You are on page 1of 10

Daftar isi

Daftar isi .......................................................................................................1


Bab I pendahuluan ......................................................................................2
A. Latar belakang ........................................................................................2
B. Rumusan masalah ....................................................................................3
C. Tujuan penelitian .....................................................................................3
D. Manfaat penelitian ...................................................................................3
Bab II Pembahasan............................................................4
I. Deskripsi .....................................................................................................4
II. Diagram Blok ............................................................................................6
III. Cara Kerja ...............................................................................................6
Bab III Penutup...................................................................8
IV.Kesimpulan8
Daftar Pustaka.9

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Mekatronika adalah bagian Interdisipliner (antar cabang ilmu


pengetahuan) yang berhubungan dengan studi & perancangan dari sistem &
peralatan yang melibatkan elektronik, senso,r actuator, dan arsitektur
pengendalian.Salah satu aplikasi dari mekatronika adalah Anti-lock Braking
System.
Seringkali kita melihat tayangan televisi yang memberitakan
kecelakaan yang kerap terjadi belakangan ini. Ada yang disebabkan oleh
kelalaian manusia, kondisi jalanan yang licin dan tidak memadai, dan lain
sebagainya. Terlebih pada kasus kondisi jalan yang licin dan kebiasaan
pengemudi yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi,
terdapat sebuah sistem pengereman yang dapat mengurangi resiko kecelakaan
yang disebabkan oleh hal tersebut. Nama dari sistem tersebut adalah ABS
yang merupakan akronim dari Anti-lock Braking System. Anti-lock Braking
System merupakan sistem pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi
penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.Sistem ini
bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian
2

atau semua roda berhenti sementara kendaraan masih melaju, membuat


kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda
mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan,
lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung
sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat
dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.
Anti-lock Braking System pertama kali dikembangkan oleh French
Automobile pada tahun 1929, yang mana ABS pada saat itu digunakan
sebagai sistem pengereman yang terdapat pada aircraft. Kemudian sekitar
tahun 1958 oleh Road Research Laboratory, ABS diujicobakan pada sebuah
kendaraan bermotor. Eksperimen terbuat memberikan hasil yang cukup
memuaskan, dengan adanya ABS resiko kecelakaan dapat dikurangi karena
sistem pengereman yang terdapat di dalamnya dapat mengatasi permasalahan
yang kerap terjadi pada kendaraan bermotor, yaitu terjadinya penguncian roda
pada saat dilakukan pengereman. Walaupun hasilnya cukup memuaskan,
sistem pengereman yang telah dijelaskan di atas masih merupakan sistem
pengereman yang tradisional. Baru pada tahun 1971, Chrysler bersama
dengan Bendix Corporation, membuat sebuah sistem pengereman yang telah
berfungsi seperti sebagaimana mestinya dan jauh lebih reliable dibandingan
dengan ABS tradisional.

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mekatronika
2. Bagaimana cara kerja rem ABS(Anti-Lock Brake system) dan Komponen
penyusunnya?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang ABS(AntiLock Brake system) sebagai aplikasi dari mektronika

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai pengetahuan tentang perkembangan ABS(Anti-Lock Brake
system) yang berbasis Mekatronika

BAB II
PEMBAHASAN
I.

Deskripsi
Antilock Brake System (ABS) adalah sistem rem yang mengontrol tekanan
minyak rem dari master silinder ke setiap silinder roda/caliper agar tidak terjadi
penguncian saat pengereman berlangsung. Lebih khusus lagi ABS merupakan
sistem rem yang dapat memberikan kontrol yang cukup pada tekanan minyak
rem agar selalu pada angka slip optimum antara roda dan permukaan jalan,
sehingga kendaraan dapat berhenti dengan baik dan cepat.

Sedangkan untuk komponen penyusunnya sesuai dengan gambar di atas adalah


ABS control module
Modul kontrol ABS adalah modul kontrol yang membandingkan informasi
kecepatan roda dengan kecepatan roda yang lain yang didapat dari sensor. Ketika
roda hampir terkuci, tekanan rem dikurangi sehingga putaran roda menjauh dari
keadaan terkunci. Apabila putaran roda terlalu cepat, tekanan rem dapat dinaikkan
untuk mengurangi kecepatannya. Ketika kecepatan antar roda hampir sama,
modul kontrol akan mangaktifkan mode pressure hold of operation.
Solenoid valve assembly
Merupakan valve yang memiliki 3 mode dalam pengoperasiannya yaitu,
1. Increase Pressure, Selama mode pressure increase minyak rem dapat masuk
melewati kedua solenoid sehingga sampai ke Caliper.
2. Hold Pressure Steady, Selama mode Pressure Hold kedua solenoid tertutup
sehingga tidak ada jalur pergerakan minyak rem.
3. Decrease Pressure, Selama mode Pressure Vent solenoid pada jalur pedal rem
tertutup. Dan solenoid ventilasi terbuka, sehingga minyak masuk ke dalam
suatu rungan (accumulator chamber)
Sensor kecepatan (roda)
Untuk mengetahui bagaimana keadaan roda , maka digunakan sensor
kecepatan pada roda. Sensor yang digunakan seperti enkoder.
Wiring, dan tanda status ABS
Terdapat dua tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui status dari ABS
tersebut, antara lain :
1. Lampu peringatan ABS
Bila ECU mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu
rem, lampu ini menyala untuk memberi peringatan kepada pengemudi.
2. Lampu peringatan sistem rem
Bila lampu ini menyala bersama-sama dengan lampu peringatan ABS, lampu
ini akan memberi peringatan kepada pengemudi bahwa ada malfungsi pada
sistem ABS dan EBD.
4

