Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
ZULKARNAIN
(P201501190)
KELOMPOK 10
KELOMPOK 10
NAMA MAHASISWA
ZULKARNAIN
NIM
Tanda Tangan
(P201501190)
Mengetahui
Preceptor Lapangan :
Preceptor Akademik 1
Preceptor akademik 2 :
KATA PENGANTAR
Asalamualaikum wr,wb terimakasih kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunianya
sehingga Laporan kasus individu dengan keluarga hipertensi dapat di selesaikan. Terima
kasiih kepada kepala puskesmas Poasia dan seluruh staf dan anggotanya karena telah di
izinkan untuk PBL di kelurahan Matabubu dan kepada teman-teman kelompok 10 lainnya,
penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
Kendari,26-07-2016
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Hadir
2. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 - 190 mmHg dan diastolik di atas 90 95 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagaitekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Nugroho d. T., 2011). Hipertensi merupakan
penyebab utama gagal jantung,stroke,dan gagal ginjal. Disebut juga sebagai
pembunuh
diam-diam
karena
orang
dengan
hipertensi
sering
tidak
menampakkan gejala,penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria.
Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi,obesitas,konsumsi alkohol yang
berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat
berperan disini,tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan (Sujono
Riyadi, 2011). Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskuler.
Kondisi abnormal dari hemodinamik, dimana menurut WHO tekanan sistolik 140
190 mmHg dan atau tekanan distolik 95 -95 mmHg ( untuk usia > 60 tahun ) dan
tekanan sistolik > 160 dan atau tekanan diastolik > 95mmHg ( untuk usia > 60
tahun ) (Sujono Riyadi, 2011). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat
Adib (2009) Penyakit hipertensi ini tahun demi tahun terus mengalami
peningkatan. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak 1 miliar
orang di dunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini. Bahkan
diperkirakan akan meningkat menjadi 1,6 miliar menjelang 2025. Oleh karena
itulah diperlukan penanganan serius oleh berbagai pihak untuk menekan angka
kematian pada penderita hipertensi (Adib, 2009). Pada tahun 1995 survei
kesehatan rumah tangga menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah
mencapai 83 per 1000 anggota rumah tangga. Wanita lebih banyak ketimbang
pria. Survei tahun sebelumnya 1986, hipertensi disebut sebagai penyebab utama
kematian pada penderita jantung koroner di Indonesia. Jumlah kasusnya 42.8 er
1.000 kematian(Senio, 2005), Data di atas memberikan gambaran bahwa
masalah hipertensi perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik,
mengingat prevalensi dan akibat yang ditimbulkan cukup kompleks. Penanganan
awal yang dapat dilakukan adalah di lingkungan keluarga. Hal ini akan
memberikan dampak secara sistematis baik pada pola akibat dari penyakit itu
sendiri maupun pada upaya yang dilakukan untuk pengelolaan penyakit tersebut.
maka
diperlukan
tindakan
keperawatan
secara
terpadu
dan
menyeluruh melalui kerja sama antar anggota keluarga dan tim keperawatan
keluarga agar keluarga mampu melakukan tugas-tugas kesehatan secara mandiri
Pernyataan penelitian petugas kesehatan di
.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu Untuk mengidentifikasi asuhan keperawatan keluarga terhadap klien
dengan masalah utama hipertensi di Kelurahan Matabubu RW 02.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu mengenal masalah pada keluarga yang menderita
hipertensi
b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah akibat
dari hipertensi
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada krluarga yang menderita
hipertensi
d. Keluarga mampu memberikan tindakan keperawatan pada anggota
keluarga yang menderita hipertensi
e. Keluarga mampu memelihara dan memodifikasi lingkungan pada penderita
hipertensi.
menderita
hipertensi,keluarga
mampu
menggunakan
fasilitas
masalah,
evaluassi
diagnosa
hasil
keperaawatan,
dan
rencana
perencanaan,
tindak
lanjud.
BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Konsep Medis Kaus Kelolaan
a. Pengertian
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu ganguan pada
sistem pembuluh darah yang ditandai dengan tekanan darah melebihi normal.
Sering terjadi diusia pertengahan atau lebih (usia 45 tahun atau lebih).
