Professional Documents
Culture Documents
Oleh
HABIB PURNAMA
Oleh :
HABIB
PURNAMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi
Nama
: Habib Purnama
: 0913031087
Program Studi
: Pendidikan Ekonomi
Jurusan
Fakultas
Pembimbing I,
Pembimbing II,
2. Mengetahui
Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
PERSEMBAHA
N
Kedua orang tuaku, bapak Toifuri dan Ibu Aida Dewi yang
senantiasa menyayangi, dan mendoakanku, serta rela
bekerja keras dan mengorbankan segalanya untukku.
Almamater tercinta
Universitas Lampung.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iii
iv
vi
I.
II.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
1
7
8
9
9
10
11
11
11
11
11
11
12
12
12
17
22
29
34
35
37
39
39
40
40
41
42
42
42
42
IV.
45
45
46
46
46
47
47
50
53
53
53
55
55
57
60
60
61
62
62
62
62
63
64
64
65
66
66
66
67
70
72
74
78
78
82
84
85
88
89
90
92
95
95
95
97
99
99
101
103
106
112
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
112
113
115
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
3
34
41
43
48
49
49
51
52
52
54
65
65
68
69
70
71
72
73
74
75
Halaman
Tabel 22. Hasil Uji Kelinieran regresi (X1) .......................................
79
80
81
82
83
85
86
88
89
89
91
91
93
94
Tabel 36. Kooefisien Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap (Y) ......
96
Tabel 37. ANOVA untuk Uji Hipotesis (X1), (X2) dan (X3)
terhadap (Y) .......................................................................
97
Tabel 38. Korelasi Regresi (X1), (X2) dan (X3) terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu(Y). ....................................................
98
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
Halaman
Kerangka Pikir Pengaruh Bimbingan Orang Tua,
Kebiasaan Belajar, danLingkungan Belajar
Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas
VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
Tahun Pelajaran 2012/2013 ...................
37
ABSTRAK
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA, KEBIASAAN BELAJAR DAN
LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL
SMP PGRI 2 LABUHAN RATU
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh
Habib Purnama
SMP PGRI 2 Labuhan Ratu merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
yang diharapkan dapat membantu menyukseskan program pemerintah dalam
bidang pendidikan. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pencapaian
hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas VIII
Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu diketahui bahwa secara keseluruhan
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah,
yaitu dari 90 siswa terlihat hanya 41 siswa atau 45,56% siswa yang mendapat nilai
70, dan berarti 54,44% atau sebanyak 49 siswa memperoleh nilai <70. Dengan
kata lain, hanya 45,56% bahan pelajaran Mata Pelajaran IPS Terpadu yang
dikuasai oleh siswa atau masih dalam kriteria rendah. Secara umum hal-hal yang
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. Diantaranya banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau
berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa, diduga faktor-faktor bimbingan
orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar memiliki peranan penting
terhadap tinggi rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan orang
tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu tahun pelajaran
2012/2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP PGRI 2
Labuhan Ratu tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 90 siswa dan semuanya
dijadikan sampel karena populasinya kurang dari 100 subjek. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan
pendekatan ex post facto dan survey. Data yang terkumpul melalui angket, diolah
dengan computer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis
pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linear sederhana, sedangkan
hipotesis keempat menggunakan regresi linear multiple.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa
Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran
2012/2013.
Ada pengaruh kebiasaan belajar IPS Terpadu siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa
Kelas VIII Semester Ganjil SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran
2012/2013.
Ada pengaruh bimbingan orang tua, kebiasaan belajar, dan lingkungan
belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil
SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Bimbingan Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Lingkungan Belajar, dan
Hasil Belajar IPS Terpadu
I. PENDAHULUAN
Bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
Pembahasan secara rinci beberapa subbab tersebut dikemukakan sebagai berikut.
A.
kendala tersebut berasal dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal.
Faktor internal merupakan faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor
psikologis (intelegensi, sikap, minat, kebiasaan, bakat, dan motivasi) sedangkan
faktor eksternal dapat berupa faktor internal keluarga, bimbingan orang tua,
lingkungan.
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal
yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan prestasi
yang kita inginkan dalam proses belajar. Banyak orang belajar dengan susah
payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan demi kegagalan
yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin,
kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, dan istirahat
yang tidak cukup sehingga kurang tidur.
