You are on page 1of 9

skip to main | skip to sidebar

FacebookDonload SoftwareDriverRadio Sinar FMRadio ERA FMRadio HOT FM

KH. Makmun
Home
Sains
Data Ku
Driver
SMS Gratis
laen
Campuran
TV Online
Ye Cood
Fakultas
PENGARUH SUHU TERHADAP TANAMANAN
Diposkan oleh Mumun | 09.41

PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG

Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik
dan sulit dikendalikan salah satunya adalah suhu/temperatur. Dalam praktek, iklim
(suhu dan cuaca ) sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan
kebutuhan, ditambah lagi dengan fenomena pemanasan global akibat radiasi
matahari yang penyinarannya jatuh secara total akibat lapisan ozon yang telah
menipis. Kalaupun bisa memerluan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca
sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya
yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih
berdaya guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih
akurat teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu
hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis
yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena
itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan
pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang di ukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Pengaruh suhu terhadap mahkluk mahkluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhannya benar benar seakan
- akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatan pertanian. Kita ambil contoh
tumbuhan - tumbuhan dimana tanaman layaknya mempunyai keinginan akan suhu
tertentu, artinya tanaman itu tidak akan tumbuh dengan baik bila syaratnya tidak
terpenuhi, juga berpengaruh pada proses pematangan buah makin tinggi suhu
makin cepat proses pematangan buah. Dengan suhu yang tinggi benih benih akan
mengadakan metabolisme lebih cepat, akibatnya apabila benih benih di biarkan
aatau di tanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan
turun. Jadi pada tanaman juga ada shu maksimum atau suhu optimum yag
diinginkan.

BAB II
B. PEMBAHASAN
SUHU
1.Pengertian suhu
Pengertian suhu mencangkup dua aspek yakni derajat dan insolasi. Insolasi
menunjukan energy panas dari mataahari dengan satuan gra/kalori/cm/jam. mirip
dengan pengertian intensitas pada radiasi matahari. Satu garam kalori adalah
sejumlah energy yang dibutuhkan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 10c.

Jumlah insolasiatau suhu suatu daerah tergantuna pada letak :


a.
letak lintang suatu daerah dikhatulistiwa insolasi lebih besar dan sedikit
bervariasi
dibandingkan dengan sub tropis dan daerah sedang. Akan tetapi
insolasi total untuk satu musim pertumbuhan tanaman hamper sama karna panjang
hari yang lama.
b.
Atlitude (tinggi tempat dari permukaan laut ). Semakin tinggi atlitude isolasi
semakin rendah.
c.
Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam kaitannya dengan kelembaban
udara dan keadaan awan.
d.
Angin juga sering berpengaruh terhadap insolasi, apalagi bila angin tersebut
membawa uap panas.
2.Peranan suhu bagi tanaman pagan
Suhu udara dan tanah sangat mempengaruhi dalam proses pertumbuhan ,
karna setiap jenis tanaman mempunyai suhu batas minimum, optimum dan
maksimum untuk setiap tingkat perrtumbuhannya.
Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar dari 120o
sampai 140o F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat
perrtumbuhannya. Contoh : gandum dalam musim dingin tahan berada dalam
kondisi suhu nisbi rendah dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode
musim dingin, terjadinya pada tanaman tropis misalnya biji coklat yang
memerlukan suhu tinggi pada sepanjang tahun. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan
dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuhan asalkan persedian air
memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah ikanklim. Dalam
kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan bisa terhambat bahkan berhenti
tanpa menghiraukan persediaan air dan kemungkinan terjadi perangasan daun atau
buah sebelum waktunya.
Tanaman bisa mengubah frekuensi suhu dari iklim mikro bunga dan daun dapat
menangkap isolasi pada lapisan atas sehingga suhu maksimumnya terletak dekat
sekitar puncak tanaman kecuali jika tanaman masih rendah dan masih terpencar
sehingga pemanasan disela-sela tanaman dari tanah akan menentukan distribusi
suhu vertical.
Suhu udara merupakan factor lingkungan yang penting karna berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada proses pertumbuhan. Suhu udara
merupakan factor penting dalam menentukan tempat dan waktu penanaman yang
cocok, bahkan suhu udara dapat juga sebagai factor-faktor penentu dari pusatpusat produksi tanaman. Misalnya; kentang didaerah suhu rendah, sedangkan padi
didaerah bersuhhu lebih tinggi.

