Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Komplikasi Molahidatidosa. Makalah ini disusun
untuk memberikan gambaran bagi para perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dalam
pelayanan yang baik terhadap pelayanan kesehatan baik dalam segi kemampuan atau dalam segi
etika.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga tugas ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami menerima masukan serta saran dan
kritikan yang membangun untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1
Definisi.............................................................................................................................2
2.2
Etiologi..............................................................................................................................3
2.3
Klasifikasi.........................................................................................................................3
2.4
Manifestasi Klinis.............................................................................................................3
2.5
Patofisiologi......................................................................................................................4
2.6
Komplikasi........................................................................................................................5
2.7
Penatalaksanaan................................................................................................................5
Gambaran Kasus...............................................................................................................8
3.2
Analisa Data......................................................................................................................8
3.3
Diagnosa Keperawatan.....................................................................................................9
3.4
Intervensi Keperawatan...................................................................................................10
3.5
Implementasi Keperawatan.............................................................................................14
3.6
Evaluasi Keperawatan.....................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................17
4.1
Kesimpulan.....................................................................................................................17
4.2
Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mola Hidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblast. Pada mola hidatidosa
kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang
menjadi keadaan patologik. Frekuensi Mola banyak ditemukan di Negara-negara asia,
Afrika dan Amerika latin dari pada di Negara-negara barat. Mola hidatidosa merupakan
penyakit wanita dalam masa reproduksi antara umur 15 tahun sampai 45 tahun. Penyebab
Mola tidak diketahui, factor-factor yang dapat menyebabkan antar lain: keadaan
sosioekonomi yang tinggi dan parietas tinggi. Keluhan dari penderita seperti gejala-gejala
hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan biasanya.
1.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Mola Hidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblast. Pada mola
hidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan
berkembang menjadi keadaan patologik. Frekuensi Mola banyak ditemukan di Negaranegara asia, Afrika dan Amerika latin dari pada di Negara-negara barat. Mola hidatidosa
merupakan penyakit wanita dalam masa reproduksi antara umur 15 tahun sampai 45
tahun.
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus
korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villusvillus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang
diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya
mengalami perubahan hidrofobik.(Mansjoer, Arif, dkk, 2001:265). Mola hidatidosa
adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah
kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi oleh cairan.
Penyebab Mola tidak diketahui, factor factor yang dapat menyebabkan antar
lain: keadaan sosioekonomi yang tinggi dan parietas tinggi. Keluhan dari penderita
seperti gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari kehamilan
biasanya. Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga
menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata
ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998:23).
2.2
Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui banyak faktor yang dapat menyebabkan antara
lain:
1. Faktor ovum: ovum sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari tropoblast, yaitu dengan kematian fetus, pembuluh darah pada
stroma villi menjadi jarang dan stroma villi menjadi sembab dan akhirnya terjadi
hyperplasia sel-sel trofoblast.
3. Keadaan sosioekonomi yang rendah dan defisiensi gizi; mola hidatidosa banyak
ditemukan pada mereka dengan status ekonomi yang rendah serta diet rendah
protein.
4. Paritas tinggi, ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola hidatidosa
karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetic yang dapat di
identifikasikan dan penggunaan nstimulan drulasi seperti klomifen atau menotropiris
(pergonal).
5. Kekurangan protein, protein adalah zat untuk membangun jaringan bagian tubuh
sehubungan dengan pertumbuhan janin, rahim dan buah dada ibu, keperluan akan zat
protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam
makanan mengakibatkan akan lahir lebih kecil dari normal.
6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas, infeksi mikroba dapat
mengenai semua orang termasuk wanita hamil. (Mochtar, Rustam. (1998:23)
2.3
Klasifikasi
Molahidatidosa dapat terbagi menjadi:
1.
2.
2.4
Manifestasi Klinis
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan mola hidatidosa adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.5
Patofisiologi
Ada beberapa teori yang menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas:
1. Teori Missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (missed abortion), karena itu terjadi
gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan
mesenkim dari vili dan akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park
Dikatakan yang abnormal adalah sel-sel trofoblas, yang
mempunyai
2.6
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
Perdarahan hebat
Syok
Infeksi
Perforasi uterus
5. Keganasan (PTG)
2.7
Penatalaksanaan
Terapi mola terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Perbaikan keadaan umum.
Yang dimaksud usaha ini yaitu koreksi dehidrasi, transfuse darah bila anemia (Hb 8 gr
%), jika ada gejala preeklampsia dan hiperemis gravidarum diobati sesuai dengan
protocol penanganannya. Sedangkan bila ada gejala tirotoksikosis di konsul ke bagian
penyakit dalam.
