You are on page 1of 52

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELOMPOK IBU HAMIL DI DESA KEJI RW 01 KECAMATAN


UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Periode 2016-2017

Oleh :
VIVI CANDRA FEPBRIANTTI
(010113a119)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih
sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah
sehat sakit atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal
dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan
yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat
secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih
besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas
menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan


tidak membatasi pelayanan yang diberikan keHpada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu
keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan
yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan derajat kesehatan
komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan sekolah
sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika sendiri.
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam
perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam
identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden
masalah kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi,
social, dan kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan
kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang
kompleks

terhadap

kesejahteraan

lansia.

Di

satu

sisi

peningkatan

UHH

mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain


menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia
lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas
lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan
mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi
kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan

lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.
Walaupun tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan
setengah dari populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas.
Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau
lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari lansia?
2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?
3. Permasalahan apa yang timbul pada lansia?
4. Bagaimana peran perawat terhadap lansia?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Ngudi Waluyo informasi
dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus
Lansia.
2. Tujuan khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan
masalah yang ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus
lansia.
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus lansia.
f. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia yang bermasalah.
D. Manfaat
1. Lansia dan Masyarakat Umum
Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di
komunitas.
2. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan


keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan
asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi

Proses menua / lanjut usia adlah Suatu peristiwa yang akan dialami setiap
orang dan Merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan
menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhdap stress. Sejalan
dengan perkembangan ilmu kesehatan dan Peningkatan status gizi masyarakat
umur harapan hidup semakin meningkat (populasi penduduk indonesia berusia
diatas 60 tahun meningkat). Tahun 1970 : 5,2 juta penduduk lansia, Tahun 1990
: 11,5 juta dan Tahun 2000 : 15,4 juta (Riskesdas)
Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) lansia perlu mendapat perhatian
Manusia lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalmi
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, prubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatannya,oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian
khusus dengnan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin
dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga
dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
B. Batasan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ,lanjut usia dikelompokkan menjadi:
1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) : antara 60 dan 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) : antara 75 dan 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun
DepKes RI membagi Lansia sbb :
1. Kel. Menjelang Usia lanjut (45-54 th) sbg masa vbirilitas
2. Kel. Usia Lanjut (55-64 th) sbg Presenium
3. Kel. Usia Lanjut (65 th <) sbg Masa Senium
C. Permasalahan Pada Lanjut Usia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia antara lain (Setiabudhi,2009: 40 - 42):
1. Permasalahan Umum :

a. Makin besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.


b. Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
c. Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
e. Belum

membudaya

dan

melembaganya

kegiatan

pembinaan

kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik, mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c. Rendahnya produktivitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin, telantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
D. Teori Proses Menua
1. Teori-Teori Biologi
a. Teori Genetik dan Mutasi (Somatic Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel).
b. "Pemakaian dan Rusak" kelebihan usaha dan stres menyebabkan selsel tubuh lelah (terpakai).
c. Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat


khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori "Immunologi Slow Virus" (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
2. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
3. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak
dapat regenerasi.
4. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
5. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
6. Teori Kejiwaan Sosial
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
1) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial.
2) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari
lanjut usia.
3) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu
b.

agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lnjut usia.


Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
Teori ini merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya.
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan
ganda (Triple Loos), yakni :
1) Kehilangan peran (Loos of Role)
2) Hambatan kontak sosial (Restraction of Contact and Relation
Ships)
3) Berkurangnya komitmen (Reduced commitment to Social Mores
and Values)
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuaan adalah (Nugroho, 2000:19):
1. Hereditas : ketuaan genetik
2. Nutrisi : makanan
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
F. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perubahan-perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardio vaskuler,

sistem pengaturan temperatur tubuh, sistem respirasi, muskuloskletal,


gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen
2. Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (Hereditas)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan gizi akibat kehilakngan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman-teman dan family
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik : perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.
3. Perubahan-perubahan Spiritual
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970).
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,
1970).
G. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia
Menurut "The national Old People's Welfare Council"
Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut
usia ada 12 macam, yakni (Nugroho, 2010: 42):
1. Depresi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bronkitis kronis
4. Gangguan pada tungkai / sikap berjalan

5. Gangguan pada koksa / sendi panggul


6. Anemia
7. Demensia
Menurut

Riskesdas

kementrian

kesehatan

RI

pada

taun

2013.

