You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIDESA BULUNG CANGKRING-KUDUS

Nama Kelompok5 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Eka pratiwi
M. MaulanaIdrus
Putri Dian Maghfiroh
Reni Tri Lestari
Siti Mutmainah
Tika Devi Irawati
Yunita Ardina
Yuyun Naimah

(6143051)
(6143066)
(6143071)
(6143072)
(6143077)
(6143079)
(6143084)
(6143086)

S-1 ILMU KEPERAWATAN TINGKAT 3B


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA MASYARAKAT DESA BULUNG CANGKRING KECAMATAN JEKULO

KABUPATEN KUDUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Distribusi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
Persentase

05

Usia
13 19 35
18

6
12

1
1

2
6,67%

1
1
4
13,3%

36 54

1
2
1

Jenis Kelamin

1
2
1

4
13,3%

1
1
1
7
23,3%

>55

2
2
2
2
2
1
2
13
43,3%

1
2
2
1
2
2
2
2
14
46,6%

2
1
2
3
2
2
2
2
16
53,3%

b. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan


No

Pendidikan

Frekuensi

.
1.
Belum sekolah
2.
PAUD
3.
Tidak sekolah
4.
TK
6.
SR
7.
SD
8.
SMP
9.
SMA/ SMK/ Sederajat
10. Perguruan Tinggi
Jumlah

%
3,3%

1
0
1
1
0
3
5
16
3
30

3,3%
3,3%
10%
16,6%
53,3%
10%

100%

c. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan


No
.
1.
2.

Jenis Pekerjaan
Petani
Wiraswasta

Frekuensi
4
4

%
13,3%
13,3%

3
3
4
4
4
4
4
4
30

100%

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tidak Bekerja
PNS/ POLRI
Pensiunan
Buruh
Belum bekerja
Bangunan
Guru
Jumlah

3
2
1
1
13
1
1
30

10%
6,6%

3,3%
3,3%
43,3%
3,3%
3,3%
100%

d. Distribusi penduduk berdasarkan agama


No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Agama yang dianut

Frekuensi

Islam
Kristen
Hindu
Budha
Konghuchu

%
30

100

0
0
0
0
30

%
0
0
0
0
100

Jumlah

2. Data Lingkungan Fisik


a. Perumahan
1) Tipe perumahan
No
.
1.
2.
3.

Tipe perumahan

Frekuensi

Permanen
Semi permanen
Non permanen
Total

Total
5
2
1
8

62,5%
25%
12,5%
100%

2) Status kepemilikan rumah


No

Status kepemilikan rumah

Frekuensi

Total

.
1.
2.
3.

Milik sendiri
Kontrakan
Sewa bulanan

8
8

100%
100%

3) Penerangan
No
.
1.
2.
3.

Jenis penerangan

Frekuensi

Total

Lampu tempel
Petromak
Listrik
Total

8
8

100%
100%

Frekuensi

4) Jenis lantai
No
.
1.
2.
3.
4.

Jenis lantai
Tanah
Ubin
Papan
Plester
Total

1
5
0
2
8

12,5%
62,5%
0
25%
100%

5) Ventilasi rumah
No
.
1.
2.

Ventilasi di rumah

Frekuensi

Iya
Tidak
Total

%
7
1
8

87,5%
12,5%
100%

b. Sumber Air Bersih


1) Sumber air untuk memasak dan minum
No

Sumber air untuk memasak dan minum

Frekuensi

.
1
2
3
4
5
6

Sumur gali
Sungai
Ledeng
PAM
Bor
Pompa
Total

2
3
1
1
1
8

2) Sistem pengolahan air minum


No

Sistem pengolahan air minum

Frekuensi

25%
37,5%
12,5%
12,5%
12,5%
100%

.
1.
2.

Dimasak
Tidak
Total

2
6
8

25%
62,5%
100%

3) Sumber air untuk mandi dan mencuci


No

Sumber air untuk memasak dan minum

Frekuensi

.
4)

1
2
3
4
5
6

Sumur gali
Sungai
Ledeng
PAM
Bor
Pompa
Total
No
.
1.
2.

