You are on page 1of 22

MAKALAH ANTROPOLOGI SOSIAL

MATA KULIAH

: ANTROPOLOGI

KOORDINATOR MATA KULIAH


S.Kep.Ners

: RENI ROHIMAH

Disusun oleh
Eggy Maulana Pratama
1B

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB CIANJUR


TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah yang membahas tentang KONSEP ANTROPOLOGI SOSIAL ini tepat
pada waktunya. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas sebagai
salah satu syarat penilaian pada mata kuliah ANTROPOLOGI.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Cianjur, 10 September 2015

Penuli
s

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang4-5
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................6
1.3 Tujuan Penulis.6
1.4 Manfaat Penulisan 6
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................
2.1 Definisi7-9
2.2 Teori-Teori Antropologi Sosial9-10
2.3 Sejarah Perkembangan Antropologi Sosial di Indonesia10-16
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan17
3.2 Saran..17
DAFTAR PUSTAKA18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial, artinya dalam hidupnya, manusia
memerlukan kerjasama dengan orang lain. Sejak manusia lahir ke dunia mereka
membutuhkan bantuan dan hubungan orang lain agar mereka dapat tetap hidup
(survival). Hal ini berbeda dengan beberapa makhluk lain yang dikaruniai
kemampuan untuk terus hidup walaupun tanpa bantuan induknya. Manusia dalam
hidup di masyarakat diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan dalam hidupnya, seperti: memudahkan dalam mencari
pekerjaan, berinteraksi dengan manusia lain, dan memiliki wawasan budaya lokal
daerah setempat agar tidak punah. Dalam berinteraksi di masyarakat, manusia
dipengaruhi oleh nilai, aturan (norma), budaya, serta kondisi geografisnya
terhadap perubahan perilakunya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses transformasi nilai dan
kebudayaan dari generasi satu kepada generasi berikutnya, karena itu proses
pendidikan akan terkait erat dengan latar belakang budaya tempat proses
pendidikan berlangsung. (D. M. Brooks: 1988). Dengan demikian fungsi
pendidikan sangat penting dalam melestarikan budaya dan menjadikan manusia
berperilaku sesuai dengan nilai, norma, dan budaya lokal, sehingga manusia masih
memiliki wawasan budaya setempat tanpa harus melupakan budaya aslinya.

Secara tidak langsung pendidikan berbasis budaya lokal akan mempengaruhi pola
pikir dan membentuk manusia seutuhnya.
Praktik di lapangan, bahwa kurikulum pendidikan mencerminkan
sentralisasi. Sentralisasi kurikulum pendidikan merupakan cerminan akan
kurangnya penghayatan pentingnya landasan antropologi dalam pendidikan secara
mendalam, khususnya kurikulum ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Disatu pihak,
setralisasi kurikulum akan memudahkan pembakuan proses belajar, namun tanpa
memperhatikan latar belakang budaya daerah, keluaran pendidikan tersebut tidak
akan terserap kembali ke dalam masyarakat. Adanya kebijakan dan upaya
pengembangan kurikulum sekolah merupakan salah satu perwujudan akan
pentingnya tinjauan latar sosial antropologi dalam pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun akan membahas secara
lengkap tentang landasan antropologi dalam pendidikan di masa yang terdahulu
sampai saat ini. Tujuannya agar pendidikan di Indonesia tetap memahami
keanekaragaman budaya setempat dan tidak menghilangkan nilai luhur, norma,
serta etika dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Ini akan menjelaskan mengenai definisi antropologi teori-teori antropologi
sosial, dan perkembangan antropologi di Indonesia.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Penulisan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman lebih
lanjut yaitu definisi antropologi teori-teori antropologi sosial, dan perkembangan
antropologi di Indonesia, sehingga pada akhirnya pembaca dapat mengerti dan
membedakan konsep- konsep di atas.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Diharapkan penulisan dari makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada mahasiswa atau pembaca tentang beberapa
definisi

