You are on page 1of 30

LAPORAN INDIVIDU

DENGAN KASUS KELUARGA HIPERTENSI

OLEH :

ZULKARNAIN
(P201501190)
KELOMPOK 10

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2016

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI RW 02 KELURAHAN MATABUBU KECAMATAN POASIA
KOTA KENDARI

KELOMPOK 10

NAMA MAHASISWA
ZULKARNAIN

NIM

Tanda Tangan

(P201501190)

Mengetahui
Preceptor Lapangan :

Preceptor Akademik 1

Preceptor akademik 2 :

KATA PENGANTAR
Asalamualaikum wr,wb terimakasih kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunianya
sehingga Laporan kasus individu dengan keluarga hipertensi dapat di selesaikan. Terima
kasiih kepada kepala puskesmas Poasia dan seluruh staf dan anggotanya karena telah di
izinkan untuk PBL di kelurahan Matabubu dan kepada teman-teman kelompok 10 lainnya,
penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya

Kendari,26-07-2016

DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Hadir
2. Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 - 190 mmHg dan diastolik di atas 90 95 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagaitekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Nugroho d. T., 2011). Hipertensi merupakan
penyebab utama gagal jantung,stroke,dan gagal ginjal. Disebut juga sebagai
pembunuh

diam-diam

karena

orang

dengan

hipertensi

sering

tidak

menampakkan gejala,penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria.
Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi,obesitas,konsumsi alkohol yang
berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat
berperan disini,tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan (Sujono
Riyadi, 2011). Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler.
Kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan sistolik 140
190 mmHg dan atau tekanan distolik 95 -95 mmHg ( untuk usia > 60 tahun ) dan
tekanan sistolik > 160 dan atau tekanan diastolik > 95mmHg ( untuk usia > 60
tahun ) (Sujono Riyadi, 2011). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat
Adib (2009) Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami
peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar
orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang 2025. Oleh karena
itulah diperlukan penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan angka
kematian pada penderita hipertensi (Adib, 2009). Pada tahun 1995 survei
kesehatan rumah tangga menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah
mencapai 83 per 1000 anggota rumah tangga. Wanita lebih banyak ketimbang
pria. Survei tahun sebelumnya 1986, hipertensi disebut sebagai penyebab utama
kematian pada penderita jantung koroner di Indonesia. Jumlah kasusnya 42.8 er
1.000 kematian(Senio, 2005), Data di atas memberikan gambaran bahwa
masalah hipertensi perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik,
mengingat prevalensi dan akibat yang ditimbulkan cukup kompleks. Penanganan
awal yang dapat dilakukan adalah di lingkungan keluarga. Hal ini akan
memberikan dampak secara sistematis baik pada pola akibat dari penyakit itu
sendiri maupun pada upaya yang dilakukan untuk pengelolaan penyakit tersebut.

Pada dasarnya hipertensi memerlukan perhatian khusus keluarga karena ada


kecenderugan penderita tidak mau berobat, karena tidak merasakan gejala awal
sehingga keluarga tidak mengetahui masalah kesehatan yang terjadi (Arita
Muwarni, 2007).
Pada kebanyakan kasus,hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena
alasan penyakit tertentu,sehingga sering disebut sebagai silent killer. Tanpa
disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti
jantung,otak ataupun ginjal (Nugroho, 2011). Obat-obatan yang banyak
dikonsumsi masyarakat merupakan obat-obatan kimia yang secara berkala harus
selalu dikonsumsi sehingga menimbulkan ketergantungan pada obat tersebut.
Oleh sebab itu, perlu diadakan terapi yang memberikan solusi tepat tanpa
membebani masyarakat untuk senantiasa bergantung pada obat. Terapi tersebut
adalah terapi herbal yang menyeluruh. Dalam hal ini,untuk penyakit hipertensi
dibutuhkan herba Rosella (Hibiscus sabdarifa Linn) sebagai salah satu tanaman
obat yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit hipertensi (Sujono Riyadi,
2011) Berdasarkan tingginya angka kejadian, sifat dan komplikasi dari penyakit
hipertensi,

maka

diperlukan

tindakan

keperawatan

secara

terpadu

dan

menyeluruh melalui kerja sama antar anggota keluarga dan tim keperawatan
keluarga agar keluarga mampu melakukan tugas-tugas kesehatan secara mandiri
Pernyataan penelitian petugas kesehatan di
.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan keluarga terhadap klien
dengan masalah utama hipertensi di Kelurahan Matabubu RW 02.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengenal masalah pada keluarga yang menderita
hipertensi
b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah akibat
dari hipertensi
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada krluarga yang menderita
hipertensi
d. Keluarga mampu memberikan tindakan keperawatan pada anggota
keluarga yang menderita hipertensi
e. Keluarga mampu memelihara dan memodifikasi lingkungan pada penderita
hipertensi.

f. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga


yang

menderita

hipertensi,keluarga

mampu

menggunakan

fasilitas

kesehatan yang ada (Arita Muwarni, 2007)


C. Metode penulisan
Metode penulisan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam
bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri
pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis membagi 5 bab sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep medis kasus kelolaan, Konsep
asuhan keperawatan keluarga kasus kelolaan
Bab III : laporan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa data,
penapissan/prioritas
implementasi

masalah,
evaluassi

diagnosa
hasil

keperaawatan,

dan

rencana

perencanaan,
tindak

lanjud.

keperawatan,perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.


Bab IV :Pembahasan ( kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan,asumsi
hasil praktek, strategi pemecahan masalah, kendala-kendala).
Bab V :Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Konsep Medis Kaus Kelolaan
a. Pengertian
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu ganguan pada
sistem pembuluh darah yang ditandai dengan tekanan darah melebihi normal.
Sering terjadi diusia pertengahan atau lebih (usia 45 tahun atau lebih).
Hipertensi

menyebabkan

perubahan

pada

pembuluh

darah

yang

mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah. Berikut ini penggolongan

tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk


tekanan sistolik dan diastolik:
Sistolik (angka

Diastolik

pertama)

(angka kedua)

Di bawah 90

Di bawah 60

Normal

90 120

60 80

Pre-hipertensi

120 140

80 90

140 160

90 100

Di atas 160

Di atas 100

Tekanan Darah
Darah

rendah

atau

hipotensi

Darah

tinggi

atau

hipertensi (stadium 1)
Darah
hipertensi

tinggi
(stadium

atau
2

berbahaya)
Catatan :

Angka pertama (120) yaitu tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat

jantung berdenyut atau berdetak (sistol). Sering disebut tekanan atas.


Angka pertama (90) yaitu tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat
jantung beristirahat di antara saat pemompaan. Sering disebut
tekanan bawah.

b. Penyebab (Etiologi)
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki
tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak
dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga
bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
1) Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia
menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan
bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik
daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan

bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
2) Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda
tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan
sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan
agar jangan melewati batas atas yang normal.
3) Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang
berkulit hitam.
4) Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit
dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol
Anda sedini mungkin.
5) Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.
6) Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
7) Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko
diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok
yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8) Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9) Alkohol

Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga


menyebabkan tekanan darah tinggi.
10)Kurang Olahraga
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur
mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan
melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah
tinggi.
c. Manifetasi Klinik
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sebenarnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan
dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi
baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dngan tekanan
darah normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut :
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak napas
Gelisah
Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung, dan ginjal
d.Komplikasi

Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi :


Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena
penumpukan kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang

ditimbulkan pandangan mata kabur.


Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang
lama dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul
rasa sakit dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.

Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan


terjadi penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa

menyebabkan sakit pada ginjal.


Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2
berkurang bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah
sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada otak
( Stroke. )

e. Penatalaksanaan/Perawatan
1. Diet Makanan Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol
diri dalam mengonsumsi asin-asinan dan garam, ada beberapa tips
yang bisa dilakukan untuk mengontrol diet sodium/natrium ini :
Jangan meletakkan garam diatas meja makan
Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membel
Batasi konsumsi daging dan keju
Hindari cemilan yang asin-asin
Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodiu
Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan
tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa
buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung
potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi
antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo,
labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan
bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3
sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah
2.
3.
4.
5.

