You are on page 1of 15

Makalah

Jantung dalam Kehamilan


Untuk memenuhi tugas Fundamental of Pathology and Nusing Care Blok Reproduksi

Disusun Oleh:
Siti Fatmawati

145070201131011

Firdausy ratna Witrianingrum

145070201131013

Puguh Priyo Romadhoni

145070207111003

Faiz Kamal hasal

145070200131005

Dennis Eristya N

145070200111015

Titis Sukma P

145070200111017

Komang Ayu Eka W

145070200111019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

A. Definisi
Penyakit jantung dalam kehamilan adalah penyakit jantung pada saat penderita
mengalami

kehamilan.Kehamilan

akan

menimbulkan

perubahan

pada

sistem

kardiovaskuler. Jantung merupakan organ vital pada manusia yang bertugas


memompakan darah beroksigen keseluruh tubuh serta kepada janin dalam rahim ibu
yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Janin tersebut akan
terus tumbuh untuk memperoleh makanan berupa oksigen dan nutrisi dari ibunya dan ini
terpenuhi melalui aliran darah yang akan terus meningkat pada tubuh ibu. Akibatnya,
jantung ibu pun akan semakin meningkat daya kerjanya apalagi selama kehamilan juga
terjadi proses pengenceran darah (hemodilasi) untuk menjamin lancarnya suplai darah
pada ibu dan janin. Kerjanya ditandai dengan meningkatnya denyut jantung ibu. Oleh
karena itu di dalam proses kehamilan akan selalu terjadi perubahan-perubahan pada
sistem kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis (Prawirohardjo,
2009)
B. Klasifikasi
Klasifikasi penyakit jantung yang sifatnya fungisional dan berdasarkan keluhan
keluhan yang dahulu dan sekarang di alami oleh penderita. Seperti telah di terima oleh
new york heart association sangat mudah dalam penanggulangan dan penentuan
diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan. Klasifikasi adalah sebagai berikut:
(Norwitz,2008)
1) Kelas 1
Tingkat pertama, gejalanya masih tergolong ringan yakni penderita tidak
mengalami sesak napas atau jantung berdebar, dan pada kelas 1 ini

penderita

penyakit jantung tidak ada pembatasan dalam kegiatan fisik . Jadi seakan-akan ia
baik-baik saja dan tanpa gejala apapun saat melakukan kegiatan.
2) Kelas 2
Tingkat kedua adalah penyakit jantung golongan sedang, dimana penderita
sehari-hari merasa sehat tapi begitu beraktivitas sedikit berat, seperti berlari, maka
jantung terasa sesak, berdebar atau cepat lelah. Pada kelas 2 penderita tidak
mengeluh apa apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik biasa menimbulkan
gejala gejala insufiensi jantung, seperti kelelahan, jantung berdebar (palpitasi
kordis), sesak nafas atau angina pektoris.
3) Kelas 3
Tingkat ketiga sudah termasuk penyakit jantung kategori berat, saat istirahat
penderita merasa nyaman, tapi saat mengerjakan pekerjaan sehari-hari, dan aktivitas