antropologi

teori-teoriantropologi

sosial,

dan

perkembangan antropologi di Indonesia. sehingga pada akhirnya


pembaca dapat mengerti dan membedakan konsep- konsep di
atas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang
berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal"). Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial (wikipedia). Antropologi adalah suatu
ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih banyak.
Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk penyebaran
agama Nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung sistem penjajahan atas
negara-negara diluar Eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan
yang lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu
itu sendiri, di negara-negara yang telah membangun sangat diperlukan bagi
pembuatan-pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan
masyarakat. Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang
bersumber dari kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Contoh : perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah
(misalnya: sistem mata pencaharian, bahasa, kesenian, dsb).
Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak ada
seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi secara
sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah-pecah menjadi beberapa

bagian dan para ahli Antropologi masing-masing mengkhususkan diri pada


spesialisasi sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk mendalami studi
secara mendalam pada bagian-bagian tertentu dalam antropologi. Dengan
demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak, sesuai dengan
perkembangan ahli-ahli antropologi dalam mengarahkan studinya untuk lebih
mamahami sifat-sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak.
Antropologi secara garis besar dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi
fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan antropologi budaya,
terpecah pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi spesialisasi,
termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada
umumnya antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam
dunia pendidikan.

Dari pengertian sosiologi yang dipaparkan di atas pendidikan yang


berlandaskan antropologi khususnya di Indonesia sangat dibutuhkan karena
keadaan masyarakat Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa dengan
adat-istiadat, kebudayaan dan bahasa yang beragam tentu pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari latar antropologi. Namun, pada kenyataanya kurikulum yang
digunakan di Indonesia saat ini masih terkesan bersifat sentral. Sentralisasi
kurikulum pendidikan merupakan cerminan akan kurangnya penghayatan

pentingnya landasan antropologik dalam pendidikan secara mendalam, khususnya


kurikulum ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Di satu pihak, sentralisasi kurikulum
akan memudahkan pembakuan prosesi belajar, namun tanpa memperhatikan latar
belakang budaya daerah keluaran pendidikan tersebut tidak akan terserap kembali
ke dalam masyarakat. Adanya kebijakan dan upaya pengembangan kurikulum
muatan lokal pada kurikulum sekolah merupakan salah satu perwujudan akan
pentingnya tinjauan latar sosial antropologik dalam pendidikan (Soedomo, 1990).

2.2 TEORI ANTROPOLOGI SOSIAL


David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu ya ng mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.

10

William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.

2.3 PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI SOSIAL

Perkembangan

antropologi

mengisyaratkan

adanya

kecenderungan

kedalam

dua
dan

di

Indonesia

saat

halkecenderungan
kecenderungan

ini
yaitu

keluar.

Manakahyang baik untuk menjadi identitas antropologi yang


khas Indonesia di masa depan?
Perkembangan

antropologi

Indonesia

dimulai

dengan

penelitian adat-istiadat, sistem kepercayaan, struktur sosial dan


kesenian dari suku-suku yang tersebar di seluruh wilayah
nusantara

sejak

zaman penjajahan Belanda. Tulisan-tulisan

tersebut digunakan sebagai landasan kebijaksanaan pemerintah


Kolonial. Pada awal tahun 1800an negaranegara Eropa Barat
melakukkan kolonialisasi atas negaranegara Afrika, Asia dan
Amerika hal ini dikarenakan tujuan untuk 3 G (Gospel, Glory,
Gold) dan yang paling penting adalah mencari sumber-sumber

11

daya

alam

baru

khususnya

rempah-rempah

yang

sangat

dibutuhkan masyarakat eropa pada saat itu. Menurut pandangan


orang Eropa bangsa-bangsa yang dijajah masih primitif, buas dan
sering dikatakan bangsa-bangsa yang masih asli, yang belum
mengalami perubahan dan kemajuan.
Pada pertengahan abad 19 banyak ditemukan tulisan
mengenai aneka warna kebudayaan dan tingkat evolusinya.
Deskripsi mengenai suku bangsa di luar Eropa merupakan
kebudayaan

yang

masih

tradisional

dan

merupakan

sisa

kebudayaan kuno. Pada awal abad ke 20 ilmu Antropologi


mengalami

kemajuan,

ilmu

Antropologi

dipergunakan

oleh

bangsa Eropa untuk mempelajari adat-istiadat dan keabiasaan


bangsa

yang

terjajah.

