Professional Documents
Culture Documents
pada Ny. U
dengan hipertensi
Posted on January 9, 2012
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN NY.U DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR:
HIPERTENSI DI RUANG MELATI YARSI
TASIKMALAYA TANGGAL 8-9 APRIL 2011
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
Praktek kerja lapangan
Pada program keahlian ilmu keperawatan
Disusun oleh:
SITI NURJANAH
SARAH SRI DAMAYANTI
RISMA NOVALIA
RIKA NUR FAUZIAH
RINA FADILAH
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang..
2. Ruang Lingkup
3. Tujuan Penulisan.
4. Metode Penulisan
5. Sistematika Penulisan..
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS.
1. Pengertian
2. Anatomi dan Fisiologi.
3. Klasifikasi
4. Etiologi
5. Patofisiologi.
6. Factor predisposisi
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Konsep dasar asuhan keperawatan
10. Analisa data..
11. Diagnose keperawatan
12. Perencanaan
13. Implementasi
14. Evaluasi
BAB III
TINJAUA
KASUS
1. Pengakajian..
2. Pemeriksaan fisik.
3. Pola aktivitas.
4. Pemeriksaan penunjang
5. Analisa data
6. Diagnose keperawatan.
7. Perencanaan..
8. Implementasi
9. Evaluasi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan.
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-penyakit
kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di
Indonesia. Data penelitian Departemen Kesehatan RI
menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup
tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya
hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya
biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan
prasarana penanggulangan hipertensi.
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari
sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab
kematian terbanyak 15,4%, kedua hipertensi 6,8%, penyakit
jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6% (Hasil Riskesdas
2007). Data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi
di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit
kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan
laki-laki (48%).
Demikian pernyataan Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia
atau Indonesian Society of Hipertension (InaSH) Dr. Adre Mayza,
Sp.S(K) saat Pers Conference The 3rd Scientific Meeting on
Hypertension, Sabtu, 28 Februari 2009, Hotel Ritz Carlton Jakarta.
Prevalensi hipertensi yang tinggi terdapat baik pada populasi laki-
1. Studi Dokumentasi
Data-data yang dudapatkan dari rekam medis klien di ruangan,
seperti catatan keperawatan, catatan dokter, dan tim kesehatan
lain.
1. Studi Kepustakaan
Untuk mendapatkan literatur dan tinjauan teoritis, baik mengenai
konsep dasar penyakit maupun konsep asuhan keperawatan.
1. Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien
dan mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi
untuk memperoleh data serat mencatat hal-hal penting termasuk
pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik meliputi:
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
melihat apakah terdapat luka, ada tidaknya hematom, dan
lain-lain.
Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara
meraba, yaitu apakah ada masa atau tidak.
Perkusi adalah pemeiksaan fisik dilakukan dengan cara
mengetuk dengan menggunakan reflek hammer.
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan
mendengarkan dengan menggunakan stetoskop.
1. E.
Sistematika Penulisan
Penulis membangi penulisan makalah ini dalam 5 Bab, yang
terdiri dari:
Bab I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan, dan teknik pengumpulan
data, serta sistematika penulisan.
Bab II
: Tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang
terdiri dari definisi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi
klinik, patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan konsep dasar
asuhan keperawatan.
Bab III
: Tinjauan kasus, yang terdiri dari 5 tahapan proses
keperawatan mulai dari pengakajian, dignosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV
: Pembahasan, yaitu berisi tentang kesenjanagn dari
hasil yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada,
meliputi pengakajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Bab V
: Penutup, berisi kesimpulan dan saran penulis
terhadap hasil asuhan keperawatan pada klien Ny. U dengan
gangguansistem kardiovaskular : hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik
140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon,
L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG
(Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya
antara 95 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih
serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah
diastolik 90 mmHg atau lebih.
1. B.
Anatomi dan Fisiologi hipertensi
2. 1.
Anatomi
A. Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada
ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.