Secara umum, keberhasilan proses belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berada
dalam diri individu, diantaranya adalah kesehatan, cacat tubuh, intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan, kebiasaan belajar, dan
lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang ada di luar
diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang
dicapai siswa, di antaranya adalah faktor guru, lingkungan, kurikulum sekolah,
sarana dan prasarana, faktor keluarga, faktor bimbingan orang tua, dan faktor
lainnya dari luar diri siswa.
54,44
45,56
100
Berdasarkan tabel di atas, hasil belajar siswa secara umum masih tergolong
rendah, karena dari 90 siswa terlihat hanya 41 siswa atau 45,56% siswa yang
mendapat nilai 70, dan berarti 54,44% atau sebanyak 49 siswa memperoleh nilai
< 70. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2008: 18), yaitu apabila bahan
pelajaran yang diajar kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase
keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Satu diantaranya
yang berasal dari keluarga dalam hal ini yaitu bimbingan orang tua. Bimbingan
merupakan suatu aturan atau pengarahan yang diberikan kepada seseorang
sehingga orang tua tersebut dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam
diri anak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu,
Setiap siswa memiliki kebisaan yang berbeda-beda. Kebisaan belajar yang kurang
baik yang biasanya diterapkan siswa adalah bermalas-malasan dalam belajar,
mengurangi materi pelajaran hanya menjelang ujian saja, tidak rajin membaca dan
membuat catatan serta kurang berkonsentrasi dalam belajar. kebiasaan belajar
yang dilakukan setiap siswa di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu berbeda, Berdasarkan
penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP PGRI 2 Labuan Ratu, peneliti
melakukan wawancara kepada 30 siswa. Hasil dari wawancara langsung kepada
30 siswa yang sama, hanya sekitar 10 siswa yang mempunyai jadwal belajar siswa
IPS dan melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuatnya. Kemudian ketika di
rumah, hanya sekitar 30% dari 30 siswa tersebut yang mengulang kembali materi
pelajaran IPS Terpadu yang telah didapat dari sekolah. Jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa masih ada siswa yang belum memiliki jadwal belajar sebagai
pedoman untuk setiap kegiatan dalam belajarnya, dan masih ada siswa pula
belajar secara tidak teratur dan terus menerus belajar karena keesokan harinya
akan ujian dan ulangan. Dengan kebiasaan belajar yang kurang baik tersebut dapat
menyita waktu istirahat anak, dengan keadaan tersebut setiap siswa perlu belajar
secara teratur setiap materi hendaknya materi pelajaran yang telah disampaikan
oleh guru hari itu pula diulang, kemudian dengan pembagian waktu yang baik dan
memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajarnya.
Selain kebiasaan belajar, faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
IPS terpadu adalah lingkungan belajar. lingkungan belajar sangat berperan dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga merangsang keaktifan
siswa dan keefektifan belajar guna menunjang pencapaian hasil belajar yang
memuaskan.
Lingkungan belajar yang pertama yaitu lingkungan keluarga. Dalam keluarga
seorang anak didik mengalami proses sosialisasi untuk pertama kalinya, dimana
proses ini anak dikenalkan dan diajarkan berbagai nilai kehidupan yang sangat
berguna dan menentukan bagi perkembangan anak dimasa depan. Lingkungan
kedua adalah lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang memungkin seseorang meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan
bakat yang dimilikinya. Lingkungan belajar yang ketiga adalah lingkungan
masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial dan hidup ditengah-tengah
masyarakat. Di dalam masyarakat terdapat norma-norma yang harus dipatuhi oleh
anggota masyarakat. Norma-norma tersebut berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap, untuk itulah lingkungan
masyarakat mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS Terpadu diketahui
bahwa lingkungan belajar siswa kelas VIII semester ganjil SMP PGRI 2 Labuhan
Ratu kurang kondusif. Hal itu terlihat dari beberapa hal, seperti: kurangnya
perhatian orang tua, kurang terpenuhinya kebutuhan dan perlengkapan belajar,
lingkungan tempat tinggal yan kurang kondusif, teman bergaul yang tidak
menciptakan lingkungan belajar yang baik, seperti kondisi sekolah yang kurang
kondusif.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Bimbingan Orang
Tua, Kebisaan Belajar, dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
B.
Identifikasi Masalah
2.
Kurangnya pengawasan dari orang tua baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga anak mengalami kesulitan dalam kegiatan atau aktivitas
belajar yang dilakukannya.
3.