Jarak sumber air dengan septic tank

2
3
2
1
8

25%
37,5%
25%
12,5%
100%

Frekuensi

< 10 meter
> 10 meter
Total

5
3
8

Jarak
sumber air
dengan
septic
tank
%
62,5%
37,5%
100%

5) Tempat penampungan air sementara


No
.
1.
2.
3.

Tempat penampungan air sementara

Frekuens

i
Terbuka
Tertutup
Tidak ada

5
3
8

62,5%
37,5%
100%

6) Kondisi air di tempat penampungan


No
.
1.
2.
3.
4.

Kondisi air di tempat penampungan

Frekuens

i
Berbau
Berasa
Berwarna
Tidak dari ketiganya

1
7
8

12,5%
87,5%
100%

c. Sistem pembuangan sampah


1) Pembuangan sampah
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pembuangan sampah

Frekuensi

Dibakar
Ditimbun
Sungai
Petugas
Sembarang tempat
Lubang terbuka
Total

62,5

2
1

%
25%
12,5

%
100%

d. Sistem pembuangan kotoran rumah tangga


1) Pembuangan tinja
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Pembuangan Tinja
Leher angsa
Kolam
Cemplung No
Sungai
.
Tanah
1.
Total
2.

Frekuensi

Septic tank
Ada
Tidak
Total

3
37,5%
0
0
4Frekuensi
50%
1
12,5%
7
8
100%
1
8

2) Septic tank
%
87,5%
12,5%
100%

3) Jenis saluran pembuangan air limbah


No
.

Jenis saluran pembuangan air limbah

Frekuensi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Got
Sungai
Selokan
Sembarangan
Bak
Resapan
Total

1
3
1
1
2
8

12,5%
37,5%
12,5%
12,5%
25%
100%

4) Kondisi saluran pembuangan air limbah


No
.
1.
2.
3.
4.

Kondisi saluran pembuangan air limbah

Frekuensi

Tertutup lancar
Tertutup tergenang
Terbuka lancar
Terbuka tergenang
Total

3
2
3
8

e. Hewan peliharaan
1) Kepemilikan kandang ternak
No
.
1.
2.

Kepemilikan kandang ternak Frekuensi

Iya
Tidak
Total

100%
100%

8
8

2) Letak kandang ternak


No
.
1.
2.
3.
4.

Letak kandang
ternak
Di luar rumah
Menempel dirumah
Di dalam rumah
Tidak ada

frekuens

i
8

100%

%
37,5%
25%
37,5%
100%

Total

100%

3) Pemanfaatan kotoran ternak


No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemanfaatan kotoran ternak

Frekuens

i
Ditampung
Dibersihkan
Ditimbun
Dibuang sembarang
Dibiarkan
Tidak ada
Total

8
8

100%
100%

3. Kondisi kesehatan umum


a. Penyakit yang diderita keluarga selama kurun waktu 3 bulan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

Penyakit
Batuk pilek
Amandel
TBC
Asma
Diare
Reumatik
Kulit
Hipertensi
Dislokasi
Chikungunya
Usus buntu
Vertigo
Hepatitis
Asam urat
Stroke
Maag
Tidak ada
Total

Jumlah
1
0
0
4
3
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
20
30

%
3,3%
0
0
13,3%
10%
0
3,3%
3,3%
0
0
0
0
0
0
0
0
66,6%
100%

b. Informasi kesehatan
No.
1.
2.

Diperlukan
Iya
Tidak
Total

Frekuensi
6
2
8

%
75%
25%
100%

c. Jaminan kesehatan dalam keluarga


No.

Jaminan kesehatan keluarga

Frekuens

i
1.
2.
3.
4.
5.

Askes
JPS
SKTM
JAMKESMAS
Tidak ada
Total

2
1
5
8

d. Lansia
No

Jumlah lansia (keluarga binaan)

.
1.

e. Ibu hamil
No.

Jumlah Ibu hamil (keluarga

binaan)
1.

0 0

f. Ibu nifas
No.

Jumlah Ibu nifas (keluarga

binaan)
1.

g. Ibu menyusui
No

Jumlah Ibu Menyusui (keluarga

.
1.

binaan)
1 3,3%

h. Gangguan kejiwaan
No
.
1.

