Professional Documents
Culture Documents
KERACUNAN MAKANAN
Oleh :
1. PUTU DEVANANDA P.A
15700024
15700026
3. KELVIN SUNARYO
15700028
15700030
15700032
15700034
7. KADEK YULIANTI
15700036
15700040
15700044
15700048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
makalah ini tepat pada waktunya. Laporan makalah ini merupakan laporan hasil
diskusi dan analisis dari skenario yang telah diberikan. Makalah ini merupakan suatu
kewajiban tiap kelompok untuk menyampaikan hasil dari diskusinya dalam FGD
(Focus Group Disscussion) mengenai hal-hal yang berkenaan dengan skenario yang
telah diberikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung membantu hingga terselesaikannya laporan makalah
ini, antara lain Tutor kami dalam FGD (Focus Group Discussion) Kelompok 2, dr.
Ayu Cahyani.
Kami menyadari bahwa laporan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu saran atau kritik yang bersifat positif dan membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar isi.......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan............................................................................................
1. Tujuan Umum.........................................................................
2. Tujuan Khusus........................................................................
1. Tinjauan Teoritis.....................................................................
2. Konsep Fishbone....................................................................
10
B. Pembahasan......................................................................................
12
18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
23
B. Saran..............................................................................................
23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan makanan adalah kondisi yang muncul akibat mengonsumsi
makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri,
virus, dan parasit. Selain itu bisa karena racun yang mereka keluarkan di
makanan. Kontaminasi dapat terjadi saat makanan sedang diproses atau dimasak
dengan tidak benar.
Kontaminasi yang umumnya terjadi pada kasus keracunan makanan
disebabkan oleh:
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab keracunan makanan yang diderita oleh keluarga
tersebut?
2. Bagaimana langkah yang perlu dilakukan untuk menangani kasus ini ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a) Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Sebagai Informasi dan pencegahan agar kejadian
keracunan makanan di restoran tersebut tidak terulang
dan mencegah timbulnya keracunan makanan di daerah
tersebut.
b) Bagi Masyarakat
Sebagai dasar pengetahuan dan pemikiran serta
menjadi informasi dalam upaya pencegahan Keracunan
makanan
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui penyebab keracunan makanan yang
diderita oleh keluarga tersebut
b) Untuk mengetahui langkah yang perlu dilakukan untuk
menangani kasus ini
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Pada skenario dijelaskan bahwa terjadi peristiwa keracunan makanan yang
diduga disebabkan oleh makanan yang disajikan dalam suatu restoran. Hal ini
berawal disaat satu keluarga mengadakan pesta ulang tahun yang kemudian
dihadiri oleh 30 orang termasuk anggota keluarga tersebut untuk pesta makan
malam dalam suatu restoran yang cukup terkenal.
Hidangan yang disajikan terdiri dari :
a. Nasi goring
b. Nasi putih
c. Ayam panggang
d. Burung dara goring
e. Sup Kepiting
f. Salad
g. Gurami asam manis
h. Es cream
i. Air es
j. Es buah
k. Buah-buahan
3 jam setelah pesta selesai, ada berita bahwa ada keluarga yang memberitahu
tuan rumah bahwa salah satu keluarganya menderita muntah dan berak sesampainya
7
dirumah, sehingga terpaksa dirawat di rumah sakit, keluarga tuan rumahpun 2 orang
juga terserang mual-mual serta sedikit mules perutnya. Ternyata beberapa keluarga
lainnya juga terserang muntah berak tetapi sudah sembuh setelah berobat ke dokter
praktek.