Pembentukan kebiasaan belajar IPS Terpadu siswa kurang baik hal ini
diketahui dari hasil wawancara peneliti yang dilakukan kepada beberapa
siswa bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mempunyai jadwal belajar
siswa IPS dan melaksanakan jadwal belajar yang telah dibuatnya.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi diatas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada kajian Bimbingan Orang Tua (X1), Kebisaan Belajar
(X2), Lingkungan Belajar(X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y) pada siswa kelas
VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
D.
Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2012/2013?
2.
Apakah ada pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
3.
Apakah ada pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013?
4.
E.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.
10
3.
4.
F.
1.
Manfaat Teoritis
a.
b.
Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan
lebih mendalam tentang permasalahan yang terkait.
2.
Manfaat Praktis
a.
b.
Orang tua: Sebagai bahan masukan kepada orang tua siswa bahwa
peranan dan keterlibatan dalam memberikan motivasi belajar sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya.
c.
G.
Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah persepsi siswa
tentang Bimbingan Orang Tua (X1), Kebisaan Belajar (X2), Lingkungan
Belajar(X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
2.
Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah SMP PGRI 2 Labuhan Ratu.
4.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.
5.
Ilmu Penelitian
Termasuk ke dalam ruang lingkup IPS Terpadu.
1
2
Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Untuk mencapai keberhasilan anak peranan orang tua sangatlah dominan karena3
kebiasaan belajar anak berbeda dengan kebiasaan belajar orang dewasa. Sebelum
anak mencapai usia dewasa dan terbentuk karakteristik belajarnya dia
memerlukan bimbingan dan pengarahan orang tua dan gurunya, sampai saatnya ia
mencapai kematangan fisiologis dan psikologis.
Menurut Rochman dalam Dewa (2002: 19) Bimbingan merupakan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri,
sehingga dia sanggup untuk mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan keadaan dan tuntunan lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
Menurut Hamalik (2002:93) dalam Anadwi Wahyuni, menyatakan bahwa
bimbingan adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya
individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah-masalahnya.
Kemudian ia juga menyatakan bimbingan adalah suatu proses yang terus
menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan
kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.Sedangkan pengertian
orang tua adalah terdiri dari bapak, ibu atau dianggap tua. Jadi yang dimaksud
dengan pengertian orang tua adalah terdiri dari bapak, ibu atau wali yang
bertanggung jawab langsung terhadap anak.
Bimbingan orang tua merupakan suatu bantuan yang diberikan ayah atau ibu
terhadap anak, agar anak dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sesuai
5
memahami sikap pandang anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa
depan, kemauan anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi
daya dukung terhadap kesuksesan belajar anak.
Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah,
berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap
kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu
perbuatan yang baik.
Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya
pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak
tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut dalam arti mengontrol
atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua
dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai,
karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan
dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya.
Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam
masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang
dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan
anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian
orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih
hasil belajar yang maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan
terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan
kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Sehingga peranan orang tua6
sangat diperlukan di dalamnya. Untuk mengetahui pengalaman anak di sekolah
orang tua diharapkan selalu menghadiri setiap undangan pertemuan orang tua di
sekolah, melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan anak sesuai
kebutuhan terutama ditekankan untuk membicarakan hal-hal yang positif serta
orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai mendiskusikan dengan
anak, kejadian-kejadian di sekolah.
Satijan dalam mengemukakan tentang pentingnya pertemuan antara orang tua dan
guru sebagai berikut:
1)
2)
Pemberian motivasi
Berikut ini dikemukakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua
untuk membangkitkan motivasi anak agar tumbuh rasa senang dalam belajar
yang dikutip dari sebuah artikel, yaitu sebagai berikut: Sisihkan waktu
barang satu jam sampai dua jam untuk dapat bertemu dengan anak-anak,
curahan kasih sayang dengan tidak ada maksud memanjakan atau menuruti
segala kemauannya, tanyakan sekilas tentang pelajaran di sekolah, berilah
penghargaan pada si anak dari hasil belajarnya sekalipun hanya sebuah katakata manis, tanyakan apa yang menjadi kesulitannya, berilah nasihat untuk
menyelesaikan, Bimbinglah untuk mengatur jadwal belajarnya belajar
secara kontinu dan mandiri, berilah sangsi yang mendidik jika ia melakukan
keteledoran, jagalah kewibawaan orang tua agar ia tetap menghormati,
usahakan untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dan selalu berkonsultasi
dengan guru jika ada masalah yang penting.
