Professional Documents
Culture Documents
1.
Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu
basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada hampir semua kasus infeksi tuberculosis
didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5 mm).
2.
Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat dilihat dengan miroskop, yaitu
mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob, berbentuk batu yang membentuk spora.
3.
Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam
udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulanbulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan
oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman
dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian
paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran
kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4.
Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
1.
2.
Batuk darah
3.
Nyeri dada
b.
Gejala sistemik
1.
Demam
2.
Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
5.
Pemeriksaan diagnostic
a.
b.
c.
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti bodi, tetapi tidak secara
berarti menunjukkan penyakit aktif.
d.
Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas
paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru
dan penyakit pleural.
6.
Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan klinis. Kesembuhan
tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.
7.
Komplikasi
a.
Batuk darah
b.
Pneumothorax
c.
Luluh paru
d.
Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8.
Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
b.
Terapi pencegahan
c.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2.
a.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
b.
B.
a.
b.
c.
d.
Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g.
Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.
h.
Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta pertolongan orang lain.
i.
j.
k.
ASUHAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Diagnosa
Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan
nafas.
Tujuan
Bersihan
nafas
efektif
Intervensi
jalan
1. kaji fungsi pernafasan,
kembali contoh bunyi nafas,
kecepatan dan irama.
Rasional
Penurunan bunyi nafas
dapat menunjukkan
atelektasis, ronchi, mengi
menunjukkan akumulasi
sekret ketidak mampuan
membersihkan jalan nafas.
Posisi membantu
memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan
upaya pernafasan.
3. pertahankan masukan
cairan sedikitnya 2500
ml/hari, kecuali kontra
indikasi
4. kolaborasi untuk
pemberian obat sesuai
indikasi, obat mukolitik
2.
3.
Perubahan nutrisi
kurangn dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
produksi sputum,
anoreksia
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi,
aturan tindakan dan
perpindahan.
Memaksimalkan masukan
nutrisi sebagai kebutuhan
energi dan menurunkan
iritasi gaster.
Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet
dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan
metabolic dan diet.
Belajar tergantung pada
emosi dan kesiapan fisik
ditingkatkan pada tahapan
individu.
Menyatakan
1.
pemahaman proses
penyakit /
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan.
2.
Memenuhi kebutuhan
metabolic, membantu
meminimalkan kelemahan
dan meningkatkan
penyembuhan.
Meningkatkan kerjasama
dalam program
pengobatan dan mencegah
penghentian obat.
Kombinasi INH dan
Alkohol telah
menunjukkan peningkatan
insiden hepatitis.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
Diagnosa medis
No. Med. Reg
2.
a.
: TB Paru
: 19 09 69
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
b.
c.
d.
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang istri dan satu orang anak,
tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup,
pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+ : Sudah meninggal
3.
a.
Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan
menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b.
c.
Eliminasi
erkemihan
: klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal
encernaan
: klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan
tegumen
d.
Aktivitas
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tidak mampu. Klien
mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon terhadap rangsangan nyeri,
pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat berinteraksi dengan orang lain.
f.
ebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur
aat dikaji
: klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00 wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.
entitas
: klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya sebagai laki-laki.
arga diri
: klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.
eal diri
g.
Konsep Diri
ambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.
eran
: klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota keluarganya.
h.
i.
j.
k.
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4.
Pemeriksaan Fisik
TTV
TD : 130/80 mmHg
N
: 80 x/ mnt
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Palpasi
Inspeksi
Palpasi
Mata
Hidung
Mulut
Inspeksi
: bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Inspeksi
Inspeksi
Leher
Thorax/ dada
Palpasi
Perkusi
Abdomen
: datar
Palpasi
Perkusi
: tidak kembung
Ekstremitas
Atas
: akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Bawah
Pemeriksaan Penunjang
Jenis
HB
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hasil
5,7 g/ dL
2,03 uL
7400 uL
230.000 uL
Normal
13-17 g/ dL
4,20-5,40 uL
5.000-10.000 uL
150.000-450.000
GDS
Ureum
Creatinin
Asam urat
Protein total
Albumin
b.
