You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah
DEMOKRASI ini dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
bawah dosen pengampu Rosmidi,S.pd.I,M.SI. Selain daripada itu semoga
pembuatan makalah ini juga dapat membantu rekan-rekan mahasiswa lain untuk
dapat digunakan sebagai literatur tambahan.
Dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi isi maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian
untuk perbaikan dikemudian hari.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sambas, 15 Desember 2014
Penulis,

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
Latar Belakang Masalah...................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................
Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
1

i
ii
1
1
1
1
2

A. Pengertian Demokrasi...........................................................................
B. Demokrasi Transisi...............................................................................
C. Demokrasi Konsolidasi.........................................................................

2
3
5

BAB II PENUTUP..........................................................................................

1. Kesimpulan...........................................................................................
2. Saran.....................................................................................................

8
9

Daftar Pustaka...................................................................................................

10

4.

3. BAB I
PENDAHULUAN
5.

A. Latar Belakang Masalah


6.
Kebosanan publik terhadap pergantian rezim berubah menjadi
apatisme politik, karena harapan yang senantiasa didengungkan saat
pergantian rejim tidak bisa diwujudkan. Sedangkan pemerintah justru
menggunakan kebosanan publik sebagai legitimasi bahwa apatisme politik
publik merupakan bukti kebijakan mereka telah mengapresiasi aspirasi
masyarakat luas.
7.
Transisi demokrasi dan konsolidasi demokrasi secara bersamaan
makin menguat ke permukaan seiring dengan mulai berjatuhnya rejim rejim
komunis, rejim rejim militer, dan rejim rejim otorirer. Ini artinya, proses
transisi sekaligus proses konsolodasi demokrasi tengah menemukan
momentumnya. Kali ini mari kita bahas sedikit kronologis berjalannya dua
jenis demokrasi tersebut.
8.

B. Rumusan Masalah
9.
Untuk membatasi pembahasan dan mempermudah dalam penyajian
makalah ini, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi?
2. Apa yang dimaksud dengan demokrasi transisi dan apa saja tanda-tanda
yang ikut mengiringi terjadinya demokrasi transisi?
3. Apa yang dimaksud dengan demokrasi konsolidasi dan faktor apa saja
yang menyebabkan kegagalannya?
10.

C. Tujuan Penulisan
11.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Definisi Demokrasi.
2. Definisi demokrasi transisi dan tanda-tanda yang ikut mengiringi
terjadinya demokrasi transisi.
3. Definisi demokrasi konsolidasi dan beberapa faktor yang menyebabkan
kegagalannya.

12.BAB II
13.PEMBAHASAN
14.

A. Pengertian Demokrasi

15.

Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari yunani kuno

yang diutarakan di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Kata demokrasi
berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang
berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat1.
16.

Berikut

beberapa

pendapat

para

ahli

mengenai

demokrasi2 :
1. Menurut Internasional Commision of Jurits
17.
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat dimana
kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka
atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang
bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah
rakyat.
2. Menurut Abraham Lincoln
18.
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
3. Menurut C.F Strong
19.
Suatu sistem pemerintahan dimana mayoritas anggota dewasa dari
masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakantindakan kepada mayoritas itu.
20.
21.
22.
23.

B. Demokrasi Transisi
24.

Transisi merupakan masa peralihan dimana umumnya keadaan

dalam suatu tempat;daerah;negara belum stabil3. Transisi demokrasi dapat


diartikan sebagai terminologi yang diberikan kepada suatu negara yang
mengalami perubahan mendasar ke arah sistem demokrasi4. Kongkritnya,
1 Putriadri. April 2013. Makalah Demokrasi Indonesia. Anonim.
2 Andiv. Oktober 2012. Makalah Demokrasi di Indonesia. Takengon.
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia
4 Kari. 3 September 2011. Makalah Transisi Demokrasi. Anonim.
2

transisi demokrasi diartikan sebagai fase peralihan regim politik dari tipe
otorier menuju regim politik pasca otoriter5. Masa transisi umumnya ditandai
dengan munculnya liberalisasi, yaitu proses pengefektifan hak-hak tertentu
yang melindungi individu dan kelompok-kelompok sosial dari tindakan
sewenang-wenang atau tidak sah yang dilakukan negara atau pihak ketiga6.
25.
Masa transisi sangatlah kritis sebab tak ada jaminan bahwa proses
transisi akan selalu menghasilkan regim demokratis. Pergolakan-pergolakan
internal yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, budaya dan politik
berpeluang menjadi ketidakpuasan massal yang mengancam kohesi sosial
masyarakat. Begitu pula, sikap-sikap politik otoriter akan kembali lagi
berkuasa bilamana kohesi regim transisi lemah atau tidak kredibel secara
politik sehingga mendorong kekuatan-kekuatan pro regim lama yang otoriter
bangkit kembali.
26.

