Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan
(Asuhan Persalinan Normal, 2007).
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang
timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibatakibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan
secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut
yang mungkin timbul. (Prawirohardjo: 2008).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur segera stelah lahir. Keadaan tersebut dapat disertai
dengan adanya hipoksia, hiperkapnea, dan sampai ke asidosis. Keadaan asfiksia
ini dapat terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti
pengembangan paru-paru. Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini dapat
terjadi pada masa kehamilan, persalinan, atau dapat terjadi segera setelah lahir.
Banyak faktor yang menyebabkannya, diantaranya adanya penyakit pada ibu
sewaktu hamil seperti hipertensi, paru, gangguan kontraksi uterus pada ibu,
resiko tinggi kehamilan, dapat terjadi pada faktor plasenta seperti janin dengan
solusio plasenta, atau juga faktor janin itu sendiri. ( Hidayat, 2005).
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
asfiksia merupa suatu keadaan di mana bayi tidak dapat menangis secara
spontan setelah lahir.
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
C. KLASIFIKASI
Tabel penilaian APGAR SCORE
Tanda
Skor APGAR
1
Frekuensi
0
Tidak ada
2
> 100 x/menit
Jantung
Usaha
Tidak ada
Menangis kuat
bernafas
Tanus otot
Refleks
Warna kulit
Lumpuh
Tidak ada
Biru/pucat
Gerakan aktif
Gerakan kuat/melawan
Seluruh
tubuh
kemerahan
E. PATOFIOLOGI
F. PENATALAKSANAAN
Terapi suportif
1. Denyut jantung bayi < 60x/menit setelah paling tidak 30 detik dilakukan
ventilasi adekuat dan kompresi dada belun ada respon.
2. Sistotik
- Dosis : 0,1-0,3 ml / kgBB dalam lanrtan I : 10.000 (0,1 mg 0,03 mg /
kgBB). Cara : i.v atau endotakheal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila
perlu
Volume Ekspander
Indikasi:
1. Bayi baru lahir yang dilahirkan resusitasi rnengalami hipovolernia dan
tidak ada respon dengan resueitasi.
2. Hipovolemi kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis
,diitandai dangan adanya pucat perfusi buruk, nadi kecil / lemah dan pada
resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat.
Jenis Cairan :
1. Larutan laistaloid isotonis (NaCL 0,9, Ringer Laktat). Dosis : dosis awal
10 ml / kgBB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai
menunjukkan respon klinis.
2. Transfursi darah gol O negatif jika diduga kehilangn darah banyak.
Bikarbonat
Indikasi:
1. Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahiryang mendapatkan resusitasi.
Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
2. Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis
metabolik
dan
(74%).
Cara : diencerkan dengan aqua bidest dan destrosa 5 % sama banyak
metabolik.
pCO2 (normal 35 45 mmHg). Kadar pCO2 pada bayi post asfiksia
berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan
otak.
2. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia,
keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang
disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan
lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan ginjal. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya hipoksemia padapembuluh darah mesentrium
dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
3. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran
gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan
kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak
tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
4. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan
koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada
otak.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas orang tua
b. Identitas bayi baru lahir :
- Tanggal lahirjam..
- Jenis kelamin
- Kelahiran tunggal / ganda
- Lahir hidup / mati
- Ukuran : BB, PB, LK, LD, LLA.
- Apgar score:.
c. Riwayat Persalinan :
- Cara persalinanditolong olehatas indikasi
Persalinan di
- Lama persalinan kala I : . Perdarahan
- Lama persalinan kala II :
- Ketuban lama pecah : warna.Bau
d. Pemeriksaan fisik
- Tanggaljam..
- Keadaan umum tampak lemah
- Kepala : bentuk mesocephal, ubun-ubun besar sudah menutup
2.
3.
belum napas
- Telinga : bentuk simetris, tak ada kotoran
- Mulut : bibir sianosis, membran mukosa tak kering
- Leher : tak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Dada : bentuk simetris, ada retraksi dada
- Frekuensi nafas < 30 kali/menit, atau apena (henti napas > 20 detik)
- Jantung : denyut jantung < 100 kali/menit
- Paru-paru : masih terdengar suara nafas tambahan ( ronkhi basah +)
- Abdomen : meteorismus + tali pusat berwarna putih dan masih basah
- Kulit : warna kulit sianosis
- Extremitas: tak ada tonus otot, tonus otot sedikit/lemah
- Refleks : tak ada reflek moro
Diagnosa keperawatan
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
b. Hipotermi berhubungan dengan terpapar lingkungan dingin
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d obstruksi lendir
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelemahan
Intervensi keperawatan
No
Diagnosa keperawatan
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status :
Definisi : Pertukaran
Airway patency
udara inspirasi dan/atau Vital sign Status
ekspirasi tidak adekuat Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
Batasan karakteristik :
batuk efektif dan suara
- Penurunan tekanan
nafas yang bersih, tidak
inspirasi/ekspirasi
ada sianosis dan dyspneu
- Penurunan pertukaran (mampu mengeluarkan
udara per menit
sputum, mampu bernafas
- Menggunakan otot
dengan mudah, tidak ada
pernafasan tambahan
pursed lips)
- Nasal flaring
Menunjukkan jalan
- Dyspnea
nafas yang paten (klien
- Orthopnea
tidak merasa tercekik,
- Perubahan
irama nafas, frekuensi
penyimpangan dada
pernafasan
dalam
- Nafas pendek
rentang normal, tidak ada
- Assumption of 3suara nafas abnormal)
point position
Tanda Tanda vital
- Pernafasan pursed- dalam rentang normal
lip
(tekanan darah, nadi,
- Tahap ekspirasi
pernafasan
berlangsung sangat
lama
- Peningkatan
diameter anteriorposterior
- Pernafasan ratarata/minimal
Intervensi
Airway Management
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
Identifikasi
pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
Lakukan
fisioterapi
dada jika perlu
Keluarkan
sekret
dengan batuk atau suction
Berikan bronkodilator
bila perlu
Berikan
pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 3. Jakarta : Informedika
Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Criteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
http://bluesteam47.blogspot.com/2010/05/asuhan-keperawatan-asfiksianeonatorum.html
http://www.scribd.com/doc/31144164/ASKEP-ASFIKSIA-NEONATORUM
http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/07/asfiksia-neonatarum/
http://ismiodewade.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pendahuluan-asfiksianeonatorum.html
http://agungfamilyblog.blogspot.co.id/2011/01/laporan-pendahuluan-pada-bayidengan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37594/3/Chapter%20II.pdf
http://arieswibowosastrowidjojo.blogspot.co.id/2014/03/asuhan-keperawatan-padaanak-dengan.html