Professional Documents
Culture Documents
PENGGUNAAN KB SUNTIK
Pemberi Penyuluh
2. Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim.
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba
fallopi.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga
membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut
juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa
pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan depo-provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
D. Keuntungan dari Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 2006). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan
terhadap radang panggul, dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki risiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan
pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat
maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak
kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi
seksual pada wanita.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan suntikan KB
3 bulan, yaitu :
1. Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian.
2. Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan
pada awal penggunaan.
3. Kemungkinan kenaikan berat badan 1-2 kg. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan diet dan olahraga yang tepat.
4. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan namun bisa lebih
cepat). Akan tetapi, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini
terhenti haid-nya.
5. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat
hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk
dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan).
Untuk Suntikan KB 1 bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek
samping yang ditimbulkan pada penggunaan pil KB. Berbeda dengan suntikan
KB 3 bulan, pengguna suntikan KB 1 bulan dilaporkan tetap mendapatkan haidnya secara teratur. Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode
ini dibandingkan dengan suntikan KB 3 bulan.
F. Indikasi dan Kontraindikasi dari Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
a. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup
anak sesuai harapan, tetapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok
untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
b. Kontraindikasi