You are on page 1of 17

MAKALAH ISLAM DAN KESEHATAN

Penggunaan Kosmetik Secera Berlebihan bagi Wajah


dalam pandangan Islam dan Kesehatan
Dibuat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam dan
Kesehatan

Dosen : Dr. Ahmad Watik Pratiknya, P.hD

AJUDYA PRIDA PRATAMA (2012710011)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wataala yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah dengan judul Penggunaan Kosmetik Secera Berlebihan bagi Wajah
dalam pandangan Islam dan Kesehatan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan

pada mata kuliah Islam dan Kesehatan.


Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan lapang dada untuk
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Ahmad Watik Pratiknya,
P.Hd selaku dosen mata kuliah Islam dan Kesehatan, yang telah memberikan bimbingan dan
arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan tentu bagi penulis sendiri.

Jakarta, 9 Juni 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II

PENGERTIAN

2.1 Pengertian Kosmetik ..........3


2.2 manfaat Kosmetik Bagi Wanita..........................3
2.3 Pandangan Islam Mengenai Kosmetik.......................................................4
2.4 Contoh Kasus.............................4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sekilas Sejarah Kosmetik.....................................................................7


3.2 Pengertian Kosmetik............................................................................8
3.3 Manfaat Kosmetik Bagi Wanita.......................................9
3.4 Pandangan Islam Mengenai Kosmetik...........................................................................11
3.5 Pandangan Kesehatan Mengenai Kosmetik......................................12
3.7 Pendapat Menurut Aspek Hukum ............................................................14
3.8 Pendapat Penulis ......................................................................................16

BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................17
4.2 Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknologi makin berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Akhirakhir ini teknologi kedokteran modern mampu membuat bahan bahan kosmetik dengan
sedemikan rupa untuk wajah wanita. Secara faktual, hal ini sangat membantu wanita dalam
Penampilan adalah hal yang sangat penting bagi wanita. Tampil cantik dan awet muda
meskipun usia telah menua adalah dambaan setiap wanita. Bagi wanita, penampilan terutama
wajah adalah hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi kepercayadirian.
Penampilan menarik dianggap sebagai sumber rasa hormat orang lain pada diri mereka. Oleh
sebab itu para wanita sering mempercantik diri dengan menggunakan kosmetik Kosmetik
merupakan alat pendukung kecantikan. Hampir setiap orang tidak lepas da ripenggunaan
kosmetik, terutama wanita. Ada dua jenis kosmetik berdasarkan bahan yang digunakan, yaitu
komsetik berbahan kimia dan alami. Untuk jaman modern seperti sekarang, kosmetik
berbahan kimia jumlahnya semakin besar, dan semakin banyak orang yang tertarik untuk
menggunakan kosmetik jenis ini karena sejumlah alasan. Kosmetik modern merupakan hasil
dari rekayasa laboraturium dan mengandung bahan-bahan kimia untuk menjaganya tahan
dalam waktu yang lama.
Dalam Islam, wanita boleh tampil cantik untuk suaminya, bukan orang lain. Oleh
karena itu, kosmetik yang digunakan diniatkan untuk kesenangan suaminya. Demikianlah
Islam membolehkan wanita muslimah untuk tampil cantik dihadapan suaminya, seperti hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud dan Nasai, bahwa seorang wanita dilarang
berhias untuk orang lain selain suaminya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud dengan Kosmetik ?


Apa manfaat Kosmetik bagi wanita ?
Bagaimana pandangan Islam mengenai pemakaian Kosmetik berlebihan ?

1.3 TUJUAN

Mengerti atau memahami apa yang di maksud kosmetik


Mengetahui manfaat kosmetik bagi wanita
Pandangan islam mengenai pemakain kosmetik berlebihan seperti apa

BAB II
PENGERTIAN

2.1 Pengertian Kosmetik

Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias, Kosmetik
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik

2.2 Manfaat Kosmetik bagi Wanita


Produk-produk kecantikan tersedia dalam berbagai macam dan berbagai. Wanita
menggunakan kosmetik untuk mempercantik diri dan juga untuk membuat fitur mereka
menarik.
Kecantikan wanita memang menjadi modal utama bagi setiap wanita. Jika wanita
terlihat cantik, maka banyak orang tertarik untuk melihatnya. Kosmetik memiliki peran
yang penting bagi wanita. Tanpa kosmetik mungkin wanita tidak akan terlihat lebih
menarik. Namun ada baiknya pemakain kosmetik digunakan dalam pemakaian yang
sewajarnya atau tidak berlebihan.
2.3 Pandangan Islam Mengenai Kosmetik
Pada prinsipnya, Islam menentang sikap berlebih-lebihan dalam berhias hingga
menjurus kepada suatu sikap yang mengubahciptaan Allah. Mengubah ciptaan Allah
adalah ajakan setan, dimana setan berkata dalam Q.S. An-Nisa:119

akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
mengubahnya.
Salah satu cara berhias yang mengubah ciptaan Allah yaitu mencukur alis mata. Nabi
bersabda:
Rasulullah Saw melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alisnya atau
yang minta dicukurkan alisnya. (HR. Abu Daud dengan sanad yang hasan)

