Professional Documents
Culture Documents
S (0 Tahun)
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG NEONATUS/
PERINATOLOGI RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG
Oleh
Sofiatul Ma`fuah., S. Kep
NIM 122311101042
LEMBAR PERSETUJUAN
Asuhan Keperawatan Neonatus dengan Asfiksia Neonatorum telah dilaksanakan
pada tanggal 19-21 Desember 2016 di ruang Neonatus/Perinatologi - Intermediate
RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Pembimbing Ruangan
....
....
Kepala Ruangan,
: Perinatologi Intermediate
Dx. Medis
: Asfiksia Neonatorum
No. Reg.
: 267059
: Bayi Ny. S
: Perempuan
Nama Ibu
: Ny. S
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Bahasa
: Indonesia
Pendidikan : SMP (Paket B)
Pekerjaan
: Petani
Penghasilan : Alamat
B. KELUHAN UTAMA
Bayi Ny. S lahir di ruang VK RSUD dr. Haryoto Lumajang dengan kondisi
tidak bisa menangis (tidak bernafas secara spontan)
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada awalnya Ny. S merasakan kontraksi mulai 09 Desember 2016 pukul
05.00. Kemudian Ny. S dibawa ke RSUD dr. Haryoto Lumajang. Bayi Ny. S
lahir di ruang VK RSD dr. Haryoto Lumajang tanggal 09 Desember 2016
pukul 13.05 WIB. Bayi lahir pada usia kehamilan 32 minggu (Neonatus
Preterm), lahir dengan spontan presentasi belakang kepala. Pada saat lahir, ibu
mengalami kesusahan untuk mengeluarkan bayinya, sehingga dibantu dengan
menggunakan teknik manual aid. Kondisi bayi setelah dilahirkan tidak dapat
menangis spontan, sesak napas, dan sianosis. Kondisi ketuban jernih
bercampur darah, APGAR score 1-1-1 (Asfiksia Berat), BBL 2800 gram, PBL
48 cm, LKL 32 cm, dan tidak ada KPD. Bayi dipindahkan ke Ruang NeonatusIntermediate pada tanggal 09 Desember 2016 jam 13.15 WIB. Saat pengkajian
didapatkan data bahwa hasil TTV dengan nadi 144x/menit, suhu 36,2
0
S tampak lemah, reflek sucking lemah, kesulitan dalam bernapas dan terdapat
retraksi intercosta. Tindakan yang telah dilakukan adalah penggunaan NGT.
Terapi medis yang diberikan Infus D10% 1/5 NS 200cc/hari, injeksi
Cefotaxim 2x175 mg, injeksi Aminophilin 2x3,6mg.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Bayi Ny. S lahir preterm dengan usia kehamilan 32 minggu dengan berat badan
lahir sebesar 2800 gram. Persalinan dibantu bidan di ruang IGD RSUD dr.
Haryoto Lumajang
1. Penyakit yang pernah diderita
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun sejak lahir
2. Riwayat operasi
(-). Upaya yang telah dilakukan di Ruang Neonatus RSD dr. Haryoto
Lumajang untuk By. Ny. S pada hari pertama kelahiran adalah tindakan
resusitasi pada By. Ny. Sk dengan pemberian bagging aktif, infuse PZ 50cc
untuk 2 jam pertama setelah itu pemberian infuse D10% 1/5 NS 200cc/24
jam. Injeksi yang diberikan adalah Cefotaxim 2x175mg, Aminophylin
2x3,6mg. By. Ny. S. Pasien mendapatkan thermoregulasi di ruang
intermediet.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ny. S mengatakan tidak memiliki keluarga atau saudara dengan riwayat bayi
asfiksi dan gangguan saat kelahiran lainnya. Pasien juga tidak memiliki
keluarga dengan riwayat peyakit menular.
