You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kunci kesuksesan dengan pendidikan kualitas
hidup rakyat itu dpat di lihat. Perekonomian Indonesia semakin tak menentu, Krisis multi
dimensional yang terus membelenggu negara kita tak kunjung ada ujungnya,belum
nampak adanya tanda-tanda. Bangsa kita akan terbebas dari krisis multidimensional ini.
Kehidupan masyarakat semakin menderita. Segala jenis kebutuhan sudah tak terjangkau
lagi oleh masyarakat miskin. Kelaparan terjadi di banyak tempat di Indonesia, masalah
kesehatan, pendidikan juga merupakan masalah bangsa ynag belum dapat ditemukan
solusinya. Biaya untuk kesehatan dan pendidikan semakin mahal. Untuk mejadikan
Negara kita sebagai Negara yang maju, berhasil dibutuhkan generasi penerus yang sehat
dan berwawasan luas.
Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam mencetak
generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan. Masalah disana-sini
masih sering terjadi. Namun yang paling jelas adalah masalah mahalnya biaya pendidikan
sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat dikalangan bawah.Mahalnya biaya pendidikan
sekarang ini dan banyak masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan sehingga
tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi sang buah hatinya,
sehingga membuat anak putus sekolah, anak tersebut hanya mendapat pendidikan sampai
pada jenjang sekolah menengah pertama artau sekolah menengah keatas. Padahal
pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Jika masalah ini tidak
mendapat perhatian maka program tersebut tidak akan terealisasi. Banyak anak yang
putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan?
2. Bagaimana Komponen Biaya Pendidikan?
3. Apa Fator-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan dan Sumber

Dana

Pembiayaan Pendidikan?
4. Bagaimana Kondisi Pendidikan Saat Ini?
5. Apa Dampak dan Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan?
6. Bagaimana Cara Mengatasi Mahalnya Biaya Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendidikan


2. Untuk Mengetahui Komponen Biaya Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Fator-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan Dan Sumber
Dana Pembiayaan Pendidikan
4. Untuk Mengetahui Kondisi Pendidikan Saat Ini
5. Untuk Mengetahui Dampak Dan Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan
6. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi Mahalnya Biaya Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
KiHajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya
upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan
jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H,
pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : Pendidikan itu ialah yang
kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita

seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai
peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang
berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi
"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai
Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan
bantuan orang lain.
B. Komponen Biaya Pendidikan
Konsep biaya pendidikan sifatnya lebih kompleks dari keuntungan karena
komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya
berbentuk uang dan rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan (opportunity
cost). Biaya kesempatan ini sering disebut income forgon yaitu potensi pendapatan
bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau mengikuti study. sebagai contoh
seorang lulusan SMP yang tidak diterima untuk melanjutkan pendidikan SMU, jika ia
bekerja tentu memperoleh penghasilan dan jika ia melanjutkan besarnya pendapatan
( upah,gaji) selama tiga tahun belajar di SMU harus diperhitungkan. Oleh karena itu
biaya pendidikan akan terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung atau biaya
kesempatan.
Biaya Pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran
karakteristik keuangan sekolah. Analisis efisiensi keuangan sekolah dalam pemanfaatan
sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil (output) sekolah dapat dilakukan dengan
cara menganalisa biaya satuan ( unit cost) per siswa. Biaya satuan persiswa adalah biaya
rata-rata persiswayang dihitung dari total pengeluaran sekolah di bagi seluruh siswa
yang ada di sekolah dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui biaya satuan
persiswa menurut jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai berbagai
alternative kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Didalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan yaitu:

1. pendekatan makro yaitu mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah


pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dan kemudian dibagi
jumlah murid
2. pendekatan mikro yaitu mendasrkan perhitungan biaya berdasarkan lokasi
pengeluaran perkomponen pendidikan yang digunakan oleh murid,
C. Fator-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan dan Sumber

Dana

Pembiayaan Pendidikan
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi biaya pendidikan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi biaya dan pembiayaan pendidikan sekolah hal ini
dipengaruhi oleh:
kenaikan harga ( rising prices)
perubahan relatif dalam gaji guru ( teachers salaries)
perubahan dalam populasi dan kenaikannya presentasi anak disekolah negeri
meningkatnya standard pendidikan ( educational standards)
meningkatnya usia anak yang meninggalkan sekolah
meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan lebih tinggi ( higher education)
2. sumber biaya pendidikan
pemerintah pusat
pemerintah daerah
orang tua peserta didik
kelompok masyarakat
yayasan
D. Kondisi Pendidikan Saat Ini
Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara
lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia
(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,
kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Apa makna data tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia itu? Maknanya
adalah, jelas ada masalah dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif
ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat
dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu :
1. Masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan
penyelenggaran sistem pendidikan.
2. Masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan,
4

rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan
sebagainya.
Mahalnya pendidikan masih menjadi perbincangan dan permasalahan masyarakat
setiapkali pergantian tahun ajaran, bukan hanya terjadi pada sekolah swasta tetapi juga
sekolah yang berstatus negeri. Orangtua siswa harus berfikir kembali untuk melanjutkan
anaknya pada jenjang yang lebih tinggi akibat semakin tingginya biaya pendidikan.
Sehingga muncul kata dalam salahsatu buku Eko Prasetyo kalau orang miskin dilarang
sekolah.
Padahal pendidikan adalah suatu bentuk hak asasi yang harus dipenuhi dari
lembaga atau institusi yang berkewajiban memenuhinya secara merata, sehingga semua
masyarakat dalam suatu bangsa tersebut dapat menikmatinya. Bukannya hanya
ditujukan untuk orang yang mampu membayarnya. Mengingat pentingnya pendidikan
untuk semua warga, sehingga posisinya sebagai salahsatu bidang yang mendapat
perhatian serius dalam konstitusi Negara kita, dan menjadi salah satu tujuan
didirikannya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu Negara dalam hal ini
pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan secara murah dan bahkan gratis untuk
masyarakatnya.
E. Dampak dan Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul
untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dike luarkan
masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi
(PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali
tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Untuk masuk TK
dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000,-

sampai Rp

1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk


SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas
dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen
5

Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai


sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite
Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu
disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih
luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan
uang selalu berkedok, "sesuai keputusan Komite Sekolah". Namun,
pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang
dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orangorang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah
hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun
hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara
terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Secara umum, dampak dari mahalnya biaya pendidikan adalah:
1. Lemahnya Sumber Daya Manusia
Salah satu sektor strategis dalam usaha pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM) di Indonesia adalah sektor pendidikan. Sektor
pendidikan

ini

memberikan

peran

yang

sangat

besar

dalam

menentukan kualitas dan standar SDM di Indonesia untuk membangun


Indonesia yang lebih baik kedepannya. Permasalahan yang ikut
membawa dampak sangat besar pada pelajar adalah permasalahan
mengenai mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Permasalahan ini
dinilai sebagai permasalahan klasik yang terus muncul kepermukaan
dan

belum

selesai

hingga

sekarang.

Padahal,

tingginya

biaya

pendidikan saat ini tidak sesuai dengan mutu atau kualitas serta
output pendidikan itu sendiri. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari
masih tingginya persentase pengangguran terdidik (Sarjana) yaitu
sekitar 1,1 juta orang (Data BPS - 2009). Penyebab banyaknya
pengangguran terdidik ini terlihat beragam dan menjadi semakin ironis
jika dilihat dari mahalnya seorang pelajar (terdidik) telah membayar
uang kuliah atau uang sekolah mereka.
2. Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat
6

Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas


pertumbuhan

ekonomi.

Salah

seorang

pakar

pendidikan

mengungkapkan bahwa pendidikan dapat meningkatkan produktivitas


kerja seseorang, yang kemudian akan meningkatakan pendapatannya.
Peningkatan pendapatan ini berpengaruh pula kepada pendapatan
nasional

negara

yang

bersangkutan,

untuk

kemudian

akan

meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat berpendapatan


rendah. Sementara itu pakar lain melihat pendidikan sebagai alat
untuk menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih yang sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. ia melihat,
bahwa pendidikan memiliki suatu kemampuan untuk menyiapkan
siswa menjadi tenaga kerja potensial, dan menjadi lebih siap latih
dalam pekerjaannya yang akan memacu tingkat produktivitas tenaga
kerja,

yang

secara

langsung

akan

meningkatakan

pendapatan

nasional. Menurutnya, korelasi antara pendidikan dengan pendapatan


tampak

lebih

signifikan

di

negara

yang

sedang

membangun.

Sementara itu pendapat lain melihat pendidikan menjadi sumber


utama bakat-bakat terampil dan terlatih. Pendidikan memegang peran
penting dalam penyediaan tenaga kerja. Ini harus menjadi dasar untuk
perencanaan pendidikan, karena pranata ekonomi membutuhkan
tenaga- tenaga terdidik dan terlatih.
Permasalahan yang dihadapai adalah jarang ada integrasi yang
kuat

antara

pekerjaan

dan

pendidikan

yang

dibutuhkan

yang

mengakibatkan munculnya pengangguran terdidik dan terlatih. Oleh


karena itu, pendidikan perlu mengantisipasi kebutuhan. Ia harus
mampu memprediksi dan mengantisipasi kualifikasi pengetahuan dan
keterampilan tenaga kerja. Prediksi ketenagakerjaan sebagai dasar
dalam perencanaan pendidikan harus mengikuti pertumbuhan ekonomi
yang ada kaitannya dengan kebijaksanaan sosial ekonomi dari
pemerintah.
3. Kurangya Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin sadar akan
pentingnya

kesehatan.