Sensor deselerasi (Hanya pada beberapa model.)


Sensor deselerasi merasakan tingkat deselerasi kendaraan dan mengirimkan
signal ke ECU Skid Control. ECU menentukan kondisi permukaan roda yang
sebenarnya menggunakan signal ini dan mengambil ukuran kontrol yang sesuai.

II.

Diagram Blok
5

III.

Adapun diagram blok pada ABS (Anti-lock Braking System) bisa dilihat pada
gambar di bawah ini :
Prinsip
Kerja

System

AntilockBraking
(ABS)

berfungsi
untuk
mencegah rem
mengunci (locking) pada saat pengereman
mendadak yang dapat mengakibatkan roda tergelincir (slip). Pada saat
pengereman, roda akan slip apabila berdeselerasi/berhenti lebih cepat dari
kendaraan. ABS merupakan closed-loop control system yang bekerja dengan
cara mengatur tekanan hidrolik rem pada roda. Pada roda dipasang wheelspeed sensor untuk memonitor putaran roda. Sensor ini secara terus-menerus
mengirimkan informasi putaran roda ke ABS control module (controller) yang
berfungsi mengontrol mekanisme hidrolik unit (actuator). Hidrolik unit
merupakan suatu mekanisme hidrolik yang di dalamnya terdapat flow-control
valve/solenoid valve, pompa, reservoir, yang berfungsi mengatur tekanan
hidrolik rem pada setiap roda.
ABS belum bekerja pada kondisi pengereman normal. Pada
pengereman mendadak dimana roda akan berdeselerasi dengan cepat, sesaat
sebelum locking ABS control module akan mengirimkan sinyal ke solenoid
valve untuk menutup aliran oli dari master cylinder. Dalam kondisi ini
tekanan hidrolik di rem menjadi konstan. Apabila roda masih cenderung untuk
locking, control module segera memerintahkan solenoid valve untuk
mengurangi tekanan hidrolik rem dengan membuka aliran oli ke arah
reservoir. Selanjutnya oli akan dipompa kembali menuju master cylinder.
Selama pompa ini bekerja, pedal rem akan sedikit bergerak naik turun.

Beberapa kendaraan juga dilengkapi dengan ABS yang dapat menaikkan


tekanan hidrolik rem.
Untuk melakukan hal ini, ABS didesain untuk mengoptimalkan kinerja rem
dengan menggunakan slip ratio 10-30% apapun kondisi jalannya, pada saat yang
sama juga menjaga gaya belok setinggi mungkin untuk mempertahankan stabilitas
arah pengemudian
1. Pada jalan licin, permukaan jalan mempunyai koefisien gesek rendah (),
sehingga jarak pengereman bertambah bila dibandingkan dengan pengereman
pada permukaan jalan mempunyai nilai tinggi, meski saat itu ABS diaktifkan.
Oleh karena itu dikurangi kecepatan bila berjalan di atas permukaan jalan basah.
2. Pada jalan kasar, atau pada jalan berbatu atau jalan dengan salju baru, kerja ABS
akan menyebabkan jarak henti lebih panjang dibandingkan dengan kendaraan
yang tidak dilengkapi dengan ABS.

BAB III
PENUTUP
IV.

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penjelasan mengenai ABS (Anti-lock braking
System) ialah :
1. ABS (Anti-lock Braking System) menjadi solusi yang tepat dalam upaya
pengurangan tingkat kecelakaan yang sering terjadi pada kendaraan bermotor
terutama pada kendaraan bermotor yang sedang melaju dengan kecepatan
tinggi dimana kondisi jalannya licin atau bersalju.
2. Komponen yang digunakan pada ABS adalah modul control ABS, solenoid
valve, sensor kecepatan, dan tanda untuk status ABS.
3. Konfigurasi yang terdapat pada ABS terdiri dari 3 bagian tergantung dari
jumlah dan peletakan sensor yang digunakan, yaitu 1 channel, 3 channel, dan
4 channel.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, mengenal ABS system rem anti terkunci, http://tipsotoqita.blogspot.com/2012/05/mengenal-abs-sistem-rem-anti-terkunci.html,


Mitiqo,
Panji,
Rem
ABS
(Anti-Lock
Braking Sistem),
http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-brakingsistem/, diaksestanggal

10

You might also like