Jumlah Gangguan kejiwaan

(keluarga binaan)
0 0

25%
12,5%
62,5%
100%

i. Penggunaan KB
No

Jumlah Penggunaan KB

.
1.

(Keluarga binaan)
1

3,3%

4. Ekonomi
a. Penghasilan tiap bulan
No.

Penghasilan tiap bulan

Frekuens

i
1.
2.
3.

< 500.000
500.000 1.000.000
> 1.000.000
Total

2
2
4
8

25%
25%
62,5%
100%

b. Kepemilikan tabungan
No.

Kepemilikan tabungan

Frekuens

i
1.
2.

Iya
Tidak
Total

7
1
8

87,5%
12,5%
100%

Frekuens

c. Pengeluaran
No.
1.
2.
3.

Jumlah pengeluaran
< 500.000
5.00.000 1.000.000
>1.000.000
Total

i
1
2
5

12,5%
25%
62,5%
8
100%

B. Analisis Data
No
.
1.

Data Subjektif

Data Objektif

Lingkungan Fisik

1. Pembuangan sampah dengan

Lingkungan
kurang

yang

sehat

Desa

di

Masalah kesehatan
Resiko timbulnya

cara dibakar menyebabkan

penyakit asma

penyakit asma 62,5%

berhubungan dengan

bulung

kurangnya

cangkring, Jekulo

pengetahuan

Kudus

masyarakat dalam
memelihara
lingkungan yang
memenuhi syarat

2.

Lingkungan Fisik
Lingkungan
kurang
Desa

yang

sehat

di

Bulung

1. Air yang tidak dimasak


menyebabkan diare 32,5%

kesehatan.
Resiko timbulnya
penyakit diare
berhubungan dengan
kurangnya

Cangkring, Jekulo-

pengetahuan

Kudus

masyarakat dalam
memelihara
lingkungan yang

Risiko

ASMA
Risiko

timbulnya

penyakit

DIARE

timbulnya

penyakit
3
4
4
4

2
kesehatan

Jumlah Skor

Sumber daya manusia

Sumber daya peralatan

Sumber daya dana

Sumber daya waktu

Sumber daya tempat

Sesuai dengan program pemerintah

Kemungkinan untuk diatasi

Minat masyarakat

Kemungkinan untuk pendidikan

Besarnya risiko

Jumlah yang berisiko

Sesuai dengan peran perawat komunitas

memenuhi syarat

kesehatan.

C. PENAPISAN MASALAH
Kriteria penapisan

Ketersediaan sumber

3
3
4
3
3
3
3
4
41

31

D. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko timbulnya penyakit asma berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
a) Pembuangan sampah dibakar 62,5%
2. Resiko timbulnya penyakit diare berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
a)air untuk diminum tidak dimasak 62,5 %
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko timbulnya penyakit asma berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Resiko timbulnya penyakit diare berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
F. INTERVENSI
No.

Diagnosis

Tujuan

Sasaran

Strategi

Rencana Kegiatan

Keperawatan

Hari,

Tempat

Tanggal

Komunitas
1.

Resiko

Setelah

Warga desa

timbulnya

dilakukan

binaan

penyakit

tindakan

asma

keperawatan

berhubungan

diharapkan

dengan

warga

kurangnya

masyarakat

pengetahuan

desa Bulung

penanganan pada

masyarakat

cangkring

penyakit asma

dalam

dapat

memelihara

memelihara

lingkungan

kesehatan

yang

lingkungan.

memenuhi

KIE

Minggu,

Lingkun

bakti di lingkungan

12 Januari

gan

ps

mahasiswa

warga desa bulung

2014

RT.08

to

KKN di

cangkring

Lakukan kerja

RW.01

Desa
Bulung
cangkring-

Balai

desa

Berikan

bulung

penkes mengenai

Kudus

Ajarkan

inhalasi

manual pada penyakit


asma

cangkri
Rabu, 15

ng

Januari

pe

2014

an

syarat
2.

kesehatan.
Resiko

Setelah

Warga desa

timbulnya

dilakukan

binaan

penyakit

tindakan

diare

keperawatan

berhubungan

diharapkan

dengan

warga

kurangnya

masyarakat

pengetahuan

desa bulung

masyarakat

cangkring

dalam

dapat

memelihara

memelihara

lingkungan

kesehatan

yang

lingkungan

KIE

Minggu,

Lingkun

bakti di lingkungan

12 Januari

gan RT.

