You are on page 1of 13

HAND OUT KE-1

MATA KULIAH
DOSEN PEMBINA
SMT/TINGKAT
MATERI

BIOLOGI KEPERAWATAN
DRS. H. ATOK MIFTACHUL HUDHA, M.Pd
I/I
PENGANTAR BIOLOGI

A. Pendahuluan
Kehidupan di planet bumi merupakan kehidupan yang unik dan penuh
misteri, karena di dalamnya terdapat berbagai macam organisme baik
mikroorganisme maupun makroorganisme yang saling kait-mengkait dalam
kehidupannya. Untuk dapat mempelajari kehidupan yang unik dan penuh misteri di
bumi ini manusia perlu bekal ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan yang
digunakan oleh manusia untuk mempelajari kehidupan berbagai makhluk hidup di
bumi ini adalah biologi.
Kata biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu bio yang berarti hidup dan
logos yang berarti ilmu, sehingga biologi berarti ilmu yang mempelajari kehidupan
atau ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Ruang lingkup makhluk hidup yang
dipelajari dalam biologi meliputi tumbuhan, hewan dan manusia.
Ruang lingkup dunia tumbuhan (flora) yang dipelajari mulai dari tumbuhan
tingkat rendah contoh, alga, jamur, lumut hingga tumbuhan tingkat tinggi, contoh
tumbuhan dikotil dan monokotil. Dalam dunia hewan (fauna) yang dipelajari
meliputi hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) dan hewan bertulang
belakang (vertebrata). Dalam lingkup hewan tak bertulang belakang (Avertebrata)
dipelajari mulai dari phylum Protozoa contoh: bakteri, virus, amoeba, phylum
Arthropoda contohnya, serangga (insekta) hingga phylum Echinodermata
contohnya bintang laut (Asteriodea). Dan pada hewan bertulang belakang
(Vertebrata) dipelajari mulai dari Super klas Pisces hingga klas mamalia (termasuk
manusia).
Mempelajari manusia memiliki keunikan yang jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan klas-klas hewan lainnya dalam vertebrata karena ruang
lingkup mempelajari manusia jauh lebih luas. Mempelajari manusia tidak hanya
cukup dengan mempelajari morfologi, anatomi dan fisiologi saja, tetapi kajian
tentang kesehatan manusia, genetika manusia dan lingkungan tempat hidupnya
menjadi penting untuk dipelajari.
B. Cabang-cabang Biologi
Biologi sebagai ilmu telah berkembang menjadi cabang-cabang ilmu biologi
yang berkembang luas mempengaruhi semua bentuk kehidupan manusia.
Cabang-cabang ilmu biologi yang telah berkembang sekarang ini dapat di lihat
pada tabel 1 di bawah:
Tabel 1 : Perkembangan Biologi Menjadi Cabang-cabang Ilmu Biologi
NO.
01.

CABANG ILMU
Bakteriologi

02.
03.

Virologi
Imunologi

RUANG LINGKUP YANG DIPELAJARI


Cabang ilmu bilogi yang mempelajari tentang
bakteri
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang virus
Cabang
ilmu
biologi
yang
mempelajari
pembentukan pertahanan atau kekebalan pada

04.

Embriologi

05.

Reproduksi

06.

Evolusi

07.

Anatomi

08.

Fisiologi

09.

Histologi

10.

Mikrobiologi

11.

Parasitologi

12.

Biologi sel

13.

Ekologi

14.

Biomedik

tubuh terhadap suatu penyakit


Cabang ilmu biologi yang mempelajari proses
pembuahan telur hingga perkembangannya
Cabang ilmu yang mempelajari proses pembuahan
telur
hingga
proses
perkembangbiakan
makhlukhidup
Cabang ilmu biologi yang mempelajari proses
perubahan makhluk hidup yang terjadi secara
lambat
Cabang ilmu biologi yang mempelajari susunan
tubuh (meliputi komposisi dan komponen tubuh).
Cabang ilmu biologi yang mempelajari fungsi
sistem tubuh (meliputi sistem integument dan
sensasi kulit, sistem musculoskeletal, sistem
persyarafan
dan
fungsi
integratif,
sistem
penginderaan,
sistem
endokrin,
sistem
kardiovaskuler, sistem limfatik dan imunisasi,
sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem
perkemihan, homeostasis cairan-elektrolit dan
asam basa hingga sistem reproduksi
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
jaringan tubuh
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
jasad renik (mikroorganisme)
Cabang ilmu biologi yang mempelajari hewanhewan yang bersifat parasit pada makhluk hidup
lain.
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
struktur dan fungsi organela dalam sel
Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ilmu biologi yang mempelajari kaitan antara
kehidupan manusia dengan masalah-masalah
kesehatan

