You are on page 1of 9

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS MUTU SUATU DESINFEKTAN

Disusun Oleh :
RINY ERFIAH RINDA
150 2014 0310

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2016

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS MUTU SUATU DESINFEKTAN

Dipersiapkan dan disusun oleh


Riny Erfiah Rinda
150 2014 0310

Telah dipertahankan di depan asisten pendamping


pada tanggal.................

Telah disetujui oleh :


Asisten Pendamping

Ayyub Harly Nurung, S.Farm., M.Sc.

tanggal,............................

ANALISIS MUTU SUATU DESINFEKTAN


Riny Erfiah Rinda1 dan Ayyub Harly Nurung 2
1
2

Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI

Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI


Email : Rhinyrhana@gmail.com
ABSTRAK

ABSTRAK
Latar Belakang: Pada umumnya banyak beredar dan ditawarkan berbagai macam
desinfekstan kepada konsumen. Desinfekstan secara umum diartikan sebagai
pembasmi mikroorganisme terutama ditujukan kepada benda mati. Untuk
mengetahui daya hambat suatu desinfetan terhadap pertumbuhan mikroba maka
perlu dilakukan uji konsentrasi penghambatan terkecil juga dapat dilakukan
dengan uji koefisien fenol. Uji koefisien fenol adalah uji daya hambat suatu
antiseptik atau deinfektan yang dibandingkan dengan daya hambat dari fenol.
Tujuan Penelitian: Mengetahui dan memahami cara-cara penentuan koefisien
fenol dan penentuan nilai MIC suatu desinfektan
Metode: metode eksperimental (pengujian).
Hasil: Nilai MIC dari desinfektan Wipol adalah pada konsentrasi 1:100 dan nilai
koefisien fenol dari desinfektran Wipol adalah 5,4
Kesimpulan: Nilai koefisien fenol dari Wipol adalah 5,4 yang dimana berfungsi
sebagai desinfektan karena lebih besar dari 0,005 dan lebih efektif daripada fenol
karena lebi besar dari 1.
Kata Kunci: Desinfektan, Fenol, Minimum Inhibitor Concentration (MIC)

PENDAHULUAN
Desinfeksi

adalah

proses

secara

vegetatif,

memusanahkan

mikroorganisme nonspora. Bahan yang menyebabkan desinfeksi disebut


disinfektan atau germisida. Bahan ini hanya digunakan pada benda mati
karena desinfektan beracun untuk jaringan manusia dan hewan 1. Untuk
menentukan kualitas desinfektan yaitu menentukan daya bunuh desinfektan
terhadap kuman adalah dengan menggunakan metode koefisien fenol2.
Fenol adalah jenis desinfektan yang paling kuno dan karena
kekuatannya telah diketahui maka kualitas desinfektan selalu dibandingkan
dengan fenol. Koefisien fenol adalah bilangan pecahan yang menunjukkan
perbandingan kekuatan daya bunuh dari desinfektan dibandingkan dengan
kekuatan daya bunuh dari fenol sebagai pembanding dalam kondisi yang
sama, yaitu jenis bakteri yang sama dan waktu kontak yang sama. Digunakan
waktu tertentu dengan metode kontak secara konvensional, waktu yang paling
cepat adalah 2,5 menit, paling lama 15 menit. Kekuatan fenol untuk menguji
desinfektan adalah tidak lebih besar dari 5%2..
Jenis dan Rancangan Praktikum
Jenis praktikum berupa eksperimental. Rancangan praktikum One-shot case study.
Bahan dan Alat Praktikum
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu Erlenmeyer ,
inkubator , lampu spritus, ose bulat, rak tabung, , spoit , stopwatch, dan
tabung teaksi
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Alkohol 70%,
biakan Salmonella thyposa, fenol 5%, karet gelang, kapas, label, NA (Merck
KG A , 1.05450.0500) , NB (Merck bacton, 234000, PDA (Merck KG A,
1.101300500) 9,75 gram, larutanFenol 5%, Plastik wrap dan sampel Wipol

Cara Kerja

A. Penentuan nilai MIC


Kedalam 5 tabung reaksi masing-masing diisi dengan medium NB.
Tabung pertama diisi 9,5 medium NB dan tabung kedua hingga kelima diisi 5
mL medium NB. Ditambahkan 0,5 mL pengenceran Wipol pada tabung reaksi
pertama (pengenceran 1:540). Dipipet 5 mL dari tabung pertama, dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang kedua (pengenceran 1:640),dipipet 5 mL dri
tabung kedua dimasukkan kedalam tabung reaksi yang ketiga(pengenceran
1:740), dipipet 5 mL dri tabung ketiga dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang keempat(pengenceran 1:840),

dipipet 5 mL dri tabung keempat

dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kelimaa (pengenceran 1:940), dipipet


5 mL dri tabung kelima dan dibuang. Ditambahkan 1 ose suspensi bakteri
Salmonella thyposa kedalam tiap-tiap tabung pengenceran dan kemudian
diinkubasi dalam tabung pada suhu 37 oC selama 1x24 jam dalam inkubator.
Diamati perubahan yang terjadi.
B. Pengujian koefisien fenol
Nilai MIC dari Wipol ditentukan yaitu 1:640. Dibuat 5 pengenceran
Wipol dengan perbedaan masing-masing konsentrasi 1:540, 1:640, 1:740,
1:840, 1:940 dan nilai MIC diletakkan pada pengenceran kedua. Tabung yang
berisi pengenceran Wipol kemudian dimasukkan 1 ose bakteri Salmonella
thyposa kemudian ditendam dalam air es dan selang tiap 30 detik dimasukkan
satu ose biakan bakteri Salmonella thyposa kedalam masing-masing tabung
desinfektan. Dimulai dari pengenceran terendah sampai tinggi. Setelah istrahat
3 menit maka dilanjutkan pada deret kedua, pindahkan 1 ose bulat dari tabung
pengenceran 1 ketabung 1 dengan lama kontak 5 menit. 30 detik kemudian
dipindahkan 1 ose dari pengenceran kedua tabung 2 lama kontak 5 menit.
Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 3-5 pada msing-masing tabung
tersebut pada lama kontak 5 menit. Istrahat 3 menit. Diulangi perlakuan diatas
pada deret 3 dan 4 (untuk lama kontak 10 dan 15 menit). Setelah semua
dikerjakan diinkubasi tabung-tabung perlakuan 5,10 dan 15 menit dalam
inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C . diamati dan ditentukan nilai
koefisien fenol desinfektan tersebut.

