You are on page 1of 36

Format Pengkajian

Stase Keperawatan Anak

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN HERNIA REPAIR
PADA An. Y DI BANGSAL MENUR
RUMAH SAKIT SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Dosen Pembimbing: Anita Liliana, S. Kep., Ns., M. Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 21
SUDARYANTO

(16160123)

MARLINCE TAMI INA

(16160112)

NI PUTU ARI SANTI

(16160018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

2016BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hernia merupakan prostitusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dinding rongga bersangkutan. Hernia disebabkan karena adanya tekanan intra
abdomen seperti batuk dan mengejan. Hernia apabila tidak segera ditangani akan
menyebabkan terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dikembalikan lagi. Penderita hernia memang kebanyakan lakilaki, kebanyakan penderita akan merasa nyeri, jika infeksi di dalamnya. Hernia yang terjadi
pada anak-anak lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena
adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan
lemahnya dinding otot perut.
Asuhan keperawatan pada kasus hernia ini dilakukan di bangsal Menur RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro, Klaten, penatalaksanaan untuk hernia adalah dilakukannya tindakan
pembedahan pada abdomen bagian bawah. Prevalensi di Indonesia hernia menempati urutan
kedelapan dengan jumlah 292.145 kasus. Untuk data di Jawa tengah, meyoritas penderita
selama bulan Januari-Desember 2012 diperikan 425 penderita.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah untuk memberikan gambaran dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnose medis Hernia.
2. Tujuan Khusus
a. Agar dapat mengerti definisi Hernia
b. Agar dapat mengerti Etiologi Hernia
c. Agar dapat mengerti Manifestasi klinis Hernia
d. Agar dapat memahami patofisiologi dari Hernia
e. Agar mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
Hernia
f. Agar dapat mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada pasien Hernia
g. Agar dapat mengetahui penatalaksanaan dari Hernia
h. Agar dapat melakukan Asuhan Kaperawatan Hernia

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat menyebabkan
peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi oleh serosa dan disebut kantung hernia
(Robbins & Cotran, 2010)
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong, 2005)
Hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah yang abnormal
pada selubungnya ( Pierce A. Grace, 2006)
Menurut Jennifer (2007) hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.
Kesimpulan dari beberapa pengertian hernia di atas merupakan penonjolan pada rongga yang
lemah atau tidak normal yang berbentuk kantong.
B. Etiologi
Etiologi hernia Inguinalis menurut Hidayat (2006) adalah:
1. Batuk
2. Adanya presesus vaginalis yang terbuka
3. Tekanan intra abdomen yang meningkatkan secara kronis seperti batuk kronik, hipertrofi
prostat, konstipasi dan asites.
4. Kelemahan otot dinding perut dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut.
5. Kehamilan multi para dan obesitas.
Menurut ( Pierce A. Grace, 2006)
1. Kelemahan muscular otot abdomen congenital atau didapat ( akibat suatu insisi ).
2. Trauma
3. Peningkatan tekanan intraabdominal
a. Kehamilan
b. Kegemukan
4. Peningkatan tekanan
a. Mengangkat berat
b. Batuk
c. Cedera traumatic karena tekanan tumpul

C. Klasifikasi
1. Inguinalis. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :
a. Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria dari pada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan
sering turun ke skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir
atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa
mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berate tau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.
b. Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak
melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada
lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena
defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

inguinalis eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum,
maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus
spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Padapasien terlihat adanya massa bundar
pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.
2. Femoralis : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoraldan lebih umum pada wanita dari
pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan
secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk
kedalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarseratadan strangulasi dengan tipe hernia
ini.
3. Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara.
Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi,nutrisi tidak adekuat, distensi ekstrem
atau kegemukan.
4. Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.
D. Tanda dan Gejala
Adapun Manifestasi Klinis yang timbul menurut Hidayat (2006) yaitu:
1. Penderita terdapat benjolan pada daerah-daerah kemungkinan terjadi hernia
2. Benjolan bisa mengecil atau menghilang.
3. Bila menangis , mengesan dan mengangkat benda keras akan timbul benjolan kembali
4. Rasa nyeri pada benjolan/ mual dan muntah bila sudah terjadi komplikasi.
5. Benjolan tidak berwarna merah
6. Bila di raba terdapat benjolan
Menurut Pierce A. Grace (2006) Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa
benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat
dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul
kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada
inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi
berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan
berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan
dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari
kelingking pada anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang
melebar.
Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum
pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan
normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu
adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia
inguinalis medialis.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

E. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei, pada bayi
yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak
menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis congenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena
merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateral akuisita. Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal
adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat
defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate.
Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus
yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam
hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis
eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia
scrotalis.
Tindakan bedah pada hernia dilakukan dengan anestesi general atau spinal sehingga akan
mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) yang berpengaruh pada tingkat kesadran, depresi
pada SSP juga mengakibatkan reflek batuk menghilang. Selain itu pengaruh anestesi juga
mengakibatkan produksi sekret trakeobronkial meningkat sehingga jalan nafas terganggu,
serta mengakibatkan peristaltik usus menurun yang berakibat pada mual dan muntah,
sehingga beresiko terjadi aspirasi yang akan menyumbat jalan nafas.
Prosedur bedah akan mengakibatkan hilang cairan, hal ini karena kehilangan darah dan
kehilangan cairan yang tidak terasa melalui paru-paru dan kulit. Insisi bedah mengakibatkan
pertahanan primer tubuh tidak adekuat (kulit rusak, trauma jaringan, penurunan kerja silia,
stasis cairan tubuh), luka bedah sendiri juga merupakan jalan masuk bagi organisme patogen
sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi infeksi.
Rasa nyeri timbul hampir pada semua jenis operasi, karena terjadi torehan, tarikan,
manipulasi jaringan dan organ. Dapat juga terjadi karena kompresi / stimulasi ujung syaraf
oleh bahan kimia yang dilepas pada saat operasiatau karena ischemi jaringan akibat
gangguan suplai darah ke salah satu bagian, seperti karena tekanan, spasmus otot atau
hematoma. (Mansjoer, 2009).