Genogram
Keterangan
: laki-laki
: Perempuan
: tinggal satu rumah
: pasien
: meninggal
G. PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN
1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial
Selama berada di Ruang Intermediate, bayi berada di box bayi. Bayi
hanya kontak langsung dengan petugas kesehatan dan ibunya ketika
menyusui.
b. Motorik kasar
Bayi Ny. S terlihat lemah dengan pergerakan fleksi dan ekstensi pada
ekstremitas atas dan bawah. Namun, pergerakan sangat minimal.
c. Motorik halus
Bayi Ny. S memiliki refleks palmar grasping yang lemah. Bayi Ny. S
juga memiliki Refleks babinski (+), Reflek rooting (+) lemah dan reflek
sucking (+) lemah. Reflek Moro (+) lemah dan bayi belum dapat
menangis dengan keras.
H. KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA
PENYAKIT
Asfiksia yang dialami oleh bayi Ny. S dapat disebabkan usia ibu
yang mencapai 35 tahun (risiko keurangan energy saat
melahirkan). Selain itu, usia kandungan yang hanya mencapai
32 minggu (preterm) membuat hambatan intrapartum. Hal ini
menyebabkan bayi lahir dengan kondisi asfiksia.
I. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Persepsi & Tata laksana kesehatan
Ny. S mengartikan bayi yang sehat adalah bayi yang langsung bisa hidup
normal tanpa menggunakan aklat bantuan apapun yang berbentuk seperti
selang-selang.
Selama
kehamilan,
Ny.
memeriksakan
kondisi
sehingga
tidak
dapat
berkumpul
dengan
9. Pola Seksual-seksualitas
Jenis kelamin bayi adalah laki-laki. Bayi Ny. S tidak dapat berkumpul
dengan keluarganya, namun mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
keluarganya terutama Ny. S sebagai ibunya dan Tn. S sebagai ayahnya.
10. Pola Mekanisme Koping
Ny. S dan keluarga memiliki mekanisme koping yang cukup baik. Hal
tersebut ditunjukkan dengan kemauan keluarga untuk mengetahui kondisi
bayi dan memberikan kebutuhan bayi dengan memberikan ASI dan popok
bayi. Keluarga By. Ny. S juga memberikan perhatian yang baik kepada bayi
dengan menanyakan perkembangan kondisi bayinya.
11. Personal Nilai dan Kepercayaan
Ny. S dan keluarga pasien mempercayai bahwa anak adalah anugerah dari
Tuhan YME dan harus diterima bagaimanapun kondisinya. Oleh karena itu
Ny. S selalu memberikan ASI dan memantau perkembangan kondisi By.
Ny. S.
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Keadaan umum:
Keadaan bayi lemah, sianosis pada ekstermitas dan mulut, akral dingin,
sesak (+), gerakan tonus lemah, CRT <2 detik. Pasien terpasang infuse di
tangan kanan, NGT, dan dihangatkan menggunakan lampu.
Kesadaran: gerak tangis bayi sedikit lemah
Tanda-tanda vital:
Nadi
: 144 kali/menit
Suhu
: 36,2 0C
RR
: 34 kali/menit
Tinggi badan
: 48 cm
Lingkar kepala
: 32 cm
: 2800 gram
: 2800 gram
Perkembangan BB
2. Kepala
Inspeksi
rambut merata warna hitam, tidak ada laserasi pada bagian kepala, tidak
ada kaput suksadenium dan kaput cepalohematom, tidak tampak lebam di
area wajah.