C. Pengerjaan fenol
Dibuat 3 pengenceran dari larutan fenol 5% yaitu 1:80, 1:90, dan
1:100. Tabung yang berisi pengenceran fenol dimasukkan 1 ose bakteri
kemudian direndam air es dan selang tiap 30 detik dimasukkan 1 ose biakan
bakteri kedalam masing-masing tabung desinfektan, dimulai dari pengenceran
terendah sampai tertinggi. Penanaman memerlukan waktu 1 menit dan istrahat
4 menit. Setelah istrahat 5 menit maka dilanjutkan pada deret kedua, pindahkan
1 ose bulat dari tabung pengenceran 1 ketabung 1 untuk lama kontak 5 menit.
30 deret kemudian dipindahkan 1 ose dari pengenceran kedua ketabung 2
untuk lama kontak 5 menit. Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 3
pada tabung 3. Diulangi perlakuan diatas pada deret 3 dan 4 (untuk kontak 10
dan 15 menit). Diinkubasi tabung-tabung perlakuakn 5,10 dan 15 menit dalam
inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C. Diamati dan terjadi
pertumbuhan bakteri jika medium berwarna keuh. Dihitung koefisien fenol
desinfektan tersebut
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri secara uji MIC
Kelompo

Perbandingan

Waktu kontak

Bakteri

k
I

II

III

1:540
1: 640
1:740
1:840
1:940
1:160
1:260
1:360
1:460
1:560
1:140
1:160
1:180
1:200

5'
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

10'
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

15'
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+

Salmonelle thyposa

Escherichia coli

Salmonelle thyposa

IV

1:60
+
Salmonelle thyposa
1:80
+
1:100
+
+
+
1:120
+
+
+
1:140
+
+
Keterangan: +
=
Menghambat/tidak
ada
pertumbuhan/Jernih
= Tidak menghambat/ada pertumbuhan/Keruh

Tabel 2. Analisis mutu sampel desinfektan yang dapat menghambat pertumbuhan


bakteri pada perbandingan fenol 5% dengan sampel desinfektan
Kel.

Pengenceran

Waktu kontak
5
+

1:80
1:90
1:100
Keterangan: -

10
-

15
-

= Menghambat/tidak ada pertumbuhan/Jernih


+ =Tidak
menghambat/ada

pertumbuhan/Keruh
Gambar 1. Hasil analisis mutu suatu desinfektan terhadap medium NB pada uji
mic

Perhitungan:

Kf =

=
10 '
Koefisien tertinggi sampel

540
100

= 5,4

PEMBAHASAN
Desinfektan adalah bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. MIC (Minimal Inhibitory
Concentration) yaitu daya hambat minimum, artinya konsentrasi terkecil suatu
desinfektan atau antiseptik untuk menghambat atatu membunuh pertumbuhan
suatu
Pada hasil percobaan diperoleh data bahwa tabung yang jernih
terdapat mulai pada tabung pada tingkat pengenceran 1:100 . tabung lainnya
keruh terjadi akibat pertumbuhan bakteri dalam tabung reaksi. Hal ini
menunjukan pada tingkat pencenceran 1:60 desinfektran yang digunakan tidak
mempunyai daya bakterisid. Dari hasil tersebut sampel pada kelompok 4
mempunyai konsentrasi minimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau
nilai MIC sebesar 1:100
Koefisien fenol adalah pengenceran tertinggi desinfektan ataupun
antiseptik yang mematikan di mana dapat membunuh mikroba dalam waktu
10 menit tetapi tidak dalam masa kontak 5 menit per larutan fenol pada
kondisi yang sama. Suatu desinfektansia atau antiseptik yang baik adalah
mempunyai daya mematikan atau merusak mikroba. Dan untuk mengetahui
daya mematikan tersebut biasanya distandarkan dengan larutan baku fenol.
Pada percobaan penentuan koefisien fenol yang diartikan sebagai
pembanding pengenceran tertinggi desinfekstan dengan pengenceran tertinggi
baku fenol 5%, dimana pengenceran tersebut dapat mematikan bakteri uji
dalam kontak waktu 5 menit dan tidak mematikan pada kontak 10 dan 15
menit.

Nilai koefisien fenol dari Wipol adalah 5,4 yang dimana berfungsi
sebagai desinfektan karena lebih besar dari 0,005 dan lebih efektif daripada
fenol karena lebih besar dari 1.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum ini nilai MIC dari desinfektan Wipol adalah
pada konsentrasi 1:100 dan nilai koefisien fenol dari desinfektran Wipol
adalah 5,4
DAFTAR PUSTAKA
1. Benson., 2001, Microbiological Applications Lab Manual, Eighth Edition ,
The McGrawHill Companies,
2. Rusmiati, D., Dkk., 2009, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi,

Universitas Padjadjaran; Jatinangor

You might also like