ps

mahasiswa

warga bulung

2014

02 RW

to

KKN di

cangkring

Lakukan kerja

01,

Desa

RT.04

Bulung

RW.01

cangkring-

Dan
RT.05
RW.01

kudus

Berikan

Rabu, 15

penkes mengenai

Januari

penanganan pada

2014

kasus diare

Balai
desa
Bulung
cangkri
ng

memenuhi
syarat
kesehatan
-

Ajarkan
masyarakat untuk
membuat oralit

pe

an

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No

Diagnosa

.
1

Hari,

Implementasi

Resiko

tanggal
Rabu,
15 Kerja bakti masal

timbulnya

Januari

Lingkungan RT.08

penyakit asma

2014

RW.01 Balai desa


bulung cangkring

berhubungan
dengan
-

Berikan penkes
mengenai

pengetahuan

penanganan pada

masyarakat

penyakit asma

dalam

dengan teknik

memelihara

Inhalasi Manual

lingkungan
-

yang

Mendemostrasi
kan cara inhalasi

memenuhi

manual

syarat
-

kesehatan.

Memberikan
penyuluhan obat
tradisional/herbal

Mengajarkan
ke masyarakat cara
pembuatan obat
tradisional/herbal

Resiko

Rabu,

timbulnya

Januari

15 Kerja bakti masal di


lingkungan RT. 02 RW

penyakit diare 2014

01, RT.04 RW.01

berhubungan

Dan RT.05 RW.01 di


desa bulung cangkring

dengan
kurangnya

Evaluasi struktur
a. Kegiatan

telah

direncanakan

seminggu

dilaksanakan

b. Kegiatan kerja bakti ini dikoordinatori oleh k


Evaluasi proses

kurangnya

2.

Evaluasi

Berikan

a. Kegiatan berlangsung dengan lancar

b. Kegiatan kerja bakti ini ikuti oleh warga de


RT.08 RW.01
Evaluasi hasil
a. Lingkungan tampak bersih dan rapi
Evaluasi struktur

a. Rencana penyuluhan telah dilakukan sem


dilaksanakan
b. Undangan penyuluhan disebarkan satu
dilaksanakan
Evaluasi proses
a. Peserta yang hadir sebanyak 25 peserta

b. 7.14% Peserta aktif bertanya terhadap materi

c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Bulu


Evaluasi hasil
a. Warga dapat memahami penyakit asma.
Evaluasi struktur
a. Kegiatan

telah

direncanakan

seminggu

dilaksanakan

Kegiatan kerja bakti ini dikoordinatori oleh ketua


RW.01 Dan RT.05 RW.01

b. Kegiatan berlangsung dengan lancar

pengetahuan

Penyuluhan

Kegiatan kerja bakti ini ikuti oleh warga desa bul

masyarakat

tentang

RW 01, RT.04 RW.01 Dan RT.05 RW.01

dalam

penyakit diare

Evaluasi hasil

memelihara

Ajarkan warga Lingkungan tampak bersih dan rapi


Evaluasi struktur

lingkungan

untuk

yang

membuat oralit

memenuhi

dan

berikan

syarat

obat

secara

kesehatan

herbal

pada

penderita diare

a. Rencana penyuluhan telah dilakukan sem


dilaksanakan
b. Undangan penyuluhan disebarkan satu
dilaksanakan
Evaluasi proses
a. Peserta yang hadir sebanyak 25 peserta

b. 7.14% Peserta aktif bertanya terhadap mate

c. Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Ng

d. Mengajarkan kepada warga tentang pembu


Evaluasi hasil
a. Warga dapat memahami penyakit diare

PELAKSANAAN ASKEP KELUARGA


N
O
1

DIAGNOSA
Resiko

timbulnya

IMPLEMENTASI

penyakit

berhubungan

dengan

pengetahuan

masyarakat

asma

kurangnya
dalam

Berikan penkes mengenai penanganan

pada penyakit asma dengan teknik

Inhalasi Manual

memelihara lingkungan yang memenuhi

Mendemostrasikan cara inhalasi manual

syarat kesehatan.

