You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

J DENGAN PENYAKIT DIARE


AKUT
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD Dr. ADHYATAMA, MPH TUGUREJO SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Tahap Akademik


Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Dosen Pembimbing :
Ns. Nana Rochana, S.Kep, MN

Oleh :
Dwi Kustiyana

22020113120027

Hanna Rusiani

22020113120031

Agstri Lestari P

22020113130111

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata ajar Manajemen Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat dan Kritis.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisioloigi,
manifestasi klinik, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
pengkajian primer dan sekunder, diagnosa keperawatan dan intervensi
pada penyakit Diare Akut
b. Untuk mengetahui bagaimana intervensi dan penatalaksanaan
keperawatan klien dengan Diare Akut
c. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan gawat darurat dan
kritis pada klien dengan penyakit Diare Akut

BAB II
TINJAUAN TEORI

BAB III
TINJAUAN KASUS
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. J
DI RUANG IGD RSUD TUGUREJO
Tanggal masuk

: 24 Agustus 2016

Jam masuk

: 22.46 WIB

Tanggal pengkajian

: 24 Agustus 2016

Jam pengkajian

: 22.46 WIB

A. Identitas Klien
Nama

: An.J

Usia

: 1 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Kencono wungu IV No.27 RT 4/1 Kendal

Diagnosa Medis : Diare akut


No.RM

: 51139

B. Pengkajian Primer
1. A (airway)
Look : Tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sumbatan
Listen : Tidak ada bunyi tambahan
Feel

: Terasa hembusan nafas

2. B (breathing)
Inspeksi

Pola nafas klien cepat

RR = 30 x/menit

Irama nafas teratur

Auskultasi

: Tidak ada bunyi tambahan

3. C (circulation)

Inspeksi

Klien tampak pucat

Bibir klien sianosis

HR = 120 x /menit

Palpasi

Akral klien dingin

CRT > 3 detik

Turgor kulit tidak elastis

Kulit nampak kering

4. D (disability)
-

Tingkat kesadaran klien Composmentis

GCS = 15 (E4M6V5)

Kekuatan otot pada ekstemitas kanan atas dan bawah 5-5- dan
ekstremitas kiri atas dan bawah klien 5

5. E (exposure)
Inspeksi

: tidak terdapat luka atau jejas pada tubuh klien

C. Pengkajian Sekunder
1. Anamnesis
a. S (symptom)
Klien datang ke IGD pukul 22.46 dengan keluhan BAB cair 4x sehari
dalam bentuk cair dan berlendir, disertai demam selama 3 hari.
b. A (alergy)
Klien tidak memiliki alergi apapun terhadap obat dan makanan.
c. M (medication)
Keluarga klien mengatakan klien mengkonsumi obat penurun panas
(paracetamol), serta anti diare.
d. P (past illness)
Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, jantung dan lain lain. Klien belum pernah dirawat di rumah
sakit.

e. L (last oral intake)


Terakhir kali klien minum susu pada pagi hari sebanyak satu gelas.
Klien tidak nafsu makan dan minum.
f. E (even leading up to illness or injury)
Ibu klien mengatakan klien BAB selama 3 hari dalam bentuk cair
selama 3 hari tidak berhenti disertai demam tinggi tidak turun selama
3 hari, klien terus menangis dan tidak nafsu makan dan minum,
sehingga orang tua klien segera membawa ke IGD rumah sakit RSUD
Tugurejo.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran
GCS (E4V5M6) = Composmentis
2) TTV
Nadi

: 120 x/menit

RR

: 30x/menit

Suhu

: 38,6 C

3) BB dan TB
BB

: 9,8 kg

TB

: 76 cm

4) Head to toe
a. Kepala
Inspeksi

bentuk

kepala

mesochepal,

persebaran

rambut

merata,rambut klien bersih dan berwarna hitam


Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan disekitar kepala

b. Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis, pupil isokor, mata cekung
Palpasi

: tidak terkaji

c. Hidung
Inspeksi : simetris, septum nasal terlihat, tidak ada jejas, tidak ada
sekret
Palpasi

: tidak teraba adanya pembengkakan, tidak ada polip

d. Mulut
Inspeksi : Mukosa kering, sianosis.
Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan pada area sekitar mulut

e. Telinga
Inspeksi : Simetris, terdapat sedikit serumen
Palpasi

: Tidak ada pembengkakan

f. Leher
Inspeksi : Tidak ada luka ataupun jejas
Palpasi

: Tidak ada peningkatan JVP

g. Dada dan paru


Inspeksi

: Tidak ada jejas dan luka, pernafasan cepat, RR : 30

x/menit, pengembangan dada simetris


Palpasi

: Nyeri Tekan (-)