Menurut pemeriksaan dari tim Survailans, mereka tidak dapat menemukan
sampel makanan karena sudah dibuang, dan bahan muntahan dan faeces pun tidak
ditemukan. Periode inkubasi berkisar antara 3 60 jam, kemudian tim Survailans
melakukan swab terhadap seluruh pelayan dan penjamah makanan di restoran
tersebut dan didapatkan hasil :
A. Hasil pendataan terhadap anggota keluarga dan undangan yang makan di
restoran dengan gejala sebagai berikut :
Tabel 1. Prosentase menurut gejala penderita
Gejala
Nausea
Muntah
Kram Perut
Mencret
Dehidrasi
Sub Febril
Kejang/Gangguan Neurologi
Total
Jumlah
9
8
6
4
2
1
0
30
%
30
27
20
13
7
3
0
100%
Tabel 2. Attack rate dan relative risk penderita yang makan makanan tertentu dan tidak
makan makanan tertentu
Makan Makanan
Tertentu
Jenis makanan
Sakit Tidak
AR-1
Sakit Tidak
AR-2
Selisih
RR
1. Nasi Goreng 10
2. Nasi Putih
6
3. Ayam
4
Sakit
5
4
5
66%
60%
44%
3
4
7
Sakit
2
6
4
60%
40%
63%
AR (1-2)
0,066
0,2
-0,192
1,11
1,5
0,689
Panggang
4. Burung
40%
20%
0,2
Dara
5. Sup
11
65%
67%
-0,019
0,971
Kepiting
6. Gurami
33%
50%
-0,167
0,666
Asam Manis
7. Salad
3
8. Es Cream
2
9. Es Buah
3
5
6
1
38%
25%
75%
5
1
4
7
11
14
41%
8%
22%
-0,041
0,167
0,528
0,901
3,012
3,378
10. Air Es
25%
10
83%
-0,583
0,3
Makan Makanan
Tertentu
Jenis Makanan
Sakit Tidak
1. Es Buah
2. Nasi Putih
3. Burung Dara
4. Es Cream
3
6
4
2
Sakit
1
4
6
6
AR
Sakit Tidak
75%
60%
40%
25%
4
4
2
1
Sakit
14
6
8
11
AR
Selisih
RR
22%
40%
20%
8%
AR
0,528
0,2
0,2
0,167
3,378
1,5
2
3,012
Masukan :
1.Dana terbatas
2. pengolahan
kurang sehat
3. keterampilan
SDM
Proses :
Lingkungan :
1. Pengolahan bahan
makanan
Lingkungan :
2. Penyajian makanan
yang
baik
atau
buruk.
B. Pembahasan
Dari analisis yang telah dilakukan, kita tau bahwa akibat dari penyakit yang
timbul adalah adanya kesalahan pada makanan yang dikonsumsi. Ada banyak
kemungkinan yang dapat menjadi faktor penyebab para tamu undangan
keracunan makanan tersebut. Misalnya saja, cara penyajian yang kurang higienis,
bahan-bahan yang digunakan kurang layak, adanya bakteri atau mikroorganisme
yang terdapat dalam makanan tersebut dan masih banyak faktor yang lainnya.
Namun dari analisis yang telah dilakukan, yang menjadi penyebab para tamu
undangan mengalami keracunan makanan adalah karena adanya bakteri atau
mikroorganisme pada makanan yang dikonsumsi tersebut sehingga menyebabkan
para tamu undangan yang mengkonsumsi makanan tersebut mengalami gejala
gejala seperti yang telah disebutkan pada skenario.
Mengenai kebersihan restauran dan lingkungan sekitarnya masih belum dapat
dipastikan secara jelas. Oleh karena itu masih banyak kemungkinan yang dapat
menyebabkan bakteri atau mikroorganisme tersebut ada dalam makanan tersebut.
Riwayat kesehatan dari masing masing tamu undangan yang hadir
sebelumnya adalah dalam keadaan baik. Namun setelah mereka mengkonsumsi
makanan yang dihidangkan, mereka mengalami gejala gejala seperti yang telah
disebutkan di dalam skenario. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa penyebab
munculnya gejala gejala tersebut adalah dikarenakan para tamu undangan
mengkonsumsi makanan yang telah disediakan.
Dari hasil analisa dan pengukuran yang telah dilakukan, dapat ditentukan
12
bahwa makanan yang menyebabkan hal tersebut terjadi adalah es buah. Banyak
kemungkinan bakteri atau mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit
tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Salmonella
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui
makanan
(foodborne
diseases).
Pada
umumnya,
serotipe
Salmonella
muntah.
Gejala-gejala Akibat Infeksi E. Coli
Gejala infeksi bakteri E. coli biasanya dimulai tiga hingga empat hari setelah
tubuh terpapar oleh bakteri, tapi Anda akan mulai merasa sakit pada satu hari
hingga lebih dari satu minggu kemudian. Berikut ini adalah gejala-gejala yang
muncul akibat infeksi E. coli:
Perut kram.
Diare, dengan tingkat keparahan ringan hingga parah, dan bahkan berdarah.
Demam.
Kelelahan.
Gejala-gejala ini biasanya bertahan hingga satu minggu jika tidak
terjadi komplikasi, tapi beberapa infeksi E. coli bisa sangat berbahaya.
Semua orang yang mengalami infeksi E. coli berisiko terhadap komplikasi,
tapi komplikasi lebih cenderung terjadi pada anak-anak. Hal ini disebabkan
anak-anak lebih susah untuk bertahan ketika kehilangan banyak cairan dan
darah akibat muntah dan diare.
15
Masukan
A. Perilaku sanitasi rendah
Masyarakat sering mengabaikan kebersihan dirinya, sehingga masyarakat
sering terkena penyakit. Prilaku sanitasi yang rendah, contoh yg sederhana adalah
ketika masyarakat akan makan malam, masyarakat tidak mencuci tangan, untuk
membersihkan kotoran yang berada di tangan dan menghindari dari penyakit.