Hipertensi
menyebabkan
perubahan
pada
pembuluh
darah
yang
Diastolik
pertama)
(angka kedua)
Di bawah 90
Di bawah 60
Normal
90 120
60 80
Pre-hipertensi
120 140
80 90
140 160
90 100
Di atas 160
Di atas 100
Tekanan Darah
Darah
rendah
atau
hipotensi
Darah
tinggi
atau
hipertensi (stadium 1)
Darah
hipertensi
tinggi
(stadium
atau
2
berbahaya)
Catatan :
Angka pertama (120) yaitu tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat
b. Penyebab (Etiologi)
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki
tekanan darah tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak
dapat Anda kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga
bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
1) Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia
menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan
bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik
daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
2) Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda
tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan
sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan
agar jangan melewati batas atas yang normal.
3) Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang
berkulit hitam.
4) Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit
dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol
Anda sedini mungkin.
5) Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.
6) Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
7) Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko
diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok
yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8) Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9) Alkohol
e. Penatalaksanaan/Perawatan
1. Diet Makanan Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol
diri dalam mengonsumsi asin-asinan dan garam, ada beberapa tips
yang bisa dilakukan untuk mengontrol diet sodium/natrium ini :
Jangan meletakkan garam diatas meja makan
Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membel
Batasi konsumsi daging dan keju
Hindari cemilan yang asin-asin
Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodiu
Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan
tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa
buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung
potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi
antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo,
labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan
bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3
sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah
2.
3.
4.
5.
(hipertensi).
Penurunan berat badan
Berhenti merokok dan minuman alcohol
Olah raga teratur
Kontrol dan minum obat secara teratur
f. Pencegahan
DAFTAR PUSTAKA
Anggara F.H.D dkk, 2012, faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah,
Jakarta. Lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel4.vol5 no1_feby.pdf (diakses pada 12
januari 2016 10.16)
Moniung S.Y, 2014, hubungan tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur pada
pasien hipertensi, manado.
Ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5266 (diakses pada 23 januari
2016 15.44)
Sudoyo A.W dkk, 2008, ilmu penyakit dalam, edisi IV, Jakarta
Bridge Sophie Bain. Obesity and Diabetes Increase Risk For BPH : Presented at AUA.
Atlanta, GA. 2007. URL : http://www.docguide.com. Diakses 10 Maret 2015
Chandra. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2011
Depkes RI. Pembangunan Kesehatan, Jakarta : Depkes. 2005
tanpa
ada
keluhan
rasa
sakit.
Keluarga
tidak
tahu
penyebab
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA PASIEN HIPERTENSI
A.
a.
Pengkajian
Catatan Status Kesehatan Keluarga
Nama Kepala Keluarga
: Ny. B
Usia
: 52 Tahun
Alamat
: kel,Anggoeya Rw 01 Rt 01
Tanggal Pengkajian
: 19 juli 2016
b.
Hub.
No
Anggota
1.
Nn. Lusi
Anak
2.
Nn. Salma
Anak
Keluarga
Keluarga
L/P
Umur Pendi-
Agama Pekerjaan
Imuni-
Kead.Ke
sasi
sehatan
KB
(Th)
dikan
19
S-1
Islam
Mahasis Lengka
Sehat
18
S-1
Islam
wa
p
Mahasis Lengka
Sehat
wa
c.
Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini adalah tipe keluarga sederhana, yang terdiri dari kedua orang
putri.
d.
Pengkajian Biologis
1. Keadaan Kesehatan :
Keadaan kesehatan Ny.B dan kedua putrinya dalam keadaan sehat tetapi Ny.B
sering mengalami pusing dan tegang pada area leher
2. Kebersihan Keluarga :
Cukup
3. Penyakit yang Sering Diderita :
Flu, batuk, dan demam.
4. Penyakit Kronis/Menular :
Tidak ada.
5. Kecacatan Anggota Keluarga :
Tidak ada.
6. Pola Makan :
3 x sehari
7. Pola Istirahat
Ibu :
- Siang
- Malam
Anak L :
- Siang
- Malam
Anak S :
: - Jam
: 7 jam
: 2 Jam
: 8 jam
- Siang : 2 jam
- Malam :8 jam
8. Reproduksi/Akseptor KB
Ibu : Anak L : Anak S : Keadaan Emosional/Mental
Ibu : Baik.