Hubungan jantung adalah:
Atas- : pembuluh darah besar
Bawah- : diafragma
Setiap sisi : paruBelakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
1. Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan
dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin,
lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya
besar memiliki laposan tengah yang terdiri dari jaringan elastin
(untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil
memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang
disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku,
sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga
meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri
Dan/atau
Diastole(mmHg)
<120
dan
<80
120-139
Atau
80-89
Hipertensi tahap
1
140-159
Atau
90-99
Hipertensi tahap
2
>=160
Atau
>=100
Hipertensi sistol
terisolasi
>=140
Atau
<90
Kategori
Normal
Prehipertensi
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satusatunya gejala. Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi
komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang
sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga
berdengung, rasa berat ditengkuk, sulit tidur, mata berkunangkunang dan pusing.
Selain itu manifestasi klinik pada penderita hipertensi adalah
sebagia berikut:
1. D. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac
output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan
eksresi atautransport Na.
Stress Lingkungan.
Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua
serta pelabaran pembuluh darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor ginjal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
3. Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Koartasio aorta
1. E.
Patofisiologi
1. F.
Faktor Predisposisi
2. Factor yang tidak dapat diubah
Usia, jenis kelmin, RAS, riwayat TIA dan stroke, penyakit
jantung koroner, fibrilasi atrium, heterozygote atau
homozygote untuk homositinuria.
1. Factor yang dapat diubah
Hipertensi, Dm, hiperurisemia, merokok, pnyalahgunaan
alcohol dan obat, kontrasepsi oral, Ht meningakat, bruit
karotis asimtomatis dan displidemia.
1. G.
A.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laborat
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
1. H.
i.
Hb/Ht : untuk
mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor
resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
ii.
BUN / kreatinin :
memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
iii.
Glucosa : Hiperglikemi
(DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
iv.
Urinalisa : darah,
protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
danada DM.
CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral,
encelopati
EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu
tanda dini penyakit jantung hipertensi.
IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi
seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal.
Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada
area katup,pembesaran jantung.
Penatalaksanaan
Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau
berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:
1. I.
Konsep dasar asuhan keperawatan
2. 1.
Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu
pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan
keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pasien baik sebagai individu, keluarga maupun
mayarakat (Nursalam, 2001). Iyer et all (1996) mengemukakan
dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber, untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
1)
Biodata
2)
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan Utama
Aspek psikologis
Aspek Sosial
Aspek spiritual
1. 2.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi:
1. Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan
saraf dikaji (Nevrus I-XII )gangguan penlihatan, gangguan
ingatan
Mengkaji tanda-tanda vital
Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan
keadaran kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji (I-XII)
gangguan penglihatan, gangguan ingatan, tonus otot menurun
dan kehilangan reflek tonus, BB biasanya mengalami penurunan,
tanda-tanda vital biasanya melebihi batas normal.
Batas normal TTV menurut Hidayat, 2000 adalah sebagai berikut:
Umur
18 /lebih
th
65 /lebih
th
Suhu
Nadi
Pernafasan
TD
70-75x/mnt
15-20x/mnt
120/80 mmHg
70-75x/mnt
15-20x/mnt
140/90 mmHg
37,0 C
o
36,0 C
o
Spontan
Berdasarkan perintah verbal
Berdasarka rangsangan nyeri
Tidak member respon
Respon motorik:
4
3
2
1
Menurut perintah
Melikalisir rangsangan nyeri
Menarik/berlawanan rangsangan nyeri
Fleksi abnormal (terhadap nyeri)
Ekstensi (terhadap nyeri)
Tidak member respon
Respon verbal:
6
5
4
3
2
1
Orientasi baik
5
Konversi kacau (bicara bingung)
4
Kata-kata kacau (tidak sesuai)
3
Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata) 2
Tidak memberikan respon
1
NILAI:
15
: Compos mentis
12-14 : Somnolen
8-11
: Soporus
3-7
: Coma
1. System penciuman
Terdapat gangguan pada system penciuman, terdapat hambatan
jalan nafas.