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

F. Pathway

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

pembedaha
n
Luka
operasi
RISIKO
INFEKSI

Ketrbatasan
gerak
Kebutuhan
dibantu

DEFISIT SELF
CARE

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan Rontgen Spinal dan Endoskopi
3. Test Leseque (mengangkat kaki lurus keatas)
4. CT-Scan dan MRI
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pemakaian Sandat ( truss )
Alat ini baru digunakan bagi pasien pasien yang usianya amat lanjut atau yang keadanya
lemah. Salah satu tipe sandat terdiri atas pegas yang kuat dan bantalan yang diletakkan pada
leher hernia sehingga leher tersebut selalu tertutup oleh tekanan setelah isi hernia
dikembalikan ke tempatnya ( direposisi ).
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

2. Pembedahan
Leher hernia ditutup dengan penjahitan dan kantongnya dieksisi. Jaringan yang teregang
diperbaiki dengan salah satu dari banyak bahan yang tersedia.
3. Herniotomi
Eksisi kantung hernianya saja untuk pasien anak.
4. Herniorafi
Memperbaiki defek- perbaikan dengan pemasangan jarring ( mesh ) yang biasa dilakukan
untuk hernia inguinalis, yang dimasukan melalui bedah terbuka atau laparoskopik.
5. Penatalaksanaan
a. Nilai hernia
Untuk keparahan gejala, risiko komplikasi ( tipe, ukuran leher hernia ), kemudahan
untuk perbaikan ( lokasi, ukuran ), kemungkinan berhasil ( ukuran, banyaknya isi perut
kanan yang hilang ).
b. Nilai pasien
Untuk kelayakan operasi, pengaruh hernia terhadap gaya hidup ( pekerjaan, hobi).
c. Perbaikan dengan bedah biasanya ditawarakan pada pasien pasien dengan :
1) Hernia dengan resiko komplikasi apapun gejalanya
2) Hernia dengan adanya gejala gejala obstruksi sebelumnya
3) Hernia dengan resiko komplikasi yang rendah namun dengan gejla yang
mengganggu gaya hidup, dan sebagainya.( Pierce A. Grace, 2006, Hal 119 )
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no register,
diagnosa medis, dan tanggal MRS.
2) Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien mengejar, menangis,
berdiri, mual mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini menciptakan gejala klinis
yang khas pada penderita HI
3) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya. Missal :
adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis, ascites
yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan intra
abdominal.
4) Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan / di
daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga
ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya
gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra
abdominal.
5) Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit menular
lainnya.
6) Pemeriksaan fisik
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

a) Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb
b) Pemeriksaan penunjang
I.
Pemeriksaan laboratorium
a. Analisah slarah, untuk mengetahui jumlah darah seluruhnya Hb faal

II.

hemostasis, dan jumlah lekosit.


b. Analisah urin untuk mengetahui adanya infeksi saluran kencing.
Pemeriksaan penunjang
a. foto thorax, untuk mengetahui keadaan dari jantung dan paru.
b. Pemeriksaan ECG, dilakukan pada pasien yang berusia 45 th.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre op
1) Anxietas b.d status kesehatan
2) Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
b. Post op
1) Nyeri akut b.d Agens cidera fisik
2) Resiko Infeksi
3. Rencana Perawatan
a. Pre Op
1) Anxietas b.d status kesehatan
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan nyeri pasien dan keluarga berkurang dengan kriteria hasil:
Tingkat kecemasan
a) perasaan gelisah.
b) Rasa cemas yang disampaikan secara lisan.
Intervensi (NIC) :
Pengurangan kecemasan
a) Gunakan penedekatan yang meyakinkan.
b) Jelaskan tentang prosedur operasi kepada orang tua klien.
c) Jangan memberikan atau menjelaskan tentang pronosis penyakit klien.
d) Dengarkan kecemasan yang dirasakan orangtua klien.
2) Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) :
Pain management
a) Skala nyeri berkurang dalam rentang 10 - 1
b) Menyatakan rasa nyaman
Intervensi (NIC) :
1) Kontrol nyeri
a) Kaji nyeri secara komprehensif (PQRST).
b) Observasi respon non verbal mengenai ketidaknyamanan.
c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.
d) Jaga lingkungan tenang dan nyaman.
e) Motivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
b. Post Op
1) Nyeri akut
Tujuan dan kriteria hasil (NOC) : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
Pain management
a) Skala nyeri berkurang dalam rentang 10 - 1
b) Menyatakan rasa nyaman
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

c) Pasien tidak gelisah


Intervensi (NIC) :
Kontrol nyeri
a) Kaji nyeri secara komprehensif (PQRST)
b) Observasi respon non verbal mengenai ketidaknyamanan.
c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi.
d) Jaga lingkungan tenang dan nyaman.
e) Motivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri.
f) Kolaborasi pemberian obat analgetik.
g) Batasi jumlah pengunjung.
h) Ajarkan mobilisasi secara bertahap.
2) Resiko Infeksi
Tujuan dan Kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pasien tidak sampai mengalami infeksi dengan kriteria hasil :
Deteksi resiko dan status imunitas
a) Mengenali tanda dan gejala yang mengindikasi resiko infeksi
b) Suhu tubuh dalam batas normal (36,5 37,5 0 C)
Intervensi :
Kontrol infeksi
a) Batasi jumlah pengunjung
b) Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan untuk setiap pasien
c) Ajarkan cara cuci tangan yang tepat
d) Motivasi tingkatkan nutrisi yang tepat
e) Rawat luka 2 hari sekali.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