Palpasi : Sutura belum menutup, anterior dan posterior fontanela belum
menutup
2. Mata
Inspeksi
Palpasi
3. Telinga
Inspeksi
Palpasi
4. Hidung
Inspeksi
tersebar
merata,
tidak
terdapat
5. Mulut
Inspeksi
6. Leher
Inspeksi
Palpasi
7. Thorax / dada
Payudara: bentuk areola mamae terangkat dengan penonjolan sekitar 3-4
cm
Paru-paru:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
8. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Palpasi
10. Ekstremitas :
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
3. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis yang dilakukan untuk mengkaji refleks fisiologis
yang dimiliki oleh pasien, yaitu:
a. Reflek Moro
Jenis
pemeriksaan
14 Desember 2016
Hematologi
Nilai normal
(rujukan)
Hasil
1
2
3
4
5
6
7
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Laju endap darah
(LED)
Hematokrit
Trombosit
Diffcount
DL
Caltex/DL
Automa
Faal Hati
9
Bilirubin Direct
10
Bilirubin Total
13,0-18,0 mg/dl
3500-10000 cmm
3-6 juta/cmm
0-5/jam
15,8
13.180
4,6
-
35-47%
150000-450000
7/1/0/45/25/22
44
176.000
1-2/0-1/35/54-62/2533/3-7
<0,25 mg/dl
0,75mg/l
0,96
0,75
NILAI= 0
Pucat
P: Pulse
(denyut nadi)
G: Grimace
(refleks)
A: Activity
(tonus otot)
Tidak ada
R: Respiration
(usaha bernafas)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
NILAI = 1
Badan merah,
ekstremitas
biru
Kurang dari
100
Sedikit
gerakan mimic
Ekstremitas
diam, sedikit
fleksi
Lemah tidak
teratur
TOTAL
NILAI = 2
Seluruh tubuh
kemerahmerahan
Lebih dari
100
Batuk bersin
JUMLAH
1
Gerakan aktif
Baik
menangis
2
1
Keterangan:
Berdasarkan pemeriksaan APGAR SCORE didapatkan hasil = 6 yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami asfiksia sedang.
L. Terapi
1. Infus D10% 2000cc/hari (infus terpasang di tangan kanan
pada tanggal 19 Desember 2016)
2. Injeksi Cefotaxim 2x175 mg sejak tanggal 09 Desember
2016
3. Injeksi Aminophilin 2x3,6 mg sejak tanggal 09 Desember
2016
Sofiatul
Ma`fuah,
S.Kep
NIM 122311101042
ANALISA DATA
Tangg
al
No
19
Desem
ber
2016
19
Desem
ber
2016
19
Desem
ber
2016
19
Desem
ber
2016
Data Fokus
Problem
Etiologi
DS: DO :
a. Nadi 144 x/menit,
Suhu 36,2o C, RR
34/menit
b. By. Ny. S tampak
menggunakan otot
bantu pernapasan
(retraksi
intercosta)
c. APGAR SKORE: 6
(asfiksia sedang)
d. Dispnea
e. Nafas dalam dan
ireguler
2 DS: DO :
a. Suhu 36,2o C
b. Akral (Ekstremitas
bawah) dingin
c. Pasien
dihangatkan
menggunakan
lampu
d. CRT < 2 detik
3 DS: DO:
a. Pasien terpasang
selang NGT
b. Reflek rooting dan
sucking (+) lemah
c. APGAR SCORE 6
d. Ada deviasi leher
kanan
Ketidakefektif
an pola nafas
(00032)
Ketidakefektifan
pola nafas
Risiko infeksi
(00004)
DS: DO :
a. Pemberian injeksi
antibiotic
(Cefotaxim)
2x175mg/IV dan
mulai tanggal 09
Nama
Terang
Mahasisw
a
Sofiatul
Ma`fuah
Sesak nafas
Hipoventilasi
Tubuh
kekurangan O2
Suplai O2 ke
jaringan
Risiko
hipotermi
(00253)
Risiko hipotermi
Kegagalan
termoregulasi
Sofiatul
Ma`fuah
Kegagalan fungsi
hipotalamus
Risiko
aspirasi
(00039)
Resiko aspirasi
Pemasangan
selang NGT
Sofiatul
Ma`fuah
Penurunan
kesadaran
Kerusakan otak
Risiko infeksi
Ada luka tusuk di
tangan
Penggunaan
infus
Sofiatul
Ma`fuah
Desember 2016
b. Pemasangan infus
di tangan kanan
c. Suhu 36,2 0C
d. Leukosit:
13.180/cm
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
Muncul
N
o
DIAGNOSA KEPERAWATAN
19/12/201
6
19/12/201
6
19/12/201
6
19/12/201
6
Nama Terang
dan Tanda
Tangan
Shovya
Sofiatul Ma`fuah
Shovya
Sofiatul Ma`fuah