C. Unsur dan Senyawa Kimiawi di Bumi


1. Senyawa-senyawa Pertama
Setelah bumi mengalami pendinginan dari proses terbentuknya beberapa
juta tahun yang lalu, terjadi senyawa-senyawa sederhana dari unsur-unsur yang
menyusun gas-gas di permukaannya, yaitu atom-atom hidrogen, oksigen, karbon
dan nitrogen. Unsur-unsur tersebut merupakan 95 persen bagian makhluk hidup.
Senyawa-senyawa yang diduga terjadi pertama kali pada saat bumi
mengalami proses pendinginan adalah: H2O, H2, NH3, CH3, CH4, CO2 DAN
HCN. Gas H2O kemudian turun ke bumi sebagai air dan menjadikan lautan yang
luas pada waktu itu karena mengisi semua bagian bumi yang berupa lembah,
sehingga terbentuklah danau yang pertama, lautan yang pertama, sungai yang
pertama.
Adanya air inilah menjadikan semua makhluk hidup yang ada dibumi sangat
bergantung kepadanya, sebab air merupakan pelarut yang paling baik dan satusatunya sumber hidrogen dan oksigen. Karena itu kemungkinan terjadinya

kehidupan dengan adanya air telah dipersiapkan pada saat itu. Dari terbentuknya
danau, sungai dan lautan yang pertama inilah kemudian terjadi proses penguapan
air ke udara dan mengalami kondensasi yang pada akhirnya terbentuk awan dan
menjadi hujan yang pertama (hujan purba). Dan sejak saat itulah maka terjadi
hujan secara periodik di muka bumi sebagai salah satu bentuk proses siklus air di
bumi.
2. Senyawa-senyawa yang Lebih Kompleks
Terbentuknya senyawa-senyawa yang lebih kompleks setelah terbentuknya
senyawa-senyawa pertama di atas terjadi karena bantuan energi matahari, sinar
ultra violet dan kilat yang berlangsung dalam proses reaksi yang panjang.
Misalnya, penyatuan senyawa CH4 dan H2O akan membentuk gula, gliserol
danasam-asam lemak. Penyatuan senyawa CH3, H2O dan NH4 akan terbentuk
asam-asam amino. Dari unsur CH3, HCN, H2O dan NH4 akan terbentuk purin dan
pirimidin, yaitu kelompok basa organik yang mengandung nitrogen, yang kemudian
berlanjut sehingga terbentuklah polimer dari persenyawaan-persenyawaan
tersebut, yaitu:
a. Adenosin Fosfat
Adenosin fosfat merupakan senyawa yang dapat menangkap energi dan juga
merupakan donor energi. Persenyawaan ini tersusun dari adenin dan ribosa yang
membentuk adenosin, kemudian dengan fosfat membentuk adenosin fosfat, dan
disebut juga adenosin monofosfat atau disingkat AMP. Jika mendapat tambahan
energi, persenyawaan ini dapat mengikat satu atau dua fosfat lagi dan membentuk
adenosin difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP). ATP merupakan rantai kimia
utama diantara aktivitas sel penghasil energi dan aktivitas sel yang membutuhkan
energi selain itu ATP dipergunakan untuk memberikan energi pada kontraksi otot,
karena itu juga ATP dapat diuraikan menjadi AMP dan pirofosfat.
b. Polisakarida dan Lemak
Polisakarida dan lemak merupakan bahan struktural penyusun tubuh
makhluk hidup. Kedua senyawa tersebut terbentuk karena aktivitas gula dan asam
lemak. Polimer dari gula akan membentuk polisakarida sedangkan gliserol dan
asam lemak akan membentuk lemak.
c. Protein
Polimer dari asam-asam amino akan membentuk protein, dan protein
merupakan senyawa yang berperan sebagai bagan pembangun atau penyusun
tubuh makhluk hidup (juga merupakan enzim-enzim).
d. Asam nukleat
Basa nitrogen, gula (pentosa) dan fosfat bersama-sama akan membentuk
nukleotida-nukleotida, kemudian nukleotida-nukleotida tersebut membentuk
polime3r berupa asam-asan nukleat. Asan nukleat dapat dianggap sebagai zat
yang masih merupakan rahasia kehidupan
D. Unsur Abiotik dan Unsur Biotik
Planet bumi yang kita diami sekarang ini merupakan salah satu planet yang
berada pada sistem tata surya kita yang disebut sistem tata surya Bimasakti
dengan matahari sebagai pusatnya (Heliocentris), sehingga semua planet dalam
sistem tata surya bimasakti itu beredar (berorbit) mengitari matahari.
Sebagai planet yang berada pada jarak terdekat urutan ke tiga dengan
matahari setelah planet Merkurius dan planet Venus, bumi di lengkapi oleh dua