Memperlihatkan 10 penyakit tersering yang di derita kelompok lanisa pada


tahun 2013 yang mendominasi adalah golongan penyakit tidakmenular,
penyakit kronik dan degenerasi penyakit kardiovaskuler. 10 penyakit tersebuut
adalah:
1. Hipertensi
2. Artritis
3. Strok
4. Penyakit paru obstruksi kronik
5. DM
6. Kangker
7. Penyakit jantung korooner
8. Batu ginjal
9. Gagal jantung
10. Gagal ginjal
H. Program Pemerintah Terkait Upaya Kesehatan Lansia
Meningkatnya populasi lansia ini membuat pemerintah perlu
merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok
penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak
menjadi beban bagi masyarakat. Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia
adalah 60 tahun ke atas (Depsos RI, 2004). Undang-undang Nomor 36 Tahun
2009 pasal 138 ayat 1 menetapkan bahwa Upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 2
menetapkan bahwa Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap
hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis.

Kementerian Kesehatan RI (2013) dalam upaya untuk meningkatkan


status kesehatan para lanjut usia, melakukan beberapa program yaitu :
1.

Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di


pelayanan kesehatan dasar, khususnya Puskesmas dan kelompok lansia
melalui program Puskesmas Santun Lanjut Usia.
Puskesmas Santun Usia Lanjut adalah Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan kepada lansia dengan mengutamakan aspek promotif dan
preventif di samping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro-aktif, baik
dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi lansia.
Puskesmas Santun Usia Lanjut menyediakan loket, ruang tunggu dan
ruang pemeriksaan khusus bagi lansia serta mempunyai tenaga yang sudah
terlatih di bidang kesehatan lansia dengan target Rencana Strategis
Kesehatan tahun 2012 adalah 352 dan tahun 2014 sebanyak 602.

2.

Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui


pengembangan Poliklinik Geriatri di Rumah Sakit.
Berdasarkan Rifaskes tahun 2011 ketersediaan klinik geriatri masih
sangat rendah yaitu sekitar 5% dari semua RSU Pemerintah. Sebagian
besar provinsi tidak memiliki RSU Pemerintah yang memberikan
pelayanan klinik geriatri.

3.

Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan


dan gizi bagi usia lanjut.
Program kesehatan lansia adalah upaya kesehatan berupa promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan
lansia. Kegiatan program kesehatan lansia terdiri dari: 1) Kegiatan
promotif penyuluhan tentang Perilaku Hidup Sehat dan Gizi Lansia; 2)
Deteksi Dini dan Pemantauan Kesehatan Lansia; 3) Pengobatan Ringan
bagi Lansia dan 4) Kegiatan Rehabilitatif berupa Upaya Medis,
Psikososial dan Edukatif. Berdasarkan Rifaskes 2011 persentase
Puskesmas dengan kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup
sehat dan gizi lansia secara nasional 75,7%.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian umum
a. Jumlah Ibu Hamil
Ibu hamil di RW 01 (dusun keji) Desa Keji berjumlah 5 orang
b. Distribusi penduduk ibu hamil berdasarkan umur
Penyebaran jumlah ibu hamil berdasarkan usia Di RW I Desa Keji :
No
1
2
3
4
5
6

Jumlah
93
85
38
29
22
29

50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
>=75

c. Distribusi penduduk Lansia berdasarkan berdasarkan jenis kelamin


Umur

50-54

Jenis
Kelami
n
Jumah

L
4

P
4

93

55-59

60-

L
51

64
L P
1 1

L
1

P
1

85

P
34

65-69

53

29

70-74

>=75

L
12

L P
13 1

P
10

6
22

29

d. Suku dominan
Suku dominan di dusun keji yaitu suku jawa
e. Lingkungan fisik
1) Bentuk rumah
Cukup memenuhi kriteria rumah sehat dengan luas 8 m2/orang
a) struktur rumah terdiri dari : lantai, dinding, atap, pintu, dan
halaman rumah.
b) Pembagian ruangan : rata-rata dalam satu rumah terdapat 5
ruangan yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang
tamu atau beranda, dan ruang Tv.
f. Keamanan dan transportasi
1) Keadaan keamanan

Dusun keji termasuk desa yang aman dari kejahatan kriminalitas


sehingga aman untuk tempat tinggal ibu hamil.
2) Penanganan konflik
Di dusun keji ini jika terjadi permasalah antar

penduduk akan

diselesaikan secara kekeluargaan dan secara musyawarah.