Anak L : Baik
Anak S : Baik
9. Koping Keluarga
Koping yang digunakan oleh keluarga ini adalah dengan cara mendiskusikan
permasalah dengan semua anggota keluarga, dimana pengambilan keputusan
didiskusikan bersama. Jika telah didiskusikan semua anggota kelurga wajib
mengikuti dan taat terhadap keputusan terebut.
10. Kebiasaan Buruk
Ibu
asin.
Anak : Kebiasaan buruk An.S panikan
Anak. L : sering menonton sampai berjam-jam
11. Rekreasi
Dihari raya / tahun baru.
Pola Komunikasi Keluarga :
Komunikasi antara ibu dan anak cukup baik, komunikasinya dua arah.
12. Pengambilan Keputusan
Baik, keputusan diambil dengan cara musyawarah mufakat bersama anggota
keluarga yang bersangkutan.
13. Peran Informal
ibu berperan sebagai pendorong, pengharmonis, inisiator-kontributor, pencari
nafkah, sahabat, penghibur, perawat keluarga, maupun coordinator.
g.
Ibu : Baik
Anak S : Baik.
Anak L : Baik
-
h.
Baik
Baik
-
I.
Lingkungan Rumah
Jamban
Jamban dalam keadaan cukup .kamar mandi(jamban) dalam 1 rumah yang
terletak di bagian dapur.
Sumber Air Minum
Sumber air minum kadang keluarga ini membeli air galon, tetapi jika sedang
libur biasa air minum dimasak sendiri diamil dari air sumur yang terletak di luar
rumahnya.
Pemanfaatan Halaman
Pemanfaatan halaman rumah keluarga Ny.B sangat baik karena terlihat jelas
bahwa halaman rumah Ny. B sangat bersih dan ditumbuhi oleh pohon dan
kemudian setiap hari akan diambil oleh petugas sampah dari dinas kebersihan.
Sumber Pencemaran
Tidak ada.
Type Rumah
Type rumah keluarga ini adalahtipe rumah 40 (luas bangunan 39 meter
persegi) dan luas tanahnya 80 meter persegi dengan bangunan rumahnya
B. Pengkajian Keluarga
Data
o
1
2
1 Keadaan
-
umum:
Penampilan
BB
TB
Ny.B
Nn.S
Nn.L
Baik
69 kg
165 cm
Baik
50 kg
160 cm
Baik
47 kg
150 cm
2 TTV
- Nadi
- Respirasi
- Suhu
3 Kepala:
- Bentuk
- Rambut
- Kulit Kepala
4 Mata:
- Sclera
- Kong-
115 kali/menit
26 kali/menit
37,2oC
90 kali/menit
23 kali/menit
37oC
90 kali/menit
27 kali/menit
36,8oC
Simetris
Hitam,lurus
Bersih
Simetris
Hitam, lurus
Bersih
Simetris
Hitam, lurus
Bersih
Tidak ikterik
Tidak anemis
Tidak ikterik
Tidak anemis
Tidak ikterik
Tidak anemis
jungtiva
- Palpebra
- Fungsi
5 Telinga :
- Bentuk
- Keadaan
- Fungsi
Baik
Baik
Baik
Simetris
Bersih
Normal/baik
Simetris
Bersih
Normal/baik
Simetris
Bersih
Normal/baik
Hidung
Bentuk
Keadaan
Fungsi
Simetris
Bersih
Normal/baik
Simetris
Bersih
Normal/baik
Simetris
Bersih
Normal/baik
Lengkap
Normal/baik
Lengkap
Normal/baik
Lengkap
Normal/baik
Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru
Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru
sama
Normal
sama
Normal
Simetris
Vesikuler
Ekspansi paru sama
Normal
Simetris
Tidak Nyeri
Simetris
Tidak Nyeri
Simetris
Tidak Nyeri
(-)
(-)
Aktif
(-)
(-)
Aktif
(-)
(-)
Aktif
Baik
Baik
Baik
6
-
7 Mulut:
- Gigi
- Fungsi
Menelan
8 Leher
- Peningkatan
JVP
9 Dada:
- Bentuk
- Suara paru
- Respirasi
-
Bunyi
jantung
1 Abdomen:
- Bentuk
0
- Nyeri Tekan
11 Ekstremitas
- Oedema
- Kotraktur
- Gerakan
1 Integumen:
- Turgor
2
Keadaan
Kuku
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
- Hubungan dengan Orang Lain :
Baik
d. Spiritual
- Pelaksanaan Ibadah
Ibu. B beribadah.