Suhu udara diindonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha


pengimbangan tanaman padi didaerah yang mempunyai ketingian yaitu tinggi
diatas permukaan laut sebagian besar jenis padi unggul tumbuh dan berdaya hasil
baik sampai ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Suh udara rata-rata yang
tinggi akan baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas sedangkan
gandum, kentang, gula dan tomat, bisa didataran tinggi dengan suhu udara yang
lebih rendah.

3 . Pengaruh suhu terhadap tanaman


Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas
pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah
naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsure
hara sulit diserap tanaman., sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin
bertambahnya kandungan aiar dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim
terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas akar/respirasi semakin rendah
mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat sehingga proses
distribusi unsure hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat.
Demikian pula dengan suhu yang terlalu tinggi terjadi aktivitas negatif seperti
terjadi pembongkaran/perusakan organ. Suhu maksimal dan minimal berpengaruh
terhadap hasil produksi. Hal inilah yang menyebabkan hasil panen padi Indonesia
menjadi rendah.
4. Suhu maksimum dan minimum pada tanaman
Biasanya panas yang diterima oleh permukaan tanah diteruskan kedalam
lapisan yang lebih dalam melalui kondisi karna panas yang jalarkan akan
memerlukan waktu yang lama. Sehingga suhu maksimum dan minimum didalam
tanah akan terjadi keterlambatan. Karna makin lama pemanasan pada permukaan
tanah maka ikan makin dalam pula suhu maksimum permukaan akan terasa
kelapisan tanah yang lebih dalam.
Besarnya suhu maksimum disuhu atmosfer terjadi pada sekitar jam 15.00
sedangkan suhu maksimum didalam tanah akan terjadi setelah waktu suhu
maksimum udara. Suhu maksimum tanah untuk kedalamam tanah 5 cm terjadi
pada jam 14.00 untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 15.30 dan untuk
kedalaman tanah 20 cm terjadi pada jam 18.00.Pada suhu minimum diatmosfer
terjadi setelah matahari terbit yaitu sekitar jam 06.00 pagi hari sedangkan suhu
minimum tanah akan mengalami keterlambatan untuk kedalaman tanah 5 cm suhu
minimum. terjadi pada jam 08.00 untuk kedalaman 10 cm terjadi pada jam 09.00
dan untuk kedalaman 20 cm terjadi pada jam 11.00.
5. Pengaruh suhu bagi pertumbuhan tanaman.

Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila


tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak
sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Sutarno at all (1997) Studi tentang
perilaku kejadian tiap organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan
perubahan-perubahan iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang
dipergunakan untuk penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini
adalah karena curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk
pengaturan waktu dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan
tropis.
Menurut Ashari (2006) sedikitnya ada 2 unsur yang sangat mempengaruhi hal
tersebut, yaitu :
1.Curahhujan dan distribusi hujan
2. Tinggi tempat dari permukaan laut.
Selain unsur iklim, roduksi tanaman juga dipengaruhi oleh Radiasi Matahari
dan Suhu. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh
lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan merangsang
tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan speises tidak akan
memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan
belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini
terdapat dua rangsangan. Yang menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan
panjang hari (Mugnisjah dan Setiawan, 1995).
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada waktu
awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak terhambat.
Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu sebelum
perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman (stress) air yang
diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman tahunan tropika. Faktor
lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau panjang periode selama
setiap 24 jam. Tanaman berhari panjang tidak akan berbunga jika ditanam di
wilayah tropika. Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman,
fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk.
Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang
cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih.
Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan
berlatitude 10-20 mdp.
Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman
diketahui sebagai batas optimum . pada batas ini semua proses dasar seperti :
fotosentesis, respirasi, penyerapan air, transpirasi, pembelahan sel. Perpanjangan
sel dan perubahan fungsi sel akan berlangsung baik dan tentu saja akan diperoleh
produksi tanaman yang tertinggi. Batas suhu optimum tidak sama semua tanaman ,
sebagai contoh : apel ,kentang , menghendaki yang lebih rendah dibandingkan

tanaman :jeruk, ketela rambat atau gardenia. Tanaman yang tumbuh pada kondisi
suhu diatas optimum akhirnya pertumbuhanya biasa menghasilkan produksi yang
rendah . hal ini disebabkan kurang adanya keseimbangan antara besarnya
fotosentesis yang dihasilkan dan berkurangnya karbohidrat karna adanya respirasi.
Bertambahnya suhu akan mempercepatkan kedua proses ini , tetapai diatmosfer
diatas optimum , proses respirasi akan berlangsung lebih besar dari pada
fotosentesis , sehingga bertambah tinggi suhu tersebut akan mengakibatkan
berkurangnya produksi.
Tanaman yang tumbuh pada kondisi suhu dibawah batas optimum akan
menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik dan produksinya akan lebih rendah .
gal ini disebabkan pada suhu yang rendah besarnya fotosentesis yang dihasilkan
dan protein yang dibentuk dalam keadaan minimum berakibat pertumbuhan dan
perkembangan lambat dan produksinya rendah.