itu berat , makan penderita akan mengalami sesak atau muncul gejala kelemahan
jantung. Para penderita penyakit jantung pada kelas 3 ini dengan banyak pembatasan
dalam kegiatan fisik. Mereka tidak mengeluh apa apa waktu istirahat, akan tetapi
kegiatan fisikyang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala gejal
insufiensi jantung (kelelahan, jantung berdebar,sesak nafas)
4) Kelas 4
Tingkat keempat atau sudah masuk kategori sangat berat, tanpa mengerjakan
apa-apa pun penderita sudah menderita sesak.Waktu istirahat juga dapat timbul
gejala gejala insufiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan kegiatan
fisik walaupun yang sangat ringan.
C. Epidemiologi
Angka kejadian penyakit jantung dalam kehamilan bervariasi antara 0,4-4,1 %. Di
Amerika Serikat dilaporkan kurang dari 2%. Di Inggris penyakit jantung dalam
kehamilan merupakan penyebab kedua kematian maternal.Angka kejadian penyakit
jantung dalam kehamilan di Indonesia tahun 2005-2006 sekitar 1,2%. Penelitian tahun
2007 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi periode 2001-2005 kematian ibu
ketiga disebabkan gagal jantung (21%) setelah infeksi (29%) dan perdarahan (22,6%).
Dalam KOPAPDI-IV, Johan S. Masjhur melaporkan 15 kasus pasien penyakit jantung
postpartum di rumah sakit Dr. Hasan Sidikin, Bandung dan Aryanto Suwondo
mengemukakan 50 kasus kardiomiopati peripartum di rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta. Budi Susetyo melaporkan 36 kasus kardiomiopati peripartum
di rumah sakit Dr.Sutomo, Surabaya, antara tahun 1976-1980. Sedangkan Thamrin A.
Mohammad Di bagian Kebidanan rumah sakit Dr.Cipto Mangunkusumo, melaporkan
antara bulan januari 1969- juni 1982 adanya 77 kasus kelainan jantung pada 10.322
kehamilan (0,74%). Pada 77 kasus ini, 67 orang menderita kelainan katup mitral dan 2
orang dengan kelainan katup aorta.
D. Etiologi dan Faktor resiko
Penyakit jantung dalam kehamilan ini disebabkan oleh perubahan secara fisiologis
pada kehamilan normal, dimana pada kehamilan normal terjadi perubahan hemodinamik
berupa kenaikan volume darah (hypervolemia) sebanyak 30-50% dan diikuti oleh
perubahan organ seperti kenaikan uterus, peningkatan diafragma, peningkatan massa
otot, dan lain sebagainya. Peningkatan hemodinamik ini akan mengakibatkan
peningkatan cardiac output yang mengakibatkan peningkatan stroke volume selama
kehamilan. Selain itu, jantung menjadi lebih dekat dengan rongga dada anterior dan
bergeser ke lateral.

Selain terjadi peningkatan hemodinamik, terjadinya penyakit jantung pada ibu hamil
dapat terjadi jika terdapat factor resiko sebagai berikut:
1) Riwayat penyakit jantung sebelum hamil
Riwayat sebelumnya jika ibu memiliki penyakit jantung akan memiliki resiko
tinggi akan terjadi penyakit jantung pada kehamilan. Riwayat jantung yang dapat
diperhatikan seperti ibu degan riwayat stroke, TIA, gagal jantung. Khususnya
apabila riwayat yang dimiliki oleh ibu adalah penyakit jantung kongenital.
2) Hipertensi
Jika hipertensi pulmonal dapat diketahui saat kehamilan awal, dapat
dianjutkan dilakukan penghentian kehamilan. Terjadinya resistensi vaskuler dan
tekanan darah pada ibu dengan hipertensi pulmonal perlu dilakukan pemantauan
yang ketat. Lain halnya dengan hipertensi pulmonal, penyakit jantung pada ibu
hamil juga dapat ditemukan jika ibu memiliki riwayat mengalami hipertensi pada
kehamilan.
3) Aritmia jantung
Aritmia jantung dapat megakibatkan tidak stabilnya hemodinamik dari system
sirkulasi darah pada ibu hamil. Hal ini akan beresiko menjadi penyakit jantung pada
ibu hamil.
4) Obstruksi outflow tract atau valvular (area katup aorta <1,5 cm, area katup mitral
<2 cm atau left ventricular outflow tract peak gradient > 30 mmHg).
5) Myocardial dysfungsion (L VEF < 40% atau hypertrophic cardiomuopathia)

E. Patofisiologi

F. Manifestasi Klinis
Menurut Anwar (2004), gejala penyakit jantung pada wanita hamil sangat sulit
dideteksi. Hal ini dikarenakan gejala seperti kelelahan, dyspnea, ortopnea, edema
tungkai, dan rasa kurang nyaman di dada juga bisa ditemukan pada wanita hamil normal.
Namun, yang perlu dicurigai adanya kelainan jantung apabila :
- Dispnea atau ortopnea yang progresif dan mengganggu aktivitas
- Hemoptisis
- Sinkop saat aktivitas
- Nyeri dada saat aktivitas
- Sangat mudah lelah dan dyspnea (curiga ada gangguan pada katup jantung).
Pemeriksaan fisik yang mungkin ditemukan pada wanita hamil yang mengalami
kelainan jantung adalah sebagai berikut :
-

Sianosis atau clubbing


Bising sistolik yang kuat (>= 3/6)
Kardiomegali
Fixed split suara jantung kedua
Suara P2 mengeras (tanda hipertensi pulmonal)
Bising diastolik

G. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Rampengan (2014) dan Anwar (2004) :
1) Pemantauan Holter
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur variabilitas denyut dan irama
jantung. Wanita hamil biasanya mungkin menderita aritmia asimtomatik, namun
apabila ada kelainan irama yang berbahaya, itu yang perlu dicurigai terdapat kelainan
jantung.
Indikasi :
- Palpitasi
- Sinkop dan pra sinkop
2) Pemeriksaan Tes Toleransi (ETT)
Pemeriksaan yang aman untuk kehamilan karena bersifat non ivasif dan non
radiasi. Namun, pemeriksaan ini tidak akurat pada pasien yang kelelahan.
Indikasi :
-

Menilai kemampuan wanita secara objektif


Iskemia jantung

Kontraindikasi (pada wanita hamil) :


- Perdarahan pervaginam
- Letak plasenta abnormal
- Pre eklamsia
- Disfungsi simpisis pubis/tulang belakang
3) Elektrokardiografi (EKG)

Pemeriksaan ini sangat utama dilakukan karena bersifat non invasif dan sangat
berguna untuk mengetahui struktur dan fungsi jantung.
Indikasi :
- Kelainan irama jantung
- Kelainan katup jantung
- Emboli paru
- Efusi perikardium
- Penyakit jantung bawaan
4) Dobutamin Ekokardiografi Stres (DES)
Dilakukan pada wanita hamil yang tidak mampu melakukan ETT.
Indikasi :
- Yang sebelumnya dicurigai jantung coroner
- Aorta stenosis
5) Ekokardiografi
Pemeriksaan ini, termasuk Doppler, sangat aman untuk ibu dan janin. Namun,
pemeriksaan Trans-Esofageal Ekokardiografi (TEE) tidak dianjurkan pada ibu hamil
karena risiko anestesi saat prosedur pemeriksaan.
6) Foto toraks
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai apakah ada efek yang terjadi pada
paru-paru akibat dari kelainan jantung. Namun, karena menggunakan radiasi, wanita
hamil yang akan melakukan pemeriksaan ini haru menggunakan apron pada perut
untuk melindungi janinnya.

7) MRI
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk melihat anatomi dan fungsi jantung
secara 3 dimensi (lebih nyata). Lebih sering dilakukan pada trimester kedua dan
ketiga dibanding pada trimester pertama.
H. Penatalaksanaan
Dalam menangani kasus penyakit jantung dalam kehamilan sebaiknya, dilakukan
kerjasama dengan ahli penyakit dalam. Menurut American college of Obstetricians and
gynecologist

(1992)

terdapat

empat

konsep

yang

perlu

ditekankan

dalam

penatalaksanaan:
1) Pada awal trimester III terdapat peningkatan volume darah sebanyak 50% dan curah
jantung
2) Pada masa peripartum terdapat kelanjutan fluktuasi volume dan curah jantung
3) Pada kehamilan tahap lanjut terdapat peningkatan resistensi vascular sistemik
sampai 20 %, yang sebelumnya mengalami penurunan pada trimester kedua bahkan
mencapai ke titik yang terendah
4) Pada keadaan tidak hamil terdapat hiperkoagulabilitas.

Peranan dan tindakan yang dapat dilakukan oleh tenaga medis dalam menghadapi
pasien ibu hamil yang memiliki penyakit jantung yaitu:
1) Mengingatkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin
2) Melakukan kerjasama dengan ahli penyakit dalam khususnya bagian jantung
(kardiolog)
3) Mencegah untuk tidak terjadinya kenaikan berat badan yang berlebih dan retensi air
yang berlebihan. Dan apabila ditemukan anemia pada ibu harus diobati terlebih
dahulu
4) Menganjurkan ibu untuk masuk rumah sakit apabila terjadi sesak nafas, infeksi
saluran pernafasan, dan sianosis
5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur dengan cukup, diet garam, dan
pembatasan jumlah cairan
6) Dilakukan pengobatan sesuai dengan kelas penyakit.
I. Komplikasi
Pengaruh penyakit jantung pada kehamilan:
1. Dapat terjadi abortus
2. Premature
3. Dismaturitas
4. Lahir dengan nilai apgar rendah atau lahir sudah meninggal
5. Kematian janin dalam rahim (KJDR).
Komplikasi yang terjadi pada ibu:
1. Gagal jantung kongestif
2. Emboli paru sistemik dari dinding thrombus
3. Edema paru
4. Aritmia fatal
5. Abortus
6. Kematian.
Komplikasi yang terjadi pada janin:
1. Kelahiran premature
2. Hipoksia
3. Nilai APGAR rendah, pertumbuhan janin terhambat
4. Morbiditas kematian.
J. Jenis Penyakit Jantung Pada Ibu Hamil
1) Duktus artrious persistens
Pada ibu hamil dengan riwayat penyakit duktus artrious presistens apabila
mengalami penurunan tekanan darah akan mengalami hipertensi pulmonal.
Penurunan tekanan ini terjadi pada saat proses melahirkan saat diberikan anastesi
konduksi atau terjadi perdarahan, sehingga mengakibatkan baliknya aliran darah dari
arteri pulmonal ke aorta bahkan terjadi kolaps yang fatal.
2) Penyakit jantung sianotik
3) Penyakit jantung iskemik

