You are on page 1of 9

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Patent Ductus
Arteriosus.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalampembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
.
Banda Aceh, Juni 2016

Penyusun

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Manifestasi klinis kelainan jantung congenital sangatlah bervariasi,
tergantung pula pada macam kelainannya. Kelainan yang menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke paru maupun yang menyebabkan adanya
percampuran darah yang mengandung zat asam berkadar tinggi dengan darah
kotor, dapat menimbulkan sianosis. Hal tersebut ditandai oleh adanya warna
kebiruan pada kulit, kuku, jari, bibir, dan lidah yang disebabkan karena tubuh
tidak mendapatkan zat asam yang memadai sebagai akibat pengaliran darah
kotor ke tubuh. Pernafasan akan menjadi lebih cepat untuk mendapatkan
suplai oksigen dalam darah dan nafsu makan berkurang.
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteria
pulmonalis dengan bagian aorta distal dari arteria subklavia, yang akan
mengalami perubahan setelah bayi lahir, yaitu Normal postnatal patency :
Secara fungsional, duktus arteriosus masih terbuka karena hipoksia atau pada
bayi kurang bulan, dan akan menutup sendiri bila keadaan yang mendasari
telah membaik. Delayed, non surgical closure : Duktus arteriosus akan
menutup baik fungsional maupun anatomis, tetapi hal ini terjadi lebih lambat
walaupun keadaan-keadaan yang mendasari telah membaik. Penutupan ini
terjadi karena secara normal menutup sendiri, atau secara abnormal yaitu
karena infeksi atau trombosis pada duktus arteriosus tersebut. Persistent
patency of the ductus (PDA) adalah Duktus arteriosus tetap terbuka secara
anatomis sampai dewasa.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud patent ductus arteriosus?
1.2.2. Apa penyebab/etiologi patent ductus arteriosus?
1.2.3. Apa gejala klinis patent ductus arteriosus?
1.2.4. Apa patofisiologis dari patent ductus arteriosus?
1.2.5. Bagaimana mekanisme terjadi patent ductus arteriosus?
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud patent ductus arteriosus
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi patent ductus arteriosus

1.3.3 Untuk mengetahui gejala klinis ductus arteriosus


1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologis dari patent ductus arteriosus
1.3.5 Untuk mengetahui mekanisme dari patent ductus arteriosus

BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus


arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada
minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari
aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang
menghubungkan aorta (pembuluh arteri besar yang mengangkut
darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri yang
membawa darah ke paru-paru), yang merupakan bagian dari
peredaran darah yang normal pada janin (Nie, 1988)
2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit patent ductus arteriosus
belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit pada jantung ini. Diantaranya faktor genetik
dan faktor prenatal.
2.3 Gejala Klinis
Gejala klinis yang tampak pada pasien patent ductus
arteriosus adalah Pernafasan yang sulit/dalam dan cepat (sesak
nafas), kelemahan kaki belakang, Napas pendek, Edema perifer,
Asianosis (tidak biru), Pembengkakan abdomen, Terdengar bunyi
machinary murmur yg kontinue (merupakan bunyi khas pada
PDA) (Dawes et al., 1955)

2.4 Patofisiologi
Duktus

arteriosus

adalah

pembuluh

darah

yang

menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik

dalam

masa

kehamilan

(fetus).

Hubungan

ini

(shunt)

ini

diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja


di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan
bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena
umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan
kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran
sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus
berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri)
dan berakhir pada bagian superior dari aorta desendens, 2-10
mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri.
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan
otot polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel
otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan
yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan
elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel
otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator
vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2).
Setelah kelahiran terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis
yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus.
Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2
akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam
waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan
mengakibatkan

pirai

(shunt)

L-R

yang

kemudian

dapat

menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis.


2.5 Mekanisme terjadi patent ductus arteriosus
Ductus arteriosus pada keadaan normal akan menutup
segera setelah lahir. Ductus arteriosus yang masih tetap terbuka ini
disebut dengan patent ductus arteriosus. Selama berada dalam
kandungan foetus belum menggunakan paru parunya. Foetus
memperoleh oksigen dari plasenta yang masuk melalui atrium
kanan melalui foramen ovale, pembukaan antara atrium. Sebagian

yang lain dipompa dari atrium kanan ke ventrikel kanan lalu ke


arteri pulmonalis.

Dimana titik itu akan dikirim melalui ductus

arteriosus ke aorta dan bukan ke paru paru. Dalam perkembangan


janin, ductus arteriosus tetap terbuka karna tingginya tingkat
vasodilator prostaglandin (E2) yang dibuat oleh plasenta dan ductus
arteriosus itu sendiri. Pada saat lahir banyak yang berubah, tingkat
oksigen dalam darah juga naik secara drastis dan paru paru
menjadi sumber utama darah beroksigen (Sandusky, 1981).
Segera setelah lahir foramen ovale menutup dan tingkat
E2 rendah dan menyebabkan ductus arteriosus menutup. Paru paru
juga mulai merilis peptida kecil yang disebut dengan bradikinin
yang mengkrontuksi otot polos dinding arteriosus. Dalam hari
pertama biasanya ductus arteriosus mulai menjepit menutup, dan
dalam waktu 3 minggu akan tertutup sempurna dan berubah
menjadi ligamentum arteriosum. Awalnya darah masuk ke atrium
kanan dan masuk ke ventrikel kanan, lalu masuk ke arteri
pulmonalis, pada kondisi ductus arteriosus yang terbuka darah
langsung menuju ke paru paru karna tekanan di aorta lebih tinggi
dari pada arteri pulmonalis, tapi darah yang datang dari paru paru
dan masuk melalui atrium kiri lalu ke atrium kanan dan masuk ke
aorta memiliki pilhan masuk ke arteri pulmonalis karna tekanan nya
lebih rendah. Ini yang menyebabkan gejala asianotik bukan biru.
Maksudnya disini adalah darah yang seharusnya di pompa aorta ke
seluruh tubuh menjadi berkurang karna terbagi sebagian ke paru
paru

dan

menyebabkan

darah

yang

kaya

oksigen

menjadi

berlebihan di paru paru dan terjadi peningkatan (Wisemen., et all,


1974)

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Patent ductus arteriosus adalah kondisi ketika ductus arteriosus
tetap terbuka. Sedangkan ductus arteriosus adalah merupakan pembuluh darah
yang dibutuhkan fetus sebagai sistem pernapasan semasa di dalam kandungan.
Yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta. Penyebab penyakit ini
belum diketahui sampai sekrang, tapi ada beberapa faktor yang diduga yaitu
faktor genetik dan prenatal.

3.2. Saran
Makalah ini disusun dalam waktu yang singkat, dan banyak
memiliki kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Penulis saat mengapresiasi saran dari semua
pihak.

Daftar Pustaka
Dawes, G. S., Mott, J. C., and Widdicombe, J. G. (1955). Patency of the Ductus
Arteriosus in the Newborn Calf and Foal. J. Physiol., 128, 344.

Birrchard SJ dan Sherding RG. 2000. Saunders Manual of Small Animal


Practice. Ed-2. Pennsylvania:W.B. Saunders Company. Hlm: 913-957
Dijk Van J.E. 2007. Color Atlas of Veterinary Pathology. Elsevier Limited:
Spain.
Wiseman A, Murray M. A case of uncomplicated patent ductus arteriosus in
a calf. Vet Rec 1974, 94, 16-18.
Sandusky GE, Smith, CW. Congenital cardiac anomalies in calves. Vet Rec
1981, 108, 163-165.

You might also like