Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Liken simpleks kronik (LSK)/dermatitis sirkumskripta adalah peradangan kulit
kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan gejala
dapat mucul dalam waktu hitungan minggu sampai bertahun-tahun. Liken simpleks
kronik merupakan penyakit yang sering ditemui pada masyarakat umum terutama
pada usia dewasa, puncak insidennya antara 30-50 tahun.2,3,4
Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan seringkali bersifat
paroksismal. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode dimana pasien
tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam sehingga
mempengaruhi kualitas tidur pasien. Liken simpleks kronik memiliki gambaran yang
khas dibanding penyakit lain. Lesi pada liken simpleks kronis dapat terinfeksi secara
sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.3,4
Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang sering berulang. Patogenesis
terjadinya liken simpleks kronik belum dapat dijelaskan secara pasti. Liken simpleks
kronik dapat juga terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain, namun kebanyakan
terjadi akibat adanya faktor pencetus stres.5
Pada refleksi kasus ini penulis ingin mengatahui mengenai faktor risiko
kekambuhan pada pasien ini dan kualitas hidup pasien akibat penyakit ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Faktor risiko apa yang dapat menyebabkan kekambuhan LSK pada pasien ini?
2. Bagaimana kualitas hidup pasien akibat penyakit ini?
BAB II
STATUS PASIEN
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. E
Usia
: 57 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Guru
No RM
ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Pada siku, jari telunjuk, ibu jari tangan, punggung kaki dan pergelangan kaki
kiri pasien terdapat bercak merah menebal terasa gatal.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan telah mengalami keluhan tersebut selama 2 bulan ini.
Awalnya keluhan muncul berupa plenting-plenting kecil. Lama-kelamaan
membesar menjadi bercak merah menonjol dengan permukaan menebal dan
terasa gatal. Gatal terasa setiap saat terutama malam hari. Bagian yang gatal
biasa digaruk hingga lecet dan berdarah. Menurut pasien, penyakitnya ini
kambuh-kambuhan,
tetapi
pasien
tidak
terlalu
yakin
pemicu
dari
kekambuhannya. Pasien hanya mengetahui bila tempat yang gatal diberi obat
oles dari dokter maka gatalnya akan hilang, dan bila obat olesnya habis maka
gatalnya akan muncul kembali. Menurutnya, obatnya sudah habis sejak 2
bulan yang lalu, tetapi karena ia belum sempat kontrol maka ia berusaha
menghilangkan rasa gatalnya menggunakan minyak tawon, tetapi tidak
membaik. Karena sudah tidak tahan dengan rasa gatalnya dan karena rasa
gatal tersebut mengganggu tidurnya maka pasien memutuskan untuk periksa
ke dokter lagi. Pasien tidak memiliki keluhan yang lain.
D. Riwayat Operasi
Riwayat operasi disangkal oleh pasien.
E. Riwayat Alergi
Riwayat alergi terhadap obat, makanan, ataupun hal-hal tertentu disangkal oleh
pasien.
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal ada anggota keluarga pasien atau orang yang dekat dengan
pasien yang memiliki keluhan serupa dengan pasien.
G. Riwayat Pengobatan
Pasien menggunakan minyak tawon untuk mengurangi keluhan, tetapi pasien
tidak merasakan adanya perbaikan.
H. Gaya Hidup
Pasien memiliki kebiasaan suka menggaruk dan baru berhenti bila sudah
berdarah pada tempat yang gatal.
III.
PEMERIKSAAN FISIK:
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. GCS
: 15 (E4V5M6)
4. Tanda Vital
: TD
: 110/70 mmHg
HR : 76 kali/menit
RR : 16 kali/menit
Suhu : Afebris
5. Status gizi
: Cukup
6. Status Generalis :
Wajah
Leher
Thorax
Abdomen
Ektremitas
FOTO LESI
DESKRIPSI UKK
beraturan
dengan
skuama
di
permukaannya.
tegas
berbentuk
oval
dengan
IV.
DIAGNOSIS BANDING:
V.
Psoriasi vulgaris
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Sebagai saran, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang histopatologi kulit. Pada
LSK akan ditemukan hal sebagai berikut:
DIAGNOSA KERJA:
Liken Simpleks Kronikus (LSK)
VII.
TATALAKSANA
Hindari menggaruk.
B. Farmakologi
R/ Cetirizine 10 mg Tab No X
S.p.r.n.1.d.d.Tab I.on.v. (Bila gatal)
R/ Acid salicyl 3%
Bclobevarite 0,05%
Vaselin
m.f.l.a.Oint.da.in.pot.no.I
S.2.d.d.u.e.m.et.v.
VIII. PROGNOSIS
Prognosis ad vitam
: dubia ad bonam.
Prognosis ad functionam
: dubia ad bonam.
Prognosis ad sanationam
: dubia.
Prognosis ad kosmetikam
: dubia.
BAB III
PEMBAHASAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskripta dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi merupakan pola yang terbentuk dari respon
kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu yang cukup lama.