67 mg/ dL
31 mg/ dL
1,1 mg/ dL
8,5 mg/ dL
7,6 mg/ dL
2,2 mg/ dL
uL
110-160 mg/ dL
10-50 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6.
Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7.
Klasifikasi Data
: -
TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
ANALISA DATA
N
Data
o
1 - klien mengeluh batuk
Dampak Masalah
Peradangan parenkim
Masalah
Bersihan jalan
N
o
Data
berlendir
- klien mengeluh sesak nafas
: TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +
- sputum kental
2 - klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
: BAB dan BAK
dilakukan di tempat tidur
- terpasang IVFD dextrose 5%
di lengan kanan
3 - klien mengeluh mengalami
penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami
penurunan berat badan
: BB sebelum sakit : 46
kg, BB sesudah sakit : 40 kg
Dampak Masalah
paru
Keluarnya eksudut
dalam alveoli
Peningkatan produksi
sputum
Kemampuan batuk
menurun
Tertahannya sekresi
Kelemahan tubuh
Terpasang infuse di
lengan kanan
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
saluran pernafasan dan
di bagian mulut
Batuk produktif
Peningkatan frekuensi
pernafasan
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2.
3.
Masalah
nafas tidak efektif
Intoleransi aktivitas
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kurang
pengetahuan
4.
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif b/d
produksi sputum
ditandai dengan :
klien mengeluh batuk
berlendir
klien mengeluh sesak
nafas
TTV
TD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
auskultasi paru ronchi+/ +
sputum kental
-
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Bersihan jalan
nafas kembali 1.
efektif setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
dengan kriteria
hasil:
batuk berlendir
berkurang atau
hilang
2.
sekret encer
tanda-tanda
vital dalam
putus normal
ronchi -/-
Evaluasi
Melatih pasien
untuk dapat belajar 5.
mengatasi batuk
yang dialaminya.
11-8-08, jm.13.30
Menganjurkan
pasien untuk
gunakan teknik
Diagnosa
Keperawatan
Intoleransi aktivitas
b/d kelemahan tubuh
dan proses penyakit
ditandai dengan :
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
BAB dan
BAK dilakukan di
tempat tidur
- terpasang infus
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
batuk efektif
setiap batuk
6. Anjurkan klien
6. Pemasukan cairan
11-8-08, jm.13.45
untuk
yang banyak
6. Menganjurkan
meningkatkan
membantu
keluarga dan klien
asupan cairan
mengencerkan
untuk memenuhi
sedikitnya 2.500
sekret.
asupan cairan
ml/ hari
yang cukup bagi
klien dengan
minum air putih
yang
7. Kolaborasi beri 7. Beri obat dengan
banyak +2500 ml/
obat sesuai
teratur
hari
instruksi dokter
mempercepat
11-8-08, jm.18.00
Ranitidine inj 2x1
proses
7. Memberikan obat
amp (06.00 &
penyembuhan
sesuai instruksi
18.00)
ranitidine inj 1
Cefixime 2x1 tab
ampul/ 3 cc
(06.00, 12.00,
melalui IVFD
18.00)
Menganjurkan
Codein 3x1 tab
klien untuk minum
(06.00, 12.00,
obat tablet secara
18.00)
teratur dan tidak
Rifampisin 1x3 tab
boleh berhenti
(06.00)
INH 1x3 tab
(06.00)
PZA 1x3 tab
(06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
Klien dapat
11-8-08, jm.08.00 : beraktivitas
1. Monitor derajat 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan
dengan baik
mobilitas dengan
tingkat
observasi derajat
dengan kriteria
menggunakan
ketergantungan
ketergantungan
hasil :
skala
pada klien. mandi
- Klien dapat
ketergantungan
= 4, berpakaian =
beraktivitas
4, eliminasi = 3, secara mandiri
mobilisasi = 2,
- BAB dan BAK
pindah = 4,
:dilakukan
ambulasi = 4, naik
Evaluasi
klien mengeluh
belum bisa
sepenuhnya
beraktivitas
masih terbatas
pada mobilisasi
klien mengeluh
merasa lelah
klien belum bisa
melakukan
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
dextrose 5% di lengan sendiri di toilet
kanan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d
produksi sputum dan
anoreksia ditandai
dengan :
- klien mengeluh
mengalami penurunan
nafsu makan
- klien mengeluh
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
Menunjukkan
peningkatan
1.