1. System pernafasan
Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar
ronki ( aspirasi sekresi)
1. System kardiovaskular
Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi
jantung atau kondisi jantung), perubahan EKG, adanya penyakit
jantung miocard infark, rematik atau penyakit jantung vaskuler.
1. System pencernaan
Ketidakmampua menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi sendiri.
1. System urinaria
Terdapat perubahan system berkemih seperti inkontinensia.
1.
1.
System persarafan
Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)
Nevrus II Optic (penglihatan)
Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi
dilatasi pupil)
Nevrus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)
Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot
rahang)
Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)
Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)
Nevrus VIII Oditori (pendengaran)
Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan,
kemampuan menelan, gerak lidah)
Nevrus X Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara)
Nevrus Asesori (gerakan kepala dan bahu)
Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)
System musculoskeletal
Analisa data
Data focus
Etiologi
Masalah
DS:
Riwayat
hipertensi
Ateroskelosis
Penyakit
jantung
koroner/katup dan
penyakit
serebrovaskular
Medulla
Saraf simpatis
Epsodepalpitasi
Perpirasi
DO:
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Kenaikan TD
1.
2.
DS:
Peningkatan CO
Kelemahan
Peningkatan afterload
Peningkatan
tekanan darah
Intoleransi
aktivitas
Letih
Nafas
pendek
Gaya hidup
monoton
DO:
Frekuensi
jantung meningkat
Perubahan
irama jantung
3.
Takipnea
DS:
Keluhan
pusing/pening,
berdenyut
Sakit kepala
suboksipital
Gangguan
penglihatan
DO:
Perubahan
keterjagaan
Tachipnea
Aktivitas terhambat
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
Gangguan
rasa nyaman:
nyeri(sakit)
kepala
Afek
Orientasi
Proses piker
Ginjal/rennin
Angiotention I
DS:
Gangguan
ginjal
(infeksi/obstruksi
atau riwayat
penyakit gnjal
sebelumnnya)
DO:
Gangguan
pola eliminasi
4.
Angiotension II
Aldosteron
Retersi Na dan H O
Intravascular
2
Potensial
perubahan
perfusi
jaringan
1. K. Diagnosa keperawatan
2. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular.
A. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
O2.
B. Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala )
berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
C. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal,
jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
i.
L.
Perencanaan
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi
vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang
menurunkan tekanan darah / beban kerja jantung ,
mempertahankan TD dalam rentang individu yang
dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung
stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
Batasi aktivitas.
1. M. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari aapa yang sudah
direncanakan dari setiap diagnose yang muncul.
1. N. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, proses yang
continue yang penting untuk menjamin kualitas dan ketetapan
perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. A.
2. a.
Nama
Pengkajian
Identitas klien
: Ny. U
Umur
: 60 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: islam
Pekerjaan
Alamat
Tasikmalaya
: Desa P kecamatan C
No. medrek
: 055347
Ruangan
: cempaka
Dx. Medis
: hipertensi
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
1. b.
Nama
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Ciawi Tasikmalaya
Hubungan dengan klien
: anak
1. c.
Keluhan utama
Pusing / sakit kepala
1. d.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 07 April 2011 jam 11.00 WIB klien sedang
beraktivitas seperti biasa, beberapa saat kemudian klien
merasakan sakit kepala, pada saat yang bersamaan klien sedang
flu. Kemudian sakit kepala yang dirasakan semakin berat setelah
klien mandi dengan mengguanakan air dingin. Kemudia pada
tanggal 08 April 2011 jam 08.30 WIB oleh keluarga klien dibawa
ke UGD YARSI Tasikmalaya dan dirawat di Ruang melati jam 09.00
WIB, pada saat dikaji jam 10.00 WIB keluarga klien mengatakan
pada malam harinya klien tidak bias tidur karena sakit kepala
yang dirasakannya, ditambah juga klien merasa sakit perut.