Beberapa tanda yang ikut mengiringi terjadinya proses transisi

demokrasi yaitu :
1. Krisis ekonomi domestik yang berdampak pada krisis keuangan dan
perbankan.
2. Munculnya penolakan massa terhadap perangkat-perangkat politik regim
sehingga menggoyahkan kemapannan politik yang dibangun dalam tiga
dekade melalui instrumen kekerasan militer, ideologi dan pengekangan
3.
4.
5.
6.
7.
8.

oposisi.
Birokrasi dan presiden.
Golkar sebagai partai penguasa.
Mekanisme multi partai.
Kebebasan mengemukakan pendapat secara terbuka.
Kemerdekaan pers dengan menjamurnya penerbitan.
Hadirnya kelengkapan institusional lembaga demokrasi, seperti lembaga
pemilihan umum, check and balance antar lembaga negara, organisasi
partai politik yang dapat menyerap persoalan masyarakat, dan lembaga

penegakan hukum yang baik.


9. Munculnya regim-regim politik baru di kawasan Asia, Amerika Latin dan
Afrika yang sedang bergerak menuju demokrasi di era 1990-an.
5 ODonnel dan Schmitter. 1997. hlm 6-7.
6 ODonnel dan Schmitter. 1997.
3

27.

Tujuan selama fase transisi adalah menghadirkan regim politik

baru dengan prioritas kebijakan-kebijakan reformasi politik besar.


28.
Kebijakan-kebijakan reformasi politik besar ini meliputi empat
aspek7.
1. Hubungan antara negara dan masyarakat, khususnya basis yang dipakai
negara untuk memperoleh respon-respon masyarakat terhadap terhadap
perintah-perintahnya, yaitu basis legitimasi dan dukungan.
2. Hubungan antara negara dan ekonomi.
3. Distribusi kekuasaan dan otoritas di antara dan di dalam institusiinstitusi politik dan kenagaraan yang utama (kepala negara, militer,
kehakiman, kelompok-kelompok kepentingan, partai-partai politik,
birokrat pusat, daerah dan lokal).
4. Hubungan antara sistem ekonomi dan sistem politik negara dengan
dunia luar.
29.
Indonesia adalah salah satu korban transisi demokrasi. Transisi
demokrasi dapat dikatakan sebagai perangkap bagi Indonesia sendiri karena
ini merupakan cara negara-negara imperialis untuk menundukkan rejim-rejim
nasional yang sulit diajak bekerjasama. Negeri-negeri imperialis tidak
menghendaki adanya proses akumulasi yang berbau kepentingan nasional.
Mereka menghendaki semua proses akumulasi itu bermuara pada satu pipa
yang dengan kata lain dapat memperkaya segelintir orang atau korporasi di
negeri-negeri imperialis. Karenanya, muara dari transisi demokrasi adalah
neoliberalisme8.
30.

C. Demokrasi Konsolidasi
31.
Konsolidasi merupakan perbuatan

yang

memperteguh

atau

memperkuat hubungan maupun persatuan yang ditempuh melalui peleburan


dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan 9. Konsolidasi demokrasi
dapat diartikan sebagai proses penggabungan beberapa elemen demokrasi
untuk bersama-sama secara padu memfasilitasi demokratisasi politik. Unsur
yang terlibat dalam konsolidasi demokrasi adalah lembaga atau institusi
7 Huntington. 1995. Anonim. hlm 45
8 Mipi. Anonim. Reformasi dan Arah Perubahan Politik Indonesia Transisi Demokrasi di
Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan.