(hipertensi).
Penurunan berat badan
Berhenti merokok dan minuman alcohol
Olah raga teratur
Kontrol dan minum obat secara teratur

f. Pencegahan

1. Kurangi berat badan


2. Olah raga teratur misalnya lari pagi seminggu sekali
3. Mengubah kebiasaan hidup misalnya kurangi kopi atau alkohol,
mengindari stress, berhenti merokok, dan berusaha hidup santai
4. Mengirangi makanan yang banyak garam atau banyak lemak
5. Kontrol teratur ke Puskesmas atau petugas kesehatan lainnya.
g. Pengobatan Tradisional
1. Dua buah belimbing di parut kemudian di peras airnya sehingga menjadi
satu gelas belimbing dan diminum setiap pagi.
2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas,
minum 2 gelas/hari.
3. Makan 2 buah ketimun/hari.
h. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, vasokontriksi,
hipertrofi, iskemia miokard.
2. Nyeri akut b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan, ketidak seimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
4. Resiko cedera
5. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak

DAFTAR PUSTAKA

Anggara F.H.D dkk, 2012, faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah,
Jakarta. Lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel4.vol5 no1_feby.pdf (diakses pada 12
januari 2016 10.16)
Moniung S.Y, 2014, hubungan tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur pada
pasien hipertensi, manado.
Ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5266 (diakses pada 23 januari
2016 15.44)
Sudoyo A.W dkk, 2008, ilmu penyakit dalam, edisi IV, Jakarta
Bridge Sophie Bain. Obesity and Diabetes Increase Risk For BPH : Presented at AUA.
Atlanta, GA. 2007. URL : http://www.docguide.com. Diakses 10 Maret 2015
Chandra. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2011
Depkes RI. Pembangunan Kesehatan, Jakarta : Depkes. 2005

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Kasus Kelolaan


Ibu B seorang lansia umur 52 tahun tinggal bersama kedua putrinya Nn L 19
tahun dan Nn S 18 tahun,Saat pengkajian Ibu B menceritakan bahwa sejak 1
tahun yang lalu mengalami gangguan kesehatan yaitu tekanan darah tinggi
Ny. B apabilah sakit ia ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatan Ibu B.
masih bisa beraktivitas dengan baik tetapi kadang-kadang mengalami pusing
apabilah tidak meminum obat pada saat pengkajianekspresi Ibu Y biasa saja

tanpa

ada

keluhan

rasa

sakit.

Keluarga

tidak

tahu

penyebab

Hipertensi.karena tidak ada riwayat hipertensi pada keluarga mereka tetapi


anak Ny. B mengatakan Ny.B sering atau senang yang asin-asin Hasil
pengukuran TD= 180/90 mmHg. Kedua putrid ny.B sangat memperhatikan
kondisi ibunya tetapi ibunya kepala bandel sering malas pusing dengan
kondisinya.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA PASIEN HIPERTENSI

A.
a.

Pengkajian
Catatan Status Kesehatan Keluarga
Nama Kepala Keluarga
: Ny. B
Usia
: 52 Tahun
Alamat
: kel,Anggoeya Rw 01 Rt 01
Tanggal Pengkajian
: 19 juli 2016

b.

Daftar Anggota Keluarga


Nama

Hub.

No

Anggota

1.

Nn. Lusi

Anak

2.

Nn. Salma

Anak

Keluarga

Keluarga

L/P

Umur Pendi-

Agama Pekerjaan

Imuni-

Kead.Ke

sasi

sehatan

KB

(Th)

dikan

19

S-1

Islam

Mahasis Lengka

Sehat

18

S-1

Islam

wa
p
Mahasis Lengka

Sehat

wa

c.

Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini adalah tipe keluarga sederhana, yang terdiri dari kedua orang
putri.

d.

Tahap Perkembangan Keluarga :


Keluarga dengan anak dewasa muda
e.
Tugas Keluarga yang Belum Terpenuhi :
Tugas keluarga (Ny.B ) yang belum terpenuhi, antara lain :
1. Mengembangkan usahanya menjadi lebih maju
f.