nutrisi dengan
kriteria hasil :
Peningkatan BB
Bebas tanda
malnutrisi
klien
mengatakan
sudah bisa maka
walaupun masih
dalam porsi
porsi makan
dihabiskan
frekuensi makan
meningkat
BB 40 kg
Diagnosa
Keperawatan
mengalami penurunan
berat badan
BB sebelum
sakit : 46 kg, BB
sesudah sakit : 40 kg
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Evaluasi
4. Kolaborasi ahli
4.
gizi komposisi diit
Pagi : bubur dan
telur,
Siang : nasi, telur/
ikan, sayur, sup,
buah,
Sore : ekstra telur,
Malam : nasi, telur/
ikan, sayur
Kurang pengetahuan
Klien mengerti
tentang penyakitnya
tentang
1.
b/d kurangnya
penyakitnya
informasi ditandai
setelah
dengan :
diberikan
- klien mengatakan
penyuluhan
tidak mengerti
dengan kriteria
tentang penyakitnya
hasil :
tingkat
- Klien
2.
pendidikan klien
mengungkapkan
tamat SD
pemahaman
tentang
penjelasan yang
diberikan
- Klien dapat
menjelaskan 3.
kembali secara
Memberikan
bantuan dalam
perencanaan diit 4.
dengan nutrisi yang
adekuat
12-8-08, jm.12.00
Mengawasi pola
makan pasien,
hasil klien
menghabiskan
makanannya, porsi
makan sedikit
klien dan
keluarga
mengatakan
mengerti tentang
penyakit yang
diderita
klien dapat
menjelaskan
Jelaskan pada klien2. Perawatan
13-8-08, jm.08.20 kembali
pentingnya
pengobatan di
2. Memberikan
pentingnya putu
perawatan dan
rumah sakit penting penyuluhan
obat dan akibat
pengobatan di
untuk mengurangi
kepada klien dan
putus obat
rumah sakit
komplikasi
keluarga tentang A : masalah teratasi
pentingnya
: - anjurkan klien
perawatan di
dan keluarga
Jelaskan pada klien3. Memberikan
rumah sakit
berobat secara
tentang proses
pengetahuan pada
13-8-08, jm.09.00 teratur dan tidak
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
umum
penjelasan yang
diberikan
penyakit,
pengobatan dan
pencegahan
Rasional
klien tentang
penyakitnya
Implementasi
3. Memberikan
penyuluhan pada
klien dan keluarga
tentang penyakit
yang diderita klien
Mencegah pasien
putus obat, dan
meningkatkan kerja4.
sama dalam
pengobatan
13-8-08, jm.09.30
Menjelaskan pada
klien dan keluarga
tentang pentingnya
pengobatan dan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan
dimulai dari
pertama dan
penyakit yang
diderita bisa
bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Tgl.
Senin,
11-0808
Dx
I
I, II
Jam
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
I, II,
III
I, II
Implementasi
Evaluasi
Hari/
Tgl.