2.4 Contoh Kasus

Salah satu perusahaan India yang khusus memproduksi bahan-bahan kosmetika


dipaksa menarik kembali Gizi Super Cream hasil produksinya dari pasaran, setelah para
konsumen yang naik pitam mengetahui bahwa bahan kecantikan itu dibuat dari kecoak!
Perusahaan itu sendiri mengaku menggunakan bubuk kecoak untuk menambah
protein pada Cream wajah tersebut. Bisa jadi karena tidak berhasil mendapatkan janinjanin manusia, ia terpaksa menggunakan kecoak. (Lihat surat kabar Riyadh, edisi 9406)

Semua yang tersebut diatas, hanya sebagian kecil dari kenyataan yang ada. Koq bikin
takut orang aja sih? Bukan begitu. Kita Cuma perlu hati-hati menggunakan berbagai bahan
kosmetik, terutama produk impor yang belum bisa dipertanggungjawabkan. Baik karena
kandungan bahannya yang punya daya rusak bagi tubuh, atau karena mengandung unsur
najis atau haram

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 SEKILAS SEJARAH KOSMETIK


Sejarah kosmetik di dunia begitu panjang sehingga setidaknya 6.000 tahun
sejarah manusia. Sejarah kosmetik adalah sesuatu yang menjadi sangat universal, dalam
setiap peradaban di Bumi ini memiliki bagian yang serupa dalam latar belakang mereka.
Bukti ilmiah dan arkeologi pertama dari penggunaan kosmetik dapat dilihat
kembali hingga 6.000 SM, orang Mesir, Yunani dan Romawi kuno memanfaatkan
kosmetik. Sejarah kosmetik juga mengatakan kepada kita bahwa orang-orang Romawi
dan Mesir digunakan kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti

merkuri dan timah akibat kurangnya pengetahuan mereka tentang bagaimana unsur- unsur
ini menyebabkan keracunan dan menggangu kesehatan. Parfum seperti mur dan kemenyan
telah dikenal begitu lama, karena kedua barang itu disebutkan didalam Alkitab dan
memainkan peran penting dalam kaitannya dengan kelahiran Yesus.
Orang Mesir kuno mengandalkan beragam alat kosmetik. Salah satunya adalah
celak. Ini digunakan untuk menegaskan mata dan menghasilkan penmpilan elegan
mereka yang terkenal. Celak Mesir kuno terbuat dari tembaga, timah, jelaga, terbakar
almond, dan beberapa bahan lainnya. Pada waktu itu orang Mesir menganggap bahwa
riasan mata sangat berguna dalam menangkal roh jahat dan juga dalam meningkatkan
pandangan.
Sejarah kosmetik, seperti yang terjadi dengan Timur Tengah, juga terjadi
dibelahan dunia lainnya. Kosmetik dibuat dan digunakan di Persia ribuan tahun yang
lalu. Bahkan setelah suku-suku Arab telah memeluk agama Islam, yang mendorong
banyak peraturan yang membatasi penggunaan make up, masih ada daerah di mana
mereka diizinkan untuk tidak menggunakan untuk penampilan yang tertutup, dan
mamakai kosmetik. Sebenarnya tidak ada hukum dalam tradisi Islam yang melarang
pemakaian kosmetik. Sebaliknya, guru medis awal bernama Al-Zahrawi kosmetik
dianggap sebagai cabang kedokteran dan menyebutnya sebagai "obat kecantikan." Dia
berurusan dengan barang-barang seperti beraroma aromatik, parfum, dan dupa.
Henna telah digunakan di India mungkin semenjak abad ke-4. Itu biasanya
digunakan sebagai pewarna rambut yang baik dan juga seni Mehndi. Seni Mehndi
adalah sebuah proses di mana desain yang rumit ditempatkan pada seseorang tangan dan

kaki. Hal ini sering kali dilakukan sebelum pernikahan Hindu. Henna juga digunakan
dalam beberapa budaya Afrika utara di mana desain lebih berani daripada yang dibuat di
India.

