You are on page 1of 4

OPTIMALISASI EKSPLORASI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

GAS HIDRAT DI CEKUNGAN SUMATERA DAERAH LAUT DALAM POTENSIAL


DI INDONESIA MENUJU SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
Satya Permana Yoga P, Sugeng Kurniawan, dan Aliful Choirul Hakim
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA, FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN, INSTITUT
TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
JL. ARIEF RAHMAN HAKIM, SURABAYA 60111
E-MAIL: satya15@mhs.geofisika.its.ac.id
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan kekayaan alam.
Dengan luas lautan hampir 70% dari total keseluruhan luas negara Indonesia, maka laut kita memiliki
potensi sumber daya alam yang melimpah. Sampai saat ini pemanfaatan dan eksplorasi yang sangat
minim dari kekayaan laut membuat negara kita terombang-ambing dengan isu bahwa pada tahun 2025
kita akan menjadi net importir minyak bumi dan tahun 2027 kita akan menjadi negara net importir gas
bumi. Maka pengeksplorasian sumber energi baru mutlak harus dilakukan salah satunya adalah gas hidrat
sebagai sarana menuju sustainable development goals. Gas hidrat atau yang dikenal juga sebagai es metan
atau gas hidrat natural adalah senyawa clathrate solid yang mengandung metan dengan jumlah besar
teperangkap di dalam struktur kristal dari air, yang kemudian membentuk material padat yang serupa
dengan es. Gas hidrat banyak terdapat di patahan sumatera yang bisa dieksplorasi untuk diolah menjadi
sumber energi baru pada masa mendatang untuk mengganti sumber energi minyak dan gas bumi.
Kata kunci : eksplorasi, gas hidrat, sustainable development goals
Referensi :
http://www.slideshare.net/NuruLoveHyunjoong/gas-hidrat

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan kekayaan alam.
Dengan luas lautan hampir 70% dari total keseluruhan luas negara Indonesia, maka laut kita memiliki
potensi sumber daya alam yang melimpah. Sampai saat ini pemanfaatan dan eksplorasi yang sangat
minim dari kekayaan laut membuat negara kita terombang-ambing dengan isu bahwa pada tahun 2025
kita akan menjadi net importir minyak bumi dan tahun 2027 kita akan menjadi negara net importir gas
bumi. Maka pengeksplorasian sumber energi baru mutlak harus dilakukan salah satunya adalah gas hidrat
sebagai sarana menuju sustainable development goals. Gas hidrat atau yang dikenal juga sebagai es metan
atau gas hidrat natural adalah senyawa clathrate solid yang mengandung metan dengan jumlah besar
teperangkap di dalam struktur kristal dari air, yang kemudian membentuk material padat yang serupa
dengan es. Gas hidrat banyak terdapat di patahan sumatera yang bisa dieksplorasi untuk diolah menjadi
sumber energi baru pada masa mendatang untuk mengganti sumber energi minyak dan gas bumi.
Beberapa waktu lalu survey seismic yang dilakukan oleh BPPT dekat daerah gempa sekitar laut dalam
ditemukan gas metan hidrat bahkan potensinya di Indonesia diperkirakan mencapai 3.000 Trillion Cubic
Feet (TCF). Bayangkan jika 3.000 TCF ini dipergunakan sebagai energi, maka kita tidak memerlukan
minyak bumi lagi selama 300 tahun, potensi tersebut diperkirakan sebagian besar berada di cekungan
sumatera. Tetapi dirasa sia-sia jika tidak ada tindak lanjut contohnya seperti pembuatan peta potensi gas
hidrat yang nantinya akan dipakai dalam proses eksplorasi lebih lanjut.