Selasa,
12-8-08
Dx
Jam
II
08.0 - Melakukan
Diagnosa I
0
observasi derajat : - klien mengatakan
ketergantungan pada masih batuk
klien
berlendir
Hasil :
- klien mengatakan
Mandi = 2,
sesak nafas
berpakaian = 2,
berkurang
eliminasi = 3,
: - sputum putih kental
mobilisasi = 2,
- R : 22 x/ mnt
pindah = 3, ambulasi
A : masalah teratasi
= 2, naik tangga = 3 sebagian
08.0 - Mencatat status
: - pertahankan posisi
0
nutrisi klien
semi fowler
Hasil : nutrisi kurang - kaji frekuensi
dari kebutuhan, BB
pernafasan, jenis
saat masuk RS : 40
dan irama setiap
kg, turgor kulit baik, jam 06.00, 12.00,
mual muntah tidak
18.00
ada, nafsu makan
menurun
Diagnosa II
- Melakukan
: - klien mengatakan
08.0 pengkajian frekuensi aktivitasnya masih
0
pernafasan 22x/ mnt, dibantu
irama teratur, jenis : - BAK dilakukan di
pernafasan torakal
tempat tidur
abdominal
A : masalah belum
- Mengganti cairan
teratasi
infuse dari NaCl
: - bantu klien dalam
08.0 0,9% diganti
pemenuhan
5
dextrose 5% 20 gtt/
kebutuhan sehari
mnt, menimbang BB - anjurkan untuk
hasil BB : 40 kg
beraktivitas secara
- Membantu pasien
mandiri dengan
untuk eliminasi
bertahap
BAK dan mobilisasi
08.1 - Menganjurkan klien Diagnosa III
0
untuk makan sedikit : - klien mengatakan
tapi sering
sudah bisa makan
- Menganjurkan klien walaupun dalam
untuk bisa
porsi yang sedikit
melakukan
: - porsi makan
mobilisasi sendiri
dihabiskan
08.1 tanpa bantuan orang - frekuensi makan
5
lain
meningkat
III
III
II, III
II
Implementasi
Evaluasi
Hari/
Tgl.
Dx
Jam
I, III
I, II
Rabu,
13-8-08
I, II,
III,
IV
Implementasi
Evaluasi
Hari/
Tgl.
Dx
III
Jam
Implementasi
Evaluasi
diberikan
tetap gunakan
08.2 penyuluhan
teknik batuk efektif
0 - Memberikan
penyuluhan kepada
Diagnosa II
klien tentang
: - klien mengatakan
pentingnya
belum bisa
perawatan di rumah beraktivitas
sakit, proses
sepenuhnya masih
penyakit, alasan
terbatas pada
pengobatan lama
mobilisasi
08.3 dan akibat putus
: - BAB dan BAK di
0
obat
tempat tidur
- Mengatur posisi
- berpakaian dibantu
09.0 pasien semi fowler
oleh keluarga
0 - Mengganti cairan A : masalah belum
dari dextrose 5%
teratasi
dengan dextrose 5% : - anjurkan klien
10.0 - Menganjurkan klien beraktivitas mandiri
0
untuk menggunakan secara bertahap
teknik batuk efektif
setiap ingin batuk
Diagnosa III
- Menganjurkan klien: - klien mengatakan
10.1 untuk terus
sudah bisa dalam
0
meningkatkan
porsi sedikit
aktivitas secara
- klien mengatakan
mandiri
sering makan
- Mengobservasi TTV: - porsi makan
TD : 130/80mmHg
sedikit, makanan
12.0N : 80 x/ mnt
dihabiskan
0 R : 22 x/ mnt
- BB : 40 kg
SB : 36,5oC
A : masalah teratasi
- Mengawasi pola
sebagian
makan klien, klien : - anjurkan klien
makan dengan porsi tetap
sedikit makanan
mempertahankan
dihabiskan
asupan nutrisi yang
- Menimbang BB
- timbang BB setiap
pasien
hari
Hasil : BB = 40 kg
13.0 - Memberikan
Diagnosa IV
0
suntikan via IVFD : - klien
ranitidine 1 ampul
mengungkapkan
- Menganjurkan
mengerti tentang
18.0 untuk minum obat
cara pencegahan
Hari/
Tgl.
Topik
Tujuan
Sasaran
Tempat
Tanggal
N
o
1
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
penularan penyakit
dan akibat putus
obat
klien dapat
menjelaskan
kembali cara
pencegahan dan
akibat putus obat
- klien dapat minum
obat sendiri
A : masalah teratasi
:-
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami 1.
penyakit
tuberkulosi 2.
s paru
3.
4.