3) Jenis transportasi yang ada
Mayoritas ibu hamil di desa keji menggunakan sepeda motor dan
mobil pribadi sebagai alat transportasi sehari-hari.
4) Situasi jalan
Situasi jalan di desa keji tidak terlalu ramai, jalan kebanyakan
dilewati oleh sepeda motor
5) Akses transportasi ke sarana pelayanan kesehatan
Untuk berobat ke pelayanan kesehatan terdekat ibu hamil desa Keji
menggunakan sepeda motor dan mobil.
g. Kondisi rumah
Bersih, pencahayaan dan penggunaan ventilasi dengan persentasi :
Kondisi
Ventilasi
Pencahayaan

Cukup
98,7%
98,5%

Kurang
1,3%
1,5%
h. Pembuangan

sampah
Dusun Keji belum memiliki TPS sebagai tempat mengumpulkan
sampah untuk sementara. Sampah-sampah yang ada biasanya dibakar di
sekitar rumah penduduk dan membuat lubang di kebun lalu dijadikan
sebagai tempat sampah. Setelah sampah di lubang tersebut penuh
penduduk biasanya mengubur atau membakarnya.
RW

Jumlah timbunan sampah


Per RW (liter/perhari)

Per orang (liter/orang/hari

RW I
4167,65
2,94
Sumber : Kelompok KP Desa Keji 2016
i. MCK
Hampir setiap rumah memiliki kamar mandi yang digunakan untuk
mandi, mencuci, BAB dan BAK.
j. Sumber air

sumber air yang digunakan masyarakat adalah mata air telindung dan
BPSPAM.
k. Kualitas Udara
Kualitas udara cukup baik. Dusun keji berada jauh dari wilayah
perkotaan serta bukan merupakan lokasi industri sehingga minim
terhadap polusi udara sehingg baik untuk kesehatan pernafasan ibu
hamil.
2. Pengkajian Khusus
a. Ekonomi, Psikososial, dan spiritual
1) Ekonomi
a) Tingkat perekonomian masyarakat
b) Di dusun keji ini sebagian besar sumber perekonimian warganya
dari bekerja sebagai buruh dan pegawai swasta
c) Jenis pekerjaan
Pekerjaan ibu hamil disini ada beberapa yang pekerja pabrik , dan
lainnya sebagai ibu rumah tangga.
d) ibu hamil di dusun Keji sebagian besar sudah masihbekerja, dan
menghabiskan waktu di luar rumah untuk melakukan kegiatan
sehari-hari
2) Psikososial
a) Kemampuan sosialisasi
Kemampuan sosoalisasi ibu hamil di dusun keji baik, baik
terhadap petugas kesehatna maupun terhadap masyarakat sekitar,
ibu hamil mampu berinteraksi dan bekerjasama dibuktikan dengan
ibu hamil selalu mengahdiri kegiatan-kegiatan umum dimasyarakat
seperti kondangan, arisan, dan pengajian.
b) Frekuensi Kunjungan keluarga (Jika lansia tinggal sendiri)
ibu hamil di dusun keji 90% tinggal dengan keluarganya, beberapa
ibu hamil yang tinggal sendiri dikunjungi keluarga setiap 1 hari
sekali, akan tetapi ada juga yang 1 minggu baru ketemu sama
keluarga.
3) Spiritual
ibu hamil dusun keji aktif mengikuti kegiatan pengajian, ibu PKK,
arisan yang diakukan setiap minggu di setiap dusun atau RT
4) Masalah Emosional