10

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Perawat

: Yanto, Putu, Marlin

Tanggal Pengkajian

: 19 Oktober 2016

Jam pengkajian

: 07.00 WIB

1. Biodata :
a. Pasien
Nama

: An. Y

Umur

: 1 tahun 6 bulan

Agama

: Islam

Pendidikan

: Belum sekolah

Alamat

: Krasak, Klaten

Tanggal Masuk RS

: 18 Oktober 2016

Jam MRS

: 11.40 WIB

Diagnosa Medis

: Diagnoasa awal Hernia Scrotalis dan Post Hernia Repair

b. Penanggung Jawab
Nama

: Tn. Y

Umur

: 34 Tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Wiraswasta

Status Pernikahan

: Menikah

Alamat

: Krasak, Klaten

Hubungan dengan
klien

: Ayah klien

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

11

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

2. Keluhan utama :
Ibu klien mengatakan anak nya menangis sambil menunjuk kemaluannya yang membesar.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan An. Y sudah sejak 1bulan lalu mengalami penyakit turun berok, setiap
kali anak nya menangis dengan kuat bagian kemaluan anak membesar. Setiap kali membesar
ayah klien langsung membalikkan posisi tubuh anak nya dan kemaluan anaknya mengecil. Tapi
empat hari yang lalu kemaluan anaknya membesar lagi dan sudah membalikkan posisi tubuh An.
Y tapi kemaluan tidak mengecil juag. Pada tanggal 18 Oktober 2016 An. Y dibawa ke dokter
umum dan dirujuk langsung ke poli anak RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, dari poli anak An. Y
dirujuk ke bangsal Menur.
A Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1

Prenatal
a.
b.
c.
d.
e.

G 2P2A0
Kenaikan BB saat hamil : 5 kg
Pemeriksaan kehamilan : Ibu klien mengatakan sudah lupa berapa kali periksa kehamilan.
Imunisasi TT : Ibu klien mengtakan melakukan imunisasi TT sebanyak 3 kali.
Penyakit yang diderita saat hamil: Ibu klien mengatakan tidak mengalami sakit apapun

selama hamil An. Y.


f. Sikap ibu terhadap kehamilan : Ibu klien mengatakan sangat senang dengan kehamilan
keduanya.
g. Penggunaan Obat : Ibu klien mengatakan tidak pernah mengkonsomsi obat-obatan saat
mengandung An. Y.
h. Perokok : Ibu klien mengatakan tidak pernah merokok saat mengandung An. Y.
i. Alkohol : Ibu klien mengatakan tidak pernah mengkonsomsi minuman beralkohol saat
2

mengandung An. Y.
Intra Natal
a. Cara melahirkan: Pervaginam
b. Tempat melahirkan :
RS/ Rumah
c. Presentasi : distosia bahu (Tidak) Presentasi bokong (Tidak)
Post Natal ( 24jam )
a. BBL

: 3.300 gr

b. PBL

: 49 cm

c. Adanya trauma lahir : Tidak


d. Keadaan bayi

: Ibu klien mengatakan Normal.

Obat-obatan yang digunakan


Ibu klien mengatakan tidak ada mengkonsumsi obat-obatan apapun setelah melahirkan.

Allergi
Ibu klien mengatakan An. Y tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

12

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Imunisasi dan tes laboratorium


Imunisasi
N

Jenis immunisasi

Diberikan/Tidak

Reaksi setelah pemberian

1.

BCG

Diberikan usia 0 bulan

Tidak ada

2.

DPT (I,II,III)

Diberikan usia ke 2, 4, 6 bulan

Tidak ada

3.

Polio (I,II,III)

Diberikan usia ke 2, 4, 6 bulan

Tidak ada

4.

Campak

Diberikan usia 9 bulan

Tidak ada

5.

Hepatitis

Diberikan usia ke 0,1 bulan

Tidak ada

: [ ] Ya

Tes darah/screening test yang pernah dilakukan :


Ibu klien mengatakan tidak ada pernah melakukan tes darah atau screening tes.

B Riwayat Keluarga
1

Penyakit keluarga
a. Penyakit keturunan :
Ibu klien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit yang sama seperti An. Y.
b. Kelainan kongenital

Ibu klien mengatakan An. Y tidak memiliki kelainan lahir.

Genogram

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

13

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Keterangan :

= Laki-laki

= Garis pernikahan

= Perempuan

= Garis keturunan

= Pasien

= Gariss tinggal dalam 1 rumah

4. Basic Promoting physiology of Health


1. Aktivitas dan latihan
a. Sebelum Sakit

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

14

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

DS

: Ibu klien mengatakan anak nya aktif bermain bersama kakak nya dan
keluarganya. Aktifitas An. Y seperti mandi, berpakaian, toileting masih
dibantu sebagaian oleh orang tua.

b. Selama sakit
DS

: Ibu klien mengatakan An. Y selama sakit aktifitas seperti mandi, berpakaian,
toileting, makan dibantu total oleh orang tua.

DO

: An. Y tampak lemah dan hanya terbaring.

Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)


2. Tidur dan istirahat
a.

Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan anaknya biasa tidur siang 3-5 jam. Tidur malam
dimulai pukul 21.00 - 05.30 WIB.

b. Selama Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan anak nya sering terbangun karena kesakitan setelah
operasi.