Selama dirawat klien agak terbatas memenuhi ADL sehingga
untuk memenuhinya dibantu sebagian oleh keluarga.
1. e.
1. B.
Pemeriksaan fisik
2. a.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: lemah
Kesadaran
Nilai GCS
: compos mentis
: 15
Respon membuka
:4
Respon motorik
:6
Repon verbal
:5
TD
: 180/100 mmHg
: 25x/menit
: 85x/menit
: 36 C
o
1. b.
System pengindraan
1)
Sistem penglihatan
Inspeksi
: bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil
klien baik, saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak
anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola mata baik.
Palpasi
: tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan
nyeri tekan.
2)
System pendengaran
3)
System penciuman
4)
System pengecapan
5)
System integument
6)
System pencernaan
7)
System pernafasan
adda, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara sonor pada
dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
8)
System kardiovaskuler
9)
System perkemihan
Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak
ada nyeri pada aderah supra pubis, blas tidak teraba keras dan
saat di palpasi tidak terasa nyeri.
7
8
9
N (vagus)
: kemampuan menelan baik.
N (accesorius)
: kedua bahu masih mampu mengatasi
tahanan dengan cukup baik.
N (hipoglosus)
: pergerakan lidah normal.
10
11
12
1. C.
Kebiasaan sehari-hari
ADL(Activity Daily
Living)
No.
Sebelum Masuk RS
Di RS
Nutrisi
1. Makan
Frekuensi
Jenis
3x/hari
Porsi/Jumlah
Makanan
pantangan
1. Minum
Frekuensi
1.
Jumlah
Kalori
6-7 gls/hari
Diet rendah
garam 1.500
kall/hari
Eliminasi
1. BAB
Frekuensi
1 x/hari
Konsistensi
1-2 x/hari
Lembek
Lembek
Tidak tentu
900 1.000
ml/hari
Jernih
Jernih
Tidak
Ya
1. BAK
Frekuensi
Jumlah urine
output
2.
Warna
Terpasang
kateter
Istirahat Tidur
Waktu Tidur :
Malam
21.00 05.00
WIB
21.00 05.00 WIB
Siang
Lama Tidur
Malam
Siang
3.
Masalah tidur
4.
Personal Hygiene
1. Mandi
Frekuensi
11.30 13.30
WIB
8 jam
8 jam
1 jam
2 jam
Tidak
Tidak
2x sehari
2x sehari
Ya
Ya
Penggunaan
Sabun
Cara
1. Oral Hygiene
Frekuensi
Penggunaan
pasta gigi
Cara
melakukan
1. Pemeliharaan
Rambut
Frekuensi
Penggunaan
shampoo
Cara
melakukan
1. Pemeliharaan
Kuku
Frekuensi
Cara
melakukan
5.
Aktivitas
Sendiri
Sendiri
Tidak
2x sehari
Tidak
Ya
Sendiri
2x Seminggu
Belum cuci
rambut
Ya
Sendiri
Tidak tentu
Tidak tentu
sendiri
Klien melakukan
aktivitasnya
Sendiri
1. D.
2. a.
Hb
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium 08-04-2011
= 11,5 gr/dl
(13,5 18 gr/dl)
L
T
Ht
= 5.900/mm
= 155.000/mm
= 30 %
GD puasa
= 105 mg/dl
Kalium
= 4,05
Natrium
(4.500 10.000/mm )
(150.000 400.000/mm )
(40 48 %)
= 146
1. b.
Terapi 08-04-2011
Clorotiazid
21
Ctm
31
Antasida doen
31
Pct
31
B1
31
1. E.
No.
1.
Analisa data
Data fokus
DS:
Keluarga
klien mengatakan
Etiologi
masalah
Medulla
Peningkatan
TD
Saraf simpatis
klien mempunyai
riwayat hipertensi
DO:
TD klien
meningkat
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
DS:
Keluarga
klien mengatakan
klien merasa sakit
kepala yang sangat
hebat
Saraf simpatis
Ach
Saraf pasca ganglion
DO:
Klien
meringis sampai
menangis menahan
sakit kepala yang
dirasakan
TD: 170/100
mmHg
Aorepinefrine
Konriksi
Sakit kepala
ADL klien
sedikit terhambat
2.