3.2 Pengertian Kosmetik


Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik, dinyatakan bahwa definisi kosmetik
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Peraturan menteri kesehatan RI No. 445/ Menkes/Permenkes/1998 adalah
sebagai berikut. Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk
digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap adalam keadaan baik, memperbaiki
bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.

3.3 Manfaat Kosmetik bagi Wanita


Wanita sangat peduli tentang kulit dan kecantikan. Mereka ingin tampak segar dan keinginan
kulit bersinar dan sehat. Untuk tujuan ini mereka menggunakan berbagai produk kecantikan.
Produk kecantikan dari wanita secara umum dikenal sebagai kosmetik. Produk-produk

11

kecantikan tersedia dalam berbagai macam dan berbagai. Wanita menggunakan kosmetik
untuk mempercantik diri dan juga untuk membuat fitur mereka menarik.
Selain itu, produk kecantikan juga digunakan untuk membuat kulit tampak berseri-seri dan
tanpa cela. Faktor setiap wanita harus diingat ketika memilih produk kecantikan adalah
kesempurnaan. Ya! Hal ini berguna jika orang membeli produk kecantikan yang tidak
memberi manfaat apapun. Itu hanya buang uang dan waktu juga. Oleh karena itu, Anda harus
selalu membeli produk kecantikan yang memberikan manfaat besar bagi kulit Anda dan
memberikan efek bercahaya.
Kosmetik adalah dari berbagai jenis dan kualitas. Banyak produk kecantikan yang
dimaksudkan untuk memberikan bersinar dan perlindungan pada kulit. Produk-produk ini
umumnya diterapkan pada kulit untuk mendapatkan hasil abadi. Termasuk masker wajah
masker lumpur, masker mineral, masker pemutih dll adalah di antara contoh dari produk ini.

3.5 Pendapat Agama Islam Mengenai Kosmetik


. Dalam Islam, wanita boleh tampil cantik untuk suaminya, bukan orang lain. Oleh karena itu,
kosmetik yang digunakan diniatkan untuk kesenangan suaminya. Demikianlah Islam
membolehkan wanita muslimah untuk tampil cantik dihadapan suaminya, seperti hadis Nabi
yang diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud dan Nasai, bahwa seorang wanita dilarang berhias
untuk orang lain selain suaminya, maka Allah akan membakarnya dengan api neraka karena
berhias untuk selain suaminya adalah termasuk tabarruj.
Imam Bukhari mengatakan bahwa tabarruj adalah tindakan seorang yang menampakan
kecantikannya kepada orang lain. Hal ini didasarkan kepada firman Allah SWT.Q.S Al-Ahzab:33

dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku (bertabarruj) seperti jahiliya terdahulu
Hukum asal benda adalah mubah
1) Al-Ashlu fi al-asy-yaa al-ibahah maa lam yarid dalil at-tahrim (hukum asal benda adalah
mubah selama tidak terdapat dalil yang mengharamkannya). Kaidah ini disimpulkan dari
berbagai ayat yang menyatakan bahwa segala apa yang diciptakan oleh Allah di langit dan bumi
adalah diperuntukan bagi manusia, yaitu telah dihalalkan oleh Allah. Misalnya Q.S. alBaqarah:29, Q.S. al-Jatsiyah:13, Q.S. Luqman:20
2) Hukum asal benda yang berbahaya adalah haram

12

Prinsip ini berbunyi: Al-Ashlu fi al madhaar at-tahrim (hukum asal benda yang berbahaya adalah
haram. Dasar kaidah tersebut adalah hadits Nabi, diantara hadits Nabi adalah laa dharara wa laa
dhirara, (tidak boleh menimpakan bahaya bagi diri sendiri).
3) Setiap kasus dari perbuatan/benda yang mubah, jika berbahaya atau membawa pada bahaya,
maka kasus itu saja yang haram, sedang hukum asalnya tetap mubah

3.6 Pendapat Para Ahli Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Masjfruk zuhdi
Boleh tidaknya suatu transplantasi dilakukan tergantung pada kondisi donor. Pada donor
hidup dan donor dalam keadaan hampir meninggal, transplantasi tidak diperbolehkan
dengan asumsi bahwa hal tersebut akan membahayakan donor, sementara kaidah usul
fiqh menyatakan menghindari kerusakan didahulukan atas menarik kemaslahatan dan
bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lain.
Menurut Drs. Asymuni Abduk Rachman : Tidak mendasarkan pada kondisi donor, tapi
pada kaidah usul bahwa kemudlaratan yang lebih berat dihilangkan dengan
kemudlaratan yang lebih ringan
Para dokter ahli bedah, memang menghadapi pilihan sulit dalam proses transplantasi.
Jika mekanisme pertahanan tubuh dibiarkan aktif, akan terjadi reaksi penolakan yang
dapat berakibat kematian terhadap pasien penerima transplantasi hati dan pendonor
transplantasi hati.

