Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
MUHAMMAD YUNUS
NIM: 10.10.500
Oleh
MUHAMMAD YUNUS
10.10.500
Pembimbing I
Pembimbing II
,Mengetahui
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Poltekkes Bhakti Mulia
Penguji I
(Tutik Rahayuningsih, S. Kep., Ns)
.......................
Penguji II
(Kukuh Rahardjo, S. Kep)
Penguji III
........................
........................
Sukoharjo;.......Agustus 2013
Ka. Prodi DIII Keperawatan
Poltekkes Bhakti Mulia
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah
dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.
N DENGAN MASALAH UTAMA GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN: STROKE DI BANGSAL CEMPAKA ATAS
RSUD SUKOHARJO ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar Diploma III di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
Juli 2013
MUHAMMAD YUNUS
PRAKATA
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya
sehingga karya tulis ilmiah yang penulis kerjakan dapat diselesaikan
dengan judul, ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN: STROKE DI BANGSAL
banyak ilmu dan masukan kepada penulis, sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
5. Ibu Tutik Rahayuningsih, S. Kep., Ns, selaku penguji I Karya Tulis
Ilmiah Program Diploma III Keperawatan Poltekkes Bhakti Mulia.
6. Seluruh Dosen Prodi DIII Keperawatan beserta seluruh staf Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo yang mana selama 3 tahun ini telah dengan
sabar, semangat dan tidak pernah lelah dalam memberikan ilmu nya
kepada penulis, sehingga pada saat ini penulis dapat mengetahui tentang
ilmu keperawatan.
7. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, biaya dan suportnya
kepada penulis sehingga pada saat ini penulis hampir menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan di Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo.
8. Istriku tercinta (Iin Indriani) yang selalu memberikan bimbingan,
dorongan, doa, motivasi dan pengertian nya kepada penulis, dan telah
mengisi kehidupan penulis sehingga hari-hari yang penulis jalankan
terasa lebih berwarna, penuh keceriaan dan kebahagiaan.
9. Anakku tersayang (Nada Hilma Afiqah) yang menjadi penyemangat
bagi perjuangan penulis dalam menjalani hidup ini, dimanapun penulis
berada/beraktivitas.
10. Bapak dan ibu mertua yang selalu memberikan motivasi dan doa nya
kepada penulis.
11. Adik-adik dan adik ipar yang penulis cintai dan penulis sayangi.
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................
...
PERSETUJUAN ........................................................................................
...
ii
PENGESAHAN .........................................................................................
..
iii
PERNYATAAN ..........................................................................................
.
iv
PRAKATA .................................................................................................
..
DAFTAR
ISI ................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULAUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
E. Manfaat .........................................................................................
A. Pengertian .....................................................................................
B. Klasifikasi .....................................................................................
C. Etiologi .........................................................................................
10
11
12
F. Patofisiologi ..................................................................................
12
G. Pathway ........................................................................................
15
H. Komplikasi ....................................................................................
16
16
J. Penatalaksanaan ............................................................................
18
19
24
33
40
40
40
41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian .....................................................................................
45
50
52
D. Perencanaan ..................................................................................
56
E. Implementasi .................................................................................
62
F. Evaluasi .........................................................................................
66
68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................
69
B. Saran .............................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan
cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses
berfikir daya ingat, dan bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai
akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
1) Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan masalah stroke.
2) Dapat membantu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah stroke.
b. Bagi Pasien
Memberikan tambahan pengetahuan pada pasien dan keluarga
sehingga dapat lebih mengetahui tentang penyakit stroke dan dapat
mengetahui cara merawat pasien dengan stroke.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi
pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di
masa yang datang.
F. Metode Memperoleh Data
Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan
proses keperawatan. Adapun teknik dengan cara sebagai berikut:
1. Interview
Yaitu pengumpulan data dengan mengandalkan komunikasi
langsung dengan klien dan keluarga yang meliputi: biodata, riwayat
kesehatan pasien, data biologi, psikososial dan spiritual.
2. Anamnesa
Yang dimaksud anamnesa adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau pasien.
3. Observasi
Yaitu pengamatan langsung pada klien yang meliputi; keadaan
umum atau gejala yang timbul pada klien yang terdiri dari tingkat
kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan secara keseluruhan dari kepala
sampai ujung kaki. Prosedur pemeriksaan fisik meliputi: inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan lainnya.
5. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang berdasarkan referensi dari
perpustakaan.