Materi
Konsep TB Paru
Pengertia n
Penyebab
Gejala
Cara
penularan
Klien dan - Alasan keluarga
dirawat di
mengerti
RS
tentang
- Pentingny
alasan
a
dirawat di
pengobata
RS,
n dan
pentingnya akibat
pengobatan putus obat
dan akibat
dari putus
obat
Metode
Media
Cerama- Flip
h
chart
Tanya - Leafl
jawab
et
Aktivitas KMB
Petugas
Klien
Kesehatan
Menjelaska Memperhatika
n kepada
n penjelasan
klien dan
petugas dan
keluarga
bertanya jika
konsep
tidak mengerti
tuberkolosis
paru
Cerama- Flip
Menjelaska
h
chart
n:
Tanya - Leafl - Alasan
jawab
et
dirawat di
RS
- Pentingnya
pengobatan
dan akibat
putus obat
Evaluasi
Memperhatika n penjelasan
petugas dan
bertanya jika putus obat satu
hari saja
-
Proses
Hasil
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya
?
Gejalanya?
Cara
penularan?
Mengapa
dirawat di
RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan?
Akibat dari putus obat
Klien dan
keluarga
memahami
tentang
konsep
penyakit
tuberkolosi
s paru
Klien dan
keluarga
mengerti
mengapa
dirawat di
RS
Klien dan
keluarga
mengerti
pentingnya
pengobatan
dan akibat
putus obat
DAFTAR PUSTAKA
Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis
yang diberikan kepada pasien dengan masalah penyakit tb paru atau TBC paru. Pada konsep askep
tb paru pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian, diagnose
keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.
Data
Fokus
Pengkajian
Keperawatan
menggunakan
13
domain
nanda
Keluhan Utama
Pasien dengan tb paru biasanya sering mengeluhkan gejala seperti batu-batuk yang
berbulan-bulan dan dapat disertai darah, serta terjadi penurunan berat badan yang
drastic dalam beberapa bulan terakhir. Jika kondisi penyakit sudah parah biasanya
dapat timbul gejala sesak napas.
Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat adanya penyakit pernapasan seperti pneumonia dan lain-lain ada atau tidak.
DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP TB PARU MENGGUNAKAN 13 DOMAIN
NANDA
PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Klien biasanya tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana cara mencegahnya.
DO:
KU klien tergantung dari derajat berat atau ringannya penyakit tb paru tersebut, ada
yang KUnya baik da nada juga KUnya sudah memburuk.
TD bisa naik atau normal
Nadi juga bisa naik atau nirmal
RR biasanya jika sudah kronis akan meningkat atau sesak
Suhu tubuh biasanya tinggi atau juga dapat normal
NUTRISI
DS:
BB biasanya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Perubahan selera makan biasanya menjadi anoreksia
DO:
BB biasanya turun dari sebelumnya
Intake atau output setiap hari biasanya kurang jika sudah parah
ELIMINASI
Sistem Urinarius
DS:
BAK berapa jumlahnya, frekuensi, konsistensinya biasanya normal.
DO:
Biasanya tidak ada masalah
Sistem Gastrointestinal
DS:
BAB biasanya normal
DO:
Pengkajian abdomen:
Inspeksi perut datar
Palpasi perut lembek
Perkusi tidak ada distensi
Auskultasi bising usus biasanya normal
Sistem Integuman
DS:
Kelainan kulit, lesi atau sariawan ada atau tidak
DO:
Turgor kulit biasanya elastis atau kadang buruk
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Tidur dan istirahat
DS:
Klien biasanya susah tidur karena sesak atau sering batuk dan demam di malam hari
DO:
Klien biasanya tampak susah tidur
Aktivitas
DS:
Klien biasanya sering kelelahan dan sesak
ADLsnya biasanya ada yang perlu bantuan
Makan, minum, berpakaian, mandi dan toileting bagaimana
DO:
Respon terhadap aktifitas biasanya takikardi, takipneau, kelelahan dan sesak.
Kardiovaskular
DS:
BB menurun
DO:
Nadi cepat atau lambat
TD biasanya naik atau turun
Auskultasi jantung, bunyi jantung normal atau tidak
Respirasi
DS:
Sering batuk-batuk dan kadang juga hingga sesak
Karakteristik sputum biasanya kental dan jumlahnya banyak
Klien biasanya mengeluh sesak jika kondisi berat
DO:
RR biasanya meningkat
Kualitas pernapasan biasanya cepat dan dangkal
Pola napas biasanya terkadang tidak teratur
Pemeriksaan dada:
Inspeksi dada biasanya normal
Perkusi dada biasanya ada bagian yang suara redup
Auskultasi dada biasanya juga timbul wheezing jika kronis
Sputum biasanya keluar terus
PERSEPSI ATAU KOGNISI
Perhatian dan orientasi
DS:
Tingkat pendidikan sampai dimana
Kesiapan untuk mendapatkan informasi kesehatan bagaimana
Kurang pengetahuan tentang penyakit biasanya
DO:
Memori jangka panjang atau pendek bagaimana?