Penghargaan
Di samping itu orang tua juga perlu memberikan penghargaan kepada anak.
Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada anaknya
karena adanya keberhasilan anak dalam belajar sehingga meraih prestasi.
Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan penghargaan anak akan
timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan berbuat yang lebih
maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.
(http://blog.umy.ac.id/anadwiwahyuni/artikel/perhatian-orangtua/).
Berdasarkan pemaparan di atas maka sebagai pendidik yang utama dan pertama
bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan.
Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi
orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak7
tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada
anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk mendorong
semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah
untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar
anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah
memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar.
Selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh orang tua juga adalah memberikan
pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak.
Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa orang tua menilai dan
menghargai tindakan usahanya.
Jadi bimbingan orang tua sangatlah penting untuk memotivasi anak untuk belajar,
memberi bantuan dalam hal mengatasi kesulitan belajar, menyediakan sarana
(alat) untuk belajar, keadaan mengawasi anak dalam belajar, dan mengenal
kesulitan-kesulitan anak dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
anak.
2.
Kebiasaan Belajar
Aktivitas yang dilakukan oleh guru dan murid di sekolah sangat menentukan
keberhasilan dalam proses belajar mengajarkeberhasilan proses belajar mengajar
dapat terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar yang diperoleh
siswa mempunyai tingkatan yang bervariasi, ada siswa yang mendapat hasil
belajar yang baik dan ada juga siswa yang mendapat hasil yang belum maksimal.
Masing-masing siswa memiliki tingkatan keberhasilan yang berbeda-beda.
1
8
1
9
dan dikuasai dengan maksimal serta ujian-ujian bisa dilalui dengan hasil yang 0
baik sehingga pada akhirnya dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
Menurut Gie (Dewi, 2002:13) mengemukakan kebiasaan-kebiasaan belajar yang
baik, antara lain:
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kebiasaan belajar yang baik tidak dapat
dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi kebiasaan harus direncanakan, dilatih,
diusahakan dan dikembangkan sedikit demi sedikit atau secara berulang-ulang.
Apabila seseorang belajar tanpa rencana sulit untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Mengenai cara belajar yang baik, siswa dapat menerapkan prinsip
belajar yaitu adanya kedisiplinan, keteraturan dan konsentrasi maka kegiatan
belajar akan berjalan dengan baik.
Kebiasaan belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar
mengajar, dengan adanya kebiasaan belajar yang baik seseorang akan
menggunakan waktunya untuk belajar serta tenaga dan pikirannya banyak
dicurahkan untuk belajar sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Kebiasan
belajar. Kebiasaan belajar yang baik juga akan membantu siswa dalam menguasai
materi yang sedang dipelajarinya sehingga pada akhirnya siswa tersebut akan
Lingkungan Belajar
2
3
tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung. Supardi dalam Fatma
(2003: 2) menyatakan lingkungan adalah jumlah semula benda hidup dan mati
serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Kehidupan
manusia selalu berhubungan dengan lingkungan yang di dalamnya diperlukan
suatu interaksi antara sesama manusia.
Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni dalam Fatma (2006: 82-84),
adalah segala sesuatau yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan
fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses
pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa betah di sekolah
dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan
apapun keterpaksaan. Sedangkan menurut Indra Djati Sidi dalam Fatma (2005:
148), Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar
menyenangkan. Lingkungan tersebut dapat meningkatkan keaktifan belajar, oleh
karena itu lingkungan belajar perlu ditata semestinya.
Slameto (2003: 60) mengemukakan bahwa Lingkungan belajar siswa yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan yang pertama yaitu
lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama pra
sekolah yang dikenal anak pertama kali dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Lingkungan keluarga adalah segenap stimuli, interaksi, dan
kondisi dalam hubungannya dengan perilaku ataupun karya orang lain yang
berada disekitar sekelompok orang yang terikat oleh darah, perkawinan, atau
adopsi. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap siswa karena
lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi perkembangan
seorang anak. Di dalam keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi untuk
2.
3.
4.
5.
6.
25
26
2.
3.
2) Fungsi pedagogis
Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik,
khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga
pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan dan lembagalembaga sosial.
3) Fungsi instruksional
Program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran atau
pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan
tingkah laku siswa.
