Professional Documents
Culture Documents
Teknologi Fermentasi
Fermentasi Asinan Timun (Acar Timun)
Nama
: Bayu Ardiansyah
NIM
: J1A114002
Kelas
: THP V B (Genap)
1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern. Umumnya
bahan makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan
karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat
oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi,
kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh
proses fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap,
tauco, dan lain-lain (Agus, 2011).
Pada awalnya fermentasi diartikan sebagai pemecahan gula menjadi alkohol
dan CO2. Kemudian pengertian tersebut berkembang sehingga pemecahan laktosa
menjadi asam laktat oleh Streptococcus lactis dalam suasana anaerobik (kurang
oksigen) juga diartikan sebagai fermentasi. Pada saat ini fermentasi secara
mudahnya dapat diartikan sebagai suatu proses pengolahan pangan dengan
menggunakan jasa mikroorganisme untuk menghasilkan sifat-sifat produk sesuai
yang diharapkan. Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme
penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Berdasarkan penambahan
starter (kultur mikroorganisme), fermentasi dibedakan atas dua jenis, yakni
fermentasi spontan dan fermentasi tidak spontan (Crab, 2012) :
a. Fermentasi spontan adalah fermentasi yang berjalan alami, tanpa penambahan
starter, misalnya fermentasi sayuran (acar/ pikel, sauerkraut dari irisan kubis),
terasi, dan lain-lain.
b. Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang berlangsung dengan
penambahan starter/ragi, misalnya tempe, yoghurt, roti, dan lain-lain.
Fermentasi ditujukan untuk memperbanyak jumlah mikroorganisme dan
menggiatkan metabolismenya dalam makanan. Jenis mikroorganisme yang
digunakan terbatas dan disesuaikan dengan produk akhir yang dikehendaki. Zat
gizi lain juga dipecah menghasilkan CO2 dan lain-lain. Hasil fermentasi
tergantung pada jenis bahan pangan (substrat), jenis mikroorganisme, dan
lingkungan (Crab, 2012).
2. Fermentasi Sayuran
Hampir semua jenis sayuran dan buah-buahan yang bersifat sayuran bisa
difermentasi, asal cukup mengandung gula dan zat gizi lainnya untuk
pertumbuhan bakteri asam laktat. Yang memulai fermentasi adalah Lactobacillus
mesenteroides dan diakhiri oleh berbagai jenis Lactobacillus. Faktor-faktor
lingkungan yang perlu diperhatikan adalah (Crab, 2012) :
1. anaerobik,
2. cukup kadar garam,
3. suhu, dan
4. tersedia bakteri asam laktat.
Fermentasi asinan sayur bertujuan untuk mengawetkan
makanan
sehingga
memperpanjang
umur
simpan
bahan.
melakukan
fermentasi
asinan
sayur
yang
perlu
Pada saat cairan bahan keluar dari bahan, garam akan diserap oleh bahan
sehingga bahan menjadi kukuh dan renyah. Akibat dari peristiwa ini
konsentrasi garam dalam larutan akan turun. Hal ini akan memungkinkan
pertumbuhan mikroba pembusuk. Untuk mempertahankan konsentrasi garam
dalam larutan, perlu ditambahkan garam kristal sebanyak 9 % dari berat bahan.
Pada konsentrasi ini cukup untuk mengeluarkan cairan bahan tanpa mengubah
konsentrasi garam secara berarti.
Teknik penggaraman pada fermentasi asinan sayur ada dua cara yaitu
(Taylor, 2012) :
1. Dry salting : yaitu penggaraman dengan menggunakan garam kristal
sebanyak 50 gram per kg bahan.
2. Brine salting : yaitu penggaraman dengan merendam dalam larutan garam
kosentrasi 20 40 Sal atau antara 5,3 10,5 %.
c) Fermentasi
Berdasarkan lama perendaman dalam larutan garam , dikenal dua macam
fermentasi asinan sayur ( Bennion dan Hughes , 1975 ) yaitu (Taylor, 2012) :
1. Brine pickle : dengan dilarutkan dalam larutan garam selama beberapa
minggu
2. Fresh pack pickle ( unfermented pickle ) : dengan direndam dalam larutan
garam selama beberapa jam sampai semalam.
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan perubahan fisikawi ,
biokimiawi , maupun mikrobiawi yang akan berpengaruh terhadap mutu yang
dihasilkan. Perubahan perubahan ini dapat dilihat dari perubahan warna ,
flavor , tekstur , keasaman yang dihasilkan.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan asinan sayur
adalah (Taylor, 2012) :
1. Bahan dasar
2. Garam
3. Air
Air yang digunakan sebaiknya mempunyai kesadahan rendah. Air
yang mengandung zat besi dapat menyebabkan hasil menjadi hitam.
4. Suhu
Suhu berpengaruh pada aktivitas enzim selama fermentasi. Pada
suhu yang rendah enzim tidak aktif , sedangkan pada suhu yang tinggi
5. Oksigen
Pada kondisi aerob , mendorong pertumbuhan khamir dan jamur
yang
tidak
dikehendaki
dalam
proses
fermentasi
karena
dapat
4. Pengertian Acar
Asinan atau acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam
laktat (Lactobacillus bulgaricus) yang memberi rasa masam dan
sedikit asin pada bahan-bahan seperti kubis, mentimun, dan
lobak. Pada umumnya, pembuatan acar dilakukan secara terbuka
sehingga memungkinkan bakteri aerob mengubah rasa menjadi
masam (Mastugino, 2013).
Acar
adalah
difermentasikan.
sajian
Biasanya
berbahan
sayuran
dasar
yang
sayur
yang
digunakan
untuk
cabe rawit.
Rebus sampai semuanya berubah warna.
Kemudian angkat dan tiriskan sampai dingin.
Selanjutnya, rebus semua bumbu pada bahan perendam sampai mendidih.
Setelah itu angkat dan dinginkan. Selanjutnya, masukkan campuran
mentimun, bawang merah dan putih serta cabe yang telah di rebus ke dalam
6. Manfaat Acar
Acar yang merupakan pelengkap dari makanan ini memiliki manfaat yang
terkandung di dalamnya. Hasil fermentasi dari timun, wortel, bawang merah, dan
cabai rawit ini memiliki efek yang baik untuk tubuh kita asalkan jangan
dikonsumsi
terlalu
sering
karena
dapat
membahayakan
pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
guna
bagi Masyarakat.
Memenuhi
Gizi
Diakses
Seimbang
pada
Caesarra. 2015. Acar. Diakses pada : http://www.kerjanya.net/faq/18516acar.html. Diakses pada 16 November 2016
Crab.
2012.
Pengelolaan
Pangan
dan
Fermentasi.
Diakses
pada
http://mastugino.blogspot.co.id/2013/11/pemanfaatan-
2012.
Fermentasi
Sayur.
Diakses
http://bethpanjaitan.blogspot.co.id/2012/12/fermentasi.html.
pada 16 November 2016
pada
Diakses