Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan
penyakit yang sering dijumpai, dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak
masyarakat belum mengerti tentang hemoroid atau ambeien tersebut.
Dari tahun ke tahun penyakit hemoroid semakin berkurang. Hemoroid sering di
jumpai dan terjadi sekitar 35% penduduk berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini
tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
RUMUSAN MASALAH
Makalah ini berusaha mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah yang di maksud dengan hemoroid?
2. Apa penyebab hemoroid?
3. Bagaimana tanda dan gejala hemoroid?
4. Bagaimana pengobatan dan terapi hemoroid?
5. Bagaimana pencegahan hemoroid?
TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan hemoroid.
2. Mengetahui penyebab hemoroid
3. Mengetahui tanda dan gejala hemoroid.
4. Mengetahui pengobatan dan terapi hemoroid.
5. Mengetahui pencegahan hemoroid.
DEFINISI
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 an, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hemoroid interna yang terjadi diatas
sfingter anal dan hemoroid eksternal yang terjadi diluar sfingter anal.
EPIDEMOLOGI
Hemoroid di masyarakat dikenal dengan istilah ambeien atau wasir. Namun masih
banyak masyarakat belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul
dari penyakit ini.
Sepuluh juta orang di amerika dilaporkan menderita hemoroid, dengan pervalensinya
lebih dari 4%. Penelitian menunjukan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid
setiap tahunnya. Yang menggembirakan, disebutkan pula bahwa dari tahun ke tahun, jumlah
penderita hemoroid yang menjalani rawat inap di rumah sakit semakin berkurang. Puncak
tertinggi pada tahun 1974, sebanyak 117 orang dari 100.000 orang penderita hemoroid. Lalu
pada tahun 1987 penderita berkurang menjadi 37 orang saja dari 100.000 orang dengan umur
rata-rata penderita 45-65 tahun.
ETIOLOGI
1.
Kelainan organis
-
Serosis hepatic
2.
Idiopatik,
-
Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali,
tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat.
Obesitas
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.
Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna
kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.
PATHWAY
Wanita Hamil
Keturunan
Terlalu Banyak Duduk
Diare Menahun
Mengangkat Beban Berat
Idiopatik, Kelainan organis
4
Obstruksi Vena
Portal
Robeknya Vena
Hemorroidalis
Inferior
membentuk
hematoma
H.Eksternal
H. Interna
Prolaps
BAB
berdarah
trombosis
BAB berlendir
nyeri
Defisit self
care
Cemas
Situasi berubah
Kurang
Pengetahuan
Kurang Informasi
KLASIFIKASI
gg. rasa
nyaman
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari hemoroid :
-
Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga
dapat menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.
BAB berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2.
Prolaps:
-
Grade I
Grade II
Grade IV : prolaps
(+), inkarserata
3.
4.
5.
Nyeri
PEMERIKSAAN FISIK
-
Inspeksi:
Hemorroid
externa:
Hemorroid
interna:
Palpasi: Pada RT tidak teraba apaapa kecuali jika ada trombus atau penebalan mukosa
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management
Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan
perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu,
lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama
10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang
lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan
iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai
antara lain Klienylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil,
Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan
digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume
tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan
kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax,
dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,
atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol
N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk
mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya
Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Klienyllium, citrus bioflavanoida yang berasal
dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah.
setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal
bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa
pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemoroid dengan cara membekukan jaringan
hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang
menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan
keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode
paska operatif.
Metode pengobatan hemoroid
Tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
Hemoroidektomi atau eksisi bedah,
Dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.
Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid
diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur
operasi
selesai,
selang
kecil
dimaukkan
melalui
sfingter
untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel
dapat diberikan diatas luka kanal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Anoskopi
KOMPLIKASI
1. Anemia, jarang terjadi
2. trombosis akut pada prolaKlien hemorrhoid
PROGNOSA
10
Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa
warnanya?
Riwayat diet:
-
Riwayat pekerjaan:
11
Pengkajian obyektif:
-
Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan
adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Intervensi
12
Rasional
Setelah dilakukan
perawatan
selama 3x24 jam
nyeri klien
berkurang dg:
Kriteria hasil:
Menggunakan skala
nyeri untuk
mengidentifikasi tingkat
nyeri
Klien menyatakan nyeri
berkurang
Klien mampu
istirahan/tidur
Menggunakan teknik
non farmakologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk
menentukan
intervensi yang sesuai dan
keefektifan dari therapi
yang diberikan
Membantu
dalam
mengidentifikasi derajat
ketidaknyamnan
Meningkatkan
kenyamanan
Mengurangi nyeri dan
memungkinkan
pasien
untuk mobilisasi tanpa
nyeri
Peninggin
lengan
menyebabkan pasien rileks
Memudahkan
partisipasi pada aktifitas
tampa timbul rasa tidak
nyaman
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx..1 Nyeri akut berhubungan dengan injuri fisik
Intervensi
Rasional
Membantu berpakaian
1.
Memudahkan
Aktifitas:
intervensi
1.
Informasikan pd klien
2.
Melatih
dlm
memilih
pakaian
13
selama perawatan
kemandirian
Sediakan pakaian di 3.
Menghindari
tempat
yg
mudah
nyeri bertambah
dijangkau
4.
Memberikan
3.
Bantu berpakaian yg
kenyamanan
sesuai
5.
Memberikan
4.
Jaga privasi klien
kepercayaan diri klien
5.
Berikan
pakaian
pribadi yg digemari dan
sesuai
2.
