You are on page 1of 7

IDENTIFIKASI CURCUMIN DARI SAMPEL JAMU ARISA, KAPSUL EKSTRAK

MAAG DAN
JAMU WAYANG RAHMA DENGAN HIGH PEFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY (HPLC)

LAPORAN RESMI PROGRAM INTERNSHIP

Nama

: Mustakim Masnur

NIM

: V100160010

Periode

: 2015

Lokasi Internship
UMS.

: Laboratorium Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi

MAGISTER FARMASI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

A. Latar Belakang
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk

pengobatan

berdasarkan

pengalaman.

Sesuai

denganperaturan

perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan


bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau
psikotropika dan hewan atau tumbuhan yang dilindungi (BPOM RI, 2006).
Penelitian lebih lanjut terkait analisis kadar kandungan dalam produk
jamu dianggap perlu dilakukan untuk menjamin keamanan jamu yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu
dengan

menggunakan

beberapa

instrumen

seperti

HPLC,

GC-MS,

Spektrofotometri UV-Vis, dan lain sebagainya.


Kurkumin merupakan salah satu senyawa yang diisolasi dari tanaman
Curcuma sp dan pemberi warna kuning pada tanaman kunyit Curcuma longa
L. Kurkumin banyak digunakan sebagai rempah-rempah dan pemberi warna
pada makanan dan juga pemberi warna pada tekstil. Secara tradisional
kurkumin juga digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit seperti
anoreksia, batuk, diabetes, hepatitis, rematik dan sinusitis (Shishodia dkk,
2005).
Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini diambil sampel kurkumin asli
dan tiga produk jamu yang beredar di masyarakat untuk dianalisis kandungan
kurkumin didalamnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan dan dapat
menjamin bahwa tiga produk jamu yang menjadi sampel pada praktikum ini
aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
B. Tujuan
Untuk mengidentifikasi adanya kurkumin antara sampel Jamu Herbal
yang beredar di masyarakat dan perbedaan kadar kurkumin dari ketiga
sampel serta mengetahui apakah kosentrasi Jamu Herbal yang ada
sesuai dengan yang tercantum pada labelnya dengan menggunakan
metode HPLC (High Performance Liquid Chromatograph).
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode experimental yaitu dilakukan
pengujian dengan berbagai konsentrasi kurkumin yang berbeda terhadap
ketiga sampel.
1. Alat
Pada praktikum ini digunakan beberapa alat meliputi: timbangan analitik,
alat-alat gelas (pipet tetes, tabung mikro, corong, batang pengaduk,
spatula, gelas arloji), dan instrumen HPLC.

2. Bahan
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Aquadest,
etanol, Asam Asetat;Asetonitril (50;50)
3. Prosedur Kerja
a. Penyiapan Fase Gerak
1.) Asetonitril
a.) Diambil asetonitril 300 ml dan diukur dengan gelas ukur
b.) Dimasukkan kedalam wadah gelas beker lalu disonikasi untuk
menghomogenkan.
c.) Selanjutnya, asetonitril disaring dengan kertas saring ukuran 4
mikron yang dibantu dengan pump.
d.) Asetonitril siap untuk menjadi fase gerak
e.) Dimasukkan dalam wadah/ Plate pada instrumen HPLC
2.) Asam Asetat dan Aquadest
a.) Diambil Asam Asetat dari dalam lemari asam sebanyak 6 ml
menggunakan pipet tetes
b.) Asam Asetat 6 ml dicampurkan dalam aquadest 294 ml
c.) Disonikasi hingga homogen, kemudian disaring dengan kertas
saring ukuran 4 mikron
d.) Larutan Asam Asetat dimasukkan dalam wadah/plate pada
instrumen HPLC
b. Penyiapan Larutan Standar
1.) Pembuatan larutan stok kurkumin 2mg/ml
a.) Diambil sampel kurkumin 10 mg dan dilarutkan dalam 5 ml
aquadest
b.) Dimasukkan dalam labu ukur 5 ml
2.) Pembuatan larutan dengan konsentrasi (5 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 ; 15)
ppm
a.) Diambil masing-masing 12,5 L ; 18, 75 L ; 25 L ; 31,25 L
dan 37,25 L
b.) Diencerkan masing-masing hingga 5 ml aquadest dan
dimasukkan dalam labu ukur.
c.) Kelima konsetrasi standar kurkumin yang telah dibuat,
dimasukkan dalam vial HPLC menggunakan syringe sebagai alat
saring
d.) Standar yang telah siap dimasukkan dalam plate sampel HPLC
dengan label 1-5
c. Persiapan Sampel
1.) Disiapkan sampel Jamu Arisa=A ; Kapsul Ekstrak Maag=B ; dan
Jamu Wayang Rahma=C
2.) Masing-masing sampel ditimbang 100 mg dan dilarutkan dalam 10
ml etanol
3.) Dibuat pengenceran pada semua sampel, masing-masing 100 L
dan 1000 L dalam 5ml etanol
4.) Masing-masing pengenceran dimasukkan dalam vial HPLC (diambil
dengan spuit dan disaring dengan syringe)
5.) Dimasukkan dalam wadah/plate sampel HPLC
[ ] awal
= 100mg/10ml = 10.000 ppm
[ ] pertama = 1000 x 0,1ml = X x 5ml

[ ] kedua

X = 200 ppm
= 1000 x 1ml = X x 5ml
X = 2.000 ppm

D. Hasil Dan Analisis Data


1. Tabel Hasil Praktikum
Standar Kurkumin
No.

Variabel

Ret. Time
Area
% area
Ret. Time
Area
% area
Ret. Time
Area
% area
Ret. Time
Area
% area
Ret. Time
Area
% area

2
3
4
5

2. Gambar
a. Sampel A

Bisdemetoksi
Curcumin
8,05
15457
4,24
7,914
25526
3,68
7,825
26568
3,04
7,787
42953
3,49
7,69
49479
3,31

Demetoksi
Curcumin
8,667
54607
14,99
8,517
120196
17,34
8,418
166488
18,98
8,376
220732
17,91
8,227
257333
17,119

Curcumine
9,237
216706
59,49
91,68
475052
6,857
9,068
669176
7,629
9,020
901687
73,16
8,912
1067746
71,33

b. Sampel B

c. Sampel C

E. Kesimpulan
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sampel B adalah yang paling
mendekati dengan grafik curcumin standar. Dengan kata lain bahwa kadar
kurkumin pada sampel B lebih tinggi dibanding dengan sampel A dan C.
F. Lampiran

You might also like