DO

: An. Y tampak mengantuk saat dilakukan pengkajian.

Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)


3. Kenyamanan dan nyeri
a.

Sebelum Sakit
DS

: ibu klien mengatakan anaknya sebelum sakit tidak pernah rewel.

b. Selama Sakit
Data Subyektif
Q (Question)

: Ibu klien mengatakan anak nya menangis terus karena nyeri dibagian
kelaminnya.

U (Use a pain rating scale)

: Skala nyeri menggunakan Wong baker faces pain


rating scale nilainya 6 yaitu nyeri sedang.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

15

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

E (evalute behavioral ) : Ibu klien mengatakan kamar anaknya panas dan colokkan
listriknya rusak sehingga keluarga tidak bisa menyalakan kipas
angin.
S (secure parents invovement) :

Ibu klien mengatakan bila anak nya menangis

langsung di tetekin sambil meninggikan bagian kelamin anaknya


menggunakan bantal.
T (take action evaluasi result) :

Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa

diistirahatkan ketika mersakan nyeri


Data Obyektif : An. Y tampak menangis sambil menunjuk kearah kemaluannya.

4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan anak nya biasa makan 3x sehari di tambah minum susu
dan netek kira-kira 3 gelas sehari (200 cc).

b. Selama Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan selama sakit nafsu makan An. Y baik. Ibu klien juga
mengatakan anak nya menghabiskan setiap porsi yang disediakan rumah sakit.

DO

: Dari satu porsi yang disediakan rumah sakit habis.

Cairan, Elektrolit dan Asam Basa


a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan tidak pernah menghitung berapa gelas/berapa banyak


anak nya minum perharinya.

b. Selama Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan anak nya hari ini netek 4 kali. Setiap netek durasiya
10-15 menit. An. Y juga minum air putih sebanyak 2 gelas.

DO

: Tugor kulit An. Y tampak elastis, mukosa bibir tidak kering.

Oksigenasi
a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan anaknya tidak meliki riwayat asma atau penyakit
saluran pernapasan.

b. Selama Sakit
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

16

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

DS

: Ibu klien mengatakan anak nya tidak pernah sesak napas selama sakit.

DO

: RR: 45x/menit, tidak ada penggunaan otot bantu napas dan retraksi dinding
dada.

Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan An. Y bias BAB 1x/hari.

b. Selama Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan tadi pagi pukul 07.00 anaknya sudah BAB.

DO

: An. Y tidak diare dan feses lunak tidak cair, warnya kekuningan, baunya

khas.
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)

Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan tidak pernah menghitung BAK anak nya sebelum

sakit.
b. Selama Sakit
DS

: Ibu lien mengatakan anaknya sudah BAK 4 kali hari ini.

DO

: An. Y memakai popok

Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)


Sensori, persepsi dan kognitif
a. Sebelum Sakit
DS

: Ibu klien mengatakan An. Y tidak memiliki masalah pada panca indranya.

b. Selama Sakit
DS

: Ibu klien mengtakan An.y tidak mengalami gangguan pendengaran,


penglihatan selama sakit.

DO

: An. Y tampak menoleh saat dipanggil namanya.

5. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 19 Oktober 2016, Jam : 07.00 WIB
a.

Keadaan Umum :
Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: E: 4 V: 5 M: 6

Vital Sign

: TD

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

:17

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Nadi

: Frekuensi

: 120 x/mnt

Irama

: reguler

Kekuatan/isi : kuat

b.

Respirasi

: Frekuensi

Irama

: reguler

Suhu

: 37,6oC

: 45x/mnt

Kepala :
Kulit Kepala : Bersih, tidak ada lesi dan hematom
Rambut

: Tidak rontok dan mudah patah

Muka

: Mesosepal, tidak ada lesi dan hematom

Mata

: Kunjungtiva Ananemis, palpebra tidak bengkak, pupil isokor, sklera tidak


ikterik, lensa jernih.

Hidung

: Tidak ada kotoran dan tidak ada sumbatan

Mulut

: Bersih, tidak ada gigi yang rusak/caries

Telinga

: Bersih, tidak sekret.

c.

Leher

: Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan limfe.

d.

Punggung : Tidak ada skliosis dan lodorsis.

e.

Dada

: Bentuk
1) Pulmo

: Simetris tidak ada barrel chest.


: Inspeksi : Tidak ada hematom dan lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Tidak ada suara whezin dan ronkhi.

2) Cor

: Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : Ictus cordis terab halus
Perkusi : Pekak di IC II dextra dan IC II sinistra sampai IC IV sinistra
midclavicula
Auskultasi : tidak ada bunyi jantung tambahan atau murmur.

f.

Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

g.

: Tidak ada asites dan hematom


: Peristaltik usus 15x/menit
: Hepar teraba licin
: Terdengar suara Tympani

Genetalia
DS
DO

: Ibu klien mengatakan kemaluan anak nya membesar


: Tampak skrotum An. Y membesar

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

18

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

h.

Rectum
DS
DO

i.

: Ibu klien mengtakan anaknya tidak mengalami wasir.


: Tidak ada pembesaran vena.

Ektremitas
DS

: Ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa terbaring saja, karena saat mencoba

DO

berjalan anaknya merasa kesakitan.


: Ekstrimitas atas ka/ki nilai nya 5/5 dan ektremitas bawah ka/ki 5/5.