Shovya
Sofiatul Ma`fuah
Shovya
Sofiatul Ma`fuah
RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal/Ja
m (WIB)
19/12/2016
10.30
Diagnosa
Keperawatan/Masa
lah Kolaboratif
Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan
dengan hipoventilasi
yang ditandai dengan
Nadi 144 x/menit,
Suhu 36,2o C, RR
34/menit,
penggunaan otot
bantu pernapasan
(retraksi intercosta),
APGAR SKORE: 6
(asfiksia sedang),
dispnea, nafas dalam
dan ireguler (00032)
Rencana Tindakan
Status Pernafasan:
Ventilasi (0403)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, diharapkan
pola nafas pasien kembali
efektif dengan kriteria hasil:
a. Frekuensi pernafasan
dalam batas normal (3060 x/menit)
b. Irama pernafasan normal
(regular)
c. Tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
d. Tidak ada suara nafas
tambahan
TTD
Shovya
19/12/2016
10.30
dan
Risiko hipotermi
Thermoregulation (0800)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
suhu 36,2o C, akral
keperawatan, diharapkan
(ekstremitas bawah)
suhu pasien kembali normal
dingin, pasien
dengan kriteria hasil:
dihangatkan
a. Suhu badan dalam batas
menggunakan lampu
normal (36,5-37,5 oC)
CRT < 2 detik
b. Tanda-tanda vital dalam
(00253)
batas normal (HR 100150x/menit, RR 3060x/menit, S 36,5-37,5
derajat celcius)
Risiko aspirasi
berhubungan dengan
tingkat kesadaran
ditandai dengan
pasien terpasang
selang NGT, reflek
rooting dan sucking
(+) lemah, APGAR
Pencegahan Aspirasi
(1918)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, diharapkan
pasien terhindar dari resiko
aspirasi dengan kriteria
hasil:
a. Mengidentifikasi faktor-
Shovya
Shovya
19/12/2016
10.30
Risiko infeksi
berhubungan dengan
prosedur invasif
ditandai dengan
pemberian injeksi
antibiotic (Cefotaxim)
2x175mg/IV dan
mulai tanggal 09
Desember 2016,
pemasangan infus di
tangan kanan, suhu
36,2 0C, leukosit:
13.180/cm (00004)
Shovya
TINDAKAN PERAWATAN
Tanggal/
DX
jam
Kep
(WIB)
Senin, 19 Desember 2016
Tindakan
Perawatan
EVALUASI FORMATIF
TTD
Sofi
11.00
1) Mencuci
tangan
sebelum
melakukan tindakan keperawatan
2) Menggunakan
APD
sebelum
bersentuhan dengan bayi
1) Mengobservasi fungsi pernafasan
2) Memberikan ganjalan pada bahu
bayi setebal 1 inchi
11.15
11.27
11.30
11.32
12.00
13.00
mencoba
Selasa, 20 Desember
07.30
4
Mencuci tangan sebelum melakukan
tindakan keperawatan
07.33
07.35
07.37
10.00
1) Mencuci tangan
2) Menggunakan
APD
sebelum
bersentuhan dengan bayi
3) Mengkaji adanya tanda infeksi
10.07
Sofi
O: bayi bernafas cepat dan dalam (ireguler),
terlihat adanya retraksi intercosta
11.30
12.00
12.10
17.00
Mengkolaborasikan
pemberian
bronkodilator
(Aminophilin)/ IV 2x3,6 mg
1) Melakukan pemeriksaan TTV
2) Mengobservasi adanya hipoksia
dan sianosis
Sofi
17.15
17.20
18.00
18.05
18.20
18.45
1) Mempertahankan
bayi
berada
dibawah lampu penghangat
2) Memberikan
selimut
untuk
membungkus tubuh bayi dan
meminimalkan adanya udara yang
masuk
Memposisikan bantal pasien agak naik
(1 cm) untuk permudah ekspansi paru
1) Mencuci tangan
2) Menggunakan
APD
sebelum
bersentuhan dengan bayi
3) Mengevaluasi tanda-tanda infeksi
1) Mengganti popok bayi
2) Memberikan selimut bayi
Mempertahankan
masukan
cairan
dengan menurunkan cairan infus
melalui solution set (infus D10% 1/5
NS)
1) Mengevaluasi kemampuan reflek
rooting dan sucking pasien
2) Memotivasi ibu untuk mencoba
terus memberikan ASI per oral
EVALUASI
Tanggal/J
am
(WIB)
Senin, 19
Desember
2016
(14.00)
No.