unsur penyusun kelengkapan isi bumi yaitu unsur tak hidup (unsur abiotik)
contohnya: air, tanah, udara, batu, api serta unsur yang hidup (biotik) contohnya:
tumbuhan, hewan dan manusia).
Diantara ke empat unsur abiotik di atas beberapa dapat dipelajari
berdasarkan siklusnya dan beberapa unsur tidak dapat dipelajari siklusnya. Unsur
yang dapat dipelajari siklusnya antara lain: siklus air, siklus udara (contoh: unsur
oksigen dan karbon dioksida).
D. Materi dan Energi
1. Materi
Tumbuhan, tubuh hewan, tubuh manusia, bahkan gumpalan tanah, sebuah
batu sekalipun dan lainnya tersusun oleh suatu materi. Materi tersebut terdiri dari
unsur kimia dalam jumlah terbatas maupun lebih baik dalam kuantitas maupun
jenis, seperti O (oksigen), H (hidrogen), N (nitrogen), C (karbon, dan P (fosfor).
Huruf O, H, N, C dan P merupakan singkatan yang dipakai untuk menjelaskan
lambang unsur yang bersangkutan di dalam ilmu, dimana telah dikenal ada 89
unsur alamiah. Selain unsur alamiah juga terdapat unsur yang dibentuk di dalam
laboratorium, antara lain Californium (Cf), Einsteinium (Es), Fermium (Fm) dan
Lawrencium (Lw).
Unsur-unsur kimia yang telah kita kenal apabila melakukan kombinasi akan
membentuk molekul. Dan telah dikenal ada dua macam molekul, yaitu molekul
sederhana dan molekul kompleks.
a.
Contoh molekul sederhana, misalnya molekul gas oksigen terdiri atas dua
atom O (oksigen) dengan lambang O 2 dan molekul air terdiri atas dua atom H
(hidrogen) dan satu atom O (oksigen) air dilambangkan dengan H 2O.
b.
Contoh molekul kompleks, misalnya molekul gula tebu terdiri atas 12 atom
C (karbon), 22 atom H (hidrogen) dan 11 atom O (oksigen) sehingga rumus
molekulnya adalah C12H22O11.
Telah dikatakan bahwa tubuh kita tersusun atas materi-materi dan materi
penyusun tubuh kita, kita dapatkan dari makanan yang kita masukkan ke tubuh.
Materi dalam makanan itu berbentuk karbohidrat, lemak, protein dan lainnya.
Makanan yang masuk ke tubuh kita selain menyusun tubuh juga mengandung zat
yang diperlukan untuk mengatur proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, yaitu
yang disebut metabolisme. Zat-zat ini diantaranya adalah vitamin dan mineral
tertentu. Bersamaan dengan materi, dari makanan yang kita konsumsi tersebut
kita dapatkan pula energi.
Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke mata rantai makanan
yan glain. Jika makhluk hidup mati tidak berarti aliran materi terhenti, melainkan
makhluk yang mati menjadi makanan makhluk lain. Misalnya, bangkai seekor
hewan dimakan jasad renik (mikroorganisme) seperti bakteri dan jamur, dlaam
proses pembusukan (dekomposisi). Dalam proses ini sebagian bangkai telah
digunakan untuk menyusun tubuh jasad renik dan sebagian lagi terurai menjadi
gas, cairan, dan mineral dan salah satu gas yang terbentuk adalah CO 2. Gas CO2
tersebut kemudian digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Cairan
dan mineral sebagian masuk ke dalam tanah dan sebagian lain diserap oleh
tumbuhan. Tumbuhan dimakan oleh makhluk hidup herbivora (pemakan
tumbuhan) dan hewan herbivora dimakan oleh makhluk hidup pemakan daging
(karnivora) demikian seterusnya sehingga berulanglah pula rantai makanan
(proses makan memakan) seperti terlihat pada gambar 1.1 di bawah.
Pada gambar 1.1 di bawah dapat kita lihat bahwa aliran materi merupakan
daur yang tidak habis-habisnya. Materi mengalir dari tubuh makhluk hidup satu ke

tubuh makhluk hidup lain dan dari dunia hidup (biotik) ke dunia tak hidup (abiotik)
serta kembali lagi ke dunia hidup. Daur materi itu disebut dengan Daur
Biogeokimia, karena daur itu meliputi proses biologi, geologi dan kimia. Mata rantai
makhluk hidup dalam daur biogeokimia merupakan jaring-jaring kehidupan. Jaringjaring kehidupan itu tak terpisahkan dari unsur tak hidup dalam lingkungan dan
pada gambar 1.1 itu manusia adalah bagian dari jaring-jaring kehidupan.
dimakan
Tumbuhan
diperlukan