Pengkajian Biologis
1. Keadaan Kesehatan :
Keadaan kesehatan Ny.B dan kedua putrinya dalam keadaan sehat tetapi Ny.B
sering mengalami pusing dan tegang pada area leher
2. Kebersihan Keluarga :
Cukup
3. Penyakit yang Sering Diderita :
Flu, batuk, dan demam.
4. Penyakit Kronis/Menular :
Tidak ada.
5. Kecacatan Anggota Keluarga :
Tidak ada.
6. Pola Makan :
3 x sehari
7. Pola Istirahat
Ibu :
- Siang
- Malam
Anak L :
- Siang
- Malam
Anak S :

: - Jam
: 7 jam
: 2 Jam
: 8 jam

- Siang : 2 jam
- Malam :8 jam
8. Reproduksi/Akseptor KB
Ibu : Anak L : Anak S : Keadaan Emosional/Mental
Ibu : Baik.
Anak L : Baik
Anak S : Baik
9. Koping Keluarga
Koping yang digunakan oleh keluarga ini adalah dengan cara mendiskusikan
permasalah dengan semua anggota keluarga, dimana pengambilan keputusan
didiskusikan bersama. Jika telah didiskusikan semua anggota kelurga wajib
mengikuti dan taat terhadap keputusan terebut.
10. Kebiasaan Buruk

Ibu

: kebiasaan buruk ibu B masih sering mengkonsumsi makanan yang asin

asin.
Anak : Kebiasaan buruk An.S panikan
Anak. L : sering menonton sampai berjam-jam
11. Rekreasi
Dihari raya / tahun baru.
Pola Komunikasi Keluarga :
Komunikasi antara ibu dan anak cukup baik, komunikasinya dua arah.
12. Pengambilan Keputusan
Baik, keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat bersama anggota
keluarga yang bersangkutan.
13. Peran Informal
ibu berperan sebagai pendorong, pengharmonis, inisiator-kontributor, pencari
nafkah, sahabat, penghibur, perawat keluarga, maupun coordinator.
g.

Sosial Ekonomi Keluarga


Hubungan dengan Orang Lain

Ibu : Baik
Anak S : Baik.
Anak L : Baik
-

Kegiatan Organisasi Sosial


Ayah : Kerja bakti.
Ibu : Arisan, majelis talim.
Anak S : Anak L : Keadaan Ekonomi
Ibu : Rp 4.000.000 / bulan.
Anak S : Rp Anak L : Rp -

h.

Spiritual Kultural Keluarga


Ketaatan Ibadah

Baik

Keyakinan tentang Kesehatan

Baik
-

Nilai dan Norma


Nilai dan norma yang dianut oleh keluarga ini adalah nilai dan norma agama
Islam. Seperti melakukan sholat, puasa, membayar zakat,dan ibadah-ibadah
lainnya.

Adat yang Mempengaruhi Kesehatan


Ibu B istri bersuku selayar . Tetapi dalam keluarga ini mengakui dalam
kebiasaan sehari-harinya lebih kental ke suku bugis . Misalnya masih
melakukan kebiasaan adat selayar dalam setiap acar keluarga ini.

I.

Lingkungan Rumah

Kebersihan dan Kerapihan


cukup dan kurang rapih.
Penerangan
Penerangan cukup, baik pada siang ataupun malam hari. Karena pada siang
hari selain ada lampu, sinar matahari juga sangat baik masuk kedalam rumah.
Ventilasi
Ventilasi udara cukup baik, karena disetiap ruangan tersedia ventilasi yang
cukup baik untuk udara masuk dan sangat baik bagi sinar matahari pada siang
hari masuk ke rumah.

Jamban
Jamban dalam keadaan cukup .kamar mandi(jamban) dalam 1 rumah yang
terletak di bagian dapur.
Sumber Air Minum
Sumber air minum kadang keluarga ini membeli air galon, tetapi jika sedang
libur biasa air minum dimasak sendiri diamil dari air sumur yang terletak di luar
rumahnya.

Pemanfaatan Halaman
Pemanfaatan halaman rumah keluarga Ny.B sangat baik karena terlihat jelas
bahwa halaman rumah Ny. B sangat bersih dan ditumbuhi oleh pohon dan

bunga-bunga yang tertata rapi.


Pembuangan Air Kotor
Pembuangan air kotor sangat jauh dari sumur keluarga Ny.B
Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah terdapat di belakang rumah Ny.B dimana sampahsampah dilingkungan tersebut dikumpulkan dalam 1 tempat sampah tersebut

kemudian setiap hari akan diambil oleh petugas sampah dari dinas kebersihan.
Sumber Pencemaran
Tidak ada.
Type Rumah
Type rumah keluarga ini adalahtipe rumah 40 (luas bangunan 39 meter
persegi) dan luas tanahnya 80 meter persegi dengan bangunan rumahnya

semi permanen, lantai semen.