Penyakit ini jarang ditemukan pada ibu hamil. Penatalaksanaan sama dengan
perawatan jika tidak hamil. Infark miokard jarang terjadi pada ibu hamil. Ada
kemungkinan ibu dengan infark miokard hamil akan memiliki bayi yang sehat, begitu
pula ibunya akan membaik setelah melahirkan. Hal ini dapat terjadi karena perawatan
yang dilakukan kepada ibu berupa pemantauan hemodinamik yang ketat saat dan
pasca melahirkan.
4) Gagal jantung kongestif
Pada ibu hamil, gagal jantung kongestif dapat memperberat beban preload dan aliran
darah ibu dan janin. Untuk menangani gagal jantung kongestif pada ibu hamil tidak
jauh berbeda dengan penangan saat tidak hamil, yaitu dengan cara mengurangi intake
garam dan mengatur aktifitas yang menjadi batas yang ideal untuk tidak terjadi
kambuhnya penyakit jantung. Terapi farmakologi dapat dilakukan kecuali
menggunakan obat ACE inhibitor harus dihindarkan. Untuk menghindari hal tersebut
bias diatasi dengan posisi supinasi.
5) Tromboemboli
Ibu hamil yang memiliki riwayat trombo emboli sebelumnya memiliki resiko tinggi
terjadi hal serupa pada saat hamil. Hal ini dikarenakan hiperkoagulasi ibu akan
meningkat semasa kehamilan. Hal ini bias dicegah dengan diberikannya heparin.
6) Aritmia
Takiaritmia sering ditemukan ada ibu hamil dengan penyakit jantung. Hal ini
dikarenakan pada masa kehamilan terjadi mekanisme AV node re-entry atau artrial
ventricular reentry.
7) Stenosis mitral
Kelainan stenosis mitral ini sering ditemukan pada ibu hamil, hal ini
berhubungan dengan kongesti pada beberapa organ dikarenakan peningkatan cardiac
output seperti paru, edema dan aritmia atrium semasa kehamilan hingga beberapa
saat setelah melahirkan (masa nifas). Peningkatan cardiac output juga akan
mengakibatkan meningkatnya tekanan pada vena pulmonal sehingga menyebabkan
sesak bahkan terjadi intolerasi aktivitas pada ibu hamil.
K. Efek pada Kehamilan
Berdasarkan teori:
Intranatal
- Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan bersalin per
vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta bekerjasama dengan ahli
penyakit dalam. Membuat daftar his : daftar nadi, pernapasan, tekanan darah
yang diawasi dan dicatat setiap 15 menit dalam kala I dan setiap 10 menit dalam
kala II. Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati

dengan digitalis. Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambahkan


sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, suntikan
-

dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Bila perlu beri diuretikum.
Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah
jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi, dan ditolong secara spontan. Dalam
20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi
vakum atau forseps. Kalau dijumpai disproporsi sefalopelvik, maka dilakukan
seksio sesarea dengan local anastesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan
beberapa ahli multidisiplin. Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat
analgesic seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturate (luminal) atau
morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam. Kala II biasanya berjalan
seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati, biasanya sintometrin

intramuskuler adalah aman.


Postnatal
- Setelah bayi lahir, penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps, yang disebabkan darah
tiba-tiba membanjiri tubuh ibu sehingga kerja jantung menjadi sangat bertambah.
Hal ini harus diawasi dan dipahami oleh penolong. Selain itu, perdarahan
merupakan komplikasi yang cukup berbahaya. Karena itu penderita harus tetap
diawasi dan dirawat sekurang-kurangnya 2 minggu setelah bersalin.

Menurut pendapat kelompok:


Intranatal
1) Ibu
- Memperberat kerja jantung ibu, sehingga bisa memperparah keadaan selama
-

kehamilan.
Karena kerja jantung semakin meningkat, pada saat proses persalinan ibu tidak

kuat mengeran, sehingga disarankan untuk dilakukan operasi caesar (SC).