Aqib dalam Fatma (2004: 76) mengemukakan bahwa lingkungan yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga terdiri dari
orang tua, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan sekolah
terdiri dari cara penyajian yang tidak menarik, hubungan guru dengan murid,
hubungan anak dengan anak, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat-alat belajar
di sekolah, jam-jam pelajaran yang kurang baik. Lingkungan masyarakat yang
terdiri dari mass media, teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat, dan corak
kehidupan tetangga.
Menurut Syah dalam Fatma (2006: 152) lingkungan belajar sebagai faktor
eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi
dua yaitu sebagai berikut:
1.
2.
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial di sekolah adalah seluruh warga sekolah, baik itu guru,
karyawan maupun teman-tean sekelas, dan semua dapat mempengaruhi
semangat belajar semua siswa. Lingkungan sosial siswa di rumah antara lain
masyarakat, tetangga dan juga teman-teman bergaul siswa di rumah yang
mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi belajar siswa.
Lingkungan sosial yang dominan dalam mempengaruhi kegiatan belajar
siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Bentuk dan isi serta cara-cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti, dan kepribadia setiap manusia.
Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial siswa yang berpengaruh terhadap belajarnya
diantaranya adalah gedung sekolah dan letaknya, ruang tempat tinggal siswa,
alat-alat belajar, keadaan belajar dan waktu belajar siswa, dan ass media.
Adapun yang termaksud dalam mass media adalah bioskop, radio, televisi,
surat kabar, majalah, buku-buku, dan sebagainya. Diantaraya mass media
tersebut yang berpengaruh besar terhadap belajar anak adalah televisi.
29
4.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup. Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Setelah belajar setiap individu memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai. Setelah belajar maka diperoleh hasil belajar yang berupa
kapabilitas untuk mengetahui, memahami, dan mengerti konsep. Timbulnya
kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari
proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Lebih lanjut dikatakan oleh Gagne
dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 10) bahwa belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan
informasi, menjadi kapabilitas baru. Dimana belajar terdiri dari tiga faktor penting
yaitu kondisi eksternal, internal dan hasil belajar. Sedangkan menurut Slameto
(2003: 2) belajar adalah merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar meliputi
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan yang didapat melalui
pengalaman dan berlangsung secara aktif dengan lingkungan belajarnya yang
akan nampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas sebagai hasil dari
pengalaman belajar yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa yang diwujudkan dalam
bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes pada saat berakhirnya proses
30
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat burton dalam Hamalik (2001: 31)
bahwa hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apersepsi, abilitas, dan keterampilan. Sedangkan hasil
belajar menurut Suharsimi Arikunto (2001: 63) sebagai hasil yang telah dicapai
seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan
evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil pembelajaran yang
didapatkan mengalami peningkatan atau perubahan. Hasil belajar siswa diperoleh
setelah berakhirnya proses pembelajaran. Mengenai hasil belajar, Dimyati dan
Mujiono (2006: 3) menyatakan Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengalaman dan puncak hasil belajar. Bukti bahwa seseorang telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku ada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik,
2001: 30). Sementara menurut Alwasilah (2000: 90-91), mengemukakan bahwa
hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Output yang diharapkan dari
proses belajar adalah prestasi (Brahim, 2007: 39).
Dinamika pendidikan setiap jangka waktu tertentu, diadakan suatu tes untuk
mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap bahan pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan hasil tersebut selanjutnya guru mengadakan penilaian terhadap hasil
belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses belajarnya. Suatu proses
31
c) Kelelahan
2) Faktor-faktor Eksternal
a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, perhatian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar
belakang kebudayaan)
b) Sekolah (model mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, model belajar, tugas
rumah)
c) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Selanjutnya menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar sebagai berikut.
a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang
bersangkutan.
Purwanto (2002: 106) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
adalah:
1) Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri yang disebut faktor individual,
meliputi:
a) Faktor pertumbuhan
b) Kecerdasan
c) Latihan
d) Motivasi
e) Faktor pribadi
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial, meliputi:
a) Faktor keluarga
b) Guru
c) Alat mengajar
d) Lingkungan dan kesempatan
e) Motivasi
Berdasarkan pendapat di atas, pelaksanakan proses belajar mengajar siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun
dari luar. Faktor-faktor yang menyangkut keadaan diri siswa baik keadaan fisik
maupun psikologis serta keadaan yang berada di luar diri siswa seperti
lingkungan, sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai.