Diagnosa
Evaluasi
TTD
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Selasa, 20
Desember
2016
(14.00)
Rabu, 21
O: Tidak ada tanda infeksi seperti, rubor, tumor, kalor, dolor, dan
fungsiolaesa; Nadi 144x/menit, RR 34x/menit, Suhu 36,2C.
A: Masalah risiko infeksi belum aktual
P: Pertahankan intervensi .
S: O: Bayi bernafas cepat dan dalam (ireguler), terlihat adanya retraksi
intercosta, kepala bayi setengah ekstensi untuk memaksimalkan inspirasi
dan ekspirasi; jalan nafas bayi terbuka;
A: Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian, pasien masih sesak
nafas dan terdapat retraksi intercosta
P: Pertahankan intervensi .
S: O: Suhu bayi 36,5 0C, ekstremitas bawah dingin, bayi telah diberi lampu
penghangat, popok bayi yang telah penuh diganti, bayi telah terpasang
selimut; telah diberikan cairan sesuai dengan kebutuhannya yaitu infus
D10% 200cc/24 jam.
A: Masalah risiko hipotermi belum aktual
P: Pertahankan intervensi .
S: O: Reflek sucking pasien mulai terlihat baik; pasien diberikan ASI 22cc tiap
kali minum, kepala tempat tidur pasien sudah ditinggikan setelah minum
ASI.
A: Masalah resiko aspirasi belum aktual
P: Pertahankan intervensi
S: O:
Tidak ada tanda infeksi seperti, rubor, tumor, kalor, dolor, dan
fungsiolaesa;
A: Masalah risiko infeksi belum aktual
P: Pertahankan intervensi .
S: -
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Desember
2016
(19.00)
O: HR= 149 x/menit; RR= 53 x/menit; S= 37,5 0C; bayi bernafas cepat,
dangkal, dan reguler, tidak terdapat retraksi intercosta; tidak ada suara
napas tambahan; telah diberikan, injeksi (Aminophilin)/ IV 2x3,6 mg; bantal
bayi telah dinaikkan 1 cm
A: Masalah ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagian, pasien masih sesak
nafas dan terdapat retraksi intercosta
P: Pertahankan intervensi .
S: O: Akral bayi hangat;
bayi telah diselimuti untuk mencegah adanya
penguapan suhu tubuh; bayi tidak ada tanda sianosis di bagian ekstremitas
tangan dan kaki;
bayi telah diberikan lampu penghangat, bayi telah
diselimuti; popok bayi yang telah penuh diganti; bayi telah terpasang
selimut; bayi telah diberikan cairan sesuai dengan kebutuhannya yaitu infus
D10% 1/5 NS,
A: Masalah risiko hipotermi belum aktual
P: Pertahankan intervensi .
S: O: bayi mulai bisa minum susu melalui oral, reflek rooting dan sucking (+)
A: Masalah resiko aspirasi belum aktual
P: Pertahankan intervensi
S: O: APD telah terpasang untuk mencegah terjadinya infeksi nosocomial, tidak
ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, dan fungsiolaesa)
A: Masalah risiko infeksi belum aktual
P: Pertahankan intervensi .
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah
Sofiatul
Ma`fuah