dimakan
Kambing

Manusia

Mengeluarkan
CO2

bernafas

H2O

Gambar 1.1 : Arus dan Daur Materi Tumbuhan-Hewan-dan Manusia


2. Energi
Energi diperlukan oleh makhluk hidup untuk melakukan kerja dan energi ini
diperoleh dari berbagai sumber makanan yang dikonsumsi oleh makhluk hidup.
Energi tidak dapat kita lihat, tetapi yang dapat kita lihat adalah efek dari energi
tersebut. Contohnya, ketika kita berenang tubuh kita bergerak dipermukaan air
agar kita tidak tenggelam, gerakan memindahkan air agar tidak tenggelam tersebut
merupakan aktivitas yang memerlukan energi, gerak diatas air itulah yang kita
maksud dengan efek tersebut. Demikian juga jika kita mengamati bensin di
dalamnya mengandung energi, tetapi energi itu tidak nampak. Adanya energi
dalam bensin itu baru dapat kita lihat sewaktu bensi dibakar dalam mesin motor
dan mesin motor itu menggerakkan kendaraan.
Jenis energi yang digunakan oleh manusia ada tiga jenis, yaitu:
1. Energi yang berasal dari matahari.
2. Energi panas bumi.
3. Energi nuklir yang berasal dari reaksiu nuklir di dalam reaktor atom.
Dari ketiga jenis energi di atas energi matahari yang paling banyak digunakan oleh
manusia melalui pengkonsumsian tumbuhan, karena energi matahari ini hanya
dapat tertambat di dalam tumbuhan melalui proses fotosinthesis.
3. Energi Basal Metabolisma
a. Pengertian
Energi basal metabolisma adalah energi minimal yang digunakan untuk
menjalankan proses kerja tubuh atau dapat pula dikatakan energi minimal yang
diperlukan untuk mempertahankan proses-proses hidup yang utama. Apabila
energi basal dinyatakan per satuan berat badan atau per satuan permukaan badan
disebut Nilai Dasar Metabolik (Basal Metabolic Rate=BMR).
Proses kerja tubuh merupakan proses hidup utama atau yang pokok yaitu
berupa kegiatan atau pekerjaan yang terus menerus dari organ-organ dalam
tubuh, aktif menjalankan proses hidup bersamaan dengan gerakan sel-sel dan
jaringan-jaringan dalam tubuh. Dalam hal ini tenaga atau energi yang minimal itu
ternyata sebagian digunakan organ-organ tubuh untuk melangsungkan gerakan
kegiatannya, seperti gerakan denyut jantung yang teratur dan terus menerus,

gerakan mengembangkempiskan paru-paru, gerakan peristaltik makanan dalam


usus, aktivitas memfungsikan hati, ginjal dan kelenjar-kelenjar sebagaimana
mestinya, dan juga aktivitas otak ketika digunakan untuk berfikir dan lainnya.
Bagian energi lainnya yang lebih besar digunakan untuk melakukan proses
oksidasi dalam jaringan guna mempertahankan tonus otot.
Aktivitas utama dari tubuh seperti yang digambarkan secara singkat di atas
ini secara garis besar dapat digambarkan, bahwa ada empat proses hidup utama
dimana proses itu memerlukan energi minimal guna melakukan kerjanya, yaitu:
1) Energi untuk mempertahankan tonus otot.
2) Energi untuk menggerakkan sistem sirkulasi.
3) Energi untuk mengaktifkan sistem pernafasan, dan
4) Energi untuk memfungsikan kelenjar-kelenjar serta aktivitas selular.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Energi Basal Metabolisma
Energi basal metabolisma atau energi minimal yang diperlukan untuk
mempertahankan proses-proses hidup utama yang pokok dalam aktivitasnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Adanya jaringan aktif di dalam tubuh;
2) Besar dan luas bidang permukaan tubuh;
3) Komposisi tubuh;
4) Jenis kelamin;
5) Usia:
6) Sekresi hormon;
7) Tonus pada waktu tidur;
8) Tonus otot;
9) Kondisi emosi dan mental;
10) Gerakan tubuh yang berat;
11) Kehamilan; dan
12) Kondisi tubuh yang tidak sehat.
C. Pengukuran dan Penghitungan energi Basal Metabolisme
(lihat di foto copy kepustakaan terlampir)