Perkusi

: Terdengar suara sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi: Tidak terdapat suara tambahan


h. Jantung
Inspeksi : jejas (-), luka (-), iktus kordis (-)
Palpasi

: Teraba ictu kordis pada ICS mid clavicula sinistra

Perkusi

: Terdengar suara pekak

Auskultasi: HR 120x/menit
i. Abdomen
Inpeksi : abdomen distensi
Palpasi : nyeri tekan (-), tidak teraba massa
Perkusi : Hipertimpani di seluruh regio abdomen
Auskultasi : Bising usus 18 x/menit
j. Genitalia
Tidak terkaji
k. Integument
Inspeksi : kulit klien tampak pucat dan kering
Palpasi

: keringat dingin, turgor jelek.

l. Ekstremitas

1) Ekstremitas atas
Luka (-),edema (-), akral dingin, CRT >3 detik, dan kekuatan otot
ekstremitas sinistra bawah 5 dan ekstremitas dextra bawah 5.
2) Ekstremitas bawah
Luka (-),edema (-), akral dingin, CRT >3 detik, dan kekuatan otot
ekstremitas sinistra bawah 5 dan ekstremitas dextra bawah 5.

D. Terapi Obat
No.

Nama obat

Indikasi

1.
2.
3.

BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan

Kontraindikasi

Dosis

Penyakit jantung iskemik atau penyakit jantung koroner merupakan suatu


manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Myocardial infark
merupakan respons iskemik dari miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan
arteri koronaria karena arterosclerosis. Penyakit jantung koroner disebabkan karena
lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal mengalami kerusakan oleh
adanya faktor resiko antara lain hipertensi, obat-obatan vasokonstriktor, gumpalan
sel darah, asap rokok, diet lemak tinggi, peningkatan kadar gula darah, dan
oksidasi anaerob. (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.Kes, 2008)
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. N adalah pasien Ruang ICU yang
masuk pada tanggal 14 September 2015 dengan penyakit jantung iskemik dan
decomp akut.pengkajian yang dilakukan pada tanggal 14 September 2015 jam
13.00, klien mengalami tanda gejala sesak nafas, TD = 271/175 mmHg, Suhu =
36,3oC , HR = 109 x/menit, RR = 31 x / menit, CRT < 3 detik, akral teraba dingin,
dan kelemahan umum. Pada pemeriksaan jantung klien terdapat bunyi S3
sedangkan pemeriksaan paru klien terdapat bunyi ronchi.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien adalah pemeriksaan
EKG dan pemeriksaan Ro. Thorak. Hasil EKG menunjukkan : Sinus takiardi,
biatrial enlargement, RVH dengan abnormal repolarisasi, inferior iskemia,
inkomplet block bundle branch kanan. Sedangkan hasil Ro. Thorak menunjukkan
kardiomegali dan terdapat pelebaran vasa-vasa pulmonalis.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien untuk mengatasi masalah
tersebut adalah melakukan tindakan kolaborasi pemberian titrasi Isorbid untuk
menurunkan beban afterload dan Furosemide sebagai diuretik loop untuk
menurunkan retensi cairan dalam tubuh klien dan pemberian posisi semifowler
untuk meningkatkan ventilasi dan meningkatkan kualitas tidur klien. Menurut
Butler, 2012 dalam publikasinya An overview of chronic heart failure
management penatalaksanaan klien dengan kegagalan jantung yang paling
utama adalah menangani tanda dan gejala yang muncul dan pendidikan kesehatan
tentang batasan aktivitas klien dengan penyakit jantung untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Dalam manajemen asuhan keprawatan kritis yang dilakukan
oleh penulis, didapatkan diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas adalah
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, penurunan curah
jantung

berhubungan

dengan

perubahan

afterload,

irama

jantung

dan

kontraktilitas

jantung

dan

intoleran

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. Penulis telah memberikan


penatalaksanaan untuk klien decomp cordis yang sesuai dengan teori.
Intervensi yang dilakukan pada Tn. N telah berdasarkan aspek legal dan
etik keperawatan. Prinsip etik berupa menjaga prifasi klien, menghormati
keputusan klien dan keluarga, mendapatkan keadilan dan kewajiban sebagai
pasien serta berhak memilih perawatan yang terbaik. Aspek legal dengan terlebih
dahulu memberikan inform consent sebelum melakukan tindakan keperawatan
dan memperhatian hak-hak klien seperti klien berhak mendapatkan informasi
tentang penyakitnya, berhak untuk didengarkan, berhak untuk memilih perawatan
dan berhak untuk diselamatkan.
B. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah
ketidakefektifan pola nafas klien sudah teratasi. Perencanaan lanjutan adalah
dengan pemantauan status oksigenasi klien dan program terapi medis untuk
diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola nafas. Melanjutkan semua intervensi
untuk diagnosa keperawatan penurunan curah jantung dan intoleran aktivitas
curah jantung.

You might also like