Professional Documents
Culture Documents
Pengertian Hipotermi
Hipotermia adalah penurunan suhu inti tubuh dibawah 35oC (95o F).
Hipotermia dihasilkan saat tubuh tidak dapat memproduksi panas yang cukup
untuk menggantikan panas yang hilang ke lingkungan. Ini dapat terjadi pada
suhu Hipotermia adalah penurunan suhu inti tubuh dibawah 35o C (95o F).
Hipotermia dihasilkan saat tubuh tidak dapat memproduksi panas yang
cukup untuk menggantikan panas yang hilang ke lingkungan. Ini dapat terjadi
pada suhu udara hingga 18,3o C (65o F) atau pada suhu air hingga 22,2o C (72o
F) (Wald, Peter H, 2002:153).
Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga
mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi
panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan
panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam
seperti kondisi fisik (Lestari, 2010, p.2).
sangat muda), kekurangan asupan kalori, memiliki penyakit baik akut maupun
kronik (penyakit jantung).
Selain itu, Joseph Ladou dalam bukunya Current Occupational and
Environmental Medicine mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko hipotermia ini antara lain adalah suhu udara, kelembaban, kecepatan
angin, durasi pajanan, tipe pakaian/alat pelindung diri, tipe/jenis pekerjaan
yang dilakukan dan hubungannya dengan energi yang dikeluarkan, usia dan
status kesehatan pekerja (Ladou, 2004:122).
Risiko terkena hipotermia akan meningkat karena faktor umur, pekerja
terkontaminasi dengan obat-obatan dan alkohol, sedang menerima perawatan
medis seperti obat tidur, memiliki kelemahan ginjal, diabetes, myxedema,
penyakit saraf yang mempengaruhi hipotalamus atau kelenjar pituitari serta
penyakit jantung yang menyebabkan berkurangnya fungsi kerja jantung
(Ladou, 2004:122)
3. Patofisiologi Hipotermi
Pengaturan suhu tubuh pada dasarnya ditentukan oleh dua hal, yaitu
produksi panas dan hilangnya panas. Kedua hal tersebut yang mengatur
keseimbangan suhu tubuh sehingga tetap berada pada nilai yang normal.
Produksi panas ditentukan oleh:
1.
2.
Metabolisme basal,
Metabolisme ekstra yang disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk
3.
4.
5.
2.
Tingkat konveksi dan evaporasi panas dari permukaan kulit terhadap area
sekitar.
Ada dua mekanisme yang mendasari terjadinya penurunan suhu tubuh pada
suatu kejadian trauma, yaitu :
1.
2.
ringan,
terjadi
takikardia
awal
dan
serta penurunan
aliran darah otak oleh 6-7% setiap penurunan suhu 10C. Namun, dalam
hipotermia berat terjadi penurunan tingkat metobolisme yang nyata, dan
dengan demikian otak sangat meningkatkan toleransi terhadap iskemik.
Pada saat suhu tubuh kurang dari 200C, toleransi iskemik adalah sepuluh
kali dari keadaan normotermia. EEG menjadi datar di bawah sekitar 200C.
4.
6.
Bayi/anak
9000 12.000/mm3
Dewasa
4000-10.000/mm3
kanker,
antidiabetika
oral,
antibiotika
(penicillin,
Neutrofil (%NEUT)
Berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai
persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70 %. Jika
neutrofil rendah (disebut neutropenia), seseorang lebih mudah
terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti
gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat
Eosinofil (%EOS)
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibat
dalam alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan
jumlahnya 1 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal
dalam tubuh: 1 4%. Peningkatan eosinofil terdapat pada
kejadian alergi, infeksi parasit, kanker tulang, otak, testis, dan
ovarium.
Basofil (%BASO)
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5
-1% dari seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi
jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai
normal dalam tubuh: 0 -1%. Peningkatan basofil terdapat pada
proses inflamasi (radang), leukemia, dan fase penyembuhan
infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi
hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.
d.
Limposit (%LYMP)
Ada dua jenis utama limfosit yaitu Sel-B untuk membuat
antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk
menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur
sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4,
yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya
20-40 persen leukosit Hitung darah lengkap biasanya tidak
termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan.
Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung
jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
Monosit (%MONO)
Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit
(%MONO) dan biasanya 2-8 %. Sel ini melawan infeksi dengan
memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh
mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam
darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut
makrofag. Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya
infeksi bakteri. Monosit merupakan salah satu leukosit yang
berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari eritrosit (sel darah
merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan
limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 8% dari jumlah seluruh
leukosit. Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus, parasit
(misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain. Penurunan monosit
terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
terjadi secara perlahan dan tidak terlihat selama beberapa jam. Saat suhu tubuh
turun ke 35C, klien mengalami menggigil, kehilangan ingatan, depresi, dan
gangguan akal. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4C, terjadi penurunan
denyut jantung, frekuensi napas, dan tekanan darah. Kulit menjadi sianotik.
Jika hipotermia terus berlanjut, klien akan mengalami distritmi jantung,
kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap nyeri. Pada hipotermia
berat, seseorang memperlihatkan tanda klinis seperti kematian (contohnya:
tidak ada respons terhadap stimulus dan pernapasan serta denyut nadi yang
sangat lambat). Saat dicurigai adanya hipotermia, harus melakukan pengukuran
suhu inti. Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti: Ringan:
33-36, Sedang: 30-33, Berat: 27-30, Sangat berat: <30. Termometer
khusus dibutuhkan karena alat standar tidak dapat mengukur dibawah 35C.
Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Faktor lingkungan.
Syok.
Infeksi.
Gangguan endokrin metabolik.
Kurang gizi
Obat-obatan.
Aneka cuaca