6. Informasi Iklim (Suhu,) dalam Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis


Resiko pertanian akibat pengaruh iklim antara lain terjadi melalui dampak
kekeringan, kebasahan atau banjir, suhu tinggi, suhu rendah atau frost, angin,
kelembaban tinggi dan lain-lain. Resiko pertanian akibat iklim tersebut terutama
suhu, selain menyebabkan rendahnya hasil baik secara kuantitas maupun kualitas,
juga ketidakstabilan produksi pertanian secara nasional. Faktor penyebab resiko
pertanian antara lain, fluktuasi dan penyimpangan iklim, ketidaktepatan peramalan
iklim, perencanaan usahatani dan pemilihan komoditas/varietas yang kurang sesuai
dengan kondisi iklim.
Dalam pembangunan pertanian yang lebih berorientasi atau berbasis dan
bertujuan untuk optimalisasi dan efisiensi sumberdaya pertanian termasuk
sumberdaya agroklimat dibutuhkan suatu sistem pertanian preskriptif (prescriptif
farming). Sistem preskriptif adalah sistem usaha pertanian yang sesuai
(produkstivitas tinggi dan efisien) dengan potensi sumberdaya, faktor sosial
ekonomi dan kelembagaan (Makarim, Sirman dan Sarlan, 1999).
Dalam sistem pertanian preskriptif dibutuhkan informasi yang lengkap dan handal
seluruh komponen dan sub komponen dalam sistem produksi, termasuk iklim (Bell
and Doberman, 1997 dalam Surmaini, 2000). Berbeda dengan komponen produksi
lain, peluang untuk memanipulasi faktor iklim sangat kecil, sulit diduga tetapi
sangat menentukan produktivitas tanaman. Oleh sebab itu, informasi iklim sangat
strategis dan menjadi pertimbangan yang lebih dini dalam pengembangan
pertanian preskreptif tersebut. Berdasarkan analisis resiko akibat iklim, dapat
dikembangkan sistem pengelolaan lahan yang terintegrasi dengan
mempertimbangkan karakteristik biofisik, terutama sumberdaya tanah dan iklim.
Untuk lebih efektif dan berdaya hasil tinggi dan berkelanjutan, diperlukan kombinasi

optimal antara teknologi produksi dan komoditas dengan sistem pengelolaan


sumberdaya lahan secara optimal. Konsep pertanian tangguh yang antara lain
dicirikan oleh sistem agribisnis adalah pertanian yang mampu menghasilkan
produksi secara optimal, mantap (stabil) dan berkelanjutan yang secara ekonomi
menguntungkan serta mampu melestarikan sumberdaya dan lingkungan. Oleh
sebab itu, analisis resiko iklim tidak hanya ditujukan untuk memproteksi tanaman
dari deraan iklim, tetapi juga memproteksi atau mengkonservasi sumberdaya lahan
secara efektif dan antisipatif.

BAB III

PENUTUP
1.

Kesimpulan

Dari uraian diatas, dapat di simpulkan :


Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik
dan sulit dikendalikan dan diduga terutama suhu, oleh karena itu pendekatan yang
paling baik dalam rangka pembangunan pertanian adalah menyesuaikan sistem
usahatani dengan keadaan iklim setempat.
Faktor suhu mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan dan
sistem produksi pertanian karena seluruh unsur iklim berpengaruh terhadap
berbagai proses fisiologis, pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
2. Saran
Sebaiknya diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola
dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara
keseluruhan.
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan peralatan/stasiun informasi iklim
untuk pengamatan serta penyediaan dan pembinaan SDM dalam meningkatkan
mutu pengamatan dan kemampuan analisis, karena sangat terbatasnya informasi
iklim yang efektif dan aplikatif (berdayaguna) untuk bidang atau kegiatan pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

-Handoko. 1994. Klimatologi dasar.Pustaka jaya, Bogor.


-Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, Tjasyono
Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung

You might also like