HAND OUT KE-2


MATA KULIAH
DOSEN PEMBINA
SMT/TINGKAT
MATERI

BIOLOGI KEPERAWATAN
DRS. H. ATOK MIFTACHUL HUDHA, M.Pd
I/I
ANDROLOGI

1. Pendahuluan
Andrologi berasal dari bahasa Yunani (Andros: pria; Logos: ilmu) dan dari
asal katanya ini andrologi dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan
dan kedokteran yang berhubungan dengan fungsi reproduksi pria dalam keadaan
fisiologis dan patologis. Andrologi juga didefinisikan sebagai suatu ilmu yang
memperlajari masalah-masalah pada pria dan penyakit-penyakit yang
menyertainya. Dan dalam kamus medis andrologi diistilahkan sebagai ilmu tentang
kemandulan dan kejantanan. Dalam perkembangannya andrologi menyelidiki
masalah-masalah kesehatan reproduksi pria.
World Health Organization (WHO) yang merupakan organisasi kesehatan
dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelaskan, bahwa
ruang lingkup andrologi cukup luas meliputi masalah: 1) Infertilitas; 2)
hipogonadismus; 3) kontrasepsi pria; 4) gangguan fungsi ereksi; dan 5) pria usia
lanjut.
Dewasa ini pembahasan andrologi khususnya dalam bidang kedokteran
semakin meningkat dalam tinjauan yang semakin meluas, karena hampir semua
aspek kedokteran berinteraksi dengan andrologi. Kasus ketidaksuburan
(infertilitas) yang semakin banyak dibicarakan dikalangan masyarakat semakin
mendapat perhatian para androlog. Hal ini sangat berdasar, sebab kasus
ketidaksuburan (infertilitas) yang semakin terbuka di masyarakat itu banyak
disebabkan oleh gangguan dari pihak pria dengan prosentasi yang cukup besar,
yaitu berkisar antara 40-50 persen dan bahkan mencapai 60 persen.
Masalah yang tidak mudah dipecahkan dan cukup kompleks adalah upaya
penanganan infertilitas pada pria, karena penanganan masalah ini menyangkut
keterkaitan antara pasangan suami-isteri. Penanganan infertilitas pada pria tidak
cukup hanya dengan melihat hasil analisis semen pria saja melainkan harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pria tersebut dan mencari hal yang
menjadi penyebab gangguan infertilitas pada pria tersebut.
Kegunaan pemeriksaan semen pria dengan melalui uji laboratorium adalah
bertujuan untuk melihat dan menilai tingkat kesuburan pria. Dengan hasil
pemeriksaan ini dapat diketahui apakah pria tersebut tergolong pria dengan
tingkat kesuburan rendah atau pria dengan tingkat kesuburan tinggi. Apabila hal ini
sudah diketahui dan hsil yang diperoleh misalnya termasuk kategori tingkat
kesuburan tinggi tetapi dalam batas waktu yang sebenarnya sudah memiliki
keturunan tetapi belum memiliki keturunan, maka hasil uji semen tadi masih perlu
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan pada pria tersebut, baik dengan pendekatan
psikologi maupun pendekatan medis lainnya.
Penanggulangan infertilitas dengan pendekatan medis lainnya adalah
dengan dilakukannya pengobatan medik pada pria yang dianggap infertile.
Pengobatan pria infertile ini dapat dibagi menjadi preventif, spesifik, semi spesifik
atau non-spesifik.

2. Berbagai Faktor Penyebab Ketidaksuburan (Infertilitas) Pria


Sebagian besar perhatian ketidaksuburan (Infertilitas) pada pria selalu
terarah kepada hal yang berkaitan dengan sperma, baik kualitas sperma, kuantitas
sperma maupun masalah penghantaran sperma untuk dapat sampai ke dalam
saluran reproduksi wanita.
Berbagai penyebab munculnya gangguan ketidaksuburan pada pria yang
berkaitan erat dengan masalah sperma diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses Penghantar Sperma
Untuk dapat terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel sperma dan sel
telur, maka harus terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel telur (ovum)
tersebut dalam organ reproduksi wanita. Namun dalam kasus ketidaksuburan
(infertilitas) pada pria dapat dijumpai adanya gangguan proses penghantaran
sperma untuk dapat sampai kesaluran reproduksi wanita guna membuahi sel telur.
Jika hal ini terjadi, maka dapat dipastikan tidak akan pernah terjadi pembuahan sel
telur oleh sel sperma, dan ini berarti tidak akan pernah terjadi calon individu baru
bagi individu tersebut.
Keadaan dimana sel sperma tidak dapat membuahi sel telur (ovum) seperti
yang digambarkan pada alinea di atas dapat terjadi akibat adanya gangguan
pengisian penghantaran sel sperma. Gangguan dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
1)
Gangguan pengisian semen dan sperma artinya tidak sampainya semen
dan sperma ke saluran reproduksi wanita.
2)
Retrogade ejaculation, artinya ....
3)
Adanya sumbatan pada aliran sperma.
b. Varikokel
Varikokel merupakan kaadaan dimana vena di daerah skrotum mengalami
pelebaran karena terganggunya aliran darah pada pembuluh darah di tempat
tersebut. Akibatnya darah terkumpul di daerah skrotum dan dapat mengakibatkan
aliran oksigen untuk sperma terganggu. Akibat dari aliran oksigen untuk sperma
terganggu, maka akan mengakibatkan sperma mengalami hipoksis (kekurangan
oksigen) dan menjadikan kualitas sperma menurun.
Biasanya tidak ada gejala yang menyertai varikokel, namun pada beberapa
pria dapat ditemukan rasa berat pada daerah skrotum yang mengalami varikokel
dan pada pemeriksaan fisik dijumpainya massa sebagai sekantong cacing ketika
dilakukan perabaan. Massa ini timbul pada posisi tegak, tetapi kemudian dapat
mengosongkan sisi skrotum yang mengalami varikokel dan tidak teraba pada
posisi berbaring. Upaya medis melalui pembedahan dapat memperbaiki varikokel
ini dan dampaknya akan dapat memperbaiki kualitas sperma.
c. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah istilah yang menerangkan pada kondisi seorang pria
yang mengalami kelainan atau kegagalan satu atau kedua testisnya tidak dapat
turun ke dalam skrotum, sehingga tetap bertahan di dalam rongga abdomen
(perut). Keadaan seperti ini akan terjadi jika terstosteron tidak memberikan
pengaruhnya terhadap keberadaan testis tersebut. Pada keadaan normal testis
akan turun ke dalam skrotum di bawah pengaruh testosteron pada masa gestasi
(masa kehamilan) sekitar 32 minggu. Pada masa ini kondisi janin memiliki panjang
kira-kira 36 cm dan masuk pada usia kehamilan 8 bulan.