6. Studi Internet
Penulis dalam mengumpulkan data juga menggunakan
sumber browsing internet.
G. Sistematika Penulisan
BAB I: Pendahuluan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Stroke merupakan gangguan mendadak pada sirkulasi serebral di
satu pembuluh darah atau lebih yang mensuplai otak. Stroke
menginterupsi atau mengurangi suplai oksigen dan umumnya
menyebabkan kerusakan serius atau nekrosis di jaringan otak (Nursing,
2011).
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian. Sedangkan menurut Hudak (1996), stroke adalah
defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung
24 jam sebagai akibat dari cardiovaskular disease (CVD) (Batticaca,
2011).
1. Trombosis serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemik jaringan otak yang dapat menimbulkan
odema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan trombosis otak:
aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia, arteritis (radang pada
arteri), emboli.
2. Hemoragi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan
dalam ruang subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan
ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum
adalah hipertensi yang parah, henti jantung-paru, dan curah jantung
turun akibat aritmia.
4. Hipoksia setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat
adalah spasme arteri serebral yang disertai perdarahan subaraknoid dan
vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
D. Faktor Resiko
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke
otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena
gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan
jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada
otak. Trombus dapat berasal dari plak aterosklerotik, atau darah dapat
beku pada area stenosis, tempat aliran darah mengalami perlambatan
atau terjadi turbulensi.
Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa
sebagai emboli dalam aliran
darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh
pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar
area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari pada
area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
kadangkadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema
klien mulai menunjukkan perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya
tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh
darah serebral oleh embolus menyebabkan edema
dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas
pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis,
atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan
menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
G.
Pathways
H. Komplikasi
Menurut Purwanto, dkk (2007), komplikasi dari stroke adalah:
1. Hipertensi/hipotensi
2. Kejang
3. Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
4. Kontraktur
5. Tonus otot abnormal
6. Trombosis vena
7. Malnutrisi
8. Aspirasi
9. Inkontinensia urin, bowel.
I.
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Misbach (2011), pemeriksaan penunjang stroke, terdiri dari:
1. Laboratorium
a.
2. Pemeriksaan Kardiologi
Pada sebagian penderita stroke terdapat juga
perubahan elektrokardiografi (EKG). Perubahan ini dapat berarti
kemungkinan mendapat serangan infark jantung atau pada stroke dapat
terjadi perubahan-perubahan EKG sebagai akibat perdarahan otak yang
menyerupai suatu infark mikroid.
3. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang paling penting adalah:
a. Pemeriksaan foto thoraks: dapat memperlihatkan keadaan jantung,
apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan tanda
hipertensi kronis. Selain itu dapat mengidentifikasi kelainan paru yang
potensial mempengaruhi oksigenasi serebral dan dapat memperburuk
prognosis.
b. CT scan otak: segera memperlihatkan perdarahan intra serebral.
Pemeriksaan ini sangat penting karena
perbedaan management perdarahan otak dan infark otak.
Perdarahan/infark di batang otak sangat sulit diidentifikasi, oleh karena
itu perlu dilakukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging)
untuk memastikan proses patologik di batang otak.
J.
Penatalaksanaan
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala: merasa kesulitan untuk melakukan aktifitas karena kelemahan,
kehilangan sensasi atau paralisis (hemiplegia).
Tanda: gangguan tonus otot, terjadi kelemahan umum, gangguan
penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.
2. Sirkulasi
Gejala: adanya penyakit jantung polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda: hipertensi arterial sehubungan dengan
adanya embolisme atau malformasi vaskular. Nadi; frekuensi dapat
bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi jantung,
obatobatan, efek stroke pada pusat vasomotor). Disritmia,
perubahan Elektro Kardiogram (EKG), desiran karotis,
femoralis, dan arteri illiaka yang abnormal.
3. Integritas Ego
Gejala: perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda: emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan
gembira serta kesulitan untuk mengekspresikan diri.
4. Eliminasi
Gejala: perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urin, anuria.
Distensi abdomen(distensi kandung kemih berlebihan), bising usus
negatif (Ileus paraliti).
5. Makanan/Cairan
Gejala: nafsu makan menurun atau hilang, mual muntah selama fase
akut (peningkatan TIK), kehilangan sensasi rasa pada lidah, pipi dan
tenggorok, disfagia.
Tanda: kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringea),
obesitas.