Sakit kepala
3.
DS:
Keluarga
klien mengatakan
Gangguan
pola istirahat
serebral
klien tidak tidur
semalaman dan
terus merasakan
sakit kepala nya.
DO:
Saraf simpatis
Tidak mampu mengatasi nyeri
Gangguan pola istirahat
TD: 170/100
mmHg
Mata klien
tampak cekung
insomnia
DS:
Keluarga
klien mengatakan
klien merasa sakit
perut karena klien
tidak makan apapun
dan hanya minum
saja sejak sakit
kepala dirasakan.
DO:
Peristaltik
usus 12x/menit
4.
infus
Terpasang
Nyeri abdomenalis
1. F.
Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas
masalah
Nyeri
abdomenalis
1. G.
No
.
1.
Perencanaan
Dx
Peningakatan
TD
berhubunagn
dengan
penurunan
curah jantung
DS:
Keluarga klien
mengatakan
klien
mempunyai
riwayat
hipertensi
DO:
TD klien
meningkat
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam
TD klien
dapat
kembali
normal
Tupan:
Berpartisipa
si dalam
aktivitas
yang
menurunka
n TD/beban
kerja
jantung
Intervensi
1. Pantau TD klien
1.
p
k
d
p
k
m
b
d
v
a
m
n
d
s
C
Tupen:
Keluarga
klien
mengataka
n sakit
kepala yang
dirasakna
klien
berkurang
1.
u
m
r
s
m
r
1. Pertahankan pembatasan
aktivitas, spt. Istirahat di
tempat tidur/kursi; jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan; bantu klien
melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan.
1.
s
k
y
m
h
d
p
p
h
k
n
d
m
r
s
1.
m
d
s
d
d
la
m
T
p
d
g
n
2.
Nyeri/ sakit
kepala
berhubungan
dengan
peningkatan
vascular
serebral
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam
dengan
criteria:
y
m
t
v
s
y
m
a
r
s
e
m
n
d
k
.
DS:
Keluarga klien
mengatakan
klien merasa
sakit kepala
yang sangat
hebat
DO:
Klien
meringis
sampai
menangis
menahan sakit
kepala yang
dirasakan
TD:
170/100
mmHg
ADL
klien sedikit
terhambat
3.
Insomnia
berhubungan
dengan
Tupan:
Klen dapat
kembali
beraktifitas
dengan
normal
Tupen:
Keluarga
klien
mengataka
n sakit
kepala yang
dirasakan
klien
berkurang.
Setelah
dilakukan
tindakan
m
n
m
r
s
s
keperawata
n selam
124 jam,
dengan
ketidakmampu criteria:
an mengatasi
nyeri
DS:
Tupan:
Keluarga klien
mengatakan
klien tidak
tidur
semalaman
dan terus
merasakan
sakit kepala
nya.
Tidak
mengalami
lagi
gangguan
pola
aktifitas
1.
p
s
Tupen:
DO:
Keluarga
TD:
klien
170/100
mengataka
mmHg
n klien tidak
terbangun
Mata klien
lagi pada
tampak cekung malam hari.
4.
Nyeri
abdomenalis
berhubungan
dengan tidak
terpenuhinya
kebutuhan
nutrisi.
Setelah
klien
diberikan
tindakan
keperawata
n selama
124 jam,
1.
k
b
k
m
k
k
u
1.
p
u
g
p
k
dengan
criteria:
Tupan:
DS:
Nutrisi
terpenuhu
sehingga
metabolism
tubuh
kembali
normal
Keluarga klien
mengatakan
klien merasa
sakit perut
karena klien
tidak makan
apapun dan
hanya minum
Tupen:
saja sejak sakit
kepala
dirasakan.