d. Kelainan Pada Semen


Semen merupakan cairan yang berfungsi sebagai media kehidupan sperma
saat akan keluar dari dalam organ reproduksi pria. Cairan ini memiliki pH 7,19 dan
terdiri dari sekret yang berasal dari prostat (fraksi awal), dari epididimis dengan
spermatozoa (fraksi utama), dan dari vesikula seminalis (fraksi akhir). Volume
ejakulat sehabis masa tunggu selama 5 hari adalah kira-kira 5 ml, dengan
kandungan spermatozoa kira-kira 40 juta/ml dan dari jumlah ini kira-kira 30%
spermatozoa tidak bergerak (normospermi).
Kelainan semen dapat terjadi dan hal ini sebagian besar karena faktor infeksi
pada semen. Infeksi pada semen berasal dari mikroba yang menjadikan semen
sebagai media tumbuh dan berkembang. Pada kasus penderita Siphilis, Raja
Singa misalnya, kecenderungan infeksi semen sangat tinggi, sehingga apabila
terjadi perpindahan semen yang di dalamnya terdapat sel sperma, maka infeksi
pada sperma juga akan terjadi. Apabila dengan sperma yang terinfeksi ini terjadi
pembuahan, maka individu baru yang akan dihasilkan akan mengalami kecacatan.
Lalu bagaimana cara yang bisa dilakukan jika terdapat semen yang
mengalami infeksi? Usaha yang dilakukan untuk mengatasi semen yang
mengalami kelainan demikian ini agar masih bisa terjadi pembuahan dengan baik,
bersih dan aman, maka dilakukan teknik pendekatan dengan cara meletakkan
sperma langsung ke dalam uterus dengan menggunakan kateter.
e. Faktor Imunologi
Sistem kekebalan pada tubuh manusia terhadap suatu penyakit dapat
mengalami degradasi (penurunan) jika kekebalan pada tubuh manusia menurun.
Sebagai contoh, jika musim hujan datang pada umumnya banyak orang terserang
influenza yang disebabkan oleh virus, namun jika seseorang tersebut dalam
lingkungan yang banyak penderita influenza memiliki kekebalan (imun) tubuhnya
yang baik, maka rendah kecenderungan pada orang tersebut untuk mudah tertular
penyakit influenza orang lain.
Demikian juga halnya pada kasus lain yang menyangkut faktor kekebalan
pada seorang pria. Jika ada seorang pria yang memiliki kelainan dalam sistem
kekebalannya berupa terbentuknya antibody yang dapat mengganggu spermanya,
maka besar kemungkinan sperma yang dimilikinya itu tidak berhasil membuahai
sel telur (ovum). Penyebab kejadian ini umumnya adalah trauma, infeksi pada
testis, varikokel yang meluas, maupun pembedahan pada testis. Untuk mengatasi
problem demikian ini maka salah satu tindakan yang dilakukan berupa tindakan
ICSI, yaitu penyuntikan sperma langsung ke dalam sel telur (ovum).
f. Kegagalan Testis Menghasilkan Sperma
Testis (buah zakar) merupakan salah satu alat kelamin dalam pria yang akan
turun ke skrotum pada akhir perkembangan janin (usia 32 minggu) di bawah
panduan gubernakulum testis. Hal ini terjadi karena testis menghindari suhu
intraabdominal yang 2-5 derajat Celcius lebih tinggi dibandingkan suhu skrotum.
Suhu yang lebih tinggi ini berdampak pada terganggunya pembentukan sperma
yang fertil.
Kasus gaglnya testis menghasilkan sperma terjadi kerena epitel seminiferus
(yang merupakan tempat memproduksi sperma) mengalami gangguan dalam
fungsinya. Penyebabnya antara lain:
1) Abnormalitas genetik.
2) Faktor kerja hormonal
3) Varikokel.

