat konsenstrasi glukosa meningkat terlalu tinggi, insulin disekresikan; insulin
kemudian menyebabkan konsentrasi glukosa darah menurun menuju normal.
Sebaliknya, penurunan glukosa darah merangsang sekresi glukagon; glukagon
kemudian berfungsi dalam arah yang berlawanan untuk meningkatkan glukosa
menjadi normal. (Guyton, 2006)
Glukagon dalam proses meningkatkan kadar glukosa tadi mempunyai
sebuah nama yaitu Glikogenolisis. Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh
karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan
glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari
luar tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan aktivitas
dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi, pencernaan, sistem kerja
syaraf, dll.
Aktivitas padat sehari hari akan menyerap banyak energi sekaligus banyak
menghabiskan kadar glukosa menimbulkan efek sulit dinormalkan kembali. Pada
keadaan ini hormon glukagon yang membantu proses glikogenolisis sehingga
kondisi tubuh tetap keadaan normal .Atas dasar hubungan antara glukagon dan
glikogenolisisi maka perlu diketahui mekanisme kerja glukagon dalam regulasi
glikogenolisis . Sehingga dapat mengetahui hal hal yang perlu diperhatikan saat
beraktivitas tinggi sehingga tetap dalam kondisi tubuh yang sehat.
TUJUAN PENELITIAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme mekanisme
MANFAAT PENELITIAN
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Glukagon
2.1.1 Deskripsi Hormon Glukagon
Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar
gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam
darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses
sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul
glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon.
Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel
enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon). (Norman ,2008)
2.
3.
di hati
4.
maka
mengakibatkan
kenaikan
messenger di dalam sel reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat
enzym lipase akan
dibawa
ke
hati
untuk
adalah
tingginya
rate
glukosa
dalam
darah
dan
dapat
Gambar: 2.1.2 Efek dari hormon glukagon terhadap berbagai substrat dalam tubuh
(Sherwood,
2003).
(Norman,2008)berikut:
2008).
juga
cenderung
memulihkan
kadar
glukosa
darah
ke
normal
(Greenspan,1994).
Gambar: 2.1.2.b Regulasi dalam menanggapi kadar gula termasuk sekresi dari hormon
glukagon (Brooks,
1984).
10
pulau Langerhans pankreas, yaitu glukagon juga sangat penting. Banyak pakar
ilmu faal memandang sel-sel beta penghasil insulin dan sel-sel alfa penghasil
glukagon sebagai pasangan sistem endokrin yang sekresi kombinasinya
merupakan faktor utama dalam mengatur metabolisme bahan-bakar. Fungsi
insulin dan glukagon, keduanya, merupakan sistem control feedback yang penting
untuk menjaga konsentrasi glukosa darah yang normal. (Guyton, 2006)
Konsenstrasi glukosa meningkat terlalu tinggi, insulin disekresikan;
insulin kemudian menyebabkan konsentrasi glukosa darah menurun menuju
normal.Penurunan glukosa darah merangsang sekresi glukagon; glukagon
kemudian berfungsi dalam arah yang berlawanan untuk meningkatkan glukosa
menjadi normal.
Kondisi mekanisme feedback insulin lebih banyak berperan penting
dibanding mekanisme glukagon, tetapi pada keadaan kelaparan atau penggunaan
glukosa berlebihan selama olah raga dan situasi penuh tekanan lainnya,
mekanisme glukagon menjadi sangat bernilai. (Guyton, 2006)
12
2.2 Glikogenolisis
2.2.1 Deskripsi Glikogenolisis
Kata "glikogenolisis" di jabarkan menjadi glikogen yaitu glikogen dan lisis
yaitu pemecahan atau penguraian. Sehingga glikogenolisis merupakan proses
pengubahan
dari
polisakarida
yaitu
glikogen
menjadi
13
14
glikogen a (yang aktif) dan b (yang non aktif). Posporilase glikogen b di otot
dapat aktif bila konsentrasi AMP tinggi. (Poedjiadi, 1994)
2.2.3
15
2.
difosrilasi
3.
Gambar:
2.2.3.a
Proses Glikolisis
(Nursiam, 2011)
Tahap
reaksi
berikutnya
adalah
pembentukan
glukosa
dari
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk
respirasi sehingga menghasilkan energi, energi itu terekam / tersimpan dalam
bentuk ATP.
Proses glikogenolisis dihati sama dengan di otot, yang berbeda adalah
hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di hati bila terjadi konsentrasi gula darah
16
menurun, maka glucagon di produksi tinggi di sel, maka glikogen hati akan di
degradasi akibatnya glucosa darah normal kembali (Nursiam, 2011).
2011)
17
umum,
hipoglikemia
dapat
dikategorikan
sebagai
yang
berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian
besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan
18
obat. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi
lagi menjadi (Groff, 2000):
1)
berpuasa
2)
19
BAB 3
KERANGKA KONSEP
PANKREAS
MENUNJUK
SEKRESI
GLIKOGENOLISIS
menstimulasi enzim
glikogen fosforilase
GLUKAGON
GLUKOSA
MENINGKAT
20
BAB 4
PEMBAHASAN
Seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas berat (latihan,
olahraga, bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar gula darah
dalam darah menjadi 60 mg /100 ml darah keadaan ini (kadar gula darah turun)
akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang
disebut proses glikogenolisis. Glikogenolisis dirangsang oleh hormon glukagon .
Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar
gula darah dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam
darah. Dia diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses
sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul
glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon.