Memberikan penyuluhan obat

tradisional/herbal
-

Mengajarkan

ke

masyarakat

cara

Resiko timbulnya penyakit diare

berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan masyarakat dalam
memelihara

lingkungan

Melakukan

Penyuluhan

kesehatan status gizi


-

yang

Mendemonstrasikan
yang

memenuhi syarat kesehatan

Melakukan
pembuatan

obat

Penyuluhan

sederhana

Mendemonstrasikan
pembuatan obat herbal untuk
diare

untuk

dengan obat herbal


-

Gizi

penderita diare
-

s
8

d
Gizi

dibutuhkan

pembuatan obat tradisional/herbal


2.

BAB IV
PEMBAHASAN
Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan LingkunganIndonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisilingkungan yang mampu menopang keseimbanganekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas
hidup manusiayang sehat dan bahagia
B. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalamPasal 22 ayat (3)
UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana.
C. Pengaruh kesehatan lingkungan terhadap kesehatan keluarga
Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka
kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan
kenyamanan bagi penghuninya Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan
keluarga dari resiko terjadinya penyakit/gangguan saluran pernafassan.
D.

Masalah

kesehatan

yang

timbul

akibat

lingkungan

yang

tidak

sehat.

1. PENYAKIT ASMA
a. Pengertian
Penyakit Asma adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran
pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding
rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya
seseorang mengalami sesak nafas.

Asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat menyebabkan penderitanya


sulit bernapas, batuk-batuk, dan mengalami mengi ketika kambuh. Pada tiap orang,
tingkat keparahan penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya dapat dikendalikan
dengan baik.
b. Faktor Penyebab
Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit asma, namun hal
paling dominan adalah lingkungan.
Selain lingkungan, terdapat beberapa pemicu gejala asma, namun pemicu-pemicu
tersebut berbeda-beda bagi tiap penderita. Berikut ini beberapa pemicu asma :

Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya disebabkan oleh virus flu dan
demam.

Alergen, seperti bulu hewan, tungau debu, dan serbuk sari.

Alergi makanan tertentu yang disebut juga sebagai reaksi anafilaksis. Contohnya adalah
penderita asma yang alergi terhadap kacang-kacangan. Reaksi anafilaksis dapat memicu
serangan asma yang lebih buruk pada penderitanya.

Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung kualitas
udara yang buruk, cuaca lembab, dan perubahan suhu yang drastis.

Iritasi udara, seperti uap kimia, asap rokok, dan polusi udara.

Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang
digunakan sebagai pengawet makanan) seperti selai, udang, makanan olahan, makanan
setengah matang, minuman sari buah kemasan, dan beberapa wine tertentu yang hanya
memicu orang-orang yang rentan.

Olahraga (kadang-kadang gejala asma menjadi lebih buruk saat penderitanya melakukan
olah raga).

Kondisi dalam ruangan, seperti ruangan yang lembab atau berjamur, bahan lantai, bahan
kimia karpet, dan tungau debu.

Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non steroid (obat pereda sakit) seperti aspirin dan
ibuprofen. Sebagai catatan, aspirin sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di bawah
usia 16 tahun.

Faktor-faktor emosi seperti stres atau tertawa.


c. Tanda dan Gejala Penyakit Asma

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas


(exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak
semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma!

Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..

Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.
Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat
memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.
d. Cara Menghindari Serangan Asma
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah
menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri.
Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang
menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega
akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang
diberikan oleh dokter.
e. Berikut Beberapa Cara Mencegah Penyakit Asma :
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan
penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang
penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma
beserta komplikasinya. Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan
makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi
dan olahraga yang sesuai.
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang kotor merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit asma.
Sehingga kebersihan lingkungan misalnya rumah sangat penting diperhatikan.
Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
3. Menghindari Faktor Pencetus
Menghindari faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit asma merupakan
cara mudah yang dapat kita lakukan. Misalnaya menghindari alergen yang sering
menyebabkan asma seperti bulu hewan, tungau debu dan serbuk sari.