g. Gangguan Hormonal
Gangguan kesuburan pada pria juga bisa diakibatkan faktor hormonal akibat
penggunaan beberapa hormon yang sengaja di konsumsi untuk tujuan tertentu.
Contohnya: Penggunaan hormon steroid pada pria yang digunakan dengan tujuan
memperbaiki bentuk tubuh (body building) baik secara oral maupun suntikan
berdampak terhadap tingkat kesuburan pria.
h. Infeksi
Infeksi pada organ genetalia pria dapat terjadi karena beberapa faktor, antara
lain:
1) Transmisi kelamin atau penggunaan alat-alat (kateterisasi, pembedahan).
2) Kontak seksual dengan lawan jenis yang terinfeksi penyakit menular seksual
(PMS)
Adapun macam-macam infeksi yang terjadi pada organ genetalia pria dapat
disebutkan, yaitu:
a) Balanitis dan Balanopsitis
Balanitis adalah peradangan pada glans penis sedangkan balanopsitis
adalah peradangan pada kepala zakar (plans) dan kulup (prepusium) pada pria
yang tidak disirkumsisi. Adanya peradangan ini dapat disebabkan oleh banyak
faktor, yaitu:
(1) Gonore
(2) Trikoniasis
(3) Siphilis
(4) Candida albicans
(5) Tinea atau organisme kolifirm
(6) Komplikasi kontak akibat pemakaian kondom atau jeli kontrasepsi yang tidak
cocok
(7) Kurangnya kebersihan pada daerah genetalia pria.
b) Uretritis (Radang Uretra)
Uretritis atau peradangan uretra dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan
merupakan sindrom yang sering terjadi pada pria. Organisme yang paling sering
menyebabkan retritis ini adalah Clamydiatrachomatis, Ureplasma urealyticum,
Trichomonas vaginalis, atau herpes simpleks. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang
klasik adalah sekret uretra, peradangan meatus, rasa terbakar, gatal, kebelet atau
sering berkemih.
Infeksi seperti ini yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan pria,
karena infeksi terjadi pada saluran reproduksi pria, sehingga bakteri atau jamur
yang berifat patogen masuk ke dalam saluran reproduksi. Bakteri maupun jamur
yang berdifat patogen tersebut dapat ditularkan melalui kontak seksual dengan
penderita penyakit menular seksual (PSM). Akibat infeksi pada saluran reproduksi
pria, maka dapat berakibat terjadinya perlekatan dinding-dinding saluran
reproduksi pria yang terinfeksi yang pada akhirnya akan membentuk sumbatan
pada saluran reproduksi pria.
Salah satu reaksi tubuh akibat adanya infeksi adalah terbentuknya sel darah
putih (leukosit). Jumlah leukosit bervariasi pada waktu-waktu yang berbeda
sepanjang hari. Suatu peningkatan jumlah leukosit lebih dari 10.000/mm kubik
(leukositosis) adalah patologis pada orang dewasa, misalnya pada inflamasi atau
pertumbuhan tumor; penurunan di bawah 2000/mm kubik (leukopenia,

agranulositosis) juga patologis yang diakibatkan oleh misalnya kerusakan sistem


eritopoesis.
Terbentuknya sel darah putih (leukosit) yang berfungsi membunuh kumankuman atau bakteri di dalam saluran reproduksi pria ini dapat memberikan efek
negatif bagi membran pada sperma dan membuat sperma tersebut menjadi
kurang aktif.
c) Prostatitis (Radang Prostat)
Prostatistis atau Radang Prostat dapat bersifat akut (mendadak atau
peristiwa yang singkat dan berat) maupun kronik (menahun atau berlangsung
lama), dan penyebabnya dapat berupa bakterial maupun non bakterial.
Prostatitis bakterial seringkali disebabkan oleh Escherechia coli dan kadangkadang oleh Enterokokus. Infeksi ini dapat terjadi karena pergerakan organisme
baik ke atas melalaui uretra, refluks kemih dari kandung kemih yang terinfeksi
maupun penyebaran langsung melalui aliran limfe atau darah.
Jika yang terjadi adalah prostatitis akut, maka gejala yang muncul adalah
demam, menggigil nyeri pada pingang bawah, nyeri preineum, disuria dan spasma
uretra. Dan
menuju kesembuhan, namun demikian jika terapi denan obatobatan tidak berhasil maka dilakukan prostatektomi transuretral.
Prostatik kronik adalah sebab utama infeksi saluran kemih yang sering
kambuh pada pria. Gejala-gejalanya adalah kencing yang nyeri atau susah
kencing (disuria), sering kebelet berkemih, dan noturia. Dengan diikutri nyeri yang
dapat terjadi di punggung bawah, daerah perineum, penis, skrotum dan
suorapubik.
Pada prostatitis non bakterial menimbulkan gejala-gejala yang sama dengan
prsotatitis kronik, tetapi ada infeksi saluran kemih dan tidak diketemukan
organisme penyebabnya, kadang-kadang orang yang bersangkuta akan
menemukan benang-benang mukus di dalam kemihnya.
d) Epididimitis (Radang Epididimis) dan Orkitis (Radang Testis)
Epididimitis merupakan infeksi yang sering terjadi pada organ genetalia
saluran reproduksi pria. Infeksi ini disebabkan oleh mikroorganisme antara lain
Escheria coli, Bakteri Streptokokus, Bakteri Stafilokokus, Gonore atau Chlamydia.
Mikroorganisme penyebab ini menyebar dari kasus uretritis atau prostatitis yang
memang sudah ada sebelumnya.
Untuk dapat mengobati radang epididimis (epididimitis) diberikan antibiotika
dan tergantung dari sentivitas organisme yang teridentifikasi. Terapi simphtomatik
penyokong adalah tirah baring, penyangga skrotum, kantong es dan analgesik.
Pada kasus peradangan kronik sekunder dari uretritis, prostatitis atau pemakaian
kateter vasektomi dapat dipertimbangkan untuk menghindari penyebaran
organisme tersebut lebih lanjut. Radang testis (orkitis) jika terjadi bersama dengan
epididimistis akan menjadi epididimatorkits dan merupakan komplikasi yang serius
dari epididimistis