Likenifikasi timbul secara sekunder dan secara histologi memiliki karakteristik berupa
akantosis dan hiperkeratosis, dan secara klinis tampak berupa penebalan kulit, dengan
peningkatan garis permukaan kulit pada daerah yang terkena sehingga tampak seperti kulit
batang kayu.2,3,4
Pada kasus ini pasien Ny. E berusia 57 tahun, dengan keluhan bercak merah pada
siku, telunjuk, ibu jari, pergelangan kaki, dan punggung kaki kiri sejak 2 bulan lalu dan
kambuh-kambuhan selama 1 tahun yang lalu. Keluhan tersebut disertai rasa gatal terutama
malam hari. Pasien sudah sempat membaik dari saat periksa dokter 3 bulan yang lalu, tetapi
sejak obat oles habis rasa gatal kembali muncul. Pasien juga mengatakan bahwa ia sedang
dalam masa sibuk sebagai guru karena sedang masa UAS, ia juga termasuk orang yang
grusa-grusu dan melakukan pekerjaan sendiri karena hanya tinggal berdua dengan suami.
Ia juga sering mandi air hangat hampir setiap hari. Dari hal ini kita dapat mencoba
menganalisis kasus pada Ny. E:
ANAMNESIS
FAKTA
TEORI
Pasien datang dengan keluhan bercak Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa
merah menebal yang gatal.
Keluhan tersebut terletak pada siku, Area predileksi liken simpleks kronik antara lain
telunjuk, ibu jari, pergelangan kaki,
terjadi lecet.
terburu-buru/sering
penyebab
kulit
kering.
Sebagian
STATUS DERMATOLOGIS
FAKTA
TEORI
Pada siku tangan kiri terdapat plak Pada stadium awal kelainan kulit yang terjadi dapat
eritem
soliter
berbatas
tegas
Warna
lesi
biasanya
merah
tua,
10
terbatas pada daerah siku, pergelangan kaki, punggung kaki, jari telunjuk dan ibu jari sebelah
kiri. Keadaan di atas sesuai dengan teori LSK.
DIAGNOSIS BANDING
Liken Simpleks Kronikus2,3,4
Definisi
Psoriasis Vulgaris2,3
dan
khas
dengan likenifikasi.
Anamnesis
Adanya
kulit.
Keluhan dan gejala dapat mucul Gatal
hiperproliferatif
ringan,
hampir
di
Keluhan
berubah
berbulan-bulan
bertahuntahun.
selama
bahkan
Pada
lesi
namun
Etiologi
Belum
Lesi
atau
kelompok
kasar
dan
transparan.
Ukuran
serta
pinggirnya dan
hiperpigmentasi.
Ukuran
lentikular
plakat,
sampai
berkonfluensi.
lesi dilakukan
Dapat
pemeriksaan
Predileksi
perbatasan
daerah
dengan
muka,
ekstensor,
histopatologis
psoriasiform
stratum
spinosum
hiperplasia.
Terdapat
parakeratosis,
akantosis,
papilomatosis,
vasodilatasi di subepidermis.
PENATALAKSANAAN
TEORI6,7
FAKTA
Umum
Umum
Khusus
R/ Cetirizine 10 mg Tab No X
Khusus
a. Sistemik
-
12
dalam
mengatasi
Kortikosteroid
b. Topikal
-
m.f.l.a.Oint.da.in.pot.no.I
S.2.d.d.u.e.m.et.v.
Diasetat,
atau
bethamethason dipropionat
-
mengandung
liquor
13
BAB IV
KESIMPULAN
-
Faktor risiko yang diduga dapat meningkatkan terjadinya sensasi gatal pada pasien ini
adalah stres, mandi dengan air hangat, dan garukan. Walaupun begitu, usaha pasien
untuk mencari pemicu pasti dan penyebab sistemik yang kemungkinan dapat menjadi
penyebab utama terjadinya LSK ini akan sangat membantu dalam terapi.
Gatal pada pasien menimbulkan penurunan kualitas tidur pasien. Hal tersebut dapat
pula mempengaruhi penurunan kualitas hidupnya. Oleh karena itu, terapi LSK yang
tepat dalam mengurangi sensasi gatal akan sangat membantu pasien dalam
meningkatkan kualitas hidupnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. McCollin, Ian. 2010. Epidermal Reaction Patterns. Australia. Dikutip dari:
http://dermatopathologymadesimple.blogspot.co.id/2010/09/epidermal-reactionpatterns.html[Diakses tanggal 2 Desember 2016].
2. Sularsito, Sri Adi, Djuanda, Suria. Dermatitis Sirkumskripta. Dalam: Djuanda, Adhi,
dkk Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Keenam. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010: 147-148.
4. Odom RB, James WD, Berger TG. Atopic dermatitis, eczema, and noninfectious
immunodeficiency disorders. Dalam: Andrews Diseases of The Skin: Clinical
Dermatology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2000: 69-94.
5. Jason Schoenfeld, William D James. Lichen Simplex Chronicus. Diakses Dikutip dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#showall[Dikutip tanggal 2
Desember 2016].
6. Stewart KM. Clinical care of vulvar pruritus, with emphasis on one common cause,
lichen simplex chronicus. Dermatol Clin 2010 Oct; 28(4):669-80.
7. Richards RN. Update on intralesional steroid: focus on dermatoses. Cutan Med Surg
15