9 KBBI.
4

politik, baik partai politik, elite, kelompok-kelompok kepentingan mau pun


masyarakat politik10, yang tidak luput dari adanya kesepakatan bersama
menyangkut nilai-nilai politik yang bisa mendekatan serta mempertemukan
berbagai elemen politik menjadi suatu kekuatan yang relatif padu.
32.
Asumsi di balik perlunya konsolidasi demokrasi adalah lemahnya
kekuatan-kekuatan sipil demokrasi, yang di awal keruntuhan regime otoriter
tercerai-berai akibat pandangan politik yang beragam, mereka berangkat dari
kepentingan dan motivasi serta ideologi politik yang juga berbeda. Di
samping itu, visi elite menyangkut prioritas kebijakan-kebijakan politik apa
yang harus diambil di era transisi belum terbentuk atau kalau pun ada masih
cenderung terpolarisasi.
33.
Mengutip pendapat Chalmers Johnson, dalam era perubahan
politik, khususnya revolusi dan reformasi politik, ketidakseimbangan selalu
muncul yakni suatu situasi di mana nilai-nilai, persepsi-persepsi atau
kepercayaan-kepercayaan para elite politik, masyarakat, institusi-institusi
politik dan sistem ekonomi tidak tersinkronisasi dan tidak saling memperkuat.
Dengan situasi tersebut, konflik-konflik politik acapkali berlangsung terbuka.
PEMILU dan pasar bukanlah satu-satunya aspek yang menjadi patokan dalam
keberhasilan demokrasi konsolidasi di suatu negara melainkan harus disertai
dengan aspek-aspek lainnya seperti memperhatikan aturan main baik dalam
segi perilaku, sikap, maupun peraturan (konstitusi).
34.
Ada tiga agenda besar dalam demokrasi konsolidasi, yaitu :
1. Kinerja plotik dan ekonomi rejim pemerintah demokratis.
2. Institusionalisasi politik (penguatan birokrasi, partai politik, parlemen,
pemilu, akuntabilitas horizontal, dan penegakan hukum).
3. Restrukturisasi hubungan sipil militer yang menjamin adanya kontrol
otoritas sipil atas militer di satu pihak dan terbentuknya civil society
yang otonom di pihak lain.
35.

Ada beberapa hal yang membuat skeptis bagi keberlangsungan

demokrasi konsolidasi di Indonesia :


1. Terperangkapnya proses pelaksanaan pemilihan presiden yang awalnya
menggunakan sistem otoritarian menjadi sistem oligarkis, sehingga politik
10 ODonnel dan Schmitter, 1993: 24-6
5

oligarkis menghasilkan aturan UU Pemilihan Presiden yang didasarkan


atas kompromi-kompromi politik yang sangat oportunistik. Contonya,
perdebatan Pasal 6 tentang syarat calon presiden dan wakil presiden.
Dimana masing-masing partai merelakan dihapusnya prinsip yang
diperjuangkan, demi memperoleh keringanan bagi calon presidennya
masing-masing. Mereka cendrung terjebak pada kepentingan politik
jangka pendek dari elit-elit partai di parlemen.
2. Dalam pembentukan koalisi yang tidak semata-mata didasari eksklusivitas
ideologi dalam proses pemilihan presiden, disatu sisi merupakan kabar
yang menggembirakan bagi proses demokratisasi. Namun di sisi lain,
cairnya koalisi politik ini bisa mengkhawatirkan sebab orientasi kekuasaan
dan pembagian harta negara oleh partai politik menjadi terbuka
sedemikian lebar. Karena pertimbangan pragmatisme politik ini pula, maka
intensitas koalisi berjalan serba instan dan cepat, tanpa memperhatikan
aspirasi dan suara rakyat.
3. Dalam hal kinerja pemerintahan belum ada tanda-tanda pencapaian yang
signifikan, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun dalam hal
penegakan hukum. Di samping itu, reformasi birokrasi juga belum
dilakukan secara sungguh-sungguh, padahal ini penting sekali bagi
jalannya konsolidasi demokrasi.
36.
Faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Konsolidasi Demokrasi Di
Indonesia11 :
1. Proses konsolidasi demokrasi masih terpusat pada struktur-elite. Di
Indonesia sendiri, elite politik yang ada masih tercerai-berai tanpa ada visi
dan komitmen bersama untuk membangun demokratisasi yang lebih
substansial. Konsolidasi demokrasi oleh elite dimaknai sebagai kompromi
politis memperebutkan kekuasaan bukan sebagai kekuatan transformatif
yang memperjuangkan nasib rakyat. Fenomena pelacuran politik ini dapat
kita amati pada pemilu legislatif dan pilpres kemarin. Meskipun dilakukan
secara langsung, dalam arti rakyat yang menentukan, tapi tetap saja yang
berperan penting adalah elite dan partai politik. Bukannya konsolidasi
11 Vina, Rachmaya. 20 April 2013. Makalah Konsolidasi Demokrasi. Surabaya:
UNESA.
6