Kesiapan belajar?
Persepsi atau sensasi
DS:
Sakit kepala ada atau tidak, lokasi dan frekuensi?
DO:
Bersihanjalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret
Gangguan keseimbangan
dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia,
penurunan kemampuan finansial.
4.
dengan tidak ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat
tidak lengkap/tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN TB PARU
Diagnose 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental
atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
1
2
3
4
Pasien akan:
Batuk efektif
Mengeluarkan secret secara efektif
Mempunyai jalan napas yang paten
Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan dirumah
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian
Kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:
Keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
Keefektifan obat resep
Kecenderungan pada gas darah arteri jika tersedia
Frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan
Factor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mucus kental, dan
keletihan
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau
ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan
Pengisapan jalan napas (NIC):
Tentukan pkebutuhan pengisapan oral atau trakeal
Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung
sebelum, selama dan setelah pengisapan
Catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam
ruangan perawatan
Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
Pengisapan jalan napas (nic): instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang
cara melakukan pengisapan, jika perlu
Aktivitas kolaboratif
Rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, jika perlu
Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau peralatan
pendukung
Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan instruksi
Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan paru lainnya
sesuai protocol
Beri tahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal
Aktivitas lain
Anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret
Anjurkan penggunaan spirometer insentif
Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur
kesisi yang lainnya setiap dua jam
Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan
kecemasan dan control diri
Berikan pasien dukungan emosi
Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga
dada
Pengisapan nasoparing atau oroparing setiap.
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang
kental
Perawatan dirumah
Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan
dirumah
Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara menghindari allergen
Untuk bayi dan anak-anak
Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak
dan bahwa batuk tidak harus diredakan dengan obat
Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan
untuk menghindari keletihan
Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan buni napasnya sendiri
1
2
3
4
5
Pasien akan:
Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
Mempunyai kecepatana dan irama napas normal
Mempunyai paru dalam batas normal
Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumah
Mengidentifikasi factor yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan
yang dapat dilakukan untuk menghindarinya
Intervensi keperawatan (NIC)
Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian
penyebab ketidakefektifan pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan
mengenai penatalaksanaan mandiri terhadap alergi, membimbing pasien untuk
memperlambat pernapasan dan mengendalikan respon dirinya, membantu pasien
Pengkajian
Pantau adanya pucat dan sianosis
Pantau efek obat pada status pernapasan
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi disangkar iga
Kaji kebutuhan insersi jalan napas
Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien yang
terpasang ventilator
Pemantauan pernapasan
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu,
serta retraksi otot supraklavikuler dan interkosta
Pentau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur
Pantau pola pernapasan
Perhatikan lokasi trakea
Auskultasi suara napas
Pantau peningkatan kegelisahan
Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, akhir tidal dan nila GDA jika perlu
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola pernapasan, uraikan tehnik
Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan,
peralatan pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumbersumber komunitas
Diskusikan cara menghindari allergen, sebagai contoh:
Memeriksa rumah untuk adanya jamur didinding rumah
Tidak menggnakan karpet dilantai
Menggunakan filter elektronik alat perapian dan AC
Ajarkan teknik batuk efektif
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok didalam
ruangan
Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu
nakes pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan
fungsi ventilator mekanis
Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai gda, sputum,
dan sebagainya, jika perlu dan sesuai protkol
1
2
3
4
5
Tidak
Sedikit
Cukup
Adekuat
Sangat adekuat
adekuat
adekuat
adekuat
Indicator
1 2 3 4 5
Makanan oral,
pemberian makanan
lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
Asupan cairan oral atau
IV
Mempertahankan berat badan. Kg ata bertambahkg pada..(tglnya)
Menjelaskan komponen gizi adekuat
Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
Menoleransi diet yang dianjurkan
Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
Melaporkan tingkat energy yang adekuat
Intervensi keperawatan (NIC)
Intervensi untuk semua ketidakseimbangan nutrisi:
Pengkajian
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
Pantau nilai laboratotium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit
Manajemen nutrisi:
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
Timbang pasien pada interval yang tepat
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Ajarkan metode untuk perencanaan makan
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan tidak mahal
Manajemen nutrisi: berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya
Aktivitas kolaboratif
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidakadekuatak asupan protein
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan lengkap,
pemberian makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan
Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat memenuhi
asupan nutrisiyang adekuat
Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi jika
diperlukan jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Aktivitas lain
Buat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien
Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
Suapi pasien jika perlu
Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan bergizi tinggi protein,
tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat jadwal
makan jika perlu
Itulah tadi konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tb Paru mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domainnanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI Media Aescullapius.