Dengan

meangetahui

data

tentang

kebiasaan itu dapat dipergunaklan untuk mempertahankan


kolonialismenya di negara yang dijajah tersebut. Sesudah tahun
1930an ilmu Antropologi mengalami perkembangan luar biasa,
dipengaruhi oleh metode ilmiah dalam melakukan penelitian.
Ada

pun

beberapa

tulisan

tentang

masyarakat

dan

kebudayaan bangsa Indonesia banyak sekali ditulis oleh para


pegawai dari negara yang menjajah Indonesia seperti halnya
Belanda dan Inggris. Penelitian dan pengamatan antropologi di
Indonesia

telah

ada

sejak

masa

12

penjajahan

atau

era

kolonialisme. Pada abad ke 19, T.J. Willer, pegawai pemerintahan


dari Belanda menulis tentang masyarakat di Sumatera Utara,
Riau, Kalimantan Barat dan Maluku. Pada waktu Bengkulu dijajah
Inggris, kepala pemerintahannya, W. Marsden (1783), menulis
tentang suku yang ada di Indonesia, yaitu Minang Kabau, Rejang
dan Lampung. Selain itu C. Snouck Hurgronje, seorang ilmuan
berkebangsaan Belanda yang memberikan gambaran tentang
Aceh.

Dia

Penelitian

meneliti
ini

tentang

bermaksud

kehidupan

untuk

masyarakat

mengungkapkan

Aceh.
rahasia

semangat juang masyarakat Aceh. Snouck sejak 1889 meneliti


pranata islam di masyarakat pribumi aceh. Ia mempelajari politik
kolonial untuk memenangi pertempuran belanda di aceh.
Perkembangan antropologi, baik di barat maupun di
Indonesia saling berkaitan erat terhadap sejarah kolonialisme,
dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang mereka buat. Para pegawai
kolonial jaman dulu wajib menulis laporan karakter masyarakat
dan daerah yang mereka ambil sumber daya alamnya di daerah
jajahan Belanda, yang mana dari catatan-catatan itu diberi nama
etnologi,

sebuah

penggambaran

watak

khas

masyarakat.

Antropologi timbul dari adanya rasa ingin tahu dari manusia


terhadap manusia lain. Rasa ingin tahu itulah yang mendorong
manusia mengadakan perjalanan ke daerah lain.

13

Pascakemerdekaan,
intelektual

di

Antropologi

negeri

antropologi

sendiri

Universitas

menjadi

dengan

Indonesia,

kajian

didirikannya

setengah

abad

para

Jurusan
lampau.

Tepatnya, di akhir September 1957, kajian antropologi hadir


sebagai jurusan di lingkungan Fakultas Sastra UI, diprakarsai
Profesor Koentjaraningrat. Dia pula yang mendorong berdirinya
jurusan antropologi di berbagai universitas negeri lainnya di
Indonesia.

Bedanya

pascakemerdekaan

dengan

antropologi

masa
lebih

kolonial,

di

dimaksudkan

era

menjadi

semacam alat bagi kita untuk belajar melihat dan mengenal diri
sendiri. Masalah mengenal diri sendiri bukan perkara mudah.
Perlu upaya lebih berat dan keras bagi Indonesia dibandingkan
bangsa-bangsa lain, mengingat Indonesia berpenduduk sangat
besar dan majemuk sehingga rentan disintegrasi. Itu semua
merupakan bagian dari pergulatan para antropolog. Terutama
untuk menghadapi tantangan yang kian berat dengan adanya
permasalahan seperti multikuturalisme, kemiskinan struktural,
korupsi

tanpa

henti,

konflik-konflik

kepentingan

golongan,

kesenjangan sosial ekonomi, ketidakpastian pelaksanaan hukum,


dan jurang generasi. Belum lagi fenomena global seperti
liberalisasi ekonomi, seperti pada krisis ekonomi global yang
melanda

dunia

dan

berdampak

14

kepada

Indonesia

sendiri

memudarnya ideologi serta meningkatnya komunikasi lintasbatas negara serta budaya.


Keterkaitan

antropologi

di

Indonesia

dengan

ideologi

nasionalisme dan perjalanan kapitalisme global berpengaruh


besar terhadap teori sosial yang berkembang di antara para
ilmuwan lokal. Konservatisme teori juga diwarisi oleh rezim
penjajahan. Sampai sekarang antropologi di Indonesia masih
dipengaruhi

oleh

pemikiran

kuno

Belanda

yang

berusaha

mencari struktur sosial dasar di mana semua masyarakat


Indonesia dibayangkan mempunyai persamaan dalil regularitas
padahal begitu banyak permasalahanpermasalahan yang ada di
Indonesia dan harus mencari solusi akan permasalahan tersebut.
Melalui tangan Koentjaraningrat, salah seorang pendekar
ilmu kebudayaan Indonesia, antropologi Indonesia menjadi alat
penting untuk nasionalisme. Praktikpraktik kultural yang sangat
bermacam-macam

dilihat

menurut

sebuah

standar

yang

mengukur sejauh mana kehidupan seseorang cocok dengan


sebuah "kultur nasional" yang ideal. Antropologi diberi tugas
menggali "mentalitas budaya Indonesia" yang akan dijadikan
modal sosial untuk menyokong pembangunan.
Masyaraka Indonesia setelah reformasi adalah sebuah
masyarakat multikultural Indonesia dari tatanan kehidupan

15

Orde Baru yang bercorak masyarakat majemuk. Sehingga, corak


masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi
keanekaragaman

sukubangsaa

dan

kebudayaannya

tetapi

keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat


Indonesia. Oleh karena itu upaya membangun Indonesia yang
multikultural hanya mungkin dapat dilakukan dengan konsep
multikulturalisme menyebar luas dan dipahami pentingnya bagi
bangsa Indonesia, serta adanya keinginan bangsa Indonesia
pada tingkat nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan
menjadi pedoman hidupnya, selain itu kesamaan pemahaman
mengenai makna multikulturalisme dan bagunan konsep-konsep
yang mendukungnya.
Multikulturalisme

adalah

kebudayaan.

Pengertian

kebudayaan harus dipersamakan atau setidak-tidaknya tidak


dipertentangkan antara satu konsep yang satu dengan lainnya.
Karena multikulturalsime itu adalah sebuah ideologi dan sebuah
alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan
kemanusiannya, maka konsep kebudayaan harus dilihat dalam
perspektif fungsinya bagi kehidupan manusia. Saya melihat
kebudayaan dalam perspektif tersebut dan karena itu melihat
kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Yang
juga harus kita perhatikan bersama untuk kesamaan pendapat
dan pemahaman adalah bagaimana kebudayaan itu operasional
16

melalui pranata-pranata sosial. Multikulturalisme terserap dalam


berbagai interaksi yang ada dalam berbagai struktur kegiatan
kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan sosial,
kehidupan ekonomi dan bisnis, dan kehidupan politik, dan
berbagai