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mempermudah
intervensi
Mengurangi
kecemasan
Membantu klien
dalam meningkatkan
pengetahuan tentang status
kesehatan meningkatkan
kontrol kecemasan
Merasa dihargai
Dukungan akan
memberikan keyakinan
terhadap peryataan
harapan untuk
sembuh/masa depan
Penggunaan strategi
adaptasi secara bertahap
(dari mekanisme pertahan,
coping, samapi strategi
penguasaan) membantu
Klien cepat mengadaptasi
kecemsan
Intervensi
14
Rasional
Setelah dilakukan
perawatan
selama 4x24 jam
pasien tidak
mengalami
konstipasi
Kriteria hasil:
B.A.B lembek
Klien menyatakan
B.A.B lembek dan
mampu mengontrol
B.A.B
Mempertahankan
pola eliminasi usus
tanpa ilius
- Mempermudah dalam
intervensi
- Menentukan gerakan
peristaltik usus sudah
berfungsi dengan
baik/belum
Dx. 5 Risiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko tindakan invasif (pembedahan di
daerah anal)
Tujuan dan kriteria hasil
Setelah diberikan
perawatan selama 3x24 jam
tidak terjadi infeksi
sekunder dg:
Indikator:
Angka leukosit
normal
Klien mengatakan
tahu tentang tandatanda dan gejala infeksi
Intervensi
Rasional
15
Mencegah infeksi
Kontrol infeksi
Aktifitas:
1. Batasi pengunjung
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat Klien
3. Tingkatkan masukan gizi yang
cukup
4. Anjurkan istirahat cukup
5. Pastikan penanganan aseptic
daerah IV
6. Berikan PEN-KES tentang risiko
infeksi
Dx.6
sekunder
Mencegah INOS
Meningkatkan
daya tahan tubuh
4.
Membantu
relaksasi
dan
membantu
proteksi
infeksi
5.
Mencegah tjdnya
infeksi
6.
Meningkatkan
pengetahuan Klien
2.
3.
Menjelaskan kembali
tentang penyakit,
Mengenal kebutuhan
perawatan dan pengobatan
tanpa cemas
Intervensi
1.
Kaji pengetahuan
klien tentang penyakitnya
2.
Jelaskan tentang
program pengobatan dan
alternatif pengobatan
3.
Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
digunakan untuk
mencegah komplikasi
4.
Diskusikan tentang
terapi dan pilihannya
Rasional
1.
Mempermuda
h dalam memberikan
penjelasan pada klien
2.
Mempermuda
h intervensi
3.
Mencegah
keparahan penyakit
4.
Memberi
gambaran tentang pilihan
terapi yang bisa
digunakan
4. EVALUASI
Dx.1 Nyeri yang dialami pasien berkurang / hilang ( skala nyeri 0)
Dx.2 Kebersihan diri pasien terpenuhi
Dx.3 Kecemasan pasien berkurang
16
PENUTUP
KESIMPULAN
17
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hemoroid interna yang terjadi diatas
sfingter anal dan hemoroid eksternal yang terjadi diluar sfingter anal.
Penyebab hemoroid diantaranya keturunan, diare menahun, terlalu banyak duduk,
mengangkat beban berat, kelainan organis, dll.
Manifestasi klinis dari hemoroid : Rasa gatal dan nyeri, Perdarahan berwarna merah
terang pada saat BAB, Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi
dan edema yang disebabkan oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga
dapat menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.
Pengobatannya bisa dilakukan dengan Non-farmakologi dan farmakologi.
Pencegahannya dgn melakukan pola hidup sehat, olahraga teratur, makan makanan
berserat, minum air yang cukup, jangan mengejan terlalu berlebih.
SARAN
Bagi penderita hemoroi sebaiknya membiasakan diri untuk hidup sehat misalnya
makan makanan yang berserat, hindari kebiasaan merokok, minum air putih yang cukup,
menerapkan pola diet sehat yang mengandung tinggi serat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.
Gurley, D: hemorrhoid at: www.emedicine.com.
18
Keigley MRB. 2001. Hemorrhoidal Disease in Surgery of the Anus, Rectum and
Colon, 2nd edition. WB Saunders: London.
NANDA, 2005 2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,
Philadelphia, USA
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi IV.
KATA PENGANTAR
19
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Yang Maha Esa
atas asung wara nungrahaNya, sehinga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
tentang Atritis reumatoid yang nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa
maupun mahasiswi STIKES Wira Medika PPNI Bali dalam proses pembelajaran maupun
dalam kehidupan masyarakat luas
Adapun terselesainya makalah ini tidak luput atas bantuan dan kerjasama para
mahasiswa STIKES Wira Medika PPNI Bali dan pihak-pihak lain yang mendukung,kami
sampai ucapan banyak terima kasih dan akhirnya melalui kesempatan yang baik ini pula kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kontruktif dari berbagai kalangan demi
kesempurnaan makalah ini
20
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
ii
PENDAHULUAN..............................................................................................................
Epidemologi............................................................................................................
Etiologi....................................................................................................................
Faktor predisposisi..................................................................................................
Patofisiologi............................................................................................................
Klasifikasi................................................................................................................
Manifestasi klinis....................................................................................................
Pemeriksaan fisik....................................................................................................
Terapi.......................................................................................................................
Penatalaksanaan......................................................................................................
Pemeriksaan penunjang..........................................................................................
Komplikasi..............................................................................................................
10
Prognosis.................................................................................................................
10
Pencegahan..............................................................................................................
11
11
Diagnosa..................................................................................................................
11
12
Evaluasi...................................................................................................................
16
PENUTUP...........................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA
ii
21