INTI
- beberapa waktu lalu BPPT melakukan survei seismik dan ditemukan gas metan hidrat di laut dalam,
dekat daerah gempa
- Daerah gempa yang memiliki potensi gas, antara lain di Simeulue, Nias, Bengkulu, dan selatan Jawa
Barat. Sedangkan, potensi gas metan hidrat banyak di patahan Sumatera dan selatan Jawa Barat
- Gas tersebut bisa dieksplorasi untuk diolah menjadi sumber #energi baru pada masa mendatang untuk
mengganti sumber energi minyak
- menyebutkan bahwa Gas Hidrat adalah sumber energi gas yang terbentuk di darat maupun di laut dalam
suhu yang rendah dan tekanan yang tinggi berbentuk es yang bersenyawa dengan air
- Hidrat adalah senyawa kimia yang terdiri dari Gas alam, O2, N2, Kripton, Xenon, Argon, CO2, H2S dan
lain lain yang bersenyawa dengan air. Intinya Gas Hidrat adalah gas yang terkurung dalam air dan akan
keluar dari kurungan bila air tersebut mengalami pemanasan.
- Tak tanggung-tanggung, potensinya di Indonesia diperkirakan mencapai 3.000 Trillion Cubic Feet
(TCF). Sebagai ilustrasi, bila 3.000 TCF ini dipergunakan sebagai energi, maka kita tidak memerlukan
minyak bumi lagi selama 300 tahun. Potensi tersebut, diperkirakan sebagai besar berada di perairan
Sumatera Utara bagian barat, Selat Sunda, Selat Makassar, perairan sebelah utara Manado, serta di
perairan Maluku dan Papua.
- Negara-negara yang saat ini sudah mengembangkan gas hidrat adalah Jepang, Kanada, Italia, USA,
China dan Rusia. Pada Maret 2013 lalu, Jepang telah melakukan percobaan pertama untuk memproduksi
gas hidrat lepas pantai. Teknologi yang digunakan adalah depressurisation (pengurangan tekanan
otomatis) dengan mengubah hidrat methane menjadi gas methane.
- Pemenuhan kebutuhan energi selalu menjadi hal yang sangat vital untuk mendukung kemajuan
pembangunan dan ekonomi suatu negara. Indonesia di era yang semakin modern dan penuh dengan
dinamika tantangan ini, mengandalkan sumber daya energi yang dimilikinya tidak hanya untuk sematamata memenuhi kebutuhan dasar penduduknya, namun diharapkan juga untuk menjadi katalisator
perkembangan negara di berbagai bidang. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan kuantitas dan efektivitas
pemanfaatan sumber daya energi yang memadai.
- . Apakah cadangan minyak Indonesia masih bisa diandalkan untuk jangka waktu yang panjang?
Mengutip pendapat Kurtubi, Pengamat minyak dan gas dari Center for Petroleum and Energy Economics
Studies (CPEES), cadangan minyak Indonesia saat ini sekitar 3,7 miliar barel atau sekitar 0,2 persen
cadangan minyak dunia. Angka ini tentu bersifat tentatif dimana jika penemuan lapangan minyak baru
melalui kegiatan eksplorasi yang intensif berhasil dilakukan, secara otomatis angka cadangan akan
bertambah. Namun dengan asumsi produksi minyak rata- rata 830 ribu barel per hari dan tanpa
menemukan cadangan baru, maka cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam 12 tahun.
- Pada awalnya senyawa ini dianggap hanya terdapat pada area di luar sistem tata surya, dimana
temperaturnya rendah dan es sangat banyak dijumpai. Pada kenyataannya endapan dengan jumlah
signifikan dari gas hidrat telah ditemukan di dalam endapan sedimen pada lantai samudra di Bumi. Gas
Hidrat adalah konstituen umum dari area laut dangkal dan ia juga hadir pada endapan sedimen laut dalam

