You are on page 1of 9

D.

ANALISA BERPIKIR KRITIS


Analisis kritis merupakan suatu cara untuk mencoba memahami
kenyataan kejadian atau peristiwa dan pernyataan yang ada dibalik
makna yang jelas atau makana langsung. Analisis kritis mempersaratkan
sikap untuk berani menentang apa yang dikatakan atau dikemukaan oleh
pihak-pihak yang berkuasa
Analisis kritis merupakan suatu kapesitas potensi yang dimiliki oleh
semua orang demikian analisis kritis tetap akan tumpul dan tidak
berkembang apabila tidak di asa atau dipraktekan. Analisis kritis
merupakan upaya peribadi atau upaya kolektif
Analisis kritis menentukan kemungkinan sesuatu kesempatan yang
lebih baik ke arah langka untuk memperbaiki kenyataan atau situasi yang
telah dianalisis.
Peran

terpenting

untuk

melaksanakan

analisis

kritis

bukanlah

serangkaian langkah atau pertanyaan yang berangkat dari ketidak tahuan


menuju kepencerahan. Analisis kritis juga mencoba memahami riwayat
pernyataan situasi atau masalah yang perlu dipahami. Analisis kritis
mengkaji situasi atau peristiwa yang tengah dalam proses perubahan.
E. BERPIKIR LOGIS DAN KREATIF
Berfikir logis adalah penalaran atau keterampilan berfikir dengan tepat,
ketepatan berfikir sangat tergantung pada jalan pikiran yang logis. Dalam
berfikir secara logis Kita harus terampil untuk mengerti fakta, memahami
konsep hubungan dalam menarik kesimpulan.
Berpikir

secara

logis

adalah

suatu

proses

berpikir

dengan

menggunakan logika, rasional dan masuk akal. Dengan berpikir logis, kita
akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian yang terjadi
pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu masuk akal dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Tidak hanya itu, seorang peserta
didik juga harus mampu berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah

28

fenomena-fenomena yang diterima oleh sistem indera hingga dapat


memunculkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dan menggelitik untuk
dicari jawabannya.
Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi menjadi
dua, yaitu berpikir secara deduktif dan berpikir secara induktif.
Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diambil dari proposisi
umum ke proposisi khusus. Logika induktif kebalikan dari logika deduktif.
Jenis logika ini harus mengikuti penalaran yang berdasarkan pengalaman
atau kenyataan. Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya belum
tentu benar atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai
suatu kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman atau kenyataan
lewat tangkapan panca indranya.
Berpikir kreatif ini merupakan suatu pola berpikir kita yang didasari
dengan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep yang telah
diketahui sebelumnya dan kemudian memberikan suatu perubahan.
Berpikir kreatif berarti : Melepaskan diri dari pola umum yang sudah
tertanam dalam ingatan. Mampu mencermati sesuatu yang luput dari
pengamatan orang lain.
F. PEMECAHAN MASALAH DALAM BERPIKIR KRITIS
Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan
keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah
secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara
apa yang ada dan apa yang seharusnya ada. Pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus
memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan
adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya
LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan masalah
yang dihadapi.

29

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.


Mengolah fakta dan data.
Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
Memutuskan tindakan yang akan diambil.
Evaluasi.

G. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERPIKIR KRITIS


Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas
6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan/mendefinisikan masalah. Tahap ini merupakan
usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya.
2. Pengumpulan Informasi yang Relevan. Tahap ini merupakan
pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat
diketahui penyebab timbulnya masalah.
3. Mencari Alternatif Tindakan. Tahap ini merupakan pencarian
kemungkinan

yang

dapat

ditempuh

berdasarkan

data

dan

permasalahan yang ada.


4. Analisis Alternatif. Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap
alternatif menurut kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau
kuantitatif.
5. Memilih Alternatif Terbaik. Tahap ini merupakan pemilihan
alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan skala prioritas
tertentu.
6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil. Tahap ini
merupakan

tahap

pelaksanaan

dan

pengambilan

tindakan.

Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan.


Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan
untuk memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula
karena telah terjadi perubahan-perubahan.
Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika
melihat proses pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa
peranan, diantaranya :
a. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
b. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan
30

c. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan


masalah untuk menentukan pilihan terbaik
d. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil.
Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses
berpikir kritis dalam pengambilan keputusan, antara lain:
1) sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk praktek secara
tradisional, kebiasaan dan rutinitas
2) takut membuat kekeliruan
3) enggan untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif
4) pengambilan keputusan tanpa cukup data atau tanpa didukung
oleh dasar pemikiran rasional
5) kegagalan menilai efektivitas dari pengobatan.
H. FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan
sehari-hari.
2. Membedakan

sejumlah

penggunaan

dan

isu-isu

dalam

keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan
yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam
keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data
keperawatan.
9. Merumuskan

dan

menjelaskan

keyakinan

tentang

aktifitas

keperawatan.
31

10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan


kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan

dan

menjelaskan

nilai-nilai

keputusan

dalam

keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan
I. ASPEK BERPIKIR KRITIS
Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan
dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung.
Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Relevance
Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide
orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi
atau

kesimpulan

yang

diambilnya.

Termasuk

didalamnya

32

senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan


kerungian dari suatu situasi atau solusi
J. INDIKATOR BERPIKIR KRITIS
Menurut Ennis dalam Muhfahroyin (2009: 1) ada 12 indikator
kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek
kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan
pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan).
2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan
mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi).
3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
membuat dan menentukan nilai pertimbangan).
4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan
pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi).
5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,
berinteraksi dengan orang lain).
Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran
kritis, terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

mengidentifikasi isu
mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur
menyusun kesimpulan implikasi
menyimpulkan motif
menggabungkan unsur-unsur independen
untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas)
membuat interpretasi asli (kreativitas).

KARATERISTIK BERPIKIR KRITIS


1. Konseptualisasi
33

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu


konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental
tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan
sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak
yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan
dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi
atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.

4. Bagian dari suatu sikap.


Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis
akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau
lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu,
memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan
kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.

34

Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi


dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi
tindakan yang akan diambil.

Berpikir kritis Wade (1995) ,


Karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentolerasi ambiguitas

K. KARAKTER BERPIKIR KRITIS


Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan
Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical Thinking,
1. Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai
sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek
terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan
ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan
berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2. Kriteria
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria. Untuk sampai
ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau
dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa

35

sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila


kita akan menerapkan standarisasi harus berdasarkan kepada relevansi,
keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, bebas
dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang
matang.
3. Argumen
Argumen merupakan suatu pernyataan atau proposisi yang dilandasi
atau berdasarkan data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi halhal sepertikegiatan pengenalan, dan penilaian, serta menyusun argumen.
4. Pertimbangan atau pemikiran
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau
beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan
antara beberapa pernyataan atau data
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia ini,
yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir
dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut
pandang yang berbeda
6. Prosedur penerapan criteria
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural.
Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil.

36

You might also like