2) Janin
- Apabila ibu menderita kelaianan septum ada kemungkinan sirkulasi menjadi

kacau sehingga lama lama dapat menyebabkan keracunan pada bayi.


Apabila keadaan ibu saat mengandung semakin buruk, kemungkinan

dilakukan abortus pada janin.


Kemungkinan bayi lahir dalam keadaan sianosis, BB rendah, dan juga

kemungkinan mengalami penyakit jantung konginental


Postnatal
1) Ibu
- Kemungkianan saat ibu hamil lagi akan mengalami hal yang serupa.
- Setelah melahirkan bayinya keadaan ibu lemah bahkan bisa juga terjadi
kolaps.

2) Janin
- Kemungkinan bayi lahir dalam keadaan sianosis, BB rendah, dan juga
-

kemungkinan mengalami penyakit jantung konginental.


Bayi tampak lemah dan aktivitas berkurang.

L. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Prenatal
1. Data umum klien dan pasangan
a) Initial klien
:X
No RM:
b) Status Obstetrik
:Usia kehamilan: c) Usia
:d) Status perkawinan
:
e) Agama
:
f) Pekerjaan
:
g) Pendidikan terakhir
:
h) Alamat
:
i) Inisial Suami
:
j) Usia
:
k) Agama
:
l) Pekerjaan
:
m) Pendidikan terakhir
:
n) Alamat
:
o) Keluhan Utama : biasanya pasien mengeluh nyeri dada baik dengan aktivias
atau tidak.
p) Riwayat Kesehatan Saat Ini: *(jika ada keluhan Nyeri, maka dikaji
menggunakan mnemonic PQRST).
q) Riwayat Kesehatan Umum: Tidak ada riwayat atau ada riwayat operasi
tergantung kasus dari pasien.
r) Riwayat obstetric dan ginekologi
2. Data kehamilan saat ini
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
3. Riwayat Obstetrik
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
4. Riwayat ginekologi :
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
6. Riwayat penggunaan kontrasepsi (alamiah/hormonal/mekanik/operasi) :
7. Data umum kesehatan saat ini
Keadaan umum: pasien tidak mampu melakukan aktivitas, pasien nyeri dada
ketika beraktivitas, dipsneu dan orthopneu sehingga mengganggu aktivitas, dan
sinkop ketika beraktivitas.
Kesadaran: compos mentis
a) Tanda tanda vital
TD saat ini: TD ada yang naik dan ada yang menurun
Nadi: Nadi ada yang naik dan ada yang menurun

Suhu: Demam rematik


Pernafasan: Dipsneu noctural, frekuensi pernafasaan meningkat, batuk, dan
hemoptisis.
b) Golongan darah: A/A/AB/O
c) Antropometri
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
d) Pemeriksaan fisik (ispeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Kepala Leher
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
e) Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik kepala leher:
Thorak
a. Jantung : suara Jantung (normal/suara tambahan), jenis suara tambahan :
murmur, bising diastolik, suara p2 mengeras (tanda hipertenswi pulmonal,
bising sistolik yang kuat, dan fixed split suara jantung kedua.
b. Paru : Suara nafas (bersih/suara tambahan)
c. Payudara: Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
f) Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik thorak:
Abdomen
a. Uterus: Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
g) Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik abdomen:
Perineum dan genital
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
h) Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik perineum dan genital:
Ekstremitas
a. Ekstremitas atas: terdapat edema
b. Ekstremitas atas: terdapat edema
i) Masalah khusus dalam pemeriksaan fisik ekstrimitas:
Istirahat dan kenyamanan
a. Kebiasaan tidur (tidur siang dan malam) : tidak diketahui
b. Keluhan ketidaknyamanan : tidak, karena pasienj mengalami nyeri dada,
dipsneu atau orthopneu ketika beraktivitas.
j) Masalah khusus dalam istirahat dan kenyamanan:
Keadaan mental
a. Perasaan ibu dengan kehamilan saat ini : ibu merasa cemas dengan
keadaannya
k) Masalah khusus dalam keadaan mental:
Kebiasaan yang meningkatkan resiko kehamilan:
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
l) Persiapan kehamilan dan Persalinan
Edukasi selama kehamilan (diisi dengan , jika sudah pernah mendapatkan
informasi tersebut).
Tidak diketahui tergantung kasus dari pasien
m) Terapi/suplemen yang dikonsumsi saat ini : tidak diketahui
n) Hasil pemeriksaan penunjang : USG (bayi posisi sungsang, atau melintang atau
normal)

8. Diagnosa Medis : Penyakit jantung pada kehamilan

N
o
1.