Ibu hamil hanya mengalami susah tidur pada trimester 3 , pada trimester
1 dan 2 hanya mengalami sedkit nyeri.
b. Pola Fungsional Lansia
1) KATZ index
Dari 40 orang lansia didusun keji 38 orang (95%) mampu melakukan
kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti mandi, BAB, BAK, dan
berpakaian
2) Barthel Index
Lansia di dusun keji sebagian besar mampu melakukan AKS secara
mandiri, dengan skor norton akan tetapi tidak dengan kegiatan fisik berat,
rata-rata barthel index 130.
3) Skor Norton
Kondisi umum 95% lansia didusun keji baik baik, aktivitas ambulasi dapat
dilakukan secara mandiri, 10 orang lansia mengatakan kadang-kadang
sulit mengontrol buang air kecil, skor Norton rata-rata 20.
c. Status Mental
1) SPMSQ & MMSE
SPMSQ rata-rata 3-4 dan MMSE 18-22, beberapa lansia mengalami
gejala dimensia seperti lupa umur tanggal lahir, kurang mampu
berhitung ringan.
2) Skala Depresi
Lansia dusun keji rata-rata tidak mengalami depresi, rata-rata skor <5
d. Prilaku Kesehatan
1) Kebiasaan
ibu hamil di dusun keji memiliki prilaku kesehatan yang beresiko
seperti keluarga dan lingkungan dari ibu hamil banyak yang merokok.
2) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan nutrisi ibu hamil cukup rata-rata ibu hamil makan 3 kali
sehari dan habis 1 porsi setiap makan, ibu hamil di dusun keji
kebanyakan mengkonsumsi sayur-sayuran, dan ibu hami kurang
minum suplemen dan gizi ibu hamil.
3) Pemenuhan Cairan
Dari 40 orang ibu hamil di dusun keji 10 orang (25%) diantaranya
mengatakan takut minum karena takut akan sering pipis dimalam
hari. jenis air minum yang di konsumsi adalah air putih dan teh.
e. Komunikasi

1) Bahasa yang digunakan


Bahasa jawa
2) Pola komunikasi
Komunikasi antar penduduk baik, masyarakat menerapkan peilaku
sopan santun terhadap sesama tetangga mau masyarakat sekitar.
3) Alat komunikasi
ibu hamil di dusun Keji sudah menggunakan alat komunikasi seperti
telephone genggam untuk berkomunikasi.
4) Komunikasi bidang kesehatan
Untuk informasi terkait kesehatan ibu hamil biasanya akan mendapat
informasi melalui kader-kader kesehatan dilingkungan masingmasing.
5) Akses terhadap informasi kesehatan
Akses ibu hamil terhadap informasi tergolong sulit, karena dari desa
tidak ada penyuluhan tentang kesehatan pada ibu hamil, kecuali dari
bidan waktu ibu hamil memriksakan kandungannya.
6) Pendidikan kesehatan yang pernah dilakukan
Pendidikan kesehatan yang pernah dilakukan diantaranya adalah
Seminar tentang kanker serviks dan seminar tentang HIV.
f. Budaya keseharian yang diterapkan
ibu hamil di dusun Keji sehari-hari berada dirumah ada juga yang bekerja
, menimang budaya sopan santun masih terasa serta desa yang religius
ditunjukan adanya tahlillan yang rutin di tiap bulan, pengajian ibu dan
bapak-bapak.
g. Budaya yang terkait bidang kesehatan
Budaya ibu hamil terkait bidang kesehatan yang masih digunakan
diantarnya adalah budaya pijat dan kerokan untuk mengatatasi penyakitpenyakit ringan seperti masuk angina.
h. Perilaku dibidang kesehatan
Balita aktif mengikuti posyandu dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
terdekat untuk berobat. Sedangkan ibu hamil memanfaatkan pelayanan
kesehatan di bidan desa.
i. Pelayanan Kesehatan
1) Jenis pelayanan kesehatan yang ada :
a) Tingka pertama : POSBINDU/ POSYANDU

b) Tingkat kedua : PKD (Posko Kesehatan Desa)