di lantai samudra. Gas hidrat terbentuk oleh proses migrasi di sepanjang patahan, yang diikuti oleh
presipitasi dan kristalisasi, setelah ia mengalami kontak dengan air laut yang dingin.
- 7.
7. Pada lingkungan oseanik terdapat dua jenis endapan gas hidrat. TIpe yang paling umum
didominasi (>99%) oleh methane(CH4) yang terkandung di dalam strukturclathrate dan dijumpai pada
kedalaman tertentu di dalam endapan sedimen. Pada tipe ini methane secara isotop bersifat ringan, yang
mengindikasikan bahwa gas hidrat tipe ini berasal dari reduksi microbial dari CO2. Teori lain
menyebutkan bahwa kombinasi antara air tawar dengan methane alami pada kedalaman dan tekanan
tertentu dapat menghasilkan clathrate(gas hidrat bersifat lebih stabil pada air tawar dibandingkan dengan
air asin).
Pada umumnya sedimen yang mengandung gas hidrat memiliki resistivitas yang lebih tinggi
dibandingkan sedimen yang tidak mengandung gas hidrat. Gas hidrat tipe pertama ini berlokasi pada area
yang disebut sebagai mid-depth zonedengan ketabalan sekitar 300-500 meter(GHSZ, gas hydrate stability
zone), dimana sedimen hadir bersama gas hidrat yang terlarut di dalam air pori yang bersifat tawar. Di
atas zona ini methane hanya hadir secara terlarut di dalam konsentrasi tertentu yang makin berkurang ke
arah permukaan. Sedangkan di bawah zona ini, methanehadir dalam bentuk gas. Pada daerah Blake Ridge
di continental rise Atlantik, GHSZ dimulai pada kedalaman 190 m dan berlanjut hingga kedalaman 450
meter, dan mencapai titik keseimbangan dengan fase gas. Tipe kedua dari gas hidrat yang lebih tidak
umum ditemukan pada endapan sedimen permukaan. Beberapa sampel menunjukkan kandungan
hidrokarbon dengan rantai kimia karbon yang panjang(<99% methane) terkandung dalam struktur
clathrate. Karbon pada tipe clathrate ini menyebabkan gas hidrat secara isotop bersifat lebih berat,
sehingga diperkirakan merupakan hasil migrasi ke arah atas dari endapan sedimen zona dalam, di mana
methane dibentuk oleh dekomposisi termal dari material organik. Contoh dari gas hidrat tipe ini dapat
ditemukan di Teluk Meksiko dan Laut Caspian. Selain di laut gas hidrat juga ditemukan di darat. Gas
hidrat di lingkungan kontinental diendapkan pada lapisan batupasir atau batulanau pada kedalaman
kurang dari 800 meter. Aspek Komersial Gas Hidrat Reservoir sedimen gas hidrat diperkirakan
mengandung cadangan 2-10 kali cadangan gas alam kontinental yang dikethaui saat ini.
-Kendati demikian, beberapa lokasi konsentrasi gas hidrat diperkirakan bersifat terlalu menyebar untuk
bisa dilakukan ekstraksi secara ekonomis. Permasalahan lain yang harus dipecahkan adalah
pengembangan teknologi yang mumpuni untu melakukan eksploitasi secara ekonomis dan tentu saja
usaha ekplorasi yang lebih intensif untuk membuktikan keterdapatan dan besaran cadangan gas hidrat
dengan probabilitas yang besar. Gas hidrat telah banyak dilirik banyak negara maju yang berusaha
mencari alternatif sumber daya energi di samping minyak bumi
- Di Indonesia sendiri potensi gas hidrat telah mulai dilirik oleh berbagai intansi terkait. Beberapa
sumber menyatakan bahwa survey seismik yang dilakukan oleh Pertamina telah menunjukkan
indikasi adanya gas hidrat di sejumlah perairan Indonesia, dengan potensi mencapai 3.000 TCF.
. Namun tentu saja prediksi harus dikaji terus hingga sampai pada identisikasi cadangan gas yang benarbenar terukur. Potensi gas hidrat ditengarai tersebar di pelosok Nusantara antara lain di perairan Sumatra
Utara bagian barat, Selat Sunda, Selat Makasar, perairan sebelah utara Manado, serta perairan Maluku
dan Papua(mengutip pernyataan Specialist Fosil Energy Upstream Technology Centre (UTC) PT
Pertamina (Persero), Alfian Usman). Jika Indonesia dapat memanfaatkan potensi gas hidrat yang
dimiliknya ini, niscaya pemenuhan kebutuhan energi secara mandiri tidak lagi hanya menjadi isapan
jempol semata. Sumber:

You might also like