(2) Keyakinan tentang kesehatan
Ada tetapi sedikit
5. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran
3. Tekanan darah
4. Nadi
5. Respirasi
6. Suhu
7. BB yang Lalu
8. BB Sekarang
9. TB
: Baik
: Composmentis
: 180/80 mmHg
: 115 kali/menit
: 26 kali/menit
: 37,2oC
: 80 Kg
: 69 Kg
: 165 cm
b. Pemeriksaan Persistem
- Sistem Respirasi
Inspeksi
: Frekuensi Napas 20 x/menit
Palpasi
:Tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi
:
Auskultasi
: Vesikuler
- Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi
: Dada simetris
Palpasi
: Nadi 120x/menit
Perkusi
:
Auskultasi
: Bunyi jantung normal
- Sistem Pencernaan
Inspeksi
: Abdomen simetris
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
:
Auskultasi
: Tidak ada bunyi peristaltic usus
- Sistem Urinaria
Inspeksi
: Urin berwarna kuning
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Persyarafan
Inspeksi
: Kesadaran composmentis
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Integumen
Inspeksi
: Turgor jelek
Palpasi
: Elastis, kulit teraba hangat
Perkusi
:
Auskultasi
:
- Sistem Muskuloskeletal
Inspeksi
: Gerakan aktiv, Tidak ada edema
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
6. Genogram
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Hubungan Pernikahan
: Tinggal serumah
Ket :
Tgl
20/Maret
/2016
Masalah
Masalah
tensi
Ibu B
meng
ataka
n
serin
g
Leher
serin
g
tegan
g dan
kepal
a
pusin
20/Maret
/2016
g
TD :
180/mmHg
Nn. S
Ketidakefekt
ifan
1 2 3 4 5 6
mengatakan
pemeliharaa
Ibu B tidak n kesehatan
KM II
memperhatik
an
kondisinya
masih saja
makan
makanan
yang asinasin
E. ANALISA DATA
No
Data
1
1
Masalah
DS :
Ny. B mengatakan hasil check up positif
Kemungkinan
Keperawatan
3
Nyeri akut
Penyebab
4
Karena hasil dari
observasi
menunjukkan TD
ibu B 180/mmHg
dan pusing
DO :
- TD : 180/mmHg
2
DS :
- Nn. S mengatakan bahwa ibunya masih
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan
Karena Ny.B
masih
mengkonsumsi
makanan tinggi
garam
Kriteria
2
Sifat masalah :
Skala:
- Aktual (tidak/
-
kurang sehat)
Ancaman
kesehatan
Keadaan
Perhitungan
3
3/3 x 1 = 1
Bobot
4
1
Pembenaran
5
1
sejahtera
Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Skala:
Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
3 Potensial
4
1/2 x 2 = 1
Pencegahan :
Tinggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya
3/3 x 1 = 1
masalah:
Skala :
- Masalah berat
harus segera
-
2
2/2 x 1 = 1
ditangani
Ada masalah
segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah Skor : 4,0
Kriteria
2
Sifat masalah :
Skala:
- Aktual (tidak/ kurang
-
Perhitungan
3
3/3 x 1 = 1
sehat)
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah:
Skala:
Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
3 Potensial Pencegahan :
- Tinggi
- Cukup
- Rendah
2/2 x 2 = 2
1/3 x 1 =
1/3
Bobot
4
Pembenaran
5
1
Menonjolnya masalah:
Skala :
- Masalah berat harus
-
segera ditangani
Ada masalah tetapi
tidak perlu segera
2/2 x 1 = 1
ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Jumlah Skor : 3,6
DS :
Ny. B mengatakan hasil check up positif hipertensi.