Pada

jenjang

pendidikan

tinggi,

peran

pendidikan sangat sentral dalam menghasilkan output-output yang


akan berkontribusi untuk mentransformasikan pengetahuan kepada
7

masyarakat

dalam

meningkatkan

kesadaran

akan

pentingnya

kesehatan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia.


Untuk mereflesikan dan mengimplementasikan

manajeman

kesehatan

pendidikan-

yang

pendidikan

berkualitas,

tinggi

baik

saat

ini

telah

universitas maupun

banyak

institusi yang

telah

membuka program kesehatan seperti jurusan kedokteran, manajemen


kesehatan, keperawatan, dan sebagainya. Dengan adanya program
seperti ini diharapkan terlahir generasi-generasi baru yang paham dan
memiliki

kemampuan

serta

kredibiolitas

dalam

menguapayakan

penyelenggaraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

F. Cara Mengatasi Mahalnya Biaya Pendidikan

Besar kecilnya subsidi pemerintah itulah yang membuat mahal atau

murahnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orangtua atau


masyarakat. Kalau kita ingin biaya pendidikan tidak mahal maka subsidi
pemerintah harus besar. Usaha untuk menjadikan pendidikan tidak mahal
untuk dikonsumsi orangtua dan masyarakat sebenarnya sudah dilaksanakan
pemerintah

indonesia,

baik

dengan

meningkatkan

subsidi

maupun

membangkitkan partisipasi masyarakat. Dalam pasal 49 ayat (1) UU


Sisdiknas disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN dan APBD.
Seandainya

saja

ketentuan

UU

tersebut

direaalisasi

maka

sebagian

permasalahan tentang mahalnya biaya pendidikan di negara kita tentu akan


teratasi.
Usaha

kedua

yang

sudah

dicoba

oleh

pemerintah

ialah

membangkitkan peran serta masyarakat melalui dewan pendidikan di


tingkat kabupaten/kota dan komite sekolah/madrasah di tingkat sekolah.
Sebagaimana tertera dalam pasal 56 ayat (2) dan (3) dijamin eksistensi dan
perlunya dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah untuk membantu
sekolah, termasuk mengatasi mahalnya pendidikan bagi rakyat banyak.
Sebenarnya kita sudah memiliki konsep yang bagus untuk mengatasi
mahalnya biaya pendidikan. Namun, karena kita tidak bisa menghilangkan
penyakit tidak konsisten, akhirnya biaya pendidikan kita pun masih tetap
mahal bagi masyarakat kebanyakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lemahnya pendidikan saat ini di sebabkan oleh lemahnya sumber daya manusia
sekaligus lemahnya ekonomi ,pemerintah berusaha untuk mengurangi atau mencoba
mengatasi permasalahan diatas dengan mengeluarkan bantuan dana operasional sekolah.
Namun saat ini bantuan tersbut belum bisa menjadi solusi tapi sebagai bangsa yang
dasarnya pancasila maka pendidikan itu tanggung jawab kita semua biaya di tanggung
kita bersama apalagi bagi mereka yang mampu, di dalam islampun juga sudah di
terangkan untuk setiap manusia saling tolong-menolong dalam kebaikan. Biaya
pendidikan di Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan, seharusnya upaya pemerintah
tidak menaikkan biaya pendidikan tapi memperbaiki mutu pendidikan melalui perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan serta tenaga pendidik yang berkualitas, karena
pendidikan bukan hanya di peruntukan untuk kalangan orang kaya saja, tetapi pendidikan
itu berlaku untuk semua kalangan.
B. Saran
Pendidikan adalah tanggung jawab negara,masyarakat,dan kita bersama,termasuk
dalam hal pembiayaan. Mahalnya pendidikan bukan berarti menghalangi untuk terus
melanjutkan sekolah. Karena, jika seorang anak berprestasi dan memiliki kemajuan,
kemauan yang kuat,maka akan selalu jalan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, peran masyarakat untuk membantu menyokong biaya
pendidikan sangat penting diantaranya dengan menabung yang bermanfaat untuk
membiayai pendidikan.

10

You might also like