Price, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ,
Edisi 6.Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne. C dan Bare, Brenda. G. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth Volume 1. Jakarta: EGC
0
inShare
Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:
Berlangganan
RELATED POSTS :
Askep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC
NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada pasien
dengan masalah pen Read More...
POPULAR POSTS
LABELS
2016 (8)
2015 (226)
December (2)
o
o
November (41)
October (110)
SP Pentingnya Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan Menggoso...
Petunjuk Pengkajian Keperawatan Jiwa
Format Pengkajian Keperawatan Jiwa
Askep Jiwa Halusinasi
Askep Jiwa Harga Diri Rendah Kronis
Askep Jiwa Isolasi Sosial
Askep Jiwa Perilaku Kekerasan
Askep Jiwa Waham
Masalah menstruasi - disminorae
Mengatasi nyeri saat menstruasi
Askep Jiwa Dengan Depresi
Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri
Askep DM Aplikasi Nanda NIC NOC
Penyakit tipes: penyebab, gejala dan pengobatannya...
Kejang demam pada anak: penyebab, gejala dan pengo...
Askep Aterosklerosis Aplikasi Nanda NIC NOC
Diare pada anak: penyabab, gejala dan pengobatanny...
Waspadai dehidrasi pada anak akibat diare!!!!
Jerawat dan jenis-jenis jerawat
Penyebab Jerawat
Cara mencegah jerawat
Penyakit malaria : penyebab, gejala dan pencegahan...
Penyakit angina pektoris atau angin duduk
Hati-hati, ada orang mati gara-gara digigit nyamuk...
Nyeri saat buang air kecil - waspada kanker prosta...
Makanan yang harus anda hindari ketika sedang saki...
Faringtitis : penyebab, gejala dan pengobatannya
Sakit tenggorokan : faringitis, amandel atau tumor...
Alergi
Batuk
Gatal-gatal
Gejala-gejala alergi
Mata merah
Cara mengatasi nyeri punggung
Waspadai nyeri dada akibat penyakit jantung
Sariawan
Cara mencegah dan mengobati sariawan
Kanker Serviks Pembunuh Wanita No 1 Di Dunia
Gejala Kanker Serviks Yang Wajib Anda Ketahui
Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita
Pencegahan kanker serviks
Pengobatan kanker serviks yang harus anda ketahui
Efek samping yang dapat muncul setelah operasi kan...
Prosedur operasi kanker serviks yang harus anda ke...
Pengobatan kanker serviks dengan radioterapi
Pengobatan kanker serviks dengan kemoterapi
Deteksi dini kanker serviks dengan pap smear
Vaksin kanker serviks untuk mencegah infeksi HPV
Mengenal sistem reproduksi wanita
Apa itu Serviks?
HPV penyebab kanker serviks terbanyak didunia
Siapa saja yang berisiko terinfeksi HPV
Mitos-mitos seputar kanker serviks
Gejala kanker
Penyebab kanker
Bagaimana proses pertumbuhan kanker
Mengenal jenis-jenis kanker
Kanker Serviks
Deteksi dini kanker serviks
Gejala kanker serviks
Penyebab kanker serviks dan wanita yang berisiko
September (73)
2014 (1)