Ny.B sering mengalami pusing dan tegang leher
DO :
- TD : 180/mmHg
DS :
Nn.S mengatakan ibnya tidak memperhatikan kondisinya masih saja
memakan makanan yang tinggi garam
DO :
H. RENCANA TINDAKAN
Adapun intervensi keperawatan komunitas yang dapat diberikan untuk ibu B, antara
lain ;
Data
DS :
-
DS :
Ny. B mengatakan
Diagnosa
Nyeri akut
Tujuan
NOC
NIC
Prevensi
Prevensi Primer
Primer :
:
- Mampu
Agar
Ibu
B
Health
mengontro
mengetahui tenpromotion
l nyeri,
hasil check up
positif tekanan
-
darah tinggi
Ny.B mengatakan
Sering tegang leher
dan pusing
DO :
- TD : 180/mmHg
Prevensi
Tersier :
Dukungan
keluarga
diberikan agar :
1. Agar
semagat
hidup klien
tetap ada.
DS :
- Nn. S mengatakan
Ketidakefektifan
Agar
pemeliharaan
Prevensi
Primer :
Mengetahui
tentang
hipertensi:
1. Diet dan
berolahraga
2. Makanan
ringan
bergula dan
mkanan
tinggi
karbohidrat.
Prevensi
Sekunder :
- Manajemen
Perilaku untuk
hipertensi
seperti :
1. Periksa
secara rutin
Tdnya
2. Menghindar
i makanan
rtinggi
garam.
3. Rajin
olahraga
Prevensi Tersier
:
- Dukungan
Keluarga,
seperti :
1. Rehabilitasi
fisik, sosial
dan
psikologis.
2. Meluangkan
banyak
waktu
terhadap
klien lansia.
3. Selalu
memperhati
kan dan
mengurus
pola hidup
klien lansia.
Prevensi Primer
:
- Pendidikan
bahwa ibunya
masih sering
makan yang asin- DO :
- Banyak cemilan asin
di atas meja
pemeliharaan
kesehatan.
kesehatan dalam
keluarga menjadi
efektif.
pentingnya
kesehatan
mencegah
- Pengajaranke
penyakit,
lompok.
cara
- Pengajaran
merawat, dan
prosedur/tind
mengambil
akan.
keputusan
- Partisipasi
yang
dalam
cepat/tepat
pengambilan
saat terjadi
keputusan
penyakit.
perawatan
Prevensi
kesehatan.
Sekunder :
- Keluarga
Prevensi
mampu
Sekunder :
menyediakan
- Kontrol risiko
sarana
dan
perawatan
keamanan
sehingga
- Keamanan
dapat
dan kesehatan
meminimalk
serta
an resiko ke
perawatan
arah yang
- Manajemen
lebih parah.
risiko
komunitas.
Prevensi
- Kaji
Tersier :
kemampuan
- Mempertaha
keluarga
nkan / meniuntuk
ngkatkan
menyediakan
kesejahteraa
sarana
n
perawatan.
Prevensi
Tersier
- Partisipasi
tim kesehatan
dalam
keluarga.
- Dukungankel
uarga
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pada hipertensi lansia
terjadi pusing dan tegang leher serta bisa mengakibatkan stroke apabilah
penanganannya salah.Prinsip penatalaksanaan hihertensi lansia adalah menilai
penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan kepada pasien
dan keluarganya, menghilangkan gejala-gejala akibat hipertensi, lebih bersifat
konservatif, mengendalikan tekanan darah dan berat badan. Peran keluarga
sangat penting dalam pencegahan terjadinya komplikasi lanjut pada penderita
hipertensi terutama lansia.
2. SARAN
Dengan mengetahui Asuhan Keperawatan pada penderita hipertensi
pada lansia kita dapat melakukan pencegahan agar penyakit yang timbul tidak
menuju keparahan. Pada pasien hipertensi lansia, kita harus mewaspadai
adanya perubahan fungi fisiologis maupun psikologisnya untuk mengantisipasi.
Diharapakan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca khususnya mahasiswa tentang asuhan keperawatan keluarga pada
anak remaja. Dan diharapkan kepada pembaca khususnya mahasiswa agar
tidak terpaku pada isi makalah ini dan dapat menambah sumber referensi lain.