Status Kepemilikan
Status kepemilikkan rumah keluarga Ny. B. adalah atas nama Ny.B

B. Pengkajian Keluarga

Data

o
1
2
1 Keadaan
-

umum:
Penampilan
BB
TB

Ny.B

Nn.S

Nn.L

Baik
69 kg
165 cm

Baik
50 kg
160 cm

Baik
47 kg
150 cm

2 TTV
- Nadi
- Respirasi
- Suhu
3 Kepala:
- Bentuk
- Rambut
- Kulit Kepala
4 Mata:
- Sclera
- Kong-

115 kali/menit
26 kali/menit
37,2oC

90 kali/menit
23 kali/menit
37oC

90 kali/menit
27 kali/menit
36,8oC

Simetris
Hitam,lurus
Bersih

Simetris
Hitam, lurus
Bersih

Simetris
Hitam, lurus
Bersih

Tidak ikterik
Tidak anemis

Tidak ikterik
Tidak anemis

Tidak ikterik
Tidak anemis

jungtiva
- Palpebra
- Fungsi
5 Telinga :
- Bentuk
- Keadaan
- Fungsi

Baik

Baik

Baik

Simetris
Bersih
Normal/baik

Simetris
Bersih
Normal/baik

Simetris
Bersih
Normal/baik

Hidung
Bentuk
Keadaan
Fungsi

Simetris
Bersih
Normal/baik

Simetris
Bersih
Normal/baik

Simetris
Bersih
Normal/baik

Lengkap
Normal/baik

Lengkap
Normal/baik

Lengkap
Normal/baik

Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru

Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru

sama
Normal

sama
Normal

Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru sama
Normal

Simetris
Tidak Nyeri

Simetris
Tidak Nyeri

Simetris
Tidak Nyeri

(-)
(-)
Aktif

(-)
(-)
Aktif

(-)
(-)
Aktif

Baik

Baik

Baik

6
-

7 Mulut:
- Gigi
- Fungsi
Menelan
8 Leher
- Peningkatan
JVP
9 Dada:
- Bentuk
- Suara paru
- Respirasi
-

Bunyi

jantung
1 Abdomen:
- Bentuk
0
- Nyeri Tekan
11 Ekstremitas
- Oedema
- Kotraktur
- Gerakan
1 Integumen:
- Turgor
2

Keadaan
Kuku

Baik
Baik

Baik
Baik

Baik
Baik

C. Status Kesehatan Individu


1. Catatan Status Kesehatan Individu
PUSKESMAS
: Poasia
Nama
: Ibu B
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Bugis/selayar
Pekerjaan
:Alamat
: Anggoeya
2. Alasan ke Puskesmas
Ingin memeriksakan kondisi kesehatan ibu B karena 1 tahun yang lalu
mengalami tekanan darah tinggi
3. Riwayat Kesehatan
a. Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami : b. Masalah Kesehatan Sekarang
Hipertensi
c. Masalah Kesehatan yang Lalu : d. Masalah Kesehatan Keluarga (Turunan) :
4. Kebiasaan Sehari-hari
a. Biologis
- Pola Makan
Frekuensi :
3 Kali/hari
Jenis
:
Nasi dan lauk-pauk
Porsi
:
1 piring / tiap makan
- Pola Minum
a. Frekuensi
: 9 gelas / hari.
b. Jenis
: Air mineral.
- Pola Tidur
a. Siang
: - jam
b. Malam : 8 jam
- Pola Eliminasi
a. BAK : Lancar
(warna : kuning)
b. BAB
: Lancar
(warna : kuning)
- Aktivitas Sehari-hari :
Rekreasi : 2 kali setahun.
- Kebiasaan Buruk
Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam
b. Psikologis
Baik.
c. Sosial
- Hubungan Antar Keluarga :

Baik
- Hubungan dengan Orang Lain :
Baik
d. Spiritual
- Pelaksanaan Ibadah
Ibu. B beribadah.
(2) Keyakinan tentang kesehatan
Ada tetapi sedikit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Tekanan darah
4. Nadi
5. Respirasi
6. Suhu
7. BB yang Lalu
8. BB Sekarang
9. TB

