You are on page 1of 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGGUNAAN KB SUNTIK

Pemberi Penyuluh

Ni Kadek Susanti (P07120014014)


Mahasiswa DIII Keperawatan Tk. II

Yang diberikan Penyuluhan :


Ni Ketut Suastini (27 th)
Jalan Pulau Nusa Penida No. 6A Denpasar Selatan

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGGUNAAN KB SUNTIK


DI PUKESMAS IV DENPASAR SELATAN
TANGGAL 24 MEI 2016

A. Pengertian Kontrasepsi KB Suntik


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi
hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam tubuh dalam
jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit
demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
KB suntik merupakan metode kontasepsi yang diberikan melalui suntikan.
Metode suntikan telah menjadi bagian gerakan KB nasional serta peminatnya
semakin bertambah. Tingginya peminat KB suntik dikarenakan aman, sederhana,
efektif, tidak menimbulkan gangguan, dan dapat dipakai pacsa persalinan
(Manuaba, 2002).
KB suntik merupakan metode kontrasepsi eektif yaitu metode yang dalam
penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian
relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002).
B. Jenis Kontrasepsi KB Suntik
Jenis-jenis KB suntik menurut Saifuddin (2006), yaitu :
1. KB Suntik 1 bulan/Suntikan 1 bulan
KB suntik ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone
Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).
Komposisi hormon dan cara kerja suntikan KB 1 bulan mirip dengan pil
KB kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode

menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan bila tidak menyusui.


Contoh : cyclofem.
2. KB Suntik 3 bulan/Suntikan 3 bulan atau DPMA
KB suntik ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini
diberikan setiap 3 bulan (12 minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan
7 hari pertama periode menstruasi atau 6 minggu setelah melahirkan.
Suntikan KB 3 bulanan ada yang dikemas dalam cairan 3 ml atau 1 ml.
contoh : Depo-provera, Depo-geston.
3. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat)
KB suntik ini mengandung 200 mg noretindron enantat yang disuntikan
tiap 2 bulan.
C. Mekanisme Kerja Kontrasepsi KB Suntik
1. Primer (Mencegah Ovulasi)
Hartanto (2002) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik
dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah
mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar Follicle Stimulating
Hormone/FSH dan Luteinizing Hormone/LH menurun dan tidak terjadi
sentakan LH. Respon kelenjar hipofisis terhadap gonadotropin releasing
hormone eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipotalamus dari pada di kelenjar hipofisis. Ini berbeda dengan
pil oral kombinasi atau POK yang tampaknya menghambat ovulasi melalui
efek langsung pada kelenjar hipofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan
tidak menyebabkan keadaan hipoestrogenik.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama,
endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali jaringan bila dilakukan
biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi
normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA yang terakhir.

2. Sekunder
a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim.
d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum dalam tuba
fallopi.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga
membuat endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah
dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga mempengaruhi kecepatan transpor ovum di
dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut
juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa
pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan depo-provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
D. Keuntungan dari Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan
angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 2006). Suntikan KB tidak
mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali cyclofem. Suntikan KB
mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan
terhadap radang panggul, dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki risiko kesehatan yang sangat kecil, tidak
berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan
pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat
maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak

mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan


darah.
Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta
tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali
hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2
atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dari 24 jam), dan
dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali cyclofem.
E. Kerugian dan Efek Samping dari Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang
banyak atau sedikit, spotting, dan tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang.
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan
jerawat.
Efek yang terakhir dan efek peningkatan berat badan terjadi karena
pengaruh hormonal, yaitu progesteron. Progesteron dalam alat kontrasepsi
tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini
juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali
efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan
bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air,
sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit/kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina
sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering,
sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika

kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi
seksual pada wanita.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan suntikan KB
3 bulan, yaitu :
1. Timbul pendarahan ringan (bercak) pada awal pemakaian.
2. Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan
pada awal penggunaan.
3. Kemungkinan kenaikan berat badan 1-2 kg. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan diet dan olahraga yang tepat.
4. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan namun bisa lebih
cepat). Akan tetapi, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini
terhenti haid-nya.
5. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat
hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk
dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan).
Untuk Suntikan KB 1 bulan, efek samping yang terjadi mirip dengan efek
samping yang ditimbulkan pada penggunaan pil KB. Berbeda dengan suntikan
KB 3 bulan, pengguna suntikan KB 1 bulan dilaporkan tetap mendapatkan haidnya secara teratur. Kesuburan pun lebih cepat kembali setelah penghentian metode
ini dibandingkan dengan suntikan KB 3 bulan.
F. Indikasi dan Kontraindikasi dari Penggunaan Kontrasepsi KB Suntik
a. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki
pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup
anak sesuai harapan, tetapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok
untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi
setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra
indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang
mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga
cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
b. Kontraindikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontraindikasi


pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB
suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver),
kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah
tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing
manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam
persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit
kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini.
G. Cara Pemberian dan Cara Penyimpanan Kontrasepsi KB Suntik
1. Cara Pemberian
a. Waktu Pemberian
1) Setelah melahirkan : Hari ke 3-5 pasca salin dan setelah ASI
berproduksi.
2) Setelah keguguran : Segera setelah dilakukan kuretase atau
30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi).
3) Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa
haid.
b. Lokasi Penyuntikan
1) Daerah bokong/pantat (musculus ventro gluteal dalam).
2) Daerah otot lengan atas.
2. Cara Penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20-25C.

You might also like