Professional Documents
Culture Documents
Day, Date
Student ID number
Time
Group
Instructor
Title : Anticonvulsants
Results :
Table 1.Onset and duration of convulsion occurred in preventive group (max score :5)
Student Group
1
2
3
4
5
Saline
Onset (minutes) Duration(minutes)
2:20
2:12
Diazepam
Onset(minutes)
4
Duration(minutes)
3
Mean (SD)
Saline
Onset (minutes) Duration(minutes)
3:45
4:18
Diazepam
Onset(minutes)
3:59
Duration(minutes)
2:53
4.5
4
3.5
3
2.5
Onset
2
Durasi
1.5
1
0.5
0
Saline
Diazepam
Onset
Durasi
1.5
1
0.5
0
Saline
Diazepam
Questions :
1. Compare the data between saline and anticonvulsant (diazepam) in table 1. Give some
interpretations
Dari hasil percobaan, mencit yang diberikan salin dan diazepam sebelumnya tampak
terjadi konvulsi setelah diberikan SNC stimulant. Hal ini menunjukkan bahwa salin
dan diazepam tidak mampu memberikan efek preventif terhadap konvulsi.
Berdasarkan teori, salin hanyalah larutan fisiologis yang berfungsi dalam regulasi
tekanan osmotik dan mempertehankan sel sedangkan merupakan obat antikonvulsif
3.
What meningkatkan
is the action mechanism
diazepam
as anticonvulsant
? yang menyebabkan
yang
efisiensi ofinhibisi
sinaptik
GABAergik
penurunan kecepatan pencetusan neuron yang kritis di otak, sehingga menyebabkan
pemberian striknin tidak memberikan efek kejang yang berarti. Pemberian striknin
dengan dosis yang berlebihan menyebabkan terjadinya keracunan striknin sehingga
2.
3.
subunit pada reseptor GABA di situs yang berbeda dari situs pengikatan endogen molekul
GABA. Reseptor GABA adalah saluran inhibisi yang, ketika diaktifkan, menurun aktivitas
neuronal. Karena peran diazepam sebagai modulator alosterik positif GABA, ketika mengikat
benzodiazepine
reseptor
menyebabkan
efek
penghambatan. Hal
ini
timbul
dari
hyperpolarization dari pasca-sinaptik membran berkat kontrol diberikan selama ion klorida
negative oleh GABA reseptor. Benzodiazepin termasuk diazepam Namun, tidak memiliki efek
pada kadar GABA di otak. Diazepam muncul untuk bertindak pada daerah dari sistem limbik,
thalamus dan hypothalamus, menginduksi efek anxiolytic. Nya tindakan yang disebabkan
oleh peningkatan aktivitas GABA. Benzodiazepine obattermasuk diazepam meningkatkan
proses penghambatan di korteks serebral.
Referensi :
Laurent C. Galichet, 2005, Clarkes Analysis of Drugs and Poisons 3rd Edition (Electronic
Version), Pharmaceutical Press, London
4.
dan
temazepam
keduanya
lanjut
Eliminasi: Tahap distribusi awal ini diikuti oleh terminal berkepanjangan eliminasi fase
(paruh
hingga
48
jam). Penghapusan
terminal
paruh
aktif
N-
5.
Antiansietas
Anti konvulsan
Pelemas otot
Penginduksi anestesi
Sedatif&hipnotik
Penatalaksanaan gejala-gejala akibatpenghentian pemakaian alcohol
Referensi : (Alfred Goodman Gilman, 2006, Goodman & Gilmans The Pharmacological
Basis of Therapeutics 11th Edition (electronic Version), Mc-Graw Hill Medical Publishing
Division, New York.)
6.
What are contraindications of using diazepam ?
1. Hipersensitivitas
2. Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
3. Pasien koma
4. Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
5. Nyeri berat tak terkendali
6. Glaukoma sudut sempit
7. Kehamilan atau laktasi
8. Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)
Referensi
(Barbara
G.
Wells,
et.all.,
2006, Pharmacotherapy
Handbook
6th
7.
8.
Alkohol
Clearence
Cimetidine
Clearence t
Disulfiram
Clearence
Fluoxetine
Clearence
Itraconazole
Potensial Clearence
Omeprazole
Clearence
Kontrasepsi Oral
Propranolol
Ranitidine
absorbs
Rifampisin
metabolisme
Referensi
(Barbara
G.
Wells,
et.all.,
2006, Pharmacotherapy
Handbook
6th
List of reference :
1. Alfred Goodman Gilman, 2006, Goodman & Gilmans The Pharmacological Basis of
Therapeutics 11th Edition (electronic Version), Mc-Graw Hill Medical Publishing
Division, New York
2. Barbara G. Wells, et.all., 2006, Pharmacotherapy Handbook 6th Edition (Electronic
Version), Mc Graw-Hill Book Company, New York).
3. Laurent C. Galichet, 2005, Clarkes Analysis of Drugs and Poisons 3rd
Edition (Electronic Version), Pharmaceutical Press, London.
4. Staf Pengajar FKUI, 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi
dan Terapi FKUI, Jakarta