Keluarga
klien
DO:
mengataka
n klien
sudah mau
Peristaltik usus makan
12x/menit
kembali
sesuai diet
Terpasang
yang
infuse
disarankan
1. H.
1.
k
n
Implementasi
No.
Hari/tgl/jam
Dx
1.
Senin,
Implementasi
T = mengakaji TTV,
Paraf
08-04-2011
TD:170/100 mmHg
07.30 WIB
R = klien kooperatif
T = mengamati warna kulit (sedikit
pucat),
kelembaban(berkeringat
sehingga lembab), dan suhu (36 C)
R = klien kooperatif
o
08.00 WIB
III
08.30 WIB
08.45 WIB
II
IV
11.30 WIB
12.00 WIB
III
13.00 WIB
16.00 WIB
R = klien kooperatif
18.30 WIB
20.00 WIB
IV
R = klien kooperatif
T = menganjurkan keluarga untuk
membacakan ayat suci al-quran
kepada klien
R = keluarga kooperatif
Selasa,
T = mengkaji TTV klien
TD: 140/80 mmHg
09-04-2011
2.
07.30 WIB
10.00 WIB
1. I.
R = klien kooperatif
III
Evaluasi
No.
Hari/tgl/jam
Dx
1.
Selasa,
09-04-2011
10.30 WIB
Catatan perkembangan
S : keluarga klien mengatakan TD
klien sudah normal
O : TD: 140/90 mmHg
A : masalah teratasi
P:
I:
Paraf
II
III
IV
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pemabhasan makalah mengenai asuhan
keperawatan pada klien Ny. U dengan gangguan sisem
kardiovaskular: hipertensi di Ruang Melati YARSI Tasikmalaya
pada tanggal 8-9 April 2011 melalui pendekatan studi kasus
didapatkan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan,
pembahasan dibahas melalui langkah-langkah keperawatan
sebagai berikut:
1. A. Pengkajian
Pada waktu pengkajian pada kenyataannya lebih mudah
melaksanakan pengkajian secara head tu-toe daripada melakukan
pengkajian per sistem. Pada saat mengakaji riwayat kesehatan
klien, peran keluarga klien lebih dominan daripada klien sendiri,
perankeluarga sangatkooperatif dalam memberikan berbagai
informasi yang dibutuhka untuk menegakkan diagnosa,
disamping itu berbagai dukungan penulis dikatakan baik dari
1. C. Perencanaan
Patokan penulis dalam tahap perencananan adalah sesuai teori
Doenges pada tahun 1999.
1. D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi.
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi
keperawatan dianatranya: peran keluarga yang mendukung,
tersedianya alat-alat serta adanya bimbingan dari perawat
ruangan, CI ruangan, pembimbing dari akademik, serta adanay
peran dokter yang menentukan diagnosa menurut medis.
1. E.
Evaluasi
BAB V
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawaan yang penulis laksanakan
pada Ny, U dengan gangguan sistem kardiovaskular : hipertensi di
Ruang Melati YARSI Tasikmalaya diperoleh kesimpulan bahwa
dalam proses asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
kardiovaskular : hipertensi dibutuhkan suatu koordinasi yang
tepat serta menunjang ke arah tercapainya tujuan. Salah satu
koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama tim antara perawat,
dokter, staf ruangan, demi peningakatan status kesehatan klien
disertai dengan dukungan penuh dari keluarga.
1. B.
Saran
2. Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan klien mau memotivasi dirinya sendiri untuk pola
hidup yang menuju ke arah berulangnya hipertensi, misalnya
hinadri konsumsi garam berlebih, hindari stress, jangan
banyak pikiran, dan olah raga teratur. Anjurkan untuk selalu
cek status kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
Diharapkan keluarga memberikan support yang positif bagi
klien demi peningakat status kesehatan klien dan diharapkan
keluarga ikut waspada terhadap resiko pada keluarga klien
sendiri.
1. Untuk Siswa
Diharapkan siswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari
segi teori, skill, amupun mental dalam menghadapi klien agar
dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
peningkatan status kesehatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000