2. Pengeluaran jaringan mola.
Ada 2 cara yaitu:
a. Kuretase
Dilakukan setelah persiapan pemeriksaan selesai (pemeriksaan darah
rutin, kadar -hCG, serta foto thoraks) kecuali bila jaringan mola
sudah keluar spontan.
Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan pemasangan
laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam kemudian.
Sebelum kuretase terlebih dahulu disiapkan darah dan pemasangan
infus dengan tetesan oxytocin 10UI dalam 500 cc Dextrose 5%/.
Kuretase dilakukan sebanyak 2 kalidengan interval minimal 1 minggu.
b. Histerektomi: tindakan ini dilakukan pada wanita yang telah cukup (> 35
tahun) dan mempunyai anak hidup (>3 orang).
3. Terapi profilaksis dengan sitostatika
Pemberian kemoterapi repofilaksis pada pasien pasca evaluasi mola hidatidosa
masih menjadi kontroversi. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa
kemungkinan terjadi neoplasma setelah evaluasi mola pada kasus yang mendapatkan
metotreksat sekitar 14%, sedangkan yang tidak mendapat sekitar
47%. Pada umumnya profilaksis kemoterapi pada kasus mola hidatidosa
ditinggalkan dengan pertimbangan efek samping dan pemberian kemoterapi untuk
tujuan terapi definitive memberikan keberhasilan hampir 100%. Sehingga pemberian
profilaksis diberikan. Apabila dipandang perlu pilihan profilaksis kemoterapi adalah:
Metotreksat 20 mg/hari IM selama 5 hari
2.8
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto rontgen Abdomen : tidak terlihat tilang-tulang janini (pada kehamilan 3 4
buland.
2. Ultrasonografi : pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan
tidak terlihat janine.
3. Foto thoraks : pada mola ada gambaram emboli udaraf.Pemeriksaan T3 dan T4
bila ada gejala tirotoksikosis
4. pemeriksaan HCG urine atau darah : pada mola terdapat peningkatan kadar beta
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Gambaran Kasus
Ny. E umur 40 tahun, G3P2A0, hamil 11 minggu datang ke RB. Bunda dengan keluhan
mual dan muntah dengan frekuensi 20 kali dalam sehari semalam, isinya makanan yang
dimakan dan air, jumlahnya -1 gelas. Sehingga badan terasa lemas, malas beraktivitas
dan kepala pusing. Klien mengatakan dari awal hamil tidak nafsu makan, mual bila
mencium bau makanan yang tajam dan berbumbu. Keluar flek darah kecoklatan, ada
seperti bulatan kecil. Dari hasil pemeriksaan fisk diperoleh data: TD 90/60 mmHg, nadi
80 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 37,3 C, TB 155 cm, BB 45 Kg, Hb 10 gr/dl, TFU
teraba di atas simpisis pubis. Saat dilakukan pemeriksaan dengan USG tampak gambaran
kantong janin berisi seperti badai salju, tidak tampak adanya janin, tidak terdeteksi
adanya DJJ. Klien mengatakan khawatir terhadap kehamilannya, khawatir terjadi
keguguran atau cacat pada janin karena kondisi fisik tubuh ibu lemah. Kadar beta hCG
pada urin 110.000IU/ml.
3.2
Analisa Data
DATA
SUBJEKTIF
DATA
OBJEKTIF
tambahan )
Mukosa bibir kering ( data
tambahan )
Muntah sebanyak 20 kali
bulatan kecil
Badan lemas
Malas beraktifitas kepala
pusing
Muntah kurang lebih 20
dalam sehari
TFU teraba diatas simpisis
pubis
Makanan dan air yang di
penyakitnya
Khawatir terhadap
keguguran / cacat
gelas
Usg tampak gambaran kantung
3.3
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan dan mualmuntah
2. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya intake asupan
3. Ansietas berhubungan dengan pengetahuan terhadap penyakit
3.4
NO
Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
HASIL
INTERVENSI
1.
Kekurangan volume
berhubungan dengan
Keluar darah
kecoklatan dan
DO :
-
tambahan)
Mukosa bibir
kering (data
tambahan)
Muntah 20 kali
dalam sehari
dehidrasi
Mual dan muntah hilang
2.
Ketidakseimbangan
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
klien terpenuhi
Kriteria hasi :
- Nafsu makan bertambah
- Tidak terjadi mual dan
kurangnya intake
asupan, ditandai dengan
;
DS :
-
Badan lemas
Malas
beraktivitas
Kepala pusing
DO :
-
Muntah
sebanyak 20
kali dalam sehari
muntah
Minat terhadap
makanan meningkat
3.
Ansietas berhubungan
dengan pengetahuan
terhadap penyakit
menenangkan
2. Dengarkan dengan penuh
perhatian
3. Identifiakasi tingkat
kecemasan
4. Ajurkan keluarga untuk
menemani paien
terhadap
keguguran
atau
cacat
DO : - USG tampak
gambaran
janin
berisi
badai salju
- Tidak
-
kantung
seperti
tampak
adanya janin
Tidak terdeteksi
adanya djj
3.5
NO
Implementasi Keperawatan
NO
Tanggal
Implementasi
Respon
1.
2
3
4
5
6
2.
TD : 120/80 mmHG ,
ND : 75 x/1, SH : 37,0 ,
RR : 20 x/1
Os memakan makanan
yang disediakan
sedikit demi sedikit
Os terlihat lebih segar
Hb os dalam batas
normal 10 gr/dl
Cairan iv yang masuk
sesuai dengan
kebutuhan.
Jika terjadi
pendarahan yang
berlebihan
3.
1. Mengunakan pendekatan
yang menenangkan
2. Mendengarkan dengan
penuh perhatian
3. Menidentifiakasi tingkat
kecemasan
4. Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien
seimbang
1. Os merasa nyaman dan
mulai akrab dengan
perawat
2. Os mulai basa
membicarakan masalah
kesehatan yang dia
khawatirkan
3. Perawat melihat sejauh
mana kecemasan os
dengan mengidentifikasi
wajahnya
4. Os terlihat tidak khawatir
jika didekat orang banyak
3.6
Evaluasi Keperawatan
No
Evaluasi
Paraf
Diagnos
a
1
(Nama Perawat)
cairan.
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam
peningkatan cairan dan elektrolit
2
(Nama Perawat)
pusing.
O : klien terlihat nafsu makannya membaik dan mampu
melakukan aktifitas namun di selingi istirahat
A : teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1.
2.
3.
4.
(Nama Perawat)
menemaninya
A : teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Identifiakasi tingkat kecemasan
4. Ajurkan keluarga untuk menemani pasien
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Mola hidatidosa atau hamil anggur adalah semacam tumor dari sel yang
terus melakukan pembelahan yang tidak bisa dikontrol. Gejalanya ialah kantong
rahim membesar namun tidak adanya pembentukan janin atau embrio di dalamnya.
Yang terbentuk adalah sel yang menyerupai buah anggur dan hrs dikuret secara
bersih untuk menghindari pembelahan sel yang semakin banyak. Biasanya pada
minggu awal, ini terlihat seperti kehamilan biasa, namun bila ukuran perut tidak
sebanding dengan usia kehamilan biasanya itu menjadi gejala awal mola.
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti tapi faktor penyebabnya molahidatidosa
bisa dari faktor usia, faktor dari ovum memang sudah patologik sehingga mati, tapi
terlambat dikeluarkan dan bisa dari faktor nutrisi juga. Mola bisa dideteksi secara
dini melalui USG dan tes B-HCG
4.2
Saran
Bagi perawat
Diharapkan bagi perawat agar menungkatkan keterampilan dalam membarikan praktik
asuhan keperawatan serta pengetahuannya khususnya tentang penyakit Mola Hidatidosa
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi
edukator bagi klien maupun keluarganya.
Bagi mahasiswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi mahasiswa agar adapat membantu dalam
pembuatan asuhan keperawatan terutama bagi pasien dengan mola hidatidosa.
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami
bagaimana gejala dan tanda-tanda terjadinya Mola Hidatidosa serta asuhan keperawatan
kepada klien dengan penyakit Mola Hiodatidosa dan mempermudah masyarakat awam
untuk mengetahui tentang penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta
Soekojo, Saleh, 1973, Patologi, UI Patologi Anatomik, Jakarta
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I. EGC. Jakarta
Johnson & Taylor, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta
Herdman, T. Heather.2012.Buku NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo,sarwono.2010. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Bina
Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono.2009. Ilmu Kandungan, Edisi Ketiga. Pt. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta.
Mukharomah, Lailatul. 2011. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Molla.
Akademi Kebidanan Abdi Husada : Semarang
Budiana, Gede Nyoman. 2009. Koriokarsinoma Pasca Abortus. Bag/SMF Obstetri dan
Ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah : Denpasar