c) Tingkat ketiga : PUSKESMAS
2) Tingkat pemanfaatan layanan
Tingkat pemanfaatan layanan pada tingkat pertama tergolong kurang
partisipasi aktif, di tingkat pelayanan pertama ini terdapat kelompok
ibu hamil dimana pelaksanaannya dilakukan setiap pemeriksaan ibu
hamil.
3) Karakteristik pengguna
Karakteristik pengguna pelayanan kesehatan di Desa Keji beragam
dari usia bayi sampai lansia dengan berbagai masalah kesehatan yang
berbeda-beda.
4) Tanggapan terhadap pelayanan kesehatan
Tanggapan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan tergolong kurang
aktif dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan desa, dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada seperti PKD dan

posyandu ibu hamil pelayanan kesehatan.


j. Pendidikan
ibu hamil di dusun keji sebagian besar menyelesaikan pendidikan sampai
dengan SMA (sekolah menengah atas).
k. Rekreasi
1) Persepsi tentang rekreasi
ibu hamil di dusun Keji beranggapan lebih senang berwisata ke pantai
dibandingkan dengan wilayah pegunungan, dikarenakan masyarakat
tinggal diwilayah pegunungan dan jauh dari pesisir. Akan tetapi ibu
hamil didusun keji jarang melakukan rekreasi, lebih senang dirumah
dan ada juga yang lebih baik bekerja.
2) Tempat rekreasi yang tersedia
Tempat rekreasi tersedia merupakan wisata alam air terjun
CurugLawe yang berlokasi di Desa Kalisidi dan Kolam renang
Lerep di Desa Lerep.
3) Jenis rekreasi yang dilakukan
Jenis rekreasi di Desa Keji merupakan rekreasi wisata Alam.

4) Keterjangkauan sarana rekreasi


Lokasi wisata dapat dijangkau menggunakan kendaraan bermotor roda
2 dan roda 4
3. Masalah kesehatan
1. Persepsi masyarakat tentang kesehatan
Masyarakat desa keji beranggapan kesehatan itu penting. Rata-rata
sudah memanfaatkan pelayanan. Masyarakat umumnya berobat ke pusat
pelayanan kesehatan terdekat. Pada kelompok ibu hamil, setiap bulan
memeriksakan kandungannya ke bidan terdekat. Jika ibu hamil pusing
segera ke bidan untuk berobat.
2. Masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat
a. Masalah kesehatan yang dikeluhkan dimasyarakat diantaranya adalah
Ibu hamil di dusun Keji (RW 01) mengeluh mual pada
trimester 1, nyeri pada punggung dan pegal-pegal. Dari 5 ibu hamil
(45,8 %) diantaranya mengalami nyeri punggung,(45,8%) mual dan
sisanya mengalami resiko anemia.
b. Masalah kesehatan berdasarkan

catatan

pelayanan

kesehatan

(insiden/prevalen)
Mual dan nyeri pinggang menjadi salah satu keluhan di wilayah
kerja puskesmas lerep yang termasuk didalamnya adalah Dusun Keji.
c. Prilaku tidak sehat
Ibu hamil di dusun Keji memiliki prilaku tidak sehat seperti
mengkonsumsi makanan tinggi gula garam, serta keluarga merokok ,
dan lingkungan yang kurang sehat.
d. Cakupan pelayanan : Posyandu ibu hamil.
4. Hasil Kajian
Aspek Analisis

Harapan

Kenyataan

Kesimpulan

Resiko

gejala

Undang-undang

Lansia di dusun Keji (RW Masalah

kelemahan pada

Nomor 36 Tahun

01) mengeluh

lansia

2009 pasal 138

nyeri sendi, dan pegal-

ayat

pegal.

lemah,

Dari 40 orang

menetapkan

lansia 15 orang (37,5 %)

bahwa

diantaranya

Upaya

pemeliharaan
kesehatan

mengalami

nyeri sendi, 7 orang (17,5


bagi

mengalami

lanjut usia harus

Hipertensi, 3 orang (7,5

ditujukan

untuk

%) menderita DM, dan 2

menjaga

agar

diantarnya

mengalami

tetap hidup sehat

pegal-pegal. Penyakit otot

dan produktif

(pegal-pegal)

menjadi

salah satu dari 10 besar


penyakit di wilayah kerja
puskesmas

lerep

termasuk

yang

didalamnya

adalah Dusun Keji.


