Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Adha Isdiyanta Putra
I4A011059
I4A012005
Faisal Rahman
I4A012080
Nadia Kurniani
I4A012093
Pembimbing:
dr. Teguh Wahyu Purnomo,Sp.JP
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2.2 Etiologi.................................................................................................3
2.3 Epidemilogi
2.4 Patogenesis
2.5 Patofisiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mitral stenosis terjadi ketika dijumpai adanya obstruksi aliran darah
melalui katup mitral yang menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri.
Obstruksi ini terjadi akibat kelainan struktural pada katup mitralyang
meningkatkan tekanan balik yang disebabkan penurunan jumlah darah yang
dipompakan keluar dari ventrikel kiri.
10
yang
signifikan,
1.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Mitral stenosis merupakan obstruksi aliran darah ke ventrikel kiri akibat
kelainan struktural pada katup mitral, yang menghambat terbukanya katup mitral
secara sempurna saat fase diastol.
2.2
Etiologi
Penyebab tersering mitral stenosis adalah demam rematik. Sekitar 50%
Kira-kira 25%
dari seluruh penyakit jantung rematik menyebabkan stenosis mitral, 40% kombinasi
antara stenosis mitral dan regurgitasi mitral. Kurang lebih 38% dari seluruh stenosis
mitral adalah multivalvuler, 35% melibatkan katup aorta dan 6% melibatkan katup
trikuspidal Terdapat teori bahwa antigen protein M yang terdapat antara
atrium kiri, trombus katup, mukopolisakaridosis, dan kalsifikasi anular yang parah
jarang terjadi.
2.3 Epidemiologi
Stenosis mitral (SM) saat ini masih merupakan kelainan katup yang cukup
sering ditemui terutama di negara-negara berkembang yang sebagian besar akibat
demam reumatik, yang diawali dengan radang tenggorokan yang disebabkan oleh
kuman streptokokkus hemolitikus group A yang selanjutnya akan
menimbulkan respon inflamasi sistemik termasuk didaerah katup. Respon
inflamasi kemudian menimbulkan kerusakan hingga terjadi stenosis katup mitral.
Insiden demam reumatik akut di Negara-negara berkembang diperkirakan sekitar
50 sampai 200 / 100.000 per tahun1, dimana serangan pertama demam reumatik
akut terjadi paling sering antara umur 6 sampai 15 tahun.1
Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian
dapat juga disebabkan oleh gangguan katup kongenital, kalsifikasi anular katup
yang masif, ataupun penyakit sistemik lainnya seperti karsinoid, SLE, arthritis
rematik, dan mukopolisakaridosis.2 Kurang lebih 60% pasien dengan katup mitral
rematik tidak memberikan riwayat adanya demam rematik. Hampir 50% dari
karditis rematik akut belum memberikan dampak signifikan pada katup.3 Kirakira 25% dari seluruh penyakit jantung rematik menyebabkan stenosis mitral,
40%
kombinasi antara stenosis mitral dan regurgitasi mitral. Kurang lebih 38% dari
seluruh stenosis mitral adalah multivalvuler, 35% melibatkan katup aorta dan 6%
melibatkan katup trikuspidal. Katup pulmonal jarang terkena. Dua pertiga dari
seluruh kasus rematik adalah wanita. Interval waktu terjadinya kerusakan katup
akibat demam rematik bervariasi dari beberapa tahun sampai lebih dari 20 tahun.4
Kejadian stenosis mitral semakin meningkat di kawasan Asia seiring
dengan peningkatan penyakit demam rematik. Carapentis memperkirakan 15,6
juta penduduk dunia menderita penyakit jantung rematik, dengan kasus baru
demam rematik akut 470 ribu penduduk dan 233 ribu orang meninggal
demam rematik akut dan penyakit jantung rematik.4
2.4 Patogenesis
akibat
2.4
Patofisiologi
Pada awal diastol jantung normal, katup mitral akan terbuka dan darah
mengalir bebas dari atrium kiri ke ventrikel kiri, dengan mengabaikan perbedaan
tekanan antara ke dua ruang jantung. Pada mitral stenosis, adanya obstruksi aliran
darah melewati katup mitral sehingga pengosongan atrium kiri terhalangi serta
adanya gradien tekanan yang abnormal antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Akibatnya, tekanan atrium kiri lebih tinggi dari normal, hal ini diperlukan
agar darah dapat dipompa melewati katup yang obstruksi. Area cross- sectional
2
normal untuk orifisium katup mitral adalah 4-6cm2. Gejala hemodinamik mitral
2
2
stenosis menjadi jelas bila orifisium katup <2,5 cm . Area katup mitral >1,5 cm
biasanya tidak menunjukkan gejala pada saat istirahat. Namun, jika terjadi
peningkatan aliran transmitral atau penurunan masa pengisian diastol, maka akan
meningkatkan tekanan atrium kiri dan menimbulkan gejala. Sehingga, gejala
pertama sesak nafas pada penderita dengan mitral stenosis ringan biasanya dipicu
oleh aktifitas, stress emosional, infeksi, kehamilan, atau fibrilasi atrium dengan
4
repon ventrikular yang cepat. Walaupun tekanan ventrikel kiri biasanya normal
pada mitral stenosis, kerusakan pengisian ruang jantung melewati katup mitral
2
Tingginya tekanan atrium kiri pada mitral stenosis diteruskan secara pasif ke
sirkulasi pulmonal, mengakibatkan tingginya tekanan kapiler dan vena pulmonal.