6. Berkomunikasi
a. Kemampuan anak menyatakan keinginan :
Ibu klien mengatakan anaknya bila meminta sesuatu pasti langsung menunjuk apa yang
dia mau.
b. Hambatan anak dalam berkomunikasi:
Ibu klien mengtakan anaknya masih belum jelas dalam mengucapkan sesuatu objek.
c. Kemampuan komunikasi 2 arah:
Ibu klien mengatakan An. Y tidak ada msalah saat diajak bicara, dia akan mendengarkan
setiap ucapan yang ibu nya katakan.
d. Artikulasi bisa dimengerti
Ibu klien mengatakan anaknya cukup jelas bila memanggil ayah atau ibu.
e. Ekspresi sesuai
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)
7. Bermain
a. Jenis permainan yang disukai
Ibu klien mengatakan anaknya sangat suka mainan mobil-mobilan.
b. Waktu bermain : ibu klien mengatakan anak nya main setiap saat.
c. Lama bermain : ibu klien mengatakan tidak ppernah meghitung berapa lama anaknya
bermain.
d. Teman bermain : ibu klien mengtakan anaknya biasa bermain dengan kakaknya atau
anggota keluarga seperti paman, keponakan dan kakek/nenk.
e. Sebutkan beberapa nama teman : tidak ada
f. Pemanfaatan waktu luang keluarga : setiap hari
g. Ritual rekreasi bersama keluarga : ibu klien mengatakan biasa membawa anak-anak nya
kekolam renang.
Kesimpulan : Kemampuan anak( mandiri/dibantu sebagian/ dibantu total)
8. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :
Psikologis :
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

19

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah


Ibu klien mengtakan merasa cemas saat anak nya hendak dilakukan operasi.
Cara mengatasi perasaan tersebut
Ibu klien mengatakan selalu berdoa
Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah
Ibu klien mengatakan semoga anak nya cepat sembuh dan dapat bermain dan ceria kembali.
Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka
Ibu lien hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.
pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :
ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami turun berok.
Sosial :
Aktivitas atau peran di masyarakat adalah : Tidak ada
kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah : Tidak ada
Cara mengatasinya : Tidak ada
Pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya : Tidak ada
Budaya :
Budaya yang diikuti klien adalah budaya: Jawa
Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya: Tidak ada
Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari : Tidak ada
Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan :Tidak ada
Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami:
Tidak ada
9. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium,radiology, EKG,EEG dll)
Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal : 18 Oktober 2016, Jam : 12:27 Wib
Jenis Pemeriksaan
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

Hasil

Harga Normal
20

Satuan

Interpretasi

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

hasil
Hemoglobin

9,2

11,3 14,1

g/dl

Eritrosit

4,02

3,90 5,90

10^6/uL

Leukosit

12,3

6,0 17,0

10^3/uL

Trombosit

654

150-450

10^3/uL

Hematokrit

29,8

35-43

MCV

74,1

80-99

fL

MCH

24,6

27-31

fL

MCHC

33,2

33-37

g/dl

Golongan darah

AB

Neutrofil

51,9

32-52

Limfosit

37,0

20-40

PTT

12,2

10,8 14,4

Detik

APTT

30,6

23,5 36,2

Detik

10. Terapi Medis :


Tanggal : 19 Oktober 2016
Jenis Terapi

Nama Obat

Dosis

Rut

Indikasi& efek samping

e
Cairan IV

Infus RL

10 tpm

IV

Membantu memenuhi cairan tubuh


pasien

Obat parenteral
Obat peroral

Cefotaxim
Paracetamol

400 mg/ 12 IV

Antibiotik : membunuh kuman yang ada

jam

di dalam tubuh dan mencegah infeksi

80 mg/ 8

Oral

Membantu mengurangi nyeri pasien

jam

Tanggal : 20 Oktober 2016


Jenis Terapi

Nama Obat

Dosis

Rut

Indikasi& efek samping

e
Cairan IV

Infus RL

10 tpm

IV

Membantu memenuhi cairan tubuh


pasien

Obat parenteral
Obat peroral

Cefotaxim
Paracetamol

400 mg/ 12 IV

Antibiotik : membunuh kuman yang ada

jam

di dalam tubuh dan mencegah infeksi

80 mg/ 8
jam

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

21

Oral

Membantu mengurangi nyeri pasien

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Tanggal : 21 Oktober 2016


Jenis Terapi

Nama Obat

Dosis

Rut

Indikasi& efek samping

e
Cairan IV

Infus RL

10 tpm

IV

Membantu memenuhi cairan tubuh


pasien

Obat parenteral
Obat peroral

Cefotaxim
Paracetamol

400 mg/ 12 IV

Antibiotik : membunuh kuman yang ada

jam

di dalam tubuh dan mencegah infeksi

80 mg/ 8

Oral

Membantu mengurangi nyeri pasien

jam

Terapi pulang
Tanggal : 21 Oktober 2016, Jam 15.00 wib
Jenis Terapi

Nama Obat

Obat oral

Cefixime

Obat oral

Paracetamol

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

Dosis
40mg/12ja
m
80mg/8jam

22

Rut
e
Oral
Oral

Indikasi & Efek Samping


Antibiotik : membunuh kuman yang ada
di dalam tubuh dan mencegah infeksi
Membantu mengurangi nyeri pasien

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

ANALISA DATA
Nama klien

: An. Y

No. Register

Umur

: 1tahun 6 bulan

Diagnosa Medis: post hernia repair

Ruang Rawat :Menur

Alamat

TGL/JAM
19/10/2016
07.00

:88 86 77

: krasak, klaten

DATA FOKUS

ETIOLOGI

PROBLEM

Ds : ibu klien mengatakan khawatir saat

Status kesehatan

Anxietas Orang tua

Agens cidera biologis

Nyeri akut

Pre op

An. Y mau operasi. Ibu mengatakan


tidak bisa tertidur karena memikirkan
anaknya yang akan operasi.
Do : ibu tampak gelisah, sedih yang
mendalam, dan sangat khawatir.