Perilaku

Kementrian

kesehatan

kesehatan

cenderung

(2013)

beresiko

Peningkatan

Pada kelompok lansia di Masalah


RI

desa Keji RW I, apabila

sakit ringan seperti pegal-

dan

pemantapan upaya
kesehatan

para

lansia di pelayanan
kesehatan

dasar,

kelompok
melalui

akan

memmbeli
warung,

segera
obat

dan

membiarkan

di

terkadang
sampai

sembuh sendiri. Lansia

khususnya
Puskesmas

pegal

dan

jarang datang ke posyandu

lansia

dengan alasan tidak tahu,

program

posyandu belum aktif, dan

Puskesmas Santun

tidak

Lanjut Usia.

untuk datang ke posyandu

merasa

penting

lansia.

1. Analisis Data
No

Kelompo

Problem

Etiologi

Symptom

k Usia
Ibu Hamil 1. Perilaku

kesehatan

Kurang

5) Dari 9 ibu hamil

pemahaman

Didesa keji : 5

cenderung

orang (55%)

beresiko

diantaranya tidak
mau melakuan
senam hamil dan
terdapat beberapa
orang yang
mempunyai
resiko anemia.

2. Rumusan Diagnosis
a. Scoring
No

Dx.Kep.Kom

Criteria Pencapaian

Nilai
Tersedia Sumber

1
2

Kesiapan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

11 1

5 3 2 4 4 5 3 3 3 4

meningkatkan
pemberian ASI
Keterangan :
Skor mulai dari 0-5 (skor tertinggi 5)
1. Sesuai dengan peran perawat komunitas

Total

45

2. Resiko terjadi
3. Resiko parah
4. Potensi untuk penkes
5. Minat masyarakat
6. Sesuai program pemerintah
7. Kemungkinan diatasi
8. Tempat
9. Dana
10. Waktu
11. Fasilitas
12. Petugas

b. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang
dukungan sosial ditandai dengan Dari 9 ibu hamil Didesa keji : 5
orang (55%) diantaranya tidak mau melakuan senam hamil dan
terdapat beberapa orang yang mempunyai resiko anemia.
3. Perencanaan Keperawatan
No.
Dx
1.

Tujuan
Jk

Evaluasi
Kriteria

Standar

Panjang
Pada akhir Setelah dilaku

1.Pengetahuan

1. 90% ibu 1. Monitor

program

kan tindakan

kehamilan(181 hamil dapat

gangguan

24

keperawatan

0)

melakukan

hipertensi

desember

selama 1 ming

a. Pentingnya

senam

(misalnya :

2016

gu masyarakat

perawatan

hamil dan

tekanan

Kurangny

Ibu Hamil di

sebelum m

dapat

darah,

dusun Keji

elahirkan s

mengetahi

edema,

pengetahu

diharapkan :

esering mu

bahaya

pergelanga

an tentang

1. Dari seluru

anemia

bahaya

h ibu hamil

ngkin
b. Pentingnya

dalam

tangan, dan

anemia

didesa keji

Jk Pendek

pendidikan

pada

dapat

kehamilan

melakukan

dapat

senam

hamil

terpenuhi.

dan

dapat

mengetahui
tentang
bahaya

ibu

hamil dengan
anemia.

Intervensi

kehamilan.

kaki,

kesehatan s

wajah)
2. melakukan

ebelum me

senam

lahirkan
c. Tanda-

hamil
3. melakukan

tanda

promosi

peringatan

kesehatan

komplikasi

tentang

kehamilan.

bahay
anemia
4. diskusikan

masalah

postpartum
dan
pertimbang
an

yang

bisa
dilakukan
misalnya
perencanaa
n keluarga
dan
kontrasepsi
.