6. Neurosensori
Gejala: sinkope atau pusing, sakit kepala, kelemahan/kesemutan/kebas,
penglihatan menurun, kehilangan daya lihat sebagian, penglihatan
ganda, hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada ekstremitas dan
kadangkadang ipsilateral (yang satu sisi) pada wajah.
Tanda: biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragi, gangguan
tingkah laku, gangguan fungsi kognitif, kelemahan atau paralisis pada
ekstremitas, genggaman tidak sama, reflek tendon melemah
secara kontralateral, afasia, kehilangan kemampuan menggunakan
motorik, ukuran atau reaksi pupil tidak sama.
7. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: sakit kepala dengan intensitas yang berbedabeda.
Tanda: tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada
otot/fasia.
8. Pernapasan
Gejala: merokok (faktor resiko).
Observasi sisi yang sakit meliputi warna, edema atau tanda lain dari
gangguan sirkulasi.
Rasionalisasi: jaringan yang mengalami edema lebih mudah mengalami
trauma dan penyembuhannya lambat.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat relaksan otot dan anti
spasmodik.
Rasionalisasi: diperlukan untuk menghilangkan spastisitas pada
ekstremitas yang terganggu.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan sirkulasi
serebral, kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus/kontrol otot fasial.
Tujuan: kemampuan komunikasi pasien meningkat.
Kriteria Hasil:
a.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
sering diadakan kerja bakti, akan tetapi untuk kondisi rumah kurang
bersih, karena jarang dibersihkan.
3. Pengkajian pola fungsional
Persepsi kesehatan: pasien mengatakan kesehatan merupakan
sesuatu yang berharga karena jika kita sehat maka kita bisa bekerja
dengan baik.
Pola nutrisi dan metabolisme; makanan sebelum sakit: pasien susah
makan kadang makan 1x dalam sehari, kadang 2x dalam sehari, jenis
nasi, sayuran dan lauk pauk, tidak ada makanan pantangan dan pasien
menyukai semua jenis makanan. Makanan selama sakit; pasien makan
habis 3x dalam sehari, jenis bubur, tidak ada makanan pantangan, dan
pasien menyukai semua jenis makanan, pasien tidak mempunyai alergi
dan pantangan terhadap makanan, jumlah gigi 5 buah, terdapat karies
dan karang gigi. Minuman sebelum sakit: pasien biasa minum kurang
lebih 5 gelas dalam sehari berupa air putih dan air teh dan terkadang
minum teh hangat. Minuman selama sakit; pasien biasa minum kurang
lebih 6 gelas dalam sehari, berupa air putih, teh, nafsu untuk minum
pasien kurang begitu besar, faktor yang mempengaruhi adalah proses
penyakit.
Pola eliminasi; BAB sebelum sakit: pasien biasanya BAB 3 hari
sekali, karakteristik lembek, warna kuning, bau khas feses, faktor yang
mempengaruhi BAB adalah faktor makanan. BAB selama sakit: pasien
belum bisa BAB sejak hari kamis, faktor yang mempengaruhi BAB
adalah proses penyakit. BAK sebelum sakit: pasien biasa BAK 5x dalam
sehari, karakteristik cair, warna kuning, bau khas urin, faktor yang
mempengaruhi BAK adalah faktor intake minuman. BAK selama sakit:
pasien BAK dalam sehari bisa mencapai 8x dalam sehari, karakteristik
cair, warna kuning, bau khas obat, faktor yang mempengaruhi BAK
adalah proses penyakit.
Pola aktivitas dan latihan; pasien mengatakan biasa kesawah dan
mengurus cucunya di rumah, terkadang pergi ke ladang. Pola kognitif;
pasien mampu menyebutkan 7 angka yaitu angka (1-7), pasien mampu
menyebutkan kejadian pada saat melahirkan anak pertamanya, pasien
mampu mengingat kejadian tadi pagi saat dilakukan pencabutan selang
infus pada pasien, pasien mampu membedakan pahit obat dengan bau
keringat, pasien mampu membedakan rasa manis gula dengan pahit obat,
pasien mampu mendengar ketikan ditanya saat pengkajian, pasien tidak
mengeluhkan apapun.
Pola persepsi dan konsep diri; gambaran diri: pasien menyukai
terhadap semua anggota tubuhnya, tidak ada anggota tubuh yang tidak
disukai. Identitas diri: pasien mengatakan posisinya dirumah sebagai
nenek dari cucu-cucunya sekaligus sebagai buruh tani. Peran diri: pasien
berperan sebagai nenek, bekerja sebagai buruh tani dan pasien merasa
mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Ideal diri; pasien
berharap agar kesehatannya segera pulih kembali, segera bisa bekerja
Genogram:
Keterangan:
:
Meninggal
: Laki-laki
: Meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
sebelum sakit: 62 kg, selama sakit: 59 kg, perubahan berat badan: 3 kg.