demokrasi yang terjadi melainkan konsolidasi elite untuk mempertahankan


status quo.
2. Penghambat terjadinya konsolidasi demokrasi yang matang adalah
intervensi politik militer dan persoalan birokrasi nasional. Realitas politik
di Indonesia sejak orde lama, orde baru sampai era reformasi sekarang ini
belum mampu menghapus peran militer yang masih menancapkan
kukunya dalam konfigurasi politik nasional. Dengan dalih stabilitas
pertahanan dan keamanan negara militer masih bermain politik untuk
mendapatkan kekuasaan yang lebih besar lagi. Pencalonan presiden dari
kalangan militer pada pemilu 2004 dapat menjadi indikasi bahwa militer
belum sepenuh hati mereformasi dirinya.
37.
38.
39.
40.

41.BAB III
42.PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Secara etimologis

istilah demokrasi berasal dari yunani kuno yang

diutarakan di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang
berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh

2.

rakyat, dan untuk rakyat.


Demokrasi transisi diartikan sebagai fase peralihan regim politik dari tipe
otorier menuju regim politik pasca otoriter. Beberapa tanda yang ikut
mengiringi terjadinya proses transisi demokrasi yaitu : Krisis ekonomi
domestik yang berdampak pada krisis keuangan dan perbankan,
munculnya penolakan massa terhadap perangkat-perangkat politik regim,
ideologi dan pengekangan oposisi, birokrasi dan presiden, golkar sebagai
partai penguasa, mekanisme multi partai, kebebasan mengemukakan
pendapat secara terbuka, kemerdekaan pers dengan menjamurnya
7

penerbitan, hadirnya kelengkapan institusional lembaga demokrasi,


munculnya regim-regim politik baru di kawasan Asia, Amerika Latin dan

3.

Afrika yang sedang bergerak menuju demokrasi di era 1990-an.


Konsolidasi demokrasi dapat diartikan sebagai proses penggabungan
beberapa

elemen

memfasilitasi

demokrasi

demokratisasi

untuk
politik.

bersama-sama

secara

Faktor

Menyebabkan

Yang

padu

Kegagalan Konsolidasi Demokrasi Di Indonesia : faktor pertama, proses


konsolidasi demokrasi masih terpusat pada struktur-elite yang dimaknai
sebagai kompromi politis memperebutkan kekuasaan bukan sebagai
kekuatan transformatif yang memperjuangkan nasib rakyat. Dan faktor
yang kedua, penghambat terjadinya konsolidasi demokrasi yang matang
adalah intervensi politik militer dan persoalan birokrasi nasional.

43.
B. SARAN
44.

Demikianlah makalah ini kami buat semoga bermanfaat dan

menambah pengetahuan kawan-kawan. Kami mohon maaf apabila ada


kesalahan dalam ejaan, penulisan kata maupun kalimat yang kurang jelas.
Sekian dari kami, semoga dapat diterima dan kami ucapkan terima kasih.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
8

64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.

71.
Daftar Pustaka

72.

73.
74.
Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar.
75.

Jakarta : Rineka Cipta


Andiv. Oktober 2012. Makalah Demokrasi di Indonesia.

76.
77.

Takengon.
Huntington. 1995. Anonim. hlm 45
Kari. 3 September 2011. Makalah Transisi Demokrasi. Anonim.

78.

KBBI.

79.

Mipi. Anonim. Reformasi dan Arah Perubahan Politik Indonesia


Transisi Demokrasi di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan.

80.

ODonnel dan Schmitter, 1993. hlm 24-6

81.

ODonnel dan Schmitter. 1997. hlm 6-7.

82.

ODonnel dan Schmitter. 1997. Anonim.

83.

Putriadri. April 2013. Makalah Demokrasi Indonesia. Anonim.

84.

Rachmaya,

Vina.

20

April

Demokrasi. Surabaya: UNESA.


85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.

94.
9

2013.

Makalah

Konsolidasi

You might also like