Proses
A. makanan yang tidak higienis
Makanan yang tidak higienis bisa karna beberapa hal, karena bahannya, cara
pengolahan, alat pengolahan dan orang yang mengolah. Sehingga untuk menghindari
makanan itu tidak higienis maka perlu memperbaiki beberapa hal.
B. Tingkat kehigienisan makanan rendah
Seharusnya pihak restoran mengatur tingkat hegienitas makanan yang
disajikan, sehingga makanan yang disajikan memiliki tingkat higienis yang sedang
dan masyarakat tidak mengalami penyakit setelah mengkonsumsi makanan tersebut.
C. Tingkat pengawasan restoran rendah
Ini merupakan tindakan yang merugikan konsumen dan dapat menyebabkan
konsumen mengalami penyakit. Pihak restoran seharusnya mengawasi makanan yang
16
mereka sajikan, mulai dari bahannya berasal darimana dan apakah bahan
tersebut sudah dicuci sebelum diolah, cara pengolahan bagaimana, alat-alat yang
dipakai mengolah apakah sudah dibersihkan terlebih dahulu dan umur alat itu sendiri.
Kemudian apakah orang yang mengolah makanan tersebut sudah menjaga
kebersihannya, mulai dari tangannya apakah sudah dicuci terlebih dahulu, pakaiannya
apakah sudah diganti secara berskala. Beberapa hal tersebut seharusnya menjadi
perhatian restoran sehingga tidak merugikan konsumen.
Lingkungan
A. Bahan muntahan dan feses tidak ditemukan
Masyarakat mengalami penyakit muntah dan diare, maka diperlukan sampel dari
muntahan dan feses. Tapi kedua hal tersebut tidak bisa ditemukan sehingga pihak
survailans, tidak bisa melakukan tes uji di laboratorium dan menemukan
penyebabnya secara spesifik dan cepat.
B. Tim survailans tidak bisa menemukan sampel makanan karena sudah di buang
Selain dari sampel muntahan dan feses, tim survailans bisa menggunakan sampel
makanan, untuk mengetahui penyebab masyarakat mengalami penyakit diare dan
muntah, dll, tetapi makanan tersebut sudah dibuang maka tim survailans kesulitan
dalam melakukan penentuan penyakit yang dialami masyarakat.
17
Efektifitas
BAB III
No
Kegiatan
Efesiensi
V
RENCANA
Hasil
P=
M x I xV
C
Pelatihan
16
Kerja Bakti
Penyuluhan
18
PROGRAM
No
1.
Kegiatan
Sasaran
Pertemuan Juru
Target
1.
Volu
Rincian
Lokas Tenaga
me
Kegiatan
Pelaksan
Kegia
Pelak
Pelaksan
tan
saan
1x
aan
1.
restor
Juru
Januar
an
Masak,
Masak,
mengetah
Melakuk
Pemilik
ui apa saja
an
Pemilik
restoran,
yang perlu
pendataa
restoran,
Pihak
dipersiapk
Pihak
keperluan
kesehata
meningkat
apa saja
kan
yang
kualitas
dibutuhk
pengolaha
an untuk
n masakan
meningka
2.
tkan
mengatur
mutu
jadwal
pengolah
pelatihan
an
bagaiman
makanan
a cara
2.
mengolah
mensepa
makanan
kati
dengan
baik
periode
19
dilaksana
3.
kan
Mencari
pelatihan
kesehatan an dalam
Jadwal Kebutuha
Alat Tulis
20
21
22
23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyebab Muntah Berak yang dialami oleh keluarga tersebut adalah
kurangnya kemampuan dalam pengolahan bahan yang menyebabkan makanan
tersebut menjadi racun dan menimbulkan penyakit bagi konsumen
2. makanan yang diduga menyebabkan muntah dan berak pada keluarga
tersebut adalah Air Es, karena memiliki nilai AR-RR Positif (+)
B. Saran
1. Dalam suatu proses pengolahan makanan, banyak yang perlu diperhatikan
utamanya cara pengolahan bahan makanan tersebut karena hal ini yang
memiliki persentase paling besar dalam menimbulkan penyakit bagi
consumen
2. Bagi Konsumen, perhatikan kebersihan dan kualitas dari tempat serta
makanan yang akan dikonsumsi, pilihlah tempat yang memang memiliki
kualitas SDM dalam mengolah makanan yang baik dan memiliki fasilitas
yang bersih serta layak untuk mengolah makanan
24
DAFTAR PUSTAKA
Suarjana, I Made. 2011. Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan. Badung
Pratiknjo, Laksmono. Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator
Lemahnya Kontrol Pemerintah dan Masyarakat terhadap Produk Makanan yang
Beredar. Surabaya
Handoyo, Agus. 2014. Studi Kasus Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Desa
Jembungan Kecamatan Banyudono Boyolali. Surakata
25