Faktor utama yang mengatur sekresi glukagon adalah efek langsung
konsentrasi glukosa darah pankreas endokrin. Dalam hal ini, sel-sel alfa pankreas
meningkatkan sekresi glukagon sebagai respon terhadap penurunan glukosa darah.
). Ketika glukosa darah mengalami penurunan maka sel pankreas meningkatkan
sekresi glukagon. Efek hiperglikemik hormon ini cenderung memulihkan
konsentrasi glukosa darah ke tingkat normal. Sebaliknya peningkatan glukosa
darah seperti yang terjadi setelah makan akan menghambat sekresi glukagon yang
juga cenderung memulihkan kadar glukosa ke kadar normal
Hormon
Glucagon
mempunyai
efek
pada
Gluconeogenesis dan
21
molekul GDP yang terikat pada subunit dengan molekul GTP. Hasil substitusi
ini dalam melepaskan dari subunit dari dan subunit. Alpha subunit khusus
mengaktifkan enzim berikutnya dalam kaskade, adenilatsiklase.
Adenilat siklase memproduksi siklik adenosin monofosfat (AMP siklik
atau cAMP), yang mengaktifkan protein kinase A (tergantung cAMP protein
kinase). Enzim ini, pada gilirannya, mengaktifkan fosforilasa kinase, yang pada
gilirannya, phosphorylates glikogen fosforilase mengkonversi ke bentuk aktif
yang disebut fosforilasa A. fosforilase A adalah enzim yang bertanggung jawab
untuk pelepasan glukosa-1-fosfat dari polimer glikogen.
Enzim glikogen fosforilase itulah yang bereran dalam
penguraian
glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. reaksi ini tidak melibatkan UDPglukosa. Itulah reaksi awal dari proses glikogenolisisSelanjutnya glukosa 1-fosfat
diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi
kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase (Nursiam, 2011)Selanjutnya
adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi
kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak
menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa 6-fosfat
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk
respirasi sehingga menghasilkan energi, energi itu terekam / tersimpan dalam
bentuk ATP.
Proses glikogenolisis dihati sama dengan di otot, yang berbeda adalah
hormon yang terlibat yaitu glucagon. Di hati bila terjadi konsentrasi gula darah
menurun, maka glucagon di produksi tinggi di sel, maka glikogen hati akan di
degradasi akibatnya glukosa darah normal kembali
22
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang didasarkan tinjauan pustaka mengenai
hormon glukagon dan sitem glikogenolisis dapat disimpulkan bahwa mekanisme
hormon glukagon yaitu dengan mensekresi enzim glikogen fosforilase yang
berperan dalam tahap awal regulasi glikogenolisis. Pada dasarnya glukagon itu
hormon yang dikeluarkan saat kadar glukosa dalam darah rendah (berlawanan
dengan kerja insulin) .Akibat dari diet ataupun aktifitas yang tinggi akan
mengeluarkan banyak tenaga pada saat itulah jumlah glukosa darah menurun
maka perlu pertambahan dan akhirnya hormon glukagon aktif lalu merangsang
terjadinya glikogenolisis sehingga kadar glukosa dalam tubuh tetap seimbang.
5.2 SARAN
Perlu diperhatikan faktor-faktor yang mensekresi hormon glukagon ,
apabila ada keabnormalan dari hormon glukagon misal jumlahnya , itu juga akan
mempengaruhi keefektifan kerja glukagon dalam regulasi glikogenolisis.
23
Daftar Pustaka
Balagu, A., Company, X., Barbany, J.R. 1979. Endocrine Kontrol of Carbohydrat and
Lipid Metabolic Change during Exercise, Apuntes de Medicina Deportiva, 16(61), 9-17.
Brooks GA, Fahey TD, 1984. Exercise Physiology Human Bioenergetics and Its
Aplications. New York : Macmillan Publishing Company, pp 701 715. Kedokteran EGC, hlm
275.
F. Gyntelberg, M. J. Rennie, R. C. Hickson and J. O. Holloszy. Effect of training on the
response of plasma glucagon to exercise. Journal of Applied Physiology, Vol 43
Ganong WF, 1996. Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Ed 20, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Greenspan F S MD, Baxter J D MD. Basic and Clinical Endocrinology 4th.1994 : 2- 55
Groff, J.L., S.S. Gropper. 2000. Advanced Nutrition and Human Metabolism 3 Ed.
Wadsworth-Thomson Learning, Belmont, USA
James Norman, M.D., F.A.C.S., The Importance of Insulin and Glucagon . Diabetes and
Hypoglicemia, Endocrine Web. 2008.
Lehninger, A.L. 1991. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia. Jilid 1.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Noreng, I, 2010. Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Dalam Tubuh. Tersedia:
http://ignasnoreng.blogspot.com/2010/05/karbohidrat-sebagai-sumber-energi-dalam.html diakses
19 Mei 2015
Nursiam,S.2011.MetabolismeDanTeremolugasi.Tersedia:http://intannursiam.worpress.co
m/tag/glikogenolisis/ diakses 19 Mei 2015.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Sherwood L., Fisiolofi Manusia: dari Sel ke Sistem, Alih Bahasa: dr. Brahm U.P. SP.KK.
edisi 2: Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
24
Victoria Matas Bonjorn, Martin G. Latour, Patrice Blanger, and Jean-Marc Lavoie.
Influence of prior exercise and liver glycogen content on the sensitivity of the liver to glucagons.
Journal of Applied Physiolog 92(1):188-194 8750-7587/02 $5.00
25