3.7

Pendapat Menurut Aspek Hukum


Aspek hukum transplantasi
Dari segi hukum pemerintah telah membuat peraturan yaitu peraturan pemerintah no.
18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat anatomis serta tranplantasi
organ alat atau jaringan tubuh manusia.
Pasal 1

13

1. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh
beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk faal atau fungsi tertentu untuk tubuh
tersebut.
2. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal yang sama dan
tertentu.
3. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat tubuh dan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik.
4. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada orang
lain untuk keperluan kesehatan.
5. Meninggal dunia adalah keadaan insan yang diyakini oleh ahli kedokteran yang
berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung seseorangtelah
berhenti.

Pasal 10
Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan
persetujuan tertulis penderita dan ataukeluarganya setelah penderita meninggal dunia.
Pasal 11
1. Transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehtan.
2. Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter
yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
Pasal 12
Dalam rangka transplantasi, saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada
sangkut-paut medis dengan dokter yang melakukan transplantasi.
Pasal 13
Persetujuan tertulis dari donor dan atau keluarga dibuat di atas kertas yang bermaterai
dengan 2 orang saksi.
Pasal 14
Pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau
Bank Mata korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan persetujuan
tertulis keluarga yang terdekat.
Pasal 15
1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh diberikan oleh
donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberi tahu oleh dokter
yang merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenain operasi, akibat-akibatnya,
dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
2. Dokter tersebut harus yakin benar, bahwa calon donor yang bersangkutan telah
menyadari sepenuhnya dari pemberitahuan tersebut.
Pasal 16

14

Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas konpensasi apa pun
sebagai imbalan transplantasi.
Pasal 17
Dilarang mengirim dan menerima alat dan atau jaringan tubuh manusia dalam bentuk ke
dan dari luar negeri.

Pasal 33 UU N0.23/1992

Menyatakan bahwa transplantasi merupakan salah satu pengobatan yang dapat dilakukan
untuk penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
Pasal 33 ayat 2 UU No. 23/1992
Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan untuk tujuan kemanusiaan dan tidak
boleh untuk tujuan komersial
Pasal 11 ayat 1 pp 18/1981
Mengenai tenaga dokter untuk transplantasi
UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan tindak Pidana Perdagangan Organ, yang
berisi ketentuan mengenai jenis perbuatan dan sanksi pidana bagi pelaku yang terdapat
dalam Pasal 2,Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 11, Pasal 13,
dan Pasal 17
Pidana :Setiap orang yang dengan sengaja memperjual belikan organ dan atau jaringan
tubuh dengan dalih apa pun dipidana penjara paling lama 10 tahun.
Denda : Paling sedikit Rp. 120.000.000 dan
paling banyak Rp. 1.000.000.000.

3.8 Pendapat Penulis

Transplantasi merupakan salah satu alternatif terbaik untuk dapat mempertahankan hidup
seseorang.

Penggunaan transplantasi yang berasal dari orang yang telah meninggal dunia dan yang
masih hidup hukumnya haram.

Menurut pandangan islam, transplantasi organ hukumnya haram, saya setuju dengan itu
karena transplnatsi dapat menyebabkan kematian, pada pedonor hidup. Sedangkan bila
kegiatan ini dikomersialkan maka itu dilanggar hukum sesuai dengan undang-undang
yang berlaku.

15

BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat maka
hukumnya haram.
2. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor sakit (koma)
hukumnya haram.
3. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada
yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram.
1.2 Saran
1. Transplantasi hendaknya dilakukan atas persetujuan dari berbagai pihak dan
sebaiknya dilihat apakah membahayakan si penerima atau tidak. Keputusan
transplantasi adalah keseimbangan antara risiko dan manfaat.
2. Sebaiknya penegakan hukum tentang transplantasi di Indonesia harus di
pertegas lagi.
3. Masyarakat sebaiknya dapat memanfaatkan teknologi transplantasi organ lebih
baik lagi dan tetap mementingkan hukum,hukum Islam, hukum kesehatan dan
norma-norma yang berlaku.

16

17

You might also like