Kulit; Inspeksi: keadaan kulit kurang baik, kulit lembab, warna sawo
matang, tidak terdapat pembengkakkan dan nyeri tekan, turgor kulit
lembek. Kepala; rambut: warna putih, penyebaran merata, rambut agak
ikal, dan rambut tebal, kulit kepala kurang bersih, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak terdapat benjolan, bentuk tulang tengkorak normal, tidak
terdapat nyeri tekan. Mata; konjungtiva agak kehitaman, kornea agak
kehitaman, pupil bereaksi terhadap cahaya, iris normal. Telinga; antara
kanan dan kiri sejajar, tidak terdapat serumen pada telinga, fungsi
pendengaran baik, tidak terdapat nyeri tekan. Hidung; bentuk normal,
tidak terdapat sekret pada lubang hidung, tidak terdapat benjolan dan
tidak terdapat nyeri tekan pada hidung. Mulut; keadaan mulut bersih,
gigi berjumlah 5 buah, jumlah gigi tanggal 27 buah, terdapat karang gigi
dan gigi yang patah, bibir berwarna hitam, lidah berwarna kehitaman.
Leher; trakea tepat berada ditengah, tidak terdapat pembengkakan dan
nyeri tekan, tidak terdapat peningkatan vena jugularis. Dada; bentuk
dada simetris, nafas dalam, frekwensi nadi
72 x/menit, tidak
Terapi
Pasien terpasang oksigen 2-3 liter/menit, terpasang infuse RL 14
tetes permenit, mendapatkan injeksi piracetam 3g/6 jam, citicolin 250
mg/12 jam, manitol 100 cc/6 jam, diazepam ampul (Intra Vena).
ekstremitas kiri dan kanan atas masih agak lemas, dan ekstremitas kiri
dan kanan bawah dapat bergerak bebas, analisa: masalah teratasi
sebagian, perencanaan: intervensi dilanjutkan yaitu: observasi pola
aktivitas pasien, lakukan personal hygiene dan oral hygiene, ajarkan
ROM aktif, bantu ADL pasien.
Implementasi hari Selasa 19 Pebruari 2013; Jam 13.00 WIB
mengobservasi pola aktivitas pasien. Respon tindakan: subyektif: pasien
mengatakan sebagian aktivitas masih dibantu keluarga, obyektif: pasien
masih dibantu ketika akan duduk dan berdiri.
Evaluasi hari Selasa 19 Pebruari 2013 jam 14.00 WIB; subyektif:
pasien mengatakan merasa nyaman, obyektif: KU paien membaik, masih
ada aktivitas yang dibantu keluarga, kekuatan otot yaitu ekstremitas kiri
dan kanan atas masih agak lemas, dan ekstremitas kiri dan kanan bawah
dapat bergerak bebas, analisa: masalah teratasi sebagian, perencanaan:
intervensi dilanjutkan yaitu: observasi pola aktivitas pasien,
lakukan personal hygiene dan oral hygiene, ajarkan ROM aktif, bantu
ADL pasien.
Implementasi hari Rabu 20 Pebruari 2013; Jam 10.30 WIB
mengajarkan ROM aktif. Respon tindakan: subyektif: pasien mengatakan
ekstremitas masih sedikit lemah, obyektif: aktifitas pasien ke kamar
mandi masih dibantu keluarga.