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa
Keperawatan
Penurunan

curah jantung

NOC
cardiac pump Effectiveness
Circulation status
Tissue perfussion:Cardiac
Knowledge cardiac Disease

NIC

Vital Sign Monitoring


Cardiac care
Cardiac Risk Management
Shock Management : Cardiac

menagement
2.

3.

gangguan

hubungan ibu
janin
Resiko

Ansietas

Maternal status: antepartum


Fetal status:antepartum
Cardiopulmonary status

Self Management: Cardiac


disease
Anxiety level
Anxiety self-control
Stress level
Client
satisfaction:

Electronic Fetal Monitoring :


Antepartum
conception conseling
Prenatal care

Anticipatory guidance
Anxiety reduction
Relaxation therapy
Childbirth preparation

psychospiritual
Intervensi
1) Penurunan curah jantung
- Memeriksa tekanan darah, nadi, temperatur dan RR
- Memeriksa tekanan darah setelah mendapatkan pengobatan
- Memeriksa tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
- Memeriksa tanda dan gejalah hipotermia dan hipetermia
- Identifikasi kesiapan pasien dalam belajar memodifikasi gaya hidup (contoh:diet)
- Meminta pasien untuk melaporkan jika ada ketidaknyamaan atau merasa nyeri
pada dada
- Mencatat tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Mengevaluasi tekanan darah secara berkala
- Memeriksa status cardiovaskuler pasien.
2) Resiko gangguan hubungan ibu-janin
- Memeriksa statrus riwayat kehamilan sebelumnya
- Memeriksa vital sign ibu.
- Memeriksa kecepatan janting atau Heart rate ibu dan janin

- Meningkatkan infus oksitosin, per protocol jika diperlukan


- Mmemantau terkait oral intake, diet, penggunaan rokokdan penggunaan obat
- Review strip antepartum sebelumnya
- Berdiskusi terkait ritme strip dengan ibu terkait memeberika support sistem
- Memebuat jadwal tes antepartum, per protokol atau dokter atau bidan.
3) Ansietas
- Menggunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
- Menjelaskan semua prosedur termasuk sensai yang akan dirasakan yang mungkin
-

akan dialami pasien selama prosedur dilakukan


Memberikan informasi kepada keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara

yang tepat
Mengurangi stimulus yang menciptakan perasaan takut maupun cemas
Memberikan waktu dan tempat untuk menyendiri bagi pasien, jika diperlukan
Memberikan edukasi kepada pasien untuk menggunakan metode mengurangi
kecemasan (misalnya: teknik bernafas dalam, distraksi, visualisasi, meditasi,

relaksasi otot progresif, mendengar musik musik lembut), jika diperlukan.


Menggambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang
tersedia (misalnya: musik, meditasi, bernafas dengan ritem, relaksasi rahang, dan

relaksasi progresif)
Memberikan edukasi kepada pasien dan pasangan mengenai tanda tanda

persalinan
Memberikan edukasi tentang prosedur monitor secara rutin yang mungkin akan

dilakukan selama proses persalinan


Memberikan edukasi kepada pasien dan pasangan mengenai teknik pernapasan
dan relaksasi yang akan digunakan selama proses persalinan.

Daftar Pustaka
Anwar, T. Bahri. 2004. Wanita Kehamilan dan Penyakit Jantung. Medan: Fakultas
Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Eeasterling TR, Otto C. Heart desease: in gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem and
problem pregnancies. 4 th ed. London: churchill livingstone Inc: 2002.p.1005-30.
http://www.medicinestuffs.com/2008/11/penyakit-jantung-pada-kehamilan.html
Norwitz, Errol dan John O Schorge. 2008. At A Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Patel Chandra, Panduan Praktis Mencegah & Mengobati Penyakit Jantung, tr.by: Alextri
Aantjono Widodo, PT Gramedia, Jakarta, 1998.

Prawiharjo, Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo. Jakarta. PT Bina Pustaka


Sarwono Prawiharjo
Pritchard J.A., Mac Donald P.C., Gant N.F. 1997. William Obstetrics. Penerjemah: Hariadi R,
dkk. Surabaya: Airlangga University Press.
Rampengan, Starry Homenta. 2014. Penyakit Jantung pada Kehamilan. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

You might also like