2. PENYAKIT DIARE
a. Penyakit diare dan penyebarannya
Diare biasanya disebabkan oleh makanan atau minuman yang tercemar
kuman yang berasal dari tinja. Anak kecil bisa mencret setelah disuapi makanan
dengan tangan yang kotor, atau setelah memasukkan barang yang kotor kedalam
mulutnya.Lintasan yang biasa dilalui kuman diare hingga mencapai manusia :
lewat jori (fingers), lalat/serangga (flies), ladang/kebun (fields), makanan (food)
atau langsung ke mulut.
b.

Penyebab diare
Kuman yang terdapat dalam tinja masuk kedalam mulut.Kuman kuman
tersebut dapat disebarkan melalui makanan dan oleh tangan atau benda yong
kotor. Contohnya, anak anak akan terserang penyakit diacre jika ibunya
memberinya makanan dengan tangan yang kotor atau kukunyo tidak dibersikan.

c. Bahaya dari penyakit diare


1) Diare mengakibatkan anak anak dan orang dewasa kehilangaon terlalu
banyak cairan tubuh dan pada akhirnya mengakibatkan kemation.
2) Diare jika bisa mengakibatkan masalah kekurangan gizi menjadi semakin
parah karena:
a) Gizi makanan terbuang dari dalam tubuh

b) Gizi dipakai untuk menyembuhkon jaringan yong rusak sehingga proses


pertumbuhan menjadi terhambat
c) Biasanya para Ibu tidak memberi makanan kalau anaknya sedang
menderita diare
d. Tanda tandanya seseorang menderita penyakit diare.
Jika seseorang sedang terkena diare maka tinjanya lebih cair dari biasanya
dan terkadang juga mengandung darah. Dalm waktu 24 jam seseorang paling
tidak tiga kali buang air
e. Penanganan Pertama seorang yang terkena diare
1) Penderita diberi minum yang banyak. Beri salah satu dari minuman berikut :
a) ASI
b) Oralit
c) Air bersih (telah dimasak)
d) Sari buah, teh encer, air kelapa
2) Minta bantuan tenaga medis, jika gejala tidak berkurang
f. Pencegahan agar orang tidak terjangkit diare
1) Tinja harus dibuang di tempat yang amon, terutama kotoran dari mereka
yang terkena gejala diare
2) Cuci tongon setelah buong air besar atau membersihkan tinjao, sebelum
makon, Menyuapi anak, atau menyiapkan makanan
3) Menjaga agar air minum terbebas dari kontaminasi bahan bahan tinja, baik
di rumah aaupun di sumbernya.

g. Pencegahan Penyebaran
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah berlangsungnny
penyebaran penyakit diare adalah dengen memasang penghambat pada lintasan
penyebaran kuman penyebabnya. Pencegahan don penyebaran yang paling baik
adalah kombinasi antara sarana dengan perilaku. Dibawah ini diberikan tiga
perilaku terpenting yang bisa menurunkon dengan cepat jumlah kasus kejangkitan
penyakit diare :
1) Pembuangan tinja di tempat yang aman, terutama yang berasal dari
penderita diare, baik penderita bayi, anak ataupun dewasa;
2) Cuci tangan setelah buang air besar, setelah membersihkan kotoran bayi,
sebelum makan, menyuapi atou menyiapkan makanan;
3) Menjaga agar air minum terbebas dari pencemaran, baik di rumah maoupun
dii sumbernya.

BAB V
PENUTUP
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia.

Penyakit Asma adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran
pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga
bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang
mengalami sesak nafas.
Asma merupakan penyakit jangka panjang yang dapat menyebabkan penderitanya sulit
bernapas, batuk-batuk, dan mengalami mengi ketika kambuh. Pada tiap orang, tingkat keparahan
penyakit ini berbeda-beda, dan umumnya dapat dikendalikan dengan baik.
Diare biasanya disebabkan oleh makanan atau minuman yang tercemar kuman yang
berasal dari tinja. Anak kecil bisa mencret setelah disuapi makanan dengan tangan yang kotor,
atau setelah memasukkan barang yang kotor kedalam mulutnya.Lintasan yang biasa dilalui
kuman diare hingga mencapai manusia : lewat jori (fingers), lalat/serangga (flies), ladang/kebun
(fields), makanan (food) atau langsung ke mulut.

You might also like