You are on page 1of 39

TUBERKULOSIS PARU

1.

Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu
basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada hampir semua kasus infeksi tuberculosis
didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil (sekitar 1-5 mm).

2.

Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat dilihat dengan miroskop, yaitu
mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob, berbentuk batu yang membentuk spora.

3.

Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam
udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulanbulan. BCG partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Kuman
akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan
oleh makrofag kewar dari cabang trakea bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini kuman
dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian
paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran
kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

4.

Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik.

a.

Gejala respiratorik

1.

Batuk lebih dari 3 minggu

2.

Batuk darah

3.

Nyeri dada

b.

Gejala sistemik

1.

Demam

2.

Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.

5.

Pemeriksaan diagnostic

a.

Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b.

Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat

c.

Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti bodi, tetapi tidak secara
berarti menunjukkan penyakit aktif.

d.

Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.

e.

Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f.

Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas
paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru
dan penyakit pleural.

6.

Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan klinis. Kesembuhan
tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.

7.

Komplikasi

a.

Batuk darah

b.

Pneumothorax

c.

Luluh paru

d.

Gagal nafas

e.

Gagal jantung

f.

Efusi pleura

8.

Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;

a.

Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.

b.

Terapi pencegahan

c.

Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1.

Identitas Pasien

Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2.
a.

Riwayat Kesehatan

Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.

b.

Riwayat keluhan utama


Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.

B.

Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)

a.

Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan


Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

b.

Aktifitas dan latihan


Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang dialami.

c.

Istirahat dan tidur


Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari

d.

Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise.

e.

Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

f.

Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g.

Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.

h.

Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta pertolongan orang lain.

i.

Pola seksual reproduksi


Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien tidak melakukan
hubungan seksual karena kelemahan tubuh

j.

Pola peran Hubungan


Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melakukan peran.

k.

Nilai dan kepercayaan


Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya pasien tidak mengalami
gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.

ASUHAN KEPERAWATAN

No
.
1.

Diagnosa
Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan
nafas.

Tujuan
Bersihan
nafas
efektif

Intervensi

jalan
1. kaji fungsi pernafasan,
kembali contoh bunyi nafas,
kecepatan dan irama.

2. berikan pasien posisi semi


fowler atau fowler tinggi
bantu pasien untuk batuk
efektif dan latihan nafas
dalam.

Rasional
Penurunan bunyi nafas
dapat menunjukkan
atelektasis, ronchi, mengi
menunjukkan akumulasi
sekret ketidak mampuan
membersihkan jalan nafas.
Posisi membantu
memaksimalkan ekspansi
paru dan menurunkan
upaya pernafasan.

3. pertahankan masukan
cairan sedikitnya 2500
ml/hari, kecuali kontra
indikasi

4. kolaborasi untuk
pemberian obat sesuai
indikasi, obat mukolitik
2.

3.

Perubahan nutrisi
kurangn dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
produksi sputum,
anoreksia

Kurang pengetahuan
mengenai kondisi,
aturan tindakan dan
perpindahan.

Menunjukkan berat1. catat status nutrisi pasien,


badan meningkat.
catat turgor kulit, berat
badan dan derajat
kekurangan berat badan,
kemampuan / ketidak
mampuan menelan,
riwayat mual-muntal.

Pemasukan tinggi cairan


membantu untuk
mengencerkan sekret,
membuatnya mudah
dikeluarkan.
Agen mukolitik
menurunkan kekentalan
dan perlengketan sekret
paru untuk memudahkan
pembersihan.
Berguna dalam
mendefinisikan derajat /
masalah dalam
menentukan pilihan
interfensi yang tepat.

2. awasi masukan atau


pengeluaran dan berat
badan secara periodic

Berguna dalam mengukur


keefektifan nutrisi dan
dukungan cairan.

3. berikan perawatan mulut


sebelum dan sesudah
tindakan pernapasan.

Menurunkan rasa tidak


enak karena sisa sputum
atau sisa obat.

4. dorong makan sedikit dan


sering dengan makanan
TKTP

Memaksimalkan masukan
nutrisi sebagai kebutuhan
energi dan menurunkan
iritasi gaster.

5. Kolaborasi dengan ahli


gizi untuk menentukan
komposisi diet.

Memberikan bantuan
dalam perencanaan diet
dengan nutrisi adekuat
untuk kebutuhan
metabolic dan diet.
Belajar tergantung pada
emosi dan kesiapan fisik
ditingkatkan pada tahapan
individu.

Menyatakan
1.
pemahaman proses
penyakit /
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan.
2.

Kaji kemampuan pasien


untuk belajar. Contoh :
masalah kelemahan,
tingkat partisipasi dan
lingkungan yang terbaik.
tekankan pentingnya
mempertahankan protein

Memenuhi kebutuhan

tinggi dan diit karbohidrat


dan masukan cairan
adekuat.
3. Jelaskan dosis obat,
frekwensi, kerja yang
diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak
minum alkohol dan tidak
merokok

metabolic, membantu
meminimalkan kelemahan
dan meningkatkan
penyembuhan.
Meningkatkan kerjasama
dalam program
pengobatan dan mencegah
penghentian obat.
Kombinasi INH dan
Alkohol telah
menunjukkan peningkatan
insiden hepatitis.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M


DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
1.

Identitas Pasien

Nama

: Tn. D.M

Umur

: 55 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Kr. Protestan

Pendidikan

: SD (tamat)

Pekerjaan

: Tani

Status

: Kawin

Suku/ bangsa

: Minahasa/ Indonesia

Tgl. MRS

: 15 - 07- 2008

Tgl. Pengkajian

: 10 - 08-2008, jam 08.00 wita

Diagnosa medis
No. Med. Reg
2.
a.

: TB Paru
: 19 09 69

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama
Batuk berlendir.

b.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas, keringat dingin pada malam
hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas
dan aktivitas dibantu orang lain.

c.

Riwayat Kesehatan Dahulu

d.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.

Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang istri dan satu orang anak,
tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup,
pencahayaan cukup.
Genogram

Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+ : Sudah meninggal

3.
a.

Pengkajian Kasus Kelolaan

Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan

Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit hanya batuk biasa dan
menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b.

Pola Nutrisi Metabolik


Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur. Klien minum air putih
kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu
makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/ mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.

c.

Eliminasi

erkemihan

: klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal

encernaan

: klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan

tegumen

dan dilakukan di tempat tidur.


dilakukan di tempat tidur.
: klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.

d.

Aktivitas dan Latihan

Aktivitas

Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga

Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 : tidak mampu. Klien
mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan torakul abdominal.
e.

Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon terhadap rangsangan nyeri,
pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat berinteraksi dengan orang lain.

f.

Pola Istirahat dan Tidur

ebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur

aat dikaji

: klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00 wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.

entitas

: klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya sebagai laki-laki.

arga diri

: klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan ingin segera cepat sembuh.

eal diri

: klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.

g.

Konsep Diri

ambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan kepala keluarga yang baik.

eran

: klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga yang baik bagi anggota keluarganya.
h.

Pola Koping Intoleransi Stres


Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi penyakitnya, tingkat kecemasan
ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R
: 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien
sering meminta bantuan orang lain.

i.

Pola Peran Hubungan


Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang petani, sudah menikah.
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.

j.

Pola Seksual Reproduksi


Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan hubungan seksual karena
keadaan yang sedang sakit.

k.

Pola Nilai dan Kepercayaan

Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.

4.

Pemeriksaan Fisik

TTV
TD : 130/80 mmHg
N

: 80 x/ mnt

: 24 x/ mnt

SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-

Kepala

Inspeksi

: warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat

Palpasi

: nyeri tekan tidak ada

Inspeksi

: sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat

Palpasi

: nyeri tekan tidak ada

Inspeksi

: bentuk simetris, sekret tidak ada

Palpasi

: nyeri tekan tidak ada

Mata

Hidung

Mulut

Inspeksi

: bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada

Inspeksi

: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Inspeksi

: simetris kiri dan kanan

Leher
Thorax/ dada

Palpasi

: stem fremitus kiri dan kanan

Perkusi

: sonur kiri dan kanan

Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a


Inspeksi

Abdomen

: datar

Palpasi

: lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa

Perkusi

: tidak kembung

Auskultasi : bising usus normal


-

Ekstremitas

Atas

: akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5% 20 gtt/ mnt

Bawah

: akral hangat, tidak ada odem


5.
a.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008

Jenis
HB
Eritrosit
Leukosit
Trombosit

Hasil
5,7 g/ dL
2,03 uL
7400 uL
230.000 uL

Normal
13-17 g/ dL
4,20-5,40 uL
5.000-10.000 uL
150.000-450.000

GDS
Ureum
Creatinin
Asam urat
Protein total
Albumin
b.

67 mg/ dL
31 mg/ dL
1,1 mg/ dL
8,5 mg/ dL
7,6 mg/ dL
2,2 mg/ dL

uL
110-160 mg/ dL
10-50 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL

Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru

c.

Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6.

Terapi

Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7.

Klasifikasi Data

DS : - klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO

: -

TTV
TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/ mnt

R : 24 x/ mnt

SB : 36,5oC

- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +


- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD

ANALISA DATA

N
Data
o
1 - klien mengeluh batuk

Dampak Masalah
Peradangan parenkim

Masalah
Bersihan jalan

N
o

Data

berlendir
- klien mengeluh sesak nafas
: TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +
- sputum kental

2 - klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
: BAB dan BAK
dilakukan di tempat tidur
- terpasang IVFD dextrose 5%
di lengan kanan
3 - klien mengeluh mengalami
penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami
penurunan berat badan
: BB sebelum sakit : 46
kg, BB sesudah sakit : 40 kg

4 - klien mengatakan tidak


mengerti tentang penyakitnya
: pendidikan klien
tamat SD

Dampak Masalah
paru

Keluarnya eksudut
dalam alveoli

Peningkatan produksi
sputum

Kemampuan batuk
menurun

Tertahannya sekresi

Jalan nafas terganggu


Proses penyakit

Kelemahan tubuh

Terpasang infuse di
lengan kanan

Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
saluran pernafasan dan
di bagian mulut

Batuk produktif

Peningkatan frekuensi
pernafasan

Nafsu makan menurun


Tingkat pendidikan
tamat SD

Kurang informasi
tentang penyakitnya

Kurang pengetahuan

Prioritas Masalah :
1.

Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental

2.

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan

3.

Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental

Masalah
nafas tidak efektif

Intoleransi aktivitas

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Kurang
pengetahuan

4.

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif b/d
produksi sputum
ditandai dengan :
klien mengeluh batuk
berlendir
klien mengeluh sesak
nafas
TTV
TD : 130/80mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
auskultasi paru ronchi+/ +
sputum kental
-

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

Bersihan jalan
nafas kembali 1.
efektif setelah
diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
dengan kriteria
hasil:
batuk berlendir
berkurang atau
hilang
2.
sekret encer
tanda-tanda
vital dalam
putus normal
ronchi -/-

Evaluasi

11-8-08, jm.08.00 : - klien


Kaji fungsi
1. Penurunan fungsi 1. Melakukan
mengatakan
pernafasan seperti
nafas dapat
pengkajian
sesak berkurang
bunyi, kecepatan
menunjukkan
frekuensi
setelah diatur
dan irama setiap
ketidakmampuan
pernafasan 24x/
pada posisi semi
jam 06.00, 12.00,
untuk
mnt, iramanya
fowler
18.00 setiap hari
membersihkan
teratur, terdengar - klien mengataka
jalan nafas.
ronchi dan jenis
sputum yang
pernafasan torakal keluar banyak
abdominal
: - TTV
11-8-08, jm.12.00TD : 130/80mmHg
Observasi tanda- 2. Penyimpangan
2. Mengukur TTV
: 82 x/ mnt
tanda vital setiap
normal TTV
TD : 130/80mmHg : 24 x/ mnt
jam 06.00, 12.00,
menunjukkan
N : 84 x/ mnt SB : 36,2oC
18.00 setiap hari
perubahan status
R : 24 x/ mnt A : masalah belum
pasien.
SB : 36,2oC
teratasi
: - kaji fungsi
- Mengawasi klien
pernafasan setia
minum obat
jam 06.00, 12.00
codein 1 tablet dan 18.00
cefixime 1 tablet - observasi TTV
11-8-08, jm.12.15 setiap 8 jam
3. Atur posisi klien 3. Posisi membantu 3. Merubah posisi
- pertahankan
dengan posisi semi ekspansi paru dan
tidur klien dari
posisi tidur semi
fowler setiap kali
menurunkan upaya tidur satu bantal
fowler
klien merasa sesak pernafasan.
menjadi posisi
- anjurkan klien
nafa
semi fowler
untuk minum air
putih yang
4. Ajarkan teknik
4. Memaksimalkan
11-8-08, jm.13.15 banyak
nafas dalam dan
ventilasi dan
4. Mengajarkan
- anjurkan klien
batuk efektif pada
meningkatkan
teknik nafas dalam untuk tetap
pertemuan pertama gerakan sekret ke
dan batuk efektif
menggunakan
dalam jalan nafas
pada klien
teknik batuk
besar sebagai
efektif setiap
mudah dikeluarkan
batuk
5. Anjurkan pasien 5.
untuk gunakan
teknik batuk efektif
setiap ingin batuk

Melatih pasien
untuk dapat belajar 5.
mengatasi batuk
yang dialaminya.

11-8-08, jm.13.30
Menganjurkan
pasien untuk
gunakan teknik

Diagnosa
Keperawatan

Intoleransi aktivitas
b/d kelemahan tubuh
dan proses penyakit
ditandai dengan :
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
BAB dan
BAK dilakukan di
tempat tidur
- terpasang infus

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

batuk efektif
setiap batuk
6. Anjurkan klien
6. Pemasukan cairan
11-8-08, jm.13.45
untuk
yang banyak
6. Menganjurkan
meningkatkan
membantu
keluarga dan klien
asupan cairan
mengencerkan
untuk memenuhi
sedikitnya 2.500
sekret.
asupan cairan
ml/ hari
yang cukup bagi
klien dengan
minum air putih
yang
7. Kolaborasi beri 7. Beri obat dengan
banyak +2500 ml/
obat sesuai
teratur
hari
instruksi dokter
mempercepat
11-8-08, jm.18.00
Ranitidine inj 2x1
proses
7. Memberikan obat
amp (06.00 &
penyembuhan
sesuai instruksi
18.00)
ranitidine inj 1
Cefixime 2x1 tab
ampul/ 3 cc
(06.00, 12.00,
melalui IVFD
18.00)
Menganjurkan
Codein 3x1 tab
klien untuk minum
(06.00, 12.00,
obat tablet secara
18.00)
teratur dan tidak
Rifampisin 1x3 tab
boleh berhenti
(06.00)
INH 1x3 tab
(06.00)
PZA 1x3 tab
(06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
Klien dapat
11-8-08, jm.08.00 : beraktivitas
1. Monitor derajat 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan
dengan baik
mobilitas dengan
tingkat
observasi derajat
dengan kriteria
menggunakan
ketergantungan
ketergantungan
hasil :
skala
pada klien. mandi
- Klien dapat
ketergantungan
= 4, berpakaian =
beraktivitas
4, eliminasi = 3, secara mandiri
mobilisasi = 2,
- BAB dan BAK
pindah = 4,
:dilakukan
ambulasi = 4, naik

Evaluasi

klien mengeluh
belum bisa
sepenuhnya
beraktivitas
masih terbatas
pada mobilisasi
klien mengeluh
merasa lelah
klien belum bisa
melakukan

Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
dextrose 5% di lengan sendiri di toilet
kanan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d
produksi sputum dan
anoreksia ditandai
dengan :
- klien mengeluh
mengalami penurunan
nafsu makan
- klien mengeluh

Intervensi

Rasional

Implementasi

Evaluasi

tangga = 4. Hasil : seluruh aktivitas


terjadi
- BAB dan BAK
ketergantungan
di tempat tidur
A : masalah belum
teratasi
11-8-08, jm.08.10 : - bantu klien
2. Memenuhi
2. Membantu
dalam
2. Bantu pasien
kebutuhan seharipasien dalam
pemenuhan
dalam pemenuhan
hari klien
eliminasi BAK
kebutuhan
kebutuhan
dengan
- anjurkan klien
berdasarkan tingkat
menyediakan
untuk
ketergantungannya
urinal dan pispot
beraktivitas
pada saat BAB
secara mandiri
3. Melatih klien
11-8-08, jm.08.15
3. Anjurkan klien
untuk tidak
3. Menganjurkan
untuk beraktivitas
tergantung dan
klien untuk bisa
secara bertahap
secara bertahap
melakukan
bisa mandiri
mobilisasi miring
kiri, miring kanan
dan duduk secara
mandiri tanpa
bantuan orang
lain. Hasil : klien
bisa melakukan
mobilisasi miring
kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Beri reinforcement 4. Pujian
4. Memberikan
positif terhadap
membangkitkan
pujian pada klien
tingkat
semangat pasien
karena klien sudah
keberhasilan klien
untuk bisa mandiri bisa mobilisasi
secara mandiri

Menunjukkan
peningkatan
1.
nutrisi dengan
kriteria hasil :
Peningkatan BB
Bebas tanda
malnutrisi

12-8-08, jm.08.00 : Catat nutrisi klien 1. Berguna dalam


1. Mencatat status
pada penerimaan,
mendefinisikan
nutrisi klien, hasil
BB, turgor kulit,
derajat masalah dan nutrisi pasien
adanya riwayat
pilihan intervensi
kurang dari
mual muntah atau
yang tepat
kebutuhan, BB : tidak
saat masuk : 40
kg, turgor kulit
baik, mual muntah
tidak ada, nafsu
-

klien
mengatakan
sudah bisa maka
walaupun masih
dalam porsi
porsi makan
dihabiskan
frekuensi makan
meningkat
BB 40 kg

Diagnosa
Keperawatan
mengalami penurunan
berat badan
BB sebelum
sakit : 46 kg, BB
sesudah sakit : 40 kg

Tujuan

Intervensi

Rasional

Implementasi

Evaluasi

makan menurun A : masalah teratasi


12-8-08,
sebagian
2. Awasi masukan 2. Berguna mengukur jm.08.058
: - awasi masukan
makanan dan
keefektifan nutrisi 2. Mengganti cairan dan pengeluaran
cairan. Awasi
dan dukungan
infuse dari NaCl - timbang BB
pengeluaran urine, cairan
0,9% diganti
setiap hari
keringat timbang
dextrose 5% 20
- menganjurkan
BB setiap hari
gtt/ mnt, BB : 40
klien untuk tetap
kg
mempertahanka
3. Anjurkan klien
3. Memaksimalkan
masukan nutrisi
makan dalam porsi masukan nutrisi
12-8-08, jm.08.10
sedikit tapi sering
sebagai kebutuhan 3. Menganjurkan
dengan makanan
energi
klien untuk makan
TKTP
sedikit tapi sering

4. Kolaborasi ahli
4.
gizi komposisi diit
Pagi : bubur dan
telur,
Siang : nasi, telur/
ikan, sayur, sup,
buah,
Sore : ekstra telur,
Malam : nasi, telur/
ikan, sayur

Kurang pengetahuan
Klien mengerti
tentang penyakitnya
tentang
1.
b/d kurangnya
penyakitnya
informasi ditandai
setelah
dengan :
diberikan
- klien mengatakan
penyuluhan
tidak mengerti
dengan kriteria
tentang penyakitnya
hasil :
tingkat
- Klien
2.
pendidikan klien
mengungkapkan
tamat SD
pemahaman
tentang
penjelasan yang
diberikan
- Klien dapat
menjelaskan 3.
kembali secara

Memberikan
bantuan dalam
perencanaan diit 4.
dengan nutrisi yang
adekuat

12-8-08, jm.12.00
Mengawasi pola
makan pasien,
hasil klien
menghabiskan
makanannya, porsi
makan sedikit

13-8-08, jm.08.00 : Kaji pengetahuan 1. Belajar tergantung 1. Mengukur


klien tentang
pada emosi dan
kemampuan klien
penyakit TBC yang kesiapan fisik
untuk belajar, hasil
dialaminya
klien mau
diberikan
penyuluhan
:-

klien dan
keluarga
mengatakan
mengerti tentang
penyakit yang
diderita
klien dapat
menjelaskan
Jelaskan pada klien2. Perawatan
13-8-08, jm.08.20 kembali
pentingnya
pengobatan di
2. Memberikan
pentingnya putu
perawatan dan
rumah sakit penting penyuluhan
obat dan akibat
pengobatan di
untuk mengurangi
kepada klien dan
putus obat
rumah sakit
komplikasi
keluarga tentang A : masalah teratasi
pentingnya
: - anjurkan klien
perawatan di
dan keluarga
Jelaskan pada klien3. Memberikan
rumah sakit
berobat secara
tentang proses
pengetahuan pada
13-8-08, jm.09.00 teratur dan tidak

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Intervensi

umum
penjelasan yang
diberikan

penyakit,
pengobatan dan
pencegahan

4. Jelaskan pada klien4.


dan keluarga
tentang dosis obat,
frekuensi, alasan
pengobatan lama
dan akibat putus
obat

Rasional
klien tentang
penyakitnya

Implementasi
3. Memberikan
penyuluhan pada
klien dan keluarga
tentang penyakit
yang diderita klien

Mencegah pasien
putus obat, dan
meningkatkan kerja4.
sama dalam
pengobatan

13-8-08, jm.09.30
Menjelaskan pada
klien dan keluarga
tentang pentingnya
pengobatan dan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan
dimulai dari
pertama dan
penyakit yang
diderita bisa
bertambah parah.

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/
Tgl.
Senin,
11-0808

Dx
I

I, II

Jam

Implementasi

Evaluasi

08.0 - Mengkaji fungsi : - klien mengatakan


0
pernafasan klien
masih batuk
Hasil : pernafasan
berlendir
cepat, frekuensi 24 - klien mengeluh
x/ mnt, irama teratur, masih sesak nafas
jenis pernafasan
: - TTV
torakal/ abdominal TD : 130/80mmHg
- Melakukan
: 82 x/ mnt
08.1 pengukuran TTV :
: 22 x/ mnt
5 TD : 130/80mmHg
SB : 36,2oC
N : 82 x/ mnt
A : masalah belum
R : 24 x/ mnt
teratasi
SB : 36,2oC
: - kaji fungsi
- Mengajarkan teknik pernafasan setiap

Evaluasi

boleh putus obat

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

nafas dalam dan


batuk efektif
Hasil : klien dapat
melakukan dengan
baik, klien dapat
mengeluarkan
sekret, warna putih,
encer jumlah +
sendok makan
- Merubah posisi
tidur klien dari tidur
terlentang menjadi
13.2 semi fowler
5 - Menganjurkan klien
untuk menggunakan
teknik batuk efektif
setiap kali ingin
13.3 batuk
0 - Menganjurkan
keluarga dan klien
untuk memenuhi
asupan cairan yang
13.4 cukup bagi klien
5
dengan minum air
yang banyak
- Memberikan obat
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul
dan menganjurkan
klien untuk minum
18.0 obat tablet secara
0
teratur dan tidak
boleh putus
- Mengkaji TTV dan
fungsi pernafasan
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
18.0 SB : 36,2oC
0
Fungsi pernafasan
baik, irama teratur,
frekuensi 22 x/ mnt
13.1
5

I, II,
III

I, II

Implementasi

Evaluasi

jam 06.00, 12.00,


18.00
observasi TTV
setiap pukul 06.00,
12.00, 18.00
anjurkan klien
untuk
menggunakan
teknik batuk efektif
setiap ingin batuk
anjurkan klien
untuk tetap
mengkonsumsi
cairan yang banyak
pertahankan posisi
semi fowler

Hari/
Tgl.
Selasa,
12-8-08

Dx

Jam

II

08.0 - Melakukan
Diagnosa I
0
observasi derajat : - klien mengatakan
ketergantungan pada masih batuk
klien
berlendir
Hasil :
- klien mengatakan
Mandi = 2,
sesak nafas
berpakaian = 2,
berkurang
eliminasi = 3,
: - sputum putih kental
mobilisasi = 2,
- R : 22 x/ mnt
pindah = 3, ambulasi
A : masalah teratasi
= 2, naik tangga = 3 sebagian
08.0 - Mencatat status
: - pertahankan posisi
0
nutrisi klien
semi fowler
Hasil : nutrisi kurang - kaji frekuensi
dari kebutuhan, BB
pernafasan, jenis
saat masuk RS : 40
dan irama setiap
kg, turgor kulit baik, jam 06.00, 12.00,
mual muntah tidak
18.00
ada, nafsu makan
menurun
Diagnosa II
- Melakukan
: - klien mengatakan
08.0 pengkajian frekuensi aktivitasnya masih
0
pernafasan 22x/ mnt, dibantu
irama teratur, jenis : - BAK dilakukan di
pernafasan torakal
tempat tidur
abdominal
A : masalah belum
- Mengganti cairan
teratasi
infuse dari NaCl
: - bantu klien dalam
08.0 0,9% diganti
pemenuhan
5
dextrose 5% 20 gtt/
kebutuhan sehari
mnt, menimbang BB - anjurkan untuk
hasil BB : 40 kg
beraktivitas secara
- Membantu pasien
mandiri dengan
untuk eliminasi
bertahap
BAK dan mobilisasi
08.1 - Menganjurkan klien Diagnosa III
0
untuk makan sedikit : - klien mengatakan
tapi sering
sudah bisa makan
- Menganjurkan klien walaupun dalam
untuk bisa
porsi yang sedikit
melakukan
: - porsi makan
mobilisasi sendiri
dihabiskan
08.1 tanpa bantuan orang - frekuensi makan
5
lain
meningkat

III

III

II, III

II

Implementasi

Evaluasi

Hari/
Tgl.

Dx

Jam

I, III

Hasil : klien mau A : masalah teratasi


melakukan aktivitas sebagian
- Mengukur TTV
: - awasi pemasukan
TD : 130/80mmHg
dan pengeluaran
N : 82 x/ mnt
- timbang BB tiap
R : 22 x/ mnt
hari
12.0SB : 36,5oC
- anjurkan klien
0 - Mengawasi pola
untuk tetap makan
makan pasien
dalam porsi sedikit
Hasil : klien
tapi sering
menghabiskan
makanannya porsi
makan sedikit
- Menganjurkan klien
untuk tetap
menggunakan teknik
batuk efektif setiap
ingin batuk
13.1 - Memberikan
5
suntikan ranitidine
inj 1 ampul via
IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat
18.0 tablet secara teratur
0
08.0 - Melakukan
Diagnosa I
0
pengkajian frekuensi: - klien mengeluh
pernafasan 24 x/
batuk berlendir
mnt, irama teratur, : - sputum kental
jenis pernafasan
- TTV
torakal abdominal TD : 130/80mmHg
- Observasi derajat
: 80 x/ mnt
ketergantungan,
: 22 x/ mnt
mandi = 2,
SB : 36,5oC
berpakaian = 2,
A : masalah belum
eliminasi = 2,
teratasi
mobilisasi = 0,
: - pertahankan posisi
pindah = 3, ambulasi semi fowler
= 2, naik tangga = 3 - anjurkan klien
- Mengukur
untuk
kemampuan klien
meningkatkan
untuk belajar
asupan cairan
Hasil : klien mau
- anjurkan untuk

I, II

Rabu,
13-8-08

I, II,
III,
IV

Implementasi

Evaluasi

Hari/
Tgl.

Dx
III

Jam

Implementasi

Evaluasi

diberikan
tetap gunakan
08.2 penyuluhan
teknik batuk efektif
0 - Memberikan
penyuluhan kepada
Diagnosa II
klien tentang
: - klien mengatakan
pentingnya
belum bisa
perawatan di rumah beraktivitas
sakit, proses
sepenuhnya masih
penyakit, alasan
terbatas pada
pengobatan lama
mobilisasi
08.3 dan akibat putus
: - BAB dan BAK di
0
obat
tempat tidur
- Mengatur posisi
- berpakaian dibantu
09.0 pasien semi fowler
oleh keluarga
0 - Mengganti cairan A : masalah belum
dari dextrose 5%
teratasi
dengan dextrose 5% : - anjurkan klien
10.0 - Menganjurkan klien beraktivitas mandiri
0
untuk menggunakan secara bertahap
teknik batuk efektif
setiap ingin batuk
Diagnosa III
- Menganjurkan klien: - klien mengatakan
10.1 untuk terus
sudah bisa dalam
0
meningkatkan
porsi sedikit
aktivitas secara
- klien mengatakan
mandiri
sering makan
- Mengobservasi TTV: - porsi makan
TD : 130/80mmHg
sedikit, makanan
12.0N : 80 x/ mnt
dihabiskan
0 R : 22 x/ mnt
- BB : 40 kg
SB : 36,5oC
A : masalah teratasi
- Mengawasi pola
sebagian
makan klien, klien : - anjurkan klien
makan dengan porsi tetap
sedikit makanan
mempertahankan
dihabiskan
asupan nutrisi yang
- Menimbang BB
- timbang BB setiap
pasien
hari
Hasil : BB = 40 kg
13.0 - Memberikan
Diagnosa IV
0
suntikan via IVFD : - klien
ranitidine 1 ampul
mengungkapkan
- Menganjurkan
mengerti tentang
18.0 untuk minum obat
cara pencegahan

Hari/
Tgl.

Topik
Tujuan
Sasaran
Tempat
Tanggal

N
o
1

Dx

Jam

Implementasi

Evaluasi

secara teratur jangan


sampai putus obat
dan akibat putus
obat
:- Menjelaskan bahwa
tugas di ruangan
telah selesai

penularan penyakit
dan akibat putus
obat
klien dapat
menjelaskan
kembali cara
pencegahan dan
akibat putus obat
- klien dapat minum
obat sendiri
A : masalah teratasi
:-

RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN


: Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan Akibat Putus Obat
: Meningkatkan Pengetahuan dan Mencegah Klien Putus Obat
: Klien dan Keluarga
: Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D. Kandou Manado
: 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita

Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami 1.
penyakit
tuberkulosi 2.
s paru
3.
4.

Materi

Konsep TB Paru
Pengertia n
Penyebab
Gejala
Cara
penularan
Klien dan - Alasan keluarga
dirawat di
mengerti
RS
tentang
- Pentingny
alasan
a
dirawat di
pengobata
RS,
n dan
pentingnya akibat
pengobatan putus obat
dan akibat
dari putus
obat

Metode

Media

Cerama- Flip
h
chart
Tanya - Leafl
jawab
et

Aktivitas KMB
Petugas
Klien
Kesehatan
Menjelaska Memperhatika
n kepada
n penjelasan
klien dan
petugas dan
keluarga
bertanya jika
konsep
tidak mengerti
tuberkolosis
paru

Cerama- Flip
Menjelaska
h
chart
n:
Tanya - Leafl - Alasan
jawab
et
dirawat di
RS
- Pentingnya
pengobatan
dan akibat
putus obat

Evaluasi

Memperhatika n penjelasan
petugas dan
bertanya jika putus obat satu
hari saja
-

Proses

Hasil

Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya
?
Gejalanya?
Cara
penularan?
Mengapa
dirawat di
RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan?
Akibat dari putus obat

Klien dan
keluarga
memahami
tentang
konsep
penyakit
tuberkolosi
s paru
Klien dan
keluarga
mengerti
mengapa
dirawat di
RS
Klien dan
keluarga
mengerti
pentingnya
pengobatan
dan akibat

putus obat
DAFTAR PUSTAKA

Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 1999 : Jakarta.


Marilynn Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. 2001 : Jakarta.
Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, EGC. 1999 : Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro, Prof, dr. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. 2001

skep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC


Ana Nurkhasanah Sunday, October 18, 2015 Askep KMB

Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis
yang diberikan kepada pasien dengan masalah penyakit tb paru atau TBC paru. Pada konsep askep
tb paru pada artikel ini menggunakan konsep Nanda NIC NOC mulai dari pengkajian, diagnose
keparawatan, intervensi keperawatan menggunakan ilmu keperawatan Nanda NIC NOC.

Data

Fokus

Pengkajian

Keperawatan

menggunakan

13

domain

nanda

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan


Keperawatan TB Paru Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari
literature-literatur.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keluhan Utama
Pasien dengan tb paru biasanya sering mengeluhkan gejala seperti batu-batuk yang
berbulan-bulan dan dapat disertai darah, serta terjadi penurunan berat badan yang
drastic dalam beberapa bulan terakhir. Jika kondisi penyakit sudah parah biasanya
dapat timbul gejala sesak napas.
Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat adanya penyakit pernapasan seperti pneumonia dan lain-lain ada atau tidak.
DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP TB PARU MENGGUNAKAN 13 DOMAIN
NANDA
PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Klien biasanya tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana cara mencegahnya.
DO:
KU klien tergantung dari derajat berat atau ringannya penyakit tb paru tersebut, ada
yang KUnya baik da nada juga KUnya sudah memburuk.
TD bisa naik atau normal
Nadi juga bisa naik atau nirmal
RR biasanya jika sudah kronis akan meningkat atau sesak
Suhu tubuh biasanya tinggi atau juga dapat normal
NUTRISI
DS:
BB biasanya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Perubahan selera makan biasanya menjadi anoreksia
DO:
BB biasanya turun dari sebelumnya
Intake atau output setiap hari biasanya kurang jika sudah parah
ELIMINASI
Sistem Urinarius
DS:
BAK berapa jumlahnya, frekuensi, konsistensinya biasanya normal.

DO:
Biasanya tidak ada masalah
Sistem Gastrointestinal
DS:
BAB biasanya normal
DO:
Pengkajian abdomen:
Inspeksi perut datar
Palpasi perut lembek
Perkusi tidak ada distensi
Auskultasi bising usus biasanya normal
Sistem Integuman
DS:
Kelainan kulit, lesi atau sariawan ada atau tidak
DO:
Turgor kulit biasanya elastis atau kadang buruk
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Tidur dan istirahat
DS:
Klien biasanya susah tidur karena sesak atau sering batuk dan demam di malam hari
DO:
Klien biasanya tampak susah tidur
Aktivitas
DS:
Klien biasanya sering kelelahan dan sesak
ADLsnya biasanya ada yang perlu bantuan
Makan, minum, berpakaian, mandi dan toileting bagaimana
DO:
Respon terhadap aktifitas biasanya takikardi, takipneau, kelelahan dan sesak.
Kardiovaskular

DS:
BB menurun
DO:
Nadi cepat atau lambat
TD biasanya naik atau turun
Auskultasi jantung, bunyi jantung normal atau tidak
Respirasi
DS:
Sering batuk-batuk dan kadang juga hingga sesak
Karakteristik sputum biasanya kental dan jumlahnya banyak
Klien biasanya mengeluh sesak jika kondisi berat
DO:
RR biasanya meningkat
Kualitas pernapasan biasanya cepat dan dangkal
Pola napas biasanya terkadang tidak teratur
Pemeriksaan dada:
Inspeksi dada biasanya normal
Perkusi dada biasanya ada bagian yang suara redup
Auskultasi dada biasanya juga timbul wheezing jika kronis
Sputum biasanya keluar terus
PERSEPSI ATAU KOGNISI
Perhatian dan orientasi
DS:
Tingkat pendidikan sampai dimana
Kesiapan untuk mendapatkan informasi kesehatan bagaimana
Kurang pengetahuan tentang penyakit biasanya
DO:
Memori jangka panjang atau pendek bagaimana?
Kesiapan belajar?
Persepsi atau sensasi
DS:
Sakit kepala ada atau tidak, lokasi dan frekuensi?
DO:

Penjagaan fisik saat aktvitas tertentu ada atau tidak


Kelemahan fisik
Komunikasi
DS:
Ungkapan pasien tentang masalahnya atau rasa takut dan kegelisahannya ada atau
tidak?
DO:
Bahasa yang digunakan apa
Kejelasan pengucapan bagaimana
Kesulitan dalam menyampaikan pemikiran atau kata-kata
PERSEPSI DIRI
DS:
Rasa cemas biasanya muncul saat sesak
DO:
Biasanya tampak cemas
KOOPING DAN TOLERANSI STRESS
DS:
Kemampuan untuk mengatasi rasa cemas bagaimana
DO:
Perilaku yang menampakkan rasa cemas seperti gelisah
KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN
DS:Kebutuhan akan selimut?
Panas atau dingin?
DO:
Suhu biasanya naik atau turun
Biasanya sering muncul keringat di malam hari
KENYAMANAN
DS:
Klien biasanya sesak jika sudah kronis
DO:
Tampak sering batuk-batuk

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG


DIAGNOSA KEPERAWATAN TB PARU
Laboratorium : Biasanya diperiksa kuman BTA dari BTA I hingga III.
Radiologi : biasanya dilakukan foto thorak untuk melihat paru-paru klien apakah masih
bagus atau sudah infeksi
DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN TB
PARU
1.

Bersihanjalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret

darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.


2.

Ketidakefektifanpola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai

dengan takipneau atau RR lebih dari normal


3.

Gangguan keseimbangan

nutrisi, kurang darikebutuhan tubuh berhubungan

dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia,
penurunan kemampuan finansial.
4.

Kurangpengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan

dengan tidak ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat
tidak lengkap/tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN TB PARU
Diagnose 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental
atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

1
2
3
4

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:


Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh,
pencegahan aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status
pernapasan: kepatenan jalan napas
Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
Gangguan eksterm
Berat
Sedang
Ringan

5 Tidak ada gangguan


Indikator
Kemudahan bernapas
Frekuensi dan irama pernapasan
Pergerakan sputum keluar dari jalan
napas
Pergerakan sumbatan keluar dari
jalan napas

Pasien akan:
Batuk efektif
Mengeluarkan secret secara efektif
Mempunyai jalan napas yang paten
Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan dirumah
Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
Kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:
Keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
Keefektifan obat resep
Kecenderungan pada gas darah arteri jika tersedia
Frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan
Factor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mucus kental, dan
keletihan
Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau
ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan
Pengisapan jalan napas (NIC):
Tentukan pkebutuhan pengisapan oral atau trakeal
Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung
sebelum, selama dan setelah pengisapan
Catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga
Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam
ruangan perawatan
Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam

Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
Pengisapan jalan napas (nic): instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang
cara melakukan pengisapan, jika perlu
Aktivitas kolaboratif
Rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, jika perlu
Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau peralatan
pendukung
Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan instruksi
Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan paru lainnya
sesuai protocol
Beri tahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal
Aktivitas lain
Anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret
Anjurkan penggunaan spirometer insentif
Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur
kesisi yang lainnya setiap dua jam
Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan
kecemasan dan control diri
Berikan pasien dukungan emosi
Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga
dada
Pengisapan nasoparing atau oroparing setiap.
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang
kental
Perawatan dirumah
Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan
dirumah
Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara menghindari allergen
Untuk bayi dan anak-anak
Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak
dan bahwa batuk tidak harus diredakan dengan obat
Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan
untuk menghindari keletihan
Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan buni napasnya sendiri

Diagnose 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi


yang ditandai dengan takipneau atau RR lebih dari normal
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

1
2
3
4
5

Setelah diberikan perawatan pasien akan :


Menunjukkan pola pernapasan efektif yang dibuktikan oleh status pernapasan,
status ventilasi dan pernapasan yang tidak terganggu, kepatenan jalan napas dan tidak
ada penyimpangan tanda vital
Menunjukkan tidak terganggunya status pernapasan yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
gangguan eksterm
berat
sedang
ringan
tidak ada gangguan
Indikator
Kedalaman inspirasi dan
kemudahan bernapas
Ekspansi dada simetris
Penggunaan otot aksesoris
Suara napas tambahan
Pendek napas

Pasien akan:
Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis
Mempunyai kecepatana dan irama napas normal
Mempunyai paru dalam batas normal
Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumah
Mengidentifikasi factor yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan
yang dapat dilakukan untuk menghindarinya
Intervensi keperawatan (NIC)
Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian
penyebab ketidakefektifan pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan
mengenai penatalaksanaan mandiri terhadap alergi, membimbing pasien untuk
memperlambat pernapasan dan mengendalikan respon dirinya, membantu pasien

menjalani pengobatan pernapasan, dan menenangkan pasien selama periode dispnea


dan napas pendek.

Pengkajian
Pantau adanya pucat dan sianosis
Pantau efek obat pada status pernapasan
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi disangkar iga
Kaji kebutuhan insersi jalan napas
Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien yang
terpasang ventilator
Pemantauan pernapasan
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan
Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu,
serta retraksi otot supraklavikuler dan interkosta
Pentau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur
Pantau pola pernapasan
Perhatikan lokasi trakea
Auskultasi suara napas
Pantau peningkatan kegelisahan
Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, akhir tidal dan nila GDA jika perlu
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk
memperbaiki pola pernapasan, uraikan tehnik
Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan,
peralatan pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumbersumber komunitas
Diskusikan cara menghindari allergen, sebagai contoh:
Memeriksa rumah untuk adanya jamur didinding rumah
Tidak menggnakan karpet dilantai
Menggunakan filter elektronik alat perapian dan AC
Ajarkan teknik batuk efektif
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok didalam
ruangan
Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu
nakes pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan
fungsi ventilator mekanis
Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai gda, sputum,
dan sebagainya, jika perlu dan sesuai protkol

Berikan obat bronkodilator sesuai program


Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen yang dilembabkan
sesuai program
Berikan obat nyeri untuk mengoptimalkan pola napas
Aktivitas lain
Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian
Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif, jika perlu
Tenagkan pasien selama periode gawat napas
Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode gawat napa
Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan secret
Minta pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap.
Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan
ansietas dan meningkatkan perasaan kendali
Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker atau sungkup,
Atur pusisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan
Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi
Perawatan dirumah
Jika menggunakan ventilator atau alat bantu elektrik lainnya, kaji kondisi rumah
untuk keamanan listrik dan beritahu jasa pelayanan yang bermanfaat sehingga mereka
segera mendapat bantuan pada kondisi listrik padam
Untuk bayi dan anak-anak
Selau ingat bahwa bai baru lahir harus bernapas melalui hidung, bahwa
pernapasan normal adalah abdomen, dan karena pernapasannya tidak teratur, saudara
harus menghitung pernapasannya selama satu menit penuh.
Untuk meminimalkan risiko sinrom kematian bayi mendadak, bai sebaiknya
diletakkan dalam posisi berbaring telentang atau tidur miring, bukan posisi telungkup
Anak-anak tetap bernapas per abdomen sampai usia sekitar 5 tahun dan
diameter jalan napas mereka yang lebih kecil meningkatkan resiko obstruksi jalan
napas
Diagnose 3 : Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum,
dispnea, anoreksia, penurunan kemampuan finansial.
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:
Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:

1
2
3
4
5

Tidak
Sedikit
Cukup
Adekuat
Sangat adekuat

adekuat
adekuat
adekuat

Indicator
1 2 3 4 5
Makanan oral,
pemberian makanan
lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
Asupan cairan oral atau
IV
Mempertahankan berat badan. Kg ata bertambahkg pada..(tglnya)
Menjelaskan komponen gizi adekuat
Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
Menoleransi diet yang dianjurkan
Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
Melaporkan tingkat energy yang adekuat
Intervensi keperawatan (NIC)
Intervensi untuk semua ketidakseimbangan nutrisi:

Pengkajian
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
Pantau nilai laboratotium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit
Manajemen nutrisi:
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
Timbang pasien pada interval yang tepat
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Ajarkan metode untuk perencanaan makan
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan tidak mahal
Manajemen nutrisi: berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya
Aktivitas kolaboratif

Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidakadekuatak asupan protein
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan lengkap,
pemberian makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan
Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat memenuhi
asupan nutrisiyang adekuat
Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi jika
diperlukan jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Aktivitas lain
Buat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien
Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
Suapi pasien jika perlu
Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan bergizi tinggi protein,
tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat jadwal
makan jika perlu
Itulah tadi konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tb Paru mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi anda.
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domainnanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif ,dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI Media Aescullapius.
Price, Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ,
Edisi 6.Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne. C dan Bare, Brenda. G. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth Volume 1. Jakarta: EGC
0
inShare
Silahkan submit email anda untuk mendapatkan update artikel terbaru dari Ilmu Keperawatan:

Berlangganan

RELATED POSTS :

Askep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC
NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada pasien
dengan masalah pen Read More...

Askep RematikA. Pengertian Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi


degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkemban Read More...

Askep Apendisitis Aplikasi Nanda NIC NOC Asuhan Keperawatan Apendisitis


Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat dari literature-literatur. Identitas Klien
Silahkan Read More...

Askep HIV AIDSA. Defenisi Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS)


merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno
Deficien Read More...

Askep Aterosklerosis Aplikasi Nanda NIC NOCDefinisi Aterosklerosis


merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan medium. Perubahan
tersebut meliputi penimb Read More...

0 RESPONSE TO "ASKEP TB PARU APLIKASI NANDA NIC NOC"


NEWER POSTOLDER POSTHOME

POPULAR POSTS

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh : Nanda-NIC-NOC


2014
Factor y ang berubungan Ketidak mampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap nutrient akibat factor biologis, psikologis ...

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berubungan Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah Keracunan enzim ...

Intoleransi Aktivitas : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berubungan Tirah baring dan imobilitas Kelemahan umum Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Gaya hidu...

Askep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC


Askep Tb Paru aplikasi Nanda NIC NOC merupakan konsep asuhan keperawatan secara teoritis yang diberikan kepada pasien dengan masalah ...

Hambatan Mobilitas Fisik : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berubungan perubahan metabolism sel indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia gangguan kognitif kepercayaan ...

Kekurangan Volume Cairan : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berubungan Kehilangan volume cairan aktif Konsumsi alcohol yang berlebihan terus menerus Kegagalan mekanisme pangaturan...

Kerusakan Integritas Kulit : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berubungan Eksternal (lingkungan) Zat kimia Kelembaban Hipertermia Hipotermia Factor mekanik (terpotong, tertekan...

Pola Nafas tidak efektif : Nanda-NIC-NOC 2010


Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat Batasan karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspiras...

Nyeri akut : Nanda-NIC-NOC 2014


Factor y ang berhubungan Agen-agen penyebab cedera ; biologis, kimia, fisik dan psikologis Batasan karakteristik Subjektif:...

Ketidakefektifan perfusi jaringan (kardiopulmonal, serebral, gastrointestinal dan


renal) : Nanda-NIC-NOC 2014
Factor y ang berubungan Perubahan afinitas hemoglobin terhadap oksigen Penurunan konsentrasi hemoglobin dalam darah Keracunan enzim ...

LABELS

Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (5)


Askep Anak (19)
Askep Gadar (9)
Askep Jiwa (12)
Askep KMB (9)
Askep Maternitas (9)
Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2010 (35)
Diagnosa NANDA-NIC-NOC 2014 (26)
Format Pengkajian Keperawatan (4)
Info Keperawatan (1)
Keperawatan Gadar (1)
Keperawatan Medikal Bedah (6)
Kesehatan Anak (8)
Kesehatan Dewasa (2)
Kumpulan SAP (13)
Penyakit A-Z (1)
Penyakit Kanker (34)
Sakit A-Z (25)
Seputar Kehamilan (6)
Tips Sehat (10)
ARSIP BLOG

2016 (8)
2015 (226)
December (2)

o
o

November (41)
October (110)
SP Pentingnya Perawatan Diri
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan Menggoso...
Petunjuk Pengkajian Keperawatan Jiwa
Format Pengkajian Keperawatan Jiwa
Askep Jiwa Halusinasi
Askep Jiwa Harga Diri Rendah Kronis
Askep Jiwa Isolasi Sosial
Askep Jiwa Perilaku Kekerasan
Askep Jiwa Waham
Masalah menstruasi - disminorae
Mengatasi nyeri saat menstruasi
Askep Jiwa Dengan Depresi
Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri
Askep DM Aplikasi Nanda NIC NOC
Penyakit tipes: penyebab, gejala dan pengobatannya...
Kejang demam pada anak: penyebab, gejala dan pengo...
Askep Aterosklerosis Aplikasi Nanda NIC NOC
Diare pada anak: penyabab, gejala dan pengobatanny...
Waspadai dehidrasi pada anak akibat diare!!!!
Jerawat dan jenis-jenis jerawat
Penyebab Jerawat
Cara mencegah jerawat
Penyakit malaria : penyebab, gejala dan pencegahan...
Penyakit angina pektoris atau angin duduk
Hati-hati, ada orang mati gara-gara digigit nyamuk...
Nyeri saat buang air kecil - waspada kanker prosta...
Makanan yang harus anda hindari ketika sedang saki...
Faringtitis : penyebab, gejala dan pengobatannya
Sakit tenggorokan : faringitis, amandel atau tumor...
Alergi
Batuk
Gatal-gatal
Gejala-gejala alergi
Mata merah
Cara mengatasi nyeri punggung
Waspadai nyeri dada akibat penyakit jantung

Nyeri dada dan penyebabnya


Cara Menghitung Usia Kehamilan Dengan Mudah Dan Pr...
Proses Kehamilan tahap demi tahap lengkap
Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil Muda Hingga Melahirk...
CMV dan Kehamilan
Masa Kehamilan Bulan Pertama
Kehamilan
Nyeri punggung
Cara mencegah alergi
Penyebab alergi
Cara mencegah dan mengatasi sakit gigi
Askep TB Paru Aplikasi Nanda NIC NOC
Askep Gagal Ginjal Kronik Aplikasi Nanda NIC NOC
Cara mengatasi perut kembung
Perut Kembung dan penyebabnya
Sakit gigi
Sakit kepala
Sesak napas
Pilek dan cara penangananannya
Askep Gastritis Aplikasi Nanda Nic Noc
Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan
Anatomi fisiologi sistem urinaria
Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia
SAP Gangguan proses pikir waham
SAP Diet pre dan post operasi
SAP Bahaya merokok
SAP Penyakit kulit
SAP Diabetes mellitus
SAP Demam berdarah
SAP PHBS
SAP Imunisasi
SAP Rematik
SAP Manfaat jamban sehat
SAP Ispa
SAP Disentri
SAP Diare
Cara mengatasi gejala pilek pada anak-anak
Pusing

Sariawan
Cara mencegah dan mengobati sariawan
Kanker Serviks Pembunuh Wanita No 1 Di Dunia
Gejala Kanker Serviks Yang Wajib Anda Ketahui
Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita
Pencegahan kanker serviks
Pengobatan kanker serviks yang harus anda ketahui
Efek samping yang dapat muncul setelah operasi kan...
Prosedur operasi kanker serviks yang harus anda ke...
Pengobatan kanker serviks dengan radioterapi
Pengobatan kanker serviks dengan kemoterapi
Deteksi dini kanker serviks dengan pap smear
Vaksin kanker serviks untuk mencegah infeksi HPV
Mengenal sistem reproduksi wanita
Apa itu Serviks?
HPV penyebab kanker serviks terbanyak didunia
Siapa saja yang berisiko terinfeksi HPV
Mitos-mitos seputar kanker serviks
Gejala kanker
Penyebab kanker
Bagaimana proses pertumbuhan kanker
Mengenal jenis-jenis kanker
Kanker Serviks
Deteksi dini kanker serviks
Gejala kanker serviks
Penyebab kanker serviks dan wanita yang berisiko
September (73)
2014 (1)

You might also like