Tugas membuat makalah:


1. Sebagai tugas kelompok.
2. Dikumpulkn sebelum UTS
N0

Kelompok
Topik
1
Bakteri, isi materi bahasan:
a. Pengertian bakteri dan bakteriologi (Tulis sumber Pustaka)
Contoh: Bakteri adalah ............................ (Syamsuri, 2006)
Bakteriologi adalah .................................. (Syamsuri, 2006)
b. Jenis-jenis penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri yang
menyerang manusia dan
pengobatan yang diterapkan
sampai saat ini (Tulis sumber pustaka yang digunakan)
c. Cara bakteri berkembang biak dan upaya manusia untuk
menghambat perkembangbiakannya (Tulis sumber Pustaka
yang digunakan)
2
Virus, isi materi bahasan:
a. Pengertian virus dan virologi (Tulis sumber Pustaka)
Contoh: Virus adalah ............................ (Syamsuri, 2006)
Virologi adalah .................................. (Syamsuri, 2006)
b. Jenis-jenis penyakit yang ditimbulkan oleh virus yang
menyerang manusia
dan
pengobatan yang diterapkan
sampai saat ini (Tulis sumber pustaka yang digunakan)
c. Cara virus berkembang biak dan upaya manusia untuk
menghambat perkembangbiakannya (Tulis sumber Pustaka
yang digunakan)
2
Imun, isi materi bahasan:
a. Imun dan imunologi (Tulis sumber Pustaka)
Contoh: Imun adalah ............................ (Syamsuri, 2006)
Imunologi adalah .................................. (Syamsuri, 2006)
b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjaganya imun tubuh dan
faktor-faktor yang menyebabkan turun/hilangnya imun tubuh
c. Jenis-jenis penyakit yang ditimbulkan akibat rendahnya imun
tubuh dan pengobatan yang diterapkan sampai saat ini
dengan jenis-jenis penyakit yang diuraikan (Tulis sumber
pustaka yang digunakan)
3
Energi Basal Metabolisme, isi materi bahasan:
a. Pengertian Energi Basal Metabolisme (Tulis sumber
pustakanya).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi energi basal metabolisme
dan uraian masing-masing faktor (Tulis sumber pustakanya)
c. Pengukuran dan Penghitungan energi Basal Metabolisme
(Tulis sumber pustakanya)
4

Andrologi, isi materi bahasan:


a. Pengertian Androgen dan andrologi (Tulis sumber Pustaka)
Contoh: Androgen adalah ............................ (Syamsuri, 2006)
Andrologi adalah .................................. (Syamsuri, 2006)
b. Ruang lingkup andrologi menurut WHO
c. Jenis-jenis penyakit dalam ruang lingkup andrologi dan
pengobatan yang diterapkan sampai saat ini (Tulis sumber
pustaka yang digunakan)

d. Gambar-gambar kasus yang berkaitan dengan andrologi


(Tulis sumber Pustaka yang digunakan)
5

8
9
10

1. Kelompok 1

Biologi Sel, isi materi bahasan:


a. Pengertian Biologi Sel (Tulis sumber pustaka yang digunakan
b. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan dilengkapi dengan
gambar (Tulis sumber pustaka yang digunakan)
c. Macam-macam organela sel dan fungsinya (Tulis sumber
pustaka yang digunakan)
d. Macam-macam pengertian gangguan pada sel (Tulis sumber
pustakanya)
e. Mekanisme reaksi obat/kerja obat di dalam sel (Tulis sumber
pustakanya)
Genetika, isi materi bahasan:
a. Pengertian genetika (Tulis sumber pustakanya)
b. Peran genetika dalam bidang kemanusiaan (Tulis sumber
pustakanya)
c. Berbagai macam kelainan genetis pada manusia dan
penangannya (Tulis sumber pustakanya)
Kromosom manusia dan Simbol silsilah keluarga isi materi
bahasan:
a. Pengertian kromosom
b. Rumus kromosom manusia
c. Kelainan kromosom manusia dan dampak/akibat yang
ditimbulkannya (Tulis sumber pustakanya)
d. Simbol-simbol dalam silsilah keluarga (Tulis sumber
pustakanya)
e. Manfaat dan kegunaan simbol silsilah keluarga dalam
kehidupan manusia (Tulis sumber pustakanya)

You might also like