PLAN OF ACTION (POA)


N

Kegiatan

Hari/tgl

DIAGNOSA 1
Sasara Wakt Tempa Penanggu

Target

o
1

Melakuka

Kamis,

08 desemb

pemeriksa

er 2016

u
Pukul

t
Balai

ng jawab
Vivi

Ibu Hamil

09.00

Desa

Candra F

melakukan

pemeriksa

an tekanan

12.00

an tekanan

darah
Melakuka

WIB
Pukul

Balai

Vivi

darah
Ibu Hamil

09.00

Desa

Candra F

dapat

Kamis, 08 Ibu
an Desember Hamil

senam

n
Ibu
Hamil

2016

melakukan

hamil

12.00

senam

Promosi

Kamis, 08 Ibu

WIB
Pukul

Balai

Vivi

hamil
Ibu Hamil

kesehatan

desember

08.00

Desa

Candra F

mengikuti

bahaya

2016

keji

Hamil

penyuluha

anemia

09.00

pada

WIB

bahaya

kehamilan.

tentang

anemia
dalam
kehamilan.

Kegiatan

Hari/tgl

DIAGNOSA 2
Sasara Wakt Tempa Penanggu
n

Target

ng jawab

B. ANALISIS DATA
No
Problem
1
Resiko gejala
kelemahan
pada lansia

Etiologi
1. Penurunan kekuatan

Symptom
Lansia mengeluh lemah,

otot
2. Usia >70 tahun
3. Penyakit kronik
4. Rata-rata aktifitas fisik

nyeri sendi, dan pegal-pegal


Dari 40 orang lansia 15 orang
(37,5 %) diantaranya
mengalami nyeri sendi, 7

lebih rendah dari

orang (17,5 % ) mengalami

rekomendasi usia

Hipertensi, 3 orang (7,5 %)

(NANDA, 2015. Domain 1

menderita DM, dan 2

: Health promotion. Kelas

diantarnya mengalami pegal-

2 : Health Management,

pegal. Penyakit otot (pegal-

hal.142)

pegal) menjadi salah satu


dari 10 besar penyakit di
wilayah kerja puskesmas
lerep yang termasuk
didalamnya adalah Dusun
Keji.

Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko

1. Kurang dukungan social Lansia di dusun Keji


2. Kurang pemahaman
memiliki prilaku tidak sehat
(NANDA, 2015.
seperti
mengkonsumsi
Domain 1 : promosi
makanan
tinggi
gula
kesehatan, kelas 2
garam, merokok pada lansia
manajemen kesehatan,
laki-laki, serta lansia jarang
hal. 160.)
datang ke posyandu dengan
alasan tidak tahu, posyandu
belum aktif, dan tidak merasa
penting

untuk

posyandu lansia.

datang

ke

C. RUMUSAN DIAGNOSIS
a. Scoring
No

Dx.Kep.Kom

Criteria Pencapaian

Nilai
Tersedia Sumber

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
1

0
Resiko gejala 5 4 2 5 5 4 3 3 3 4

Total

11 1
4

2
5

47

44

kelemahan
2

pada lansia
Perilaku

5 3 2 4 4 5 3 3 3 4

kesehatan
cenderung
beresiko
Keterangan :
Skor mulai dari 0-5 (skor
tertinggi 5)
13. Sesuai dengan peran

18. Sesuai

program

perawat komunitas
14. Resiko terjadi
15. Resiko parah
16. Potensi untuk penkes
17. Minat masyarakat

pemerintah
19. Kemungkinan diatasi
20. Tempat
21. Dana
22. Waktu
23. Fasilitas
24. Petugas

b. Diagnosa Keperawatan
6) Resiko gejala kelemahan diantara kelompok lansia di dusun Keji
berhubungan dengan penyakit kronik yang ditandai oleh Lansia
mengeluh lemah, nyeri sendi, dan pegal-pegal. Dari 40 orang lansia
15 orang (37,5 %) diantaranya mengalami nyeri sendi ,7 orang
(17,5 % ) mengalami Hipertensi, 3 orang (7,5 %) menderita DM, dan
2 diantarnya mengalami pegal-pegal. Penyakit otot (pegal-pegal)

menjadi salah satu dari 10 besar penyakit di wilayah kerja


puskesmas lerep yang

termasuk didalamnya adalah Dusun Keji

(NANDA, 2015. Domain 1 : Health promotion. Kelas 2 : Health


Management, hal.142).
7) Perilaku kesehatan cenderung beresiko diantara kelompok lansia di
dusun Keji berhubungan dengan Lansia di dusun Keji memiliki
prilaku tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi gula
garam, merokok pada lansia laki-laki, serta lansia jarang datang ke
posyandu dengan alasan tidak tahu, posyandu belum aktif, dan tidak
merasa penting untuk datang ke posyandu lansia (NANDA, 2015.
Domain 1 : promosi kesehatan, kelas 2 manajemen kesehatan, hal.
160.).
8)