Menurut S. Nasution, IPS adalah sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian
kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat
yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikologi sosial (Sofa, 2010).
Moeljono Cokrodikardjo berpendapat bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah,
geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk
tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari (Sofa, 2010).
Menurut Tim IKIP Surabaya bahwa IPS merupakan bidang studi yang
menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan
dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami
dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu
dari berbagai ilmu sosial yang telahterpilih, kemudian disederhanakan sesuai
dengan kepentingan sekolah-sekolah.
Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu diperoleh siswa setelah siswa
melakukan kegitan belajar di sekolah, dimana hasil belajar tersebut memberikan
informasi kepada siswa dan guru sejauh mana keberhasilan belajar telah diraih.
34
Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Djamarah (2009: 97) yang mengemukakan
keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkat atau taraf, yaitu:
a. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak
didik.
b. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (70% sampai dengan 99%) bahan
pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.
c. Baik/maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66%
sampai 75% saja.
d. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai oleh anak didik kurang dari
60%.
Dari pendapat di atas, hasil belajar IPS Terpadu yang dicapai oleh siswa
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada
muridnya setelah seorang siswa melaksanakan usaha-usaha belajar pada suatu
periode tertentu.
B.
Novi
Leliana
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Hubungan Lingkungan
Belajar, Kebiasaan Belajar
dan Bimbingan Orang Tua
dengan prestasi belajar siswa
SD Padang Cermin Lampung
Selatan yang berdomisili di
daerah Stren Kecamatan
Padang Cermin Lampung
Selatan 2007
Pengaruh Kesiapan Belajar,
Kebiasaan Belajar dan
Kompetensi Pedagogis
Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi siswa Kelas XI
Semester Ganjil SMA
Budaya Bandar Lampung
35
Tabel 2. (lanjutan)
No
3
C.
Nama
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Ada pengaruh lingkungan
belajar terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas, dengan
r sebesar 0,644
Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilihat
dari hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada umumnya
bervariasi , yakni rendah, sedang dan tinggi. Tinggi atau rendahnya hasil belajar
tersebut diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah bimbingan
orang tua, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar.
Bimbingan orang tua diduga berperan sangat penting dalam meningkatkan hasil
belajar anak. Siswa SMP merupakan anak usia sekolah yang masih membutuhkan
banyak bimbingan dari orang tua mereka. Karena kita mengetahui proses
pebelajaran orang tua tidak boleh semata-mata menekankan pada proses belajar
namun lebih menekankan pola bimbingan dan pola asuh, karena orang tua
merupakan guru yang utama bagi anaknya. Dengan memberikan bimbingan dan
perhatian bagi anaknya, berarti melatih anak untuk mengembangkan diri kearah
yang lebih baik dan menguntungkan serta memberikan rasa aman pada diri anak.
kita tahu apabila orang tua tidak memperdulikan anaknya dalam kegiaan belajar,
36
37
Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa variabel hasil belajar IPS Terpadu (Y)
dipengaruhi dengan berbagai faktor penyebab, diantaranya bimbingan orang tua
(X1), kebiasaan belajar (X2), dan lingkungan belajar(X3), maka dapat digambarkan
kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut:
Hipotesis
Ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013.
38
2.
Ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada
siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3.
Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada
siswa kelas VIII di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013.
4.
3
9
Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian,
populasi, sampel, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian. Hal lain
yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel,
teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, teknik analisis data, uji
hipotesis. Adapun pembahasanya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.
A.
Pendekatan Penelitian
adanya (Sugiyono, 2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu 0
untuk menentukan tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
(Nawawi, 2003: 61).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat
penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian
dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa
yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).
Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh bimbingan orang
tua, kebiasaan belajar, lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu
siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.
B.
1.
Populasi
Menurut Kasinu (2007: 260) populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang1
menjadi sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013
sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 90 siswa.
Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
2
3
VIII A
VIII B
V III C
Jumlah
30
31
29
90
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
2.
Sampel
Sampel merupakan sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu
yang mewakili populasi. Sedangkan menurut Arikunto (2007: 130) apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
menjadi penelitian populasi. Suharsimi Arikunto (2002: 112) mengemukakan
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik subjek dijasikan sampel
semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Untuk sampel jenuh
tidak perlu uji signifikansi (Sugiyono. 2005: 142-143), dan jika sampel yang