kegiatan

lainnya

di

dalam

masyarakat

yang

bersangkutan Kajian-kajian mengenai corak kegiatan, yaitu


hubungan

antar-manusia

dalam

berbagai

manajemen

pengelolaan sumber-sumber daya akan merupakan sumbangan


yang penting dalam upaya mengembangkan dan memantapkan
multikulturalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara bagi Indonesia.
Dengan demikian antropologi di Indonesia memiliki peran
sebgai konseptual dan teoretikal mampu untuk melakukan
penelitian dan analisis atas gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri
dari masyarakat majemuk yang telah selama ini. Selain itu
kajian-kajian etnografi sangat dibutuhkan dalam perkembangan
antropologi dewasa ini dan harus disesuaikan dengan upaya
pembangunan masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang
multikultural. Penelitian etnografi yang terfokus dan mendalam,
yang akan mampu mengungkap apa yang adai dibalik gejalagejala yang dapat diamati dan didengarkan, dan yang akan
mampu menghasilkan sebuah kesimpulan dalam mendukung
pembangunan yang bersifat nasional itu. Selain itu pendekatan
17

kualitatif dan etnografi, yang biasanya dianggap tidak ilmiah


karena tidak ada angka-angka statistiknya digunakan dengan
menggunakan

metode-metode

yang

baku,

karena

justru

pendekatan kualitatif inilah yang ilmiah dan obyektif dalam


konteks-konteks masyarakat atau gejala-gejala dan masalah
yang ditelitinya.
Dengan begitu antropologi Indonesia mempunyai ciri khas
yang

berbeda

dengan

lainnya.

Kajian-kajian

yang

bersifat

kedalam. Maksudnya adalah terfokus pada mengenali diri sendiri


yakni masyarakat Indonesia yang sangat majemuk. Banyaknya
permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat
Indonesia yang majamukseperti multikuturalisme, kemiskinan
struktural,
golongan,

korupsi

tanpa

kesenjangan

henti,
sosial

konflikkonflik
ekonomi,

kepentingan
ketidakpastian

pelaksanaan hukum, dan jurang generasi. Belum lagi fenomena


global seperti liberalisasi ekonomi, seperti pada krisis ekonomi
global yang melanda dunia dan berdampak kepada Indonesia
sendiri memudarnya ideologi serta meningkatnya komunikasi
lintas-batas negara serta budaya inilah justru menjadi kajian
penting antropologi Indonesia. hal ini dimaksudkan sebagai
usaha mencari solusi dari permasalahan tersebut dan sebagai
dedikasi

ilmu

antropologi

Indonesia

pembangunan yang bersifat nasional.


18

dalam

mendukung

Berbeda dengan antropologi luar Indonesia yang lebih


keluar. Negara dunia ketiga menjadi subjek penelitian seiring
perkembangan ilmu antropologi itu sendiri yang awal mulanya
sebagi

ilmu

yang

digunakan

untuk

melihat

masyarakat-

masyarakat di luar barat yang dianggap masyarakat primitive

19

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata dari
anthoropus berarti manusia , dan logos berarti ilmu. Dengan
demikian, secara harfiah antropologi adalah ilmu kemanusiaan.
Para ahli antropologi sering mengemukakan bahwa antropologi
marupakan

studi

tentang

umat

manusia

yang

berusaha

menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan


perilakunya, antropologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kemanisiaan baik dalam bentuk fisik, kemanusiaan, dan
kebudayaanya

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa
apa yang saya tulis masih banyak terjadi kesalahan kesalahan,
baik dari segi isi (materi) dan sistematika penulisan, oleh karena
itu

saya

meminta

saran

dan

pemikiran

yang

sifatnya

membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga menjadi

20

suatu bahan bacaan yang dapat bermanfaat untuk setiap orang


yang membacanya.

21

DAFTAR PUSTAKA
Marjali, A. (2005). Antropologi dan Pembangunan Indonesia.
Jakarta: Kencana.
Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara.
kimdinirinjani.blogspot.com/2012/12/antropologi-sosial.
vishyputri21.wordpress.com/2014/05/05/makalah-antropologisosial
http://sukrigazali.blogspot.com/2013/01/makalahantropologi.html

22

You might also like