: Baik
: Composmentis
: 180/80 mmHg
: 115 kali/menit
: 26 kali/menit
: 37,2oC
: 80 Kg
: 69 Kg
: 165 cm

b. Pemeriksaan Persistem
- Sistem Respirasi
Inspeksi
: Frekuensi Napas 20 x/menit
Palpasi
:Tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi
:
Auskultasi
: Vesikuler
- Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi
: Dada simetris
Palpasi
: Nadi 120x/menit
Perkusi
:
Auskultasi
: Bunyi jantung normal
- Sistem Pencernaan
Inspeksi
: Abdomen simetris
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
:
Auskultasi
: Tidak ada bunyi peristaltic usus
- Sistem Urinaria
Inspeksi
: Urin berwarna kuning
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Persyarafan
Inspeksi
: Kesadaran composmentis
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Integumen
Inspeksi
: Turgor jelek
Palpasi
: Elastis, kulit teraba hangat
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
: Gerakan aktiv, Tidak ada edema

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Tidak nyeri tekan


:
:

6. Genogram

Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Hubungan Pernikahan
: Tinggal serumah

7. Denah Rumah (contoh )

Ket :

D. Pengkajian Keluarga Mandiri

Tgl
20/Maret
/2016

Masalah

Masalah

Kriteria Keluarga Mandiri


Kesimpulan
kesehatan Keperawatan 11 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Hasil Nyeri akut
KM I
2 3
5 6
chec
1
k up
ibu B
:
positi
f
Hiper
-

tensi
Ibu B
meng
ataka
n
serin
g
Leher
serin
g
tegan
g dan
kepal
a
pusin

20/Maret
/2016

g
TD :

180/mmHg
Nn. S
Ketidakefekt
ifan
1 2 3 4 5 6
mengatakan
pemeliharaa
Ibu B tidak n kesehatan

KM II

memperhatik
an
kondisinya
masih saja
makan
makanan
yang asinasin

E. ANALISA DATA

No

Data

1
1

Masalah

DS :
Ny. B mengatakan hasil check up positif

tekanan darah tinggi


Ny.B mengatakan Sering tegang leher

Kemungkinan

Keperawatan
3
Nyeri akut

Penyebab
4
Karena hasil dari
observasi
menunjukkan TD
ibu B 180/mmHg

dan pusing
DO :
- TD : 180/mmHg
2

DS :
- Nn. S mengatakan bahwa ibunya masih

Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan

Karena Ny.B
masih

sering makan yang asin- DO :


- Banyak cemilan asin di atas meja

mengkonsumsi
makanan tinggi
garam

F. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Masalah : Nyeri akut
No
1
1

Kriteria
2
Sifat masalah :
Skala:
- Aktual (tidak/
-

kurang sehat)
Ancaman

kesehatan
Keadaan

Perhitungan
3
3/3 x 1 = 1

Bobot
4
1

Pembenaran
5
1

sejahtera
Kemungkinan

masalah dapat
diubah:
Skala:
Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
3 Potensial
4

1/2 x 2 = 1

Pencegahan :
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya

3/3 x 1 = 1

masalah:
Skala :
- Masalah berat
harus segera
-

2
2/2 x 1 = 1

ditangani
Ada masalah

tetapi tidak perlu


-

segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah Skor : 4,0

2. Masalah : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


No
1
1

Kriteria
2
Sifat masalah :
Skala:
- Aktual (tidak/ kurang
-

Perhitungan
3

3/3 x 1 = 1

sehat)
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah

dapat diubah:
Skala:
Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
3 Potensial Pencegahan :
- Tinggi
- Cukup
- Rendah

2/2 x 2 = 2

1/3 x 1 =
1/3

Bobot
4

Pembenaran
5
1

Menonjolnya masalah:
Skala :
- Masalah berat harus
-

segera ditangani
Ada masalah tetapi
tidak perlu segera

2/2 x 1 = 1

ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah Skor : 3,6

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

Adapun diagnosa keperawatan komunitas yang dapat diangkat untuk


masalah diatas, adalah :
1. Nyeri akut :

DS :
Ny. B mengatakan hasil check up positif hipertensi.
Ny.B sering mengalami pusing dan tegang leher
DO :
- TD : 180/mmHg

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ditandai dengan :

DS :
Nn.S mengatakan ibnya tidak memperhatikan kondisinya masih saja
memakan makanan yang tinggi garam
DO :

Masih banyak cemilan tinggi garam di atas meja

H. RENCANA TINDAKAN

Adapun intervensi keperawatan komunitas yang dapat diberikan untuk ibu B, antara
lain ;