Evaluasi hari Rabu 20 Pebruari 2013 jam 11.30 WIB; subyektif:
pasien mengatakan sudah merasa nyaman, obyektif: KU pasien baik,
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab IV dalam karya tulis ilmiah ini merupakan pembahasan dari
kasus yang penulis ambil dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. N
Dengan Masalah Utama Gangguan Sistem Persyarafan: Stroke Di
Bangsal Cempaka Atas RSUD Sukoharjo. Adapun pembahasan yang
penulis kemukakan antara lain pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi. Pengkajian
dilakukan selama 3 hari pada tanggal 18-20 Pebruari 2013, bertujuan
untuk melihat kesenjangan antara teori dengan kasus yang diperoleh di
lapangan. Kemudian kesenjangan yang ditemukan dilakukan
pembahasan dalam bentuk rasionalisasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematika dan
pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang pasien, untuk
mendapatkan seluruh data untuk menuntun asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan, memproteks kesehatan (preventif primer,
8. Hipoksia setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat
adalah spasme arteriserebral yang disertai perdarahan subaraknoid dan
vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
Dari teori dan data yang didapatkan dari pasien, terdapat kesesuaian
antara data subjektif dan data objektif yang di dapatkan penulis selama
pemeriksaan dengan teori. Bahwasanya Stroke adalah suatu keadaan
yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang
menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Hal ini
terlihat dari aktivitas Ny. N yang di bantu oleh keluarga.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. N didapatkan hasil:
TTV; TD: 230/120 mmHg. Penulis melakukan pembenaran dari data
yang didapatkan pada Ny. N. Menurut Misbach (2011), pengkajian
pasien stroke di mulai dari riwayat penyakit atau status kesehatan
sebelum sakit: apakah pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes
militus, penyakit jantung, TIA (Transient Ischemic Attack),
dislipiemia, hiperagregasi trombosit, obesitas, atau penyakit lain sebagai
faktor resiko stroke. Penulis menguatkan pemeriksaan fisik tentang TD
pasien yang menunjukan bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi. Dari
hal tersebut maka adanya kesesuaian dan kesamaan antara teori dan
kasus yang ada.
itu masih tinggi yaitu: 170/90 mmHg, dan seharusnya penulis tidak
melakukan personal hygine dan oral hygine, karena itu lebih tepat
dilakukan pada diagnosa defisit perawatan diri: mandi berhubungan
dengan ketidakmampuan mengakses kamar mandi (Doenges, 2003).
Langkah terakhir penulis melakukan pendokumentasian pada
catatan perkembangan pasien. Penulis melakukan pendokumentasian
bekerja sama dengan perawat ruangan dan dokter yang menentukan
tindakan kolaboratif selanjutnya.
F. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa keperawatan,
rencana intervensi dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan
perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa, perencanaan, dan implementasi intervensi (Nursalam, 2008).
Evaluasi adalah sebagian yang direncanakan, dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa
menentukan efektifitas tindakan keperawatan (Handayaningsih, 2007).
Langkah terakhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada Ny.
N dengan masalah utama gangguan sistem persyarafan: stroke adalah
dengan melakukan evaluasi dengan cara membandingkan data yang ada
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Stroke adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak, keadaan
ini dikarenakan aliran darah ke otak tersumbat dan suplai darah tidak
bisa mengalir menuju otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan,
kehilangan fungsi otak, bahkan kematian.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan, penulis
menarik kesimpulan bahwa secara umum asuhan keperawatan pada
pasien dengan stroke adalah sebagai berikut:
Urutan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan sesuai dengan
prioritas dalam kasus Ny. N antara lain:
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi.
Dengan implementasi: mengobservasi/mencatat TD, mencatat bunyi
jantung, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgetik (citicolin 250 mh/12 jam), memberikan pendidikan kesehatan
tentang stroke. Hasil evaluasi masalah resiko penurunan curah jantung
teratasi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Dengan
implementasi: mengobservasi pola aktivitas pasien, melakukan personal
hygiene dan oral hygiene, mengajarkan ROM aktif. Hasil evaluasi
masalah intoleransi aktivitas teratasi.
Selain itu penulis telah menyusun rencana intervensi pada diagnosa
resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi diantaranya: a. Observasi/catat TD, b. Observasi/catat
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Stroke Bayangi Belasan Juta Jiwa Kaum Muda. 08 Juli 2012
[Diakses tanggal 14 Juni 2013]. Didapat dari:
http:// www.necturajus.com.
Anonymous. Stroke. 07 Juli 2012 [Diakses tanggal 14 Juni 2013]. Didapat
dari: http// www.naqsdna.com
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Persarafan. EGC, Jakarta.
Beck, et al. 2011. Tutorial Diagnosis Banding. EGC, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Aplikasi
Pada Praktik Klinik. EGC, Jakarta.
Doenges, Marilyn E. et all. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC,
Jakarta.
Iskandar. 2008. Panduan Praktis Pencegahan Dan Pengobatan
Stroke. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
McPhee, Stephen J. and William F. Ganong. 2006. Patofisiologi Penyakit.
EGC, Jakarta.
Misbach, Jusuf. 2011. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen.
Badan Penerbit FKUI, Jakarta.
Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas
2. Sagung Seto, Jakarta.