You are on page 1of 2

Senin, 06 Juli 2015

SOP PERAWATAN NEFROSTOMI


1

2
3

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Tindakan Keperawatan : Perawatan Luka Nefrostomi
Pengerti Nefrostomi merupakan suatu tindakan diversi urine menggunakan tube,
an
stent, atau kateter melalui insisi kulit, masuk ke parenkim ginjal dan
berakhir di bagian pelvis renalis atau kaliks. Nefrostomi biasanya dilakukan
pada keadaan obstruksi urine akut yang terjadi pada sistem saluran kemih
bagian atas, yaitu ketika terjadi obstruksi ureter atau ginjal. Nefrostomi
dapat pula digunakan sebagai prosedur endourologi, yaitu intracorporeal
lithotripsy, pelarutan batu kimia, pemeriksaan radiologi antegrade ureter,
dan pemasangan double J stent.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi pada luka.
2. Menjaga stabilitas selang drainase.
Hal-hal1. Kaji kemungkinan timbulnya komplikasi.
yang a. Perdarahan pada lokasi nefrostomi (komplikasi utama)
harus b. Pembentukan fistula
diperhatc. Infeksi
ikan 2. Pastikan drainase tidak tersumbat pada selang nefrostomi ataukateter.
Obstuksi menimbulkan
rasa
nyeri,
trauma,
tekanan,
infeksi,
serta regangan pada garis jahitan.
3. Jika selang tercabut segera lapor kedokter
(selanga kanmengembalikan selang
agar
luka nefrostomi tidak berkontraksi).
4. Selang tidak boleh di klem, hal ini akan menimbulkan pieloneritis.
5. Selang nefrostomi tidak boleh diirigasi
(dokter akan melakukannyabiladi perlukan).
6. Anjurkan asupan cairan untuk meningkatkan pembilasan selangdan ginjal
secara alami.
7. Perhatikan dan catat secara terpisah produksi cairan darinefrostomi.
8. Usahakan diuresis yang cukup.
9. Periksa kultur urin dari nefrostomi secara berkala.
10. Bila ada boleh spoelling dengan larutan asam asetat 1% seminggu 2x.
11. Kateter diganti setiap lebih kurang 2 minggu. Bila nefrostomi untukjangka
lama pertimbangkan memakai kateter silikon.
12. Pelepasan kateter sesuai indikasi.
13. Pelepasan
drain
bila dalam
2
hari berturutturut setelah pelepasankateter/produksinya< 20 cc/24 jam.
14. Pelepasan benang jahitan keseluruhan 10 hari pasca operasi.
Alat
1. Bak instrument berisi pinset anatomi, sirurgi, gunting jaringan dan gunting
yang
benang.
dibutuh2. Kasa steril
kan
3. Bengkok
4. Jel/lubrikan
5. Betadine
Pelaksa Tahap Pra Interaksi
naan 1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Perhatikan privacy
3. Mengatur posisi.

Tahap Orientasi
1. Memberi salam pada pasien.
2. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur
perawatan luka nefrostomi.
3. Menutup sampiran (kalau perlu).
Tahap Interaksi
1. Dengan prinsip steril buka
dressing
pada nefrostomi dan buang kebengkok.
2. Mencuci tangan.
3. Observasi tanda-tanda infeksi.
Perhatikan
area
sekitar apakah ada tandatanda terjadinya infeksiseperti kemerahan dan
lainlain. Untuk nefrostomi dengan infeksimaka pemberian antibiotika sejak seb
elum tindakan diteruskan.
4. Lakukan pembersihan pada kateter dan
area sekitarnya dengankasa steril dengan menggunakan pinset dari arah d
alam keluar,
kasa kotor dibuang kebengkok kemudian keringkan dengan kasasteril sam
pai kering.
5. Berikan gel pada area sekitar agar tidak terjadi iritasi.
6. Perhatikan kateter/pipa drainage, jangan sampai buntu karenaterlipat.
Perawatan slang neprostomi jangan sampai tersumbat :
a. Jangan sampai terjadi penekukan slang/tampungan urin.
b. Slang jangan sampai terlepas.
7. Lakukan penutupan dengan kasa steril kemudian fiksasi kembalipada nefro
stomi tersebut dengan teknik steril.
8. Posisikan klien pada posisi nyaman.
9. Peralatan dirapikan.
Tahap Terminasi
1. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
2. Membereskan alat
3. Cuci tangan
Tahap Evaluasi
1. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi.
2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien.
1.
2.
5 Referen
si

Tahap Dokumentasi
Mencatat hasil kutur urin.
Mencatat karakteristik luka nefrostomi.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Siatem Urinaria. Jakarta. Salemba Medika

You might also like