Data
DS :
-

DS :
Ny. B mengatakan

Diagnosa
Nyeri akut

Tujuan

NOC
NIC
Prevensi
Prevensi Primer
Primer :
:
- Mampu
Agar
Ibu
B
Health
mengontro
mengetahui tenpromotion
l nyeri,

hasil check up

tang apa itu


Hipertensi tanda
tahu
penyebab dan gejala serta
pengobatannya
nyeri
klien harus :
mampu
Rajin
bermengguna olahrraga
dan
kan tehnik menghindari
non
makanan tinggi
farmakolo garam
gi untuk
menguran Prevensi
Sekunder :
gi nyeri
Agar tidak
mengalami
pusing ibu B
bisa
menghindari
factor
predisposisi
terjadinya
pusing dan tetap
mengentrol
Tdnya.

positif tekanan
-

darah tinggi
Ny.B mengatakan
Sering tegang leher
dan pusing
DO :
- TD : 180/mmHg

Prevensi
Tersier :
Dukungan
keluarga
diberikan agar :
1. Agar
semagat
hidup klien
tetap ada.

DS :
- Nn. S mengatakan

Ketidakefektifan

Agar
pemeliharaan

Prevensi
Primer :
Mengetahui

tentang
hipertensi:
1. Diet dan
berolahraga
2. Makanan
ringan
bergula dan
mkanan
tinggi
karbohidrat.
Prevensi
Sekunder :
- Manajemen
Perilaku untuk
hipertensi
seperti :
1. Periksa
secara rutin
Tdnya
2. Menghindar
i makanan
rtinggi
garam.
3. Rajin
olahraga
Prevensi Tersier
:
- Dukungan
Keluarga,
seperti :
1. Rehabilitasi
fisik, sosial
dan
psikologis.
2. Meluangkan
banyak
waktu
terhadap
klien lansia.
3. Selalu
memperhati
kan dan
mengurus
pola hidup
klien lansia.
Prevensi Primer
:
- Pendidikan

bahwa ibunya
masih sering
makan yang asin- DO :
- Banyak cemilan asin
di atas meja

pemeliharaan
kesehatan.

kesehatan dalam
keluarga menjadi
efektif.

pentingnya
kesehatan
mencegah
- Pengajaranke
penyakit,
lompok.
cara
- Pengajaran
merawat, dan
prosedur/tind
mengambil
akan.
keputusan
- Partisipasi
yang
dalam
cepat/tepat
pengambilan
saat terjadi
keputusan
penyakit.
perawatan
Prevensi
kesehatan.
Sekunder :
- Keluarga
Prevensi
mampu
Sekunder :
menyediakan
- Kontrol risiko
sarana
dan
perawatan
keamanan
sehingga
- Keamanan
dapat
dan kesehatan
meminimalk
serta
an resiko ke
perawatan
arah yang
- Manajemen
lebih parah.
risiko
komunitas.
Prevensi
- Kaji
Tersier :
kemampuan
- Mempertaha
keluarga
nkan / meniuntuk
ngkatkan
menyediakan
kesejahteraa
sarana
n
perawatan.
Prevensi
Tersier
- Partisipasi
tim kesehatan
dalam
keluarga.
- Dukungankel
uarga

BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pada hipertensi lansia
terjadi pusing dan tegang leher serta bisa mengakibatkan stroke apabilah
penanganannya salah.Prinsip penatalaksanaan hihertensi lansia adalah menilai
penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien
dan keluarganya, menghilangkan gejala-gejala akibat hipertensi, lebih bersifat
konservatif, mengendalikan tekanan darah dan berat badan. Peran keluarga
sangat penting dalam pencegahan terjadinya komplikasi lanjut pada penderita
hipertensi terutama lansia.

2. SARAN
Dengan mengetahui Asuhan Keperawatan pada penderita hipertensi
pada lansia kita dapat melakukan pencegahan agar penyakit yang timbul tidak
menuju keparahan. Pada pasien hipertensi lansia, kita harus mewaspadai
adanya perubahan fungi fisiologis maupun psikologisnya untuk mengantisipasi.
Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca khususnya mahasiswa tentang asuhan keperawatan keluarga pada
anak remaja. Dan diharapkan kepada pembaca khususnya mahasiswa agar
tidak terpaku pada isi makalah ini dan dapat menambah sumber referensi lain.

You might also like