Professional Documents
Culture Documents
untuk
CO2
dipertimbangkan,
persamaan
Henderson-
HCO3
pH = Pk+ (
) dimana pK= 6,1
Dicatat bahwa Pk yang baik dihapus dari pH arteri normal 7,40 yang
berarti bahwa bikarbonat tidak akan diharapkan untuk menjadi buffer
ekstraseluler yang efesien. Sistem bikarbonat bagaimanapun penting
karena dua alasan:
b. Bikarbonat hadir dalam konsentrasi tinggi yang relatif pada cairan
ekstreseluler.
c. Lebih penting lagi, PaCO2 dan plasma [HCO3-] diatur secara ketat oleh
paru-paru dan ginjal.,Kemampuan dua organ ini untuk mengubah rasio
[HCO3-/PaCO2 memungkinkan mereka untuk mengerahkan pengaruh
penting teradap pH arteri.
Derivasi sederhana dan lebih praktis dari persamaan Hendersonhasselbach untuk buffer bikarbonat adalah sebagai berikut :
[H+] = 24 x PaCO2
(HCO3-)
Harus ditekankan bahwa buffer bikarbonat efektif terhadap metabolisme
tetapi tidak pada gangguan asam basa pernapasan.
2. Kompensasi Respiratorik
Perubahan
pada
ventilasi
alveolar
berespon
terhadap
kompensasi
respiratorik dari PaCO2 pada brainstem. Respon reseptor ini untuk mengubah pH
dari cairan CSF. Minute ventilation meningkat 1-4 L/menit untuk setiap (akut) 1
mmHg peningkatan PaCo2. Kenyataannya, paru-paru berespon untuk eliminasi
dari 15 mEq produksi CO2 setiap harinya sebagai hasil sampingan karbohidrat
dan metabolisme lemak. Respon kompensasi respiratorik juga penting dalam
melindungi penanda perubahan pH selama gangguan metabolik.
Disamping itu kemoreseptor pada arkus aorta dan sinus carotid yang
mengatur frekuensi dan dalamnya nafas juga dipengaruhi oleh perubahan O2, pH
dan CO2 dalam darah. Kompensasi respiratori dalam mempertahankan
keseimbangan asam basa adalah dengan pengaturan konsentrasi CO2 cairan
ekstraseluler oleh paru. Dengan menyesuaikan PCO2 meningkat atau menurun,
paru secara efektif akan mengatur konsentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler.
Peningkatan ventilasi akan mengurangi CO2 dan mengurangi konsentrasi ion
hidrogen demikian juga sebaliknya.
Pengaturan konsentrasi ion hidrogen dengan ventilasi paru ini diatur oleh
sistem sirkulasi darah. Bila terjadi kenaikan pCO 2, CO2 akan bereaksi dengan
H2O dan menghasilkan ion H+. Ion H+ ini akan merangsang kemoreseptor diarkus
aorta dan sinus carotid, kemudian N.IX dan X akan mengirimkan sinyal ke pusat
pernapasan untuk meningkatkan ventilasi. Akibatnya, kadar CO2 berkurang dan
pH bertambah.
Selain CO2, penurunan kadar oksigen (hipoksemia) yaitu bila pO2 < 60
mmHg juga menstimulasi reseptor sinus carotid. Dan ion H+ dari produksi asam
(misalnya asam laktat) selain hasil disosiasi CO 2 juga bisa merangsang
kemoreseptor perifer
a. Kompensasi respiratorik selama asidosis metabolic
Penurunan ph darah arteri menstimulasi pusat pernapasan pada
brainsterm. Hasil peningkatan ventilasi alveolar menurunkan PaCO 2 dan
cenderung untuk mengembalikan pH arteri ke nilai normal.
b. Kompensasi respiratorik dalam alkalosis metabolic
Peningkatan pH arteri menekan pusat pernapasan. Hasil dari
hipoventilasi
alveolar
cenderung
meningkatkan
PaCO2
dan
bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting
dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah
membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida
tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika
pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi
lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit. Adanya
kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung
asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung
basa
(atau
terlalu
sedikit
mengandung
asam)
dan
kadang
metabolik
dan
alkalosis
metabolik
disebabkan
oleh
Asidosis
a Definisi
Asiodos adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam
didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu
yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur
keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan
fungsi sistem organ tubuh manusia. Gangguan keseimbangan ini dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metabolik dan respiratorik.
Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam
b
Asidosis Metabolik .
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan,
yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh
untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga
berusaha
mengkompensasi
keadaan
tersebut
dengan
cara
belum
menyembuhkannya,
menemukan
karena
obat
penyakit
ini
atau
terapi
tergolong
untuk
sebagai
Asidosis Respiratorik .
itu
ketidakseimbangan
elektrolit
(hiponatrium,
neural.
Akibat
neuron
respiratorik
juga
akan
sampai
iskemik
yang
dapat
mengganggu
atau
apabila
meningkatnya
terdapat
tekanan
masalah
intrakranial.
di
area
otak
Meningkatnya
karena
tekanan
membatasi
ekspansi
dada
sehingga
menghasilkan
pertukaran
gas
dimana
seseorang
tidak
dapat
kelemahan
otot
respirasi
berhubungan
dengan
dangkal,
Dyspnea,
Pusing,
Convulsi,
Letargi,
cairan
ektraselular.
Koreksi
cairan
perlu
disertai
tekanan
tinggi
atau
memiliki
penyakit
yang
menyebabkan
lebih
cepat
(hiperventilate),
yang
menurunkan
kadar
karbondioksida.
b. Metabolik alklosis yang disebabkan oleh terlalu banyak bicarbonat di darah.
c. Hypokelemik alkalosis disebabkan oleh respon ginjal terhadap kurangnya
atau hilangnya potassium, yangg dapat muncul ketika seseorang mengambil
pengobatan diuretik.
d. Hipochloremik alkalosis disebabkan oleh kurangnya atau hilangnya klorit,
yang muncul disertai dengan muntah berkepanjangan.
I.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Etiologi: Penyebab :Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi,
yang
menyebabkan
terlalu
banyaknya
jumlah
Biasanya
satu-satunya
pengobatan
yang
penderita
menghirup
kembali
karbondioksida
yang
dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan
menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan
berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
dilakukan
di
rumah
sakit,
terutama
setelah
Ku
BB
Fd
Daftar pustaka
Boyce JA. 2008. Acidosis and Alcalosis. Current Molecular Medicine (5): 3354
Heinz E.1996. Acidosis and alcalosis and hipocalemia, pp. 211332
Sacher R.A. dan Mcpherson R.A,MPengaturan. 2002. Asam-Basa dan Elektrolit pada:
Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi kedua, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hh.320-340.
D, Munajat Y, Nur MB, Madjid SA, Siregar P, Aniwidyaningsih, W, dkk. 2010. Gangguan
Keseimbangan Air, Elektrolit dan Asam Basa. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI;
Wang X. 2004. "Alkalosis". Current Opinions in Plant Biology 7 (3): 32936
Cumming SR, Black D, Nevitt M, Browner W, Cauley J, Ensrud K, et. 1993. acidosis.
Lancet;341:72-75.
Eyster KM. 2007. " Acidosis and alcalosis and hipocalemia". Advances inPhysiology
Education 31: 516.
Behrman, kliegman, Arvin. 2000. ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, Volume 3.
Jakarta. EGC,.