Tekanan
hidrostatik
yang
meningkat
dalam
sirkulasi
pulmonal
dapat
resistensi
yang
overload
pada mitral stenosis dapat menyebabkan pembesaran atrium kiri. Dilatasi atrium
kiri ini akan meregangkan serat konduksi atrium dan dapat merusak integritas dari
sistem konduksi jantung yang menyebabkan fibrilasi atrium (ritme jantung yang
ireguler dan cepat). Fibrilasi atrium menyebabkan cardiac output semakin
untuk
mengisi
ventrikel
kiri
dan
menyebabkan tekanan atrium kiri yang semakin tinggi. Terhentinya aliran darah
pada dilatasi atrium kiri pada mitral stenosis, terjadi ketika disertai dengan
fibrilasi atrial yang memicu terbentuknya trombus intra atrium. Tromboemboli
pada organ perifer dapat terjadi dan menyebabkan komplikasi seperti oklusi
serebrovaskuler (stroke). Kemungkinan terjadinya komplikasi tromboemboli
sistemik pada penderita mitral stenosis berhubungan dengan usia penderita dan
dimensi bagian atrium kiri. Penderita dengan
fibrilasi
atrium
mempunyai
11
2.5
Manifestasi Klinis
Angka kelangsungan 50 - 60% pada penderita yang tidak diobati setelah
gejala klinis muncul adalah 10 tahun. Kelangsungan hidup melebihi 80% pada
penderita asimtomatik atau simtom minimal dalam 10 tahun kemudian.
Panjangnya harapan hidup berkurang pada penderita dengan gejala berat dan
terbatas pada penderita dengan hipertensi pulmonal yang signifikan dengan ratarata harapan hidup <3 tahun.
Dengan mitral stenosis yang lebih berat (contohnya, area katup yang
mengecil), sesak nafas dapat terjadi saat istirahat. Lelah yang berlebihan dan tanda
kongesti pulmonal yang lebih berat, seperti ortopnoe dan paroxysmal nocturnal
12
dyspnea, dapat terjadi. Mitral stenosis dan hipertensi pulmonal yang parah dapat
mengakibatkan tanda-tanda gagal jantung kanan, termasuk distensi vena jugular,
2
hepatomegali, asites, dan edema perifer. Kompresi pada saraf laringeal rekuren
karena pembesaran arteri pulmonal atau atrium kiri dapat menyebabkan suara
serak (sindrom Ortners).
2.6
Diagnosis
Penegakan diagnosis mitral stenosis harus berdasarkan anamnesis,
Pada
13
Ciri khas pada auskultasi mitral stenosis adalah adanya opening snap (OS)
yang bernada tinggi yang mengikuti S2. OS ini diakibatkan tegangan yang terjadi
tiba-tiba pada korda tendina dan katup stenosis saat pembukaan katup. Interval
antara S2 dan OS berkaitan secara terbalik dengan keparahan mitral stenosis.
Semakin parah mitral stenosis, semakin tinggi tekanan atrium kiri dan semakin
cepat katup tersebut dibuka paksa saat diastol. Ini juga diikuti dengan murmur
decresendo frekuensi rendah (dinamakan diastolik murmur) yang disebabkan
turbulensi aliran melalui katup stenosis saat diastol. Durasi dari murmur diastolik
berkaitan dengan keparahan mitral stenosis. Semakin berat stenosis, semakin lama
dibutuhkan pengosongan atrium kiri dan semakin lama waktu yang diperlukan
untuk mengurangi perbedaan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
Saat mendekati akhir diastol, kontraksi dari atrium kiri menyebabkan
gradien
14
15
16
dan
17
valvotomi
katup
mitral
sebelumnya.
Kemudian
penderita
dapat
2
stenosis berat bila area katup 1 cm . Pemeriksaan ini juga perlu dilakukan untuk
menilai tekanan arteri pulmonal saat sistolik dari kecepatan sinyal trikuspid
regurgitasi dan menilai keparahan mitral regurgitasi atau aorta regurgitasi yang
menyertainya. Tes latihan hemodinamik formal dapat dilakukan secara non invasif
dengan sepeda supine atau upright treadmill yang disertai rekaman Doppler untuk
menilai kecepatan transmitral dan trikuspid. Pemeriksaan ini dapat menilai
18
gradien tekanan transmitral dan arteri pulmonal saat sistol pada keadaan istirahat
dan beraktivitas.
Kelas 1
19
2.7
Kelas 2a
Kelas 3
Penatalaksanaan
Karena demam rematik merupakan penyebab utama mitral stenosis,
vaskular
atau
dispnu.
Jika
fibrilasi
atrium
terjadi
dapat
(mencegah
tromboemboli)
dengan
target
INR
>2-3
20
yang
2 2,6
pembesaran atrium kiri (volume atrium kiri >60ml/m ).
Pada penderita asimtomatik dengan mitral stenosis yang signifikan yang
belum dilakukan intervensi, perlu dipantau setiap tahun dengan pemeriksaan
klinis dan ekokardiografi dan pada stenosis yang tidak terlalu berat dengan
6
interval pemeriksaan 2-3 tahun sekali. Jika gejala mitral stenosis menetap setelah
pemberian diuretik dan mengontrol kecepatan denyut jantung, maka koreksi
mekanis untuk stenosis perlu dilakukan.
21
22
2-10%. Operasi
gangguan
fungsional
Penyakit penyerta katup aorta yang berat, atau kombinasi stenosis trikuspid dan
regurgitasi yang berat.
PMC merupakan prosedur yang dipilih jika terdapat kontraindikasi operasi.Karena
adanya resiko terhadap tindakan ini, penderita yang asimtomatik tidak menjadi kandidat
untuk prosedur ini, kecuali pada kasus dimana terdapat tingginya resiko tromboemboli
atau dekompensasi hemodinamik.Pada pasien seperti ini, PMC hanya dilakukan jika
terdapat karakteristik yang menguntungkan dan dilakukan oleh operator yang
berpengalaman.
asimtomatik. Namun perlu berhati-hati bila terjadi stenosis berulang yang asimtomatik.
Jika PMC tidak berhasil dan gejela menetap, perlu dipertimbangkan tindakan operatif
kecuali jika terdapat kontraindikasi.
untuk penggantian katup sebesar 0-7% dalam 36-53 bulan dan angka harapan hidup 10
tahun berkisar 81-90%.
Pada praktik sekarang, tindakan operasi untuk mitral stenosis sebagian besar berupa
penggantian katup jantung akibat tingginya penderita usia tua dan karakteristik yang
tidak menguntungkan untuk perbaikan katup. Angka mortalitas akibat tindakan operasi
penggantian katup jantung berkisar 3-10% dan berhubungan dengan usia, functional
class, hipertensi pulmonal, dan adanya penyakit jantung koroner. 10
Tabel 2.2.Indikasi PMC pada Mitral Stenosis dengan Area Katup 1,5 Cm
Kelas
PMC diindikasikan pada penderita
karakteristik yang menguntungkan.
Level
simtomatis
dengan I
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jantung merupakan organ vital pada sistem organ manusia. Fungsi
jantung yaitu untuk memompa darah yang mengandung oksigen dan nutrien
keseluruh tubuh. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang dibatasi oleh beberapa
katub diantaranya adalah katub atrioventrikuler dan katub semilunar. Gangguan
pada katub-katub tersebut diantaranya ialah stenosis mitral dan insufisiensi
mitral.
Stenosis mitral ialah terhambatnya aliran darah dalam jantung akibat
perubahan struktur katub mitral yang menyebabkan tidak membukanya katub
mitral secara sempurna pada saat diastolik. Stenosis mitral merupakan kelaianan
katup yang paling sering diakibatkan oleh penyakit jantung rheumatik
(endokarditis reumatika),akibat reaksi yang progresif dari demam reumatik oleh
infeksi streptokokus. Penyebab lainya walaupun jarang dapat juga stenosis mitral
kongenital,
deformitas
erythematosus(SLE),
parasut
karsinosis
mitral,
sistemik,
vegetas
deposit
systemic
amiloid,
akibat
lupus
obat
27
dan nyeri dada. Gejala-gejala yang muncul tergantung dari derajat MS(mitral
stenosis). Stenosis mitral akan menyebabkan bronkopneumonia, hipertensi arteri
pulmonalis, hipertensi ventrikel kanan sehingga dapat mengakibatkan gagal
jantung kanan.
28
DAFTAR PUSTAKA