11)

9)

12)

10)

13)

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
14)

15) Tujuan
19)

20)
Jk

16) Evaluasi
21) K
ri

17)
22)
S

te
ri
a

24)

25)

26)
Se

29) 1.
K

37)
1

o
27)

1.

Keluhan

nt

38)

lansia terkait nyeri

ro

otot dan pegal-pegal

berkurang

re

28)

si

2.

Peningkatan aktifitas

dan kegiatan sehari-

39)

hari

pe
n
ya
ki
t
kr
o
ni
s
(2
8
0
1)
:
30) a.
P
en
ye
di
aa

n
pr
o
gr
a
m
pe
n
di
di
ka
n
p
u
bl
ic
te
nt
an
g

40)

pe
n
ya
ki
t
kr
o
ni
s
31) b.
ke
te
rs
ed
ia
an
pr
o
gr
a

41)

m
sk
ri
ni
n
g
pr
ev
en
tif
32) c.
pr
o
p
or
si
ti
n
g
ka

t
pa
rti
si
pa
si
da
la
m
pr
o
gr
a
m
pe
n
di
di
ka
n

42)

m
an
aj
e
m
en
pe
n
ya
ki
t
kr
o
ni
s
se
n
di
ri
33) 2.

St
at
us
ke
se
ha
ta
n
k
o
m
u
ni
ta
s
(2
7
0
1)
34) a.

st
at
us
ke
se
ha
ta
n
la
ns
ia
35) b.
ti
n
g
ka
t
pa
rti
si

pa
si
da
la
m
pr
o
gr
a
m
ke
se
ha
ta
n
pr
ev
en
tif
36) (

N
O
C,
d
o
m
ai
n
V
II
K
es
eh
at
an
k
o
m
u

43)

ni
ta
s)
44)

45)

46)
Se

49) 1.
K

56)
1

ee
47)

1. Peningkata

fe

57)

n Pemahaman lansia

kt

terhadap

if

perilaku

kesehatan

yang

an

beresiko

pr

48)

2. Peningkata
perilaku

untuk
resiko

lansia

mengurangi

gr
a
m
k
o
m
u
ni

58)

ta
s
(2
8
0
8)
:
50) a.
P
en
g
ur
an
ga
n
re
si
k
o
ke

se
ha
ta
n
ba
gi
pe
se
rt
a
ta
rg
et
51) b.
Ti
n
g
ka
t
pa

rti
si
pa
si
52) 2.
K
o
nt
ro
l
re
si
k
o
k
o
m
u
ni
ta

59)

s
(2
8
1
0)
:
53) a.
K
et
er
se
di
aa
an
si
st
e
m
ru
ju

ka
n
u
nt
u
k
k
o
ns
el
in
g
54) b.
in
se
nt
if
u
nt
u

k
pe
ril
ak
u
se
ha
t
55) (
N
O
C,
d
o
m
ai
n
V
II
-

K
es
eh
at
an
k
o
m
u
ni
ta
s)

60)
62)

63)

64)

PLAN OF ACTION (POA)


65)

61) DIAGNOSA 1
66)
67)

K
70)

71)

79)
M

69)

Pe
72)

73)

74)

75)

78)

68)

76)

77)

Ye

80)

81)

82)

83)

84)
Ye

85)

86)

87)

89)

90)

91)

92)

93)

94)

Ye

88)

95)
97)

98)

99)

100)

96) DIAGNOSA 2
101)
102)

K
105)

106)

108)

109)

110)

111)

103)

104)

Pe

Ta

112)

113)

Ye

La

120)

121)

Ye

La

107)
114)

115)
2

116)

117)

118)

119)

122)

123)
124)

You might also like