Ds

ibu

klien

mengatakan

anak

menangis terus sambil menunjuk bagian


kemaluannya.
Do : An. Y tampak rewel, sambil
menunjuk

kemaluannya.

Skala

menggunakan FLACC Scale.

19/10/2016
10.00

Post op

Risiko infeksi

Ds : ibu klien mengatakan anak nya


baru selesai operasi.
Do : tampak luka operasi di inguinalis
An. Y , Hb : 9,9.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

23

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Ds : ibu klien mengatakan setelah


operasi

anaknya

menangis

Agens cidera fisik

Nyeri akut

sambil

menunjuk bekas operasinya.


Do : An. Y tampak menangis sambil
menunjuk area operasinya. FLACC scale
7. Nadi : 130x/menit RR: 50x/menit TD:
100/60 mmHg.

Ds : ibu klien mengatakan anaknya baru


selesai operasi.

Agens Farmaseutikal

Kerusakan integritas
kulit

Do : tampak luka operasi di ingunalis


sinistra.

Ds : ibu klien mengatakan anaknya

Hospitalisasi

sering menangis saat melihat perawat


atau dokter.
Do : anak tampak menangis saat melihat
perawat atau dokter saat visit.

PRIORITAS DIAGNOSA
Pre op
1. Nyeri akut b.d Agens cidera biologis
2. Anxietas orang tua b.d status kesehatan
Post op
1.
2.
3.
4.

Nyeri akut b.d agens cidera fisik


Risiko infeksi
Kerusakan integritas kulit b.d agens farmaseutikal
Anxietas b.d hospitalisasi

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

24

Anxietas

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
RENCANA TINDAKAN

No

Nama klien

: An. Y

No. Register: 88 86 77

Umur

: 1 tahun 6 bulan

Diagnosa Medis: post hernia repair

Ruang

: Menur

Alamat: krasak klaten

Diagnosa

Tujuan & Kriteria

Keperawatan
Pre op
1

Intervensi

Rasionalisasi

Hasil

nyeri akut b.d Setelah dilakukan1 Pain management


agens

cidera tindakan

biologis

keperawatan

Kaji

nyeri

nyeri klien dapat nonverbal

1. kontrol nyeri
a.mengenali
kapan

mengenai

pasien terhadap nyeri


yang dirasakan
3. Membantu menjaga

c.Jaga lingkungan tenang

kenyamanan dan

dan nyaman.

ketenangan pasien

d. Motivasi istirahat atau 4. Membantu

nyeri membantu
nyeri.

penurunan

mempercepat
penyembuhan dan
nyeri yang dirasakan
pasien

menunjukkan

tanda

respon

tidur yang adekuat untuk

terjadi.

pasien
2. mengetahui respon

dengan ketidaknyamanan.

kriteria hasil :

b.

secara

komprehensif

selama 2x24 jam b.Observasi


teratasi

1.Mengetahui skala nyeri

nonverbal .

tidak nyeri.
2

Anietas Orang

1.Membantu

tua b.d status Setelah dilakukan 1.Pengurangan


kecemasan
tindakan
kesehatan

mengurangi rasa cemas


pasien

keperawatan

a. Gunakan pendekatan 2. Memberikan


selama 2x24 jam yang
penjelasan dan edukasi
tenang
dan
cemas orang tua meyakinkan
terkait dengan
klien
dapat
prosedur yang akan
b.
Jelaskan
semua
teratasi
dengan
dilakukan
prosedur
termasuk
kriteria hasil :
3. Memberikan rsa aman
sensasi
yang
akan
dan nyaman pada
1.Tingkat
dirasakan yang mungkin
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

25

Nama/TTD

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

kecemasan
2.

akan

Tinkat

rasa

takut anak

sampai

destruktif
b.

klien

selama prosedur

Anak

tidak

sampai diare

pasien
4. Membantu

c. Berada di sisi klien

a. Perilaku anak
tidak

dialami

untuk meningkatkan rasa

mengalihkan rasa
cemas pasien

aman dan mengurangi


ketakutan
d.

Berikan

aktivitas

pengganti yang bertujuan


untuk

pengurangan

tekanan.

1.

Post Op

1. .Mengetahui skala
Setelah dilakukan 1.Pain Control
Nyeri akut b.d
nyeri pasien
tindakan
a. Kaji nyeri secara 2. mengetahui respon
agen
cedera
keperawatan
komprehensif
fisik
pasien terhadap nyeri
selama 2x24 jam
b.Observasi
respon
yang dirasakan
diharapkan nyeri
nonverbal
mengenai 3. Membantu menjaga
pasien berkurang
ketidaknyamanan.
kenyamanan dan
dengan
kriteria
c.Jaga lingkungan tenang
ketenangan pasien
hasil :
dan nyaman.
4. Membantu
1.
Pain d. Motivasi istirahat atau
mempercepat
management
tidur yang adekuat untuk
penyembuhan dan
Nyeri pasien membantu
berkurang
dari nyeri.
a.

penurunan

pasien

skala 5 ke skala 1 e. Berikan obat analgetik


b.

nyeri yang dirasakan


5. Mengurangi rasa nyeri
pasien.

Tanda-tanda

vital dalam batas


normal
1.Kontrol Infeksi
2.

Resiko Infeksi

Setelah dilakukan

a. Bersihkan lingkungan 1.Menjaga kebersihan


dengan baik setelah

tindakan

digunakan

keperawatan
diharapkan pasien
tidak
mengalami
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

sampai

untuk 2. Mencegah kuman dan

setiap pasien

selama 2x24 jam


b.

Batasi

bakteri yang dibawa


jumlah

pengunjung
c. Ajarkan dan anjurkan
26

lingkungan pasien

oleh pengunjung
3. Mencegah terjadi
infeksi mulai dari cuci

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

infeksi

dengan

pengunjung

kriteri hasil :

keluarga

1.Status Imunitas

untuk 4. mencegah terjadi


infeksi pada pasien dan

saat memasuki dan

tenaga kesehatan

meninggalkan

a.

ruangan

tubuh

tangan

mencuci tangan pada

2. Deteksi resiko
Suhu

dan

5. Mencegah terjadinya
infeksi dalam tubuh.

batas d. Cuci tangan sebelum


dan sesudah kegiatan
normal (36,5
perawatan pasien
37,5 o C)
dalam

b.

Jumlah

darah

sel

e.

Berikan

terapi

antibiotik

putih

absolut

setelah dilakukan
tindakan
3.

Kerusakan
integritas kulit
b.d

agens

farmaseutikal

1.

keperawatan
selama 3x 24 jam
kerusakan
integritas

a. Perawatan luka

klien

dapat teratasi dari


skala 1 menjadi
skala 5 dengan
kriteria :

Ajarkan

keluarga tentang tanda- 1. agar keluarga


tanda infeksi.
mengaenal adanya
2. Monitor karakteristik tanda-tanda infeksi.
luka, termasuk warna, 2. mengetahui tandaluas luka, dan bau.
3.

Anjurkan

keluarga

pembedahan

kepada 3. dengan intake yang


untuk adekuat diharapkan

mempercepat proses
penyembuhan.

1. tidak terlihat
pembengkakan
pada sisi luka.
tidak

ada

tanda-tanda
infeksi.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

tanda infeksi.

memberikan intake yang kebutuhan nutrisi klien


Pemulihan adekuat kepada klien.
meningkat dan

a.

2.

kepada

27

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

STASE KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien

: An. Y

No. Register
Umur

: 888677

: 1 tahun 6 bulan
Diagnosa Medis: Post herniarepair

Ruang

: Menur
Alamat

: Krasak Klaten

No Dx
Tanggal
Jam
1.
19
Oktober 07.00
2016

wib

Implementasi
1. Mengkaji kaji nyeri secara komprehensif.
2.Mengobservasi

respon

nonverbal

S:
mengenai

ketidaknyamanan.

Ibu mengat

nyeri di ala

3. Menjaga lingkungan tenang dan nyaman.

Ibu mengat

4. Memotivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk

rewel

da

membantu penurunan nyeri.

kelaminnya
O:
-

Terlihat an.

Terlihat an

Skala nyeri
6.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

28

S : 36,8o C

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

menit

A : Tujuan belum t

P : Lajutkan interve
S:
2.

19
2016

oktober 07.00
wib

1.

Menggunakan

pendekatan

yang

tenang

dan

meyakinkan

Ibu an. Y
hanya mau

2. Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang

Ibu pasien

penjelasan y

akan dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama

prosedur

Ibu pasien

anaknya ke

3. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman O :


dan mengurangi ketakutan.
-

Terlihat an

ruangan ole
-

Terlihat an.

diajak main

A : masalah teratas

P : Intervensi dihen

19
2016

oktober 10.00
wib

S:

1.Mengkaji nyeri secara komprehensif


2.Mengobservasi

respon

nonverbal

mengenai

Ibu klien m

setelah oper

ketidaknyamanan.
-

3.Menjaga lingkungan tenang dan nyaman.

Ibu klien

menunjuk l

4.Memotivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk


membantu penurunan nyeri.

Suhu 37,6,

Anak tampa

Akral hanga

Nadi kuat d

Skala nyeri

O:

6.

A: Masalah teratas

P: intervensi 1,3, d

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

29

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

19

oktober 10.30

2016

wib

1.Membersihkan

lingkungan

dengan

baik

setelah S:

digunakan untuk setiap pasien.

Ibu klien m

2. Membatasi jumlah pengunjung.

cuci tanga

3. Mengajarkan dan anjurkan pengunjung dan keluarga

sesudah me

untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan O:


meninggalkan ruangan.

4.Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan

19

Oktober 07.00

2016

Ibu klien

langkah sep

perawatan pasien.

A: masalah teratasi

5. Motivasi hiegine kepada keluarga.

P: intervensi 1,4, d

1. Mengajarkan kepada keluarga tentang tanda-tanda S : ibu klien meng

wib

infeksi.

09.00

2. Memonitor karakteristik luka, termasuk warna, luas O : ibu klien men

wib

luka, dan bau.

11.30
wib

ajarkan.
tanda

dan

gejal

3. Mngnjurkan kepada keluarga untuk memberikan kemerahan, keluar


intakeyang adekuat kepada klien.

A : masalah teratas

P: intervensi dihen

20

Oktober

2016

S:
07.00

1.Mengkaji nyeri secara komprehensif

wib

2. Monitor keadaan umum klien

menangis

09.00

3.Menjaga lingkungan tenang dan nyaman.

diajak main

wib

4.Memotivasi istirahat atau tidur yang adekuat untuk O:

10.00

Ibu klien

membantu penurunan nyeri.

Ibu klien se

5.Memberikan obat Paracetamol 80mg/8jam

An. y tampa

Suhu 37,8,

wib

A: Masalah teratas

P: Intervensi 1, 2 d

20
2016

Oktober

S:
09.00

1.Membersihkan

wib

digunakan untuk setiap pasien.

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

30

lingkungan

dengan

baik

setelah

O:

Ibu klien m

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

2.Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan

10.00
wib

Perawat

perawatan pasien.

handscrup

3. Memberikan terapi Cefotaxime 400mg/12 jam.

klien.
-

Luka opera

tanda-tanda

A : masalah teratas

P : intervensi 1, 2
pulang.

21

Oktober

2016

S:
07.00
wib

1.Mengkaji nyeri secara komprehensif

10.00
wib

3.Memberikan obat Paracetamol 80mg/8jam

2. Monitor keadaan umum klien

Ibu klien m

sering mena
O:
-

Suhu 37,4oC

Skala nyeri
2.

A : masalah teratas

P : Rencana pulang
21
2016

oktober
07.00
wib

1.Membersihkan

lingkungan

dengan

baik

setelah S :

digunakan untuk setiap pasien.

2.Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan


perawatan pasien.
10.00
wib

3. Memberikan terapi Cefotaxime 400mg/12 jam.


4. Mengedukasi klien untuk perawatan luka dirumah.

Ibu

meng

kontrol pad
O:
-

Ibu tampak

jelaskan per

A: masalah teratasi
P : rencana pulang

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

31

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pada An. Y dengan permasalahan
hernia repair. Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam kasus ini adalah sesuai
dengan teori dan proses asuhan keperawatan secara komprehensif yaitu mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi)
dan evaluasi. .
A. Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan pada An. Y dengan Hernia Repair dilakukan
di bangsal Menur no. 10 dengan melakukan wawancara langsung dengan Ibu klien,
melakukan observasi. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi
disesuaikan dengan kondisi yang ada pada An. Y saat dilakukan pengkajian.
Pada saat dilakukan pengkajian, keluarganya cukup terbuka sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan ibu
An. Y mau menjawab pertanyaan dan menerima saran yang diberikan oleh perawat.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa
atau masalah keperawatan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kondisi klinis
klien.
B. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1. Nyeri b.d Agen cedera biologis
2. Ansietas b.d status kesehatan
Post Op
1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik
2. Resiko infeksi
Prioritas diagnosa yang pertama pre op adalah nyeri akut b.d agens cedera
biologis dan post op nyeri akut b.d agens cedera fisik . Karena dengan mengatasi
permasalahan ini, diagnosa berikutnya seperti resiko infeksi akan berangsur
teratasi juga. Diagnosa ansietas dan resiko infeksi menjadi prioritas terahir karena
berdasarkan kejadian di klinik untuk diagnosa ini tidak terlalu mengancam

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

32

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

nyawa, hanya memang butuh terapi berjangka cukup panjang dalam


penyelesainnya.
C. Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul,
dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun
berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien. Setelah masalah
ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan. Tujuan
bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur
dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur
pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana
keperawatan. Pada penyusunan kriteria hasil penulis menyesuaikan dengan waktu
pemberian perawatan yang dilakukan oleh penulis yaitu selama 2x24 jam dan 3x 24
jam.
Perencanaan yang dibuat pada An. Y dengan masalah nyeri akut b.d agens cedera
biologis dan agens cedara fisik, pada dasarnya untuk meminimalkan keluhan yang ada
pada An. Y saat itu. Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan teori karena samasama menggunakan NIC NOC 2015-2017, namun pada kasus, disesuaikan dengan
kondisi klien.
D. Implementasi /Pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan.
Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang
diberikan pada An. Y dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang
dimilki oleh ibu klien berdasarkan ilmu ilmu keperawatan dan ilmu ilmu lainnya
yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan
baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan keperawatan
atau hambatan yang penulis/perawat dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga alat yang
tersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak lengkap
sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk sampai
sekarang secara detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang kurang
memadai dan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.
Dalam implementasi di atas, perawat hanya melakukan tindakan keperawatan
dalam waktu 3 x24 jam.
E. Evaluasi

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

33

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakan tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian
atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu dikaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan
keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih
dulu.
Adapun evaluasi dari tindakan keperawatan di atas adalah karena tindakan yang
dilakukan hanya 3X24 jam, maka tujuan keperawatan sudah tercapai sebagian dan
pasien dipulangkan dengan kondisi yang cukup baik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara.
Jika benjolan tumor itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel tumor bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel tumor bisa bersarang
di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2007)
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

34

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Asuhan keperawatan terhadap hernia repair merupakan proses pemberian asuhan


terhadap permasalahan hernia repair dengan komprehensif berdasarkan kejadian yang riil
dan pengkajian data berdasarkan data yang memang di dapatkan secara langsung kepada
penderita, sehingga mampu menggali sedetail mungkin riwayat permasalahan serta agen
pembawa penyakit dari penderita, sehingga mampu meningkatkan kualitas dalam
pemberian asuhan keperawatan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
permasalahan hernia repair dan perawatan pada hernia repair dan mampu
meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang baik dan benar.
2. Bagi Perawat
Diharapkan bagi perawat agar dapat meningkatkan keterampilan dalam
memberikan praktik asuhan keperawatan, serta kemampuannya sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang maksimal terkhususnya pada klien dengan
permasalahan hernia repair dan mampu menjadi edukator yang baik bagi klien
maupun keluarganya.
3. Bagi Dunia Keperawatan
Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan kekurangannya
sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik bagi dunia keperawatan, serta
dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.

Daftar Pustaka

Grace, Pierce. A, 2006, At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.


Nanda International, 2015, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta : EGC
Wong, Donna L, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
Gloria M, B at all. (2015). Nursing Intervensions Classification. Edisi 6. Elsevier : United
States of Amerika
Gloria M, B at all. (2015). Nursing Outcome Classification. Edisi 6. Elsevier : United States
of Amerika
Program Pendidikan Profesi Ners
Universitas Respati Yogyakarta

35

Format Pengkajian
Stase Keperawatan Anak

Program Pendidikan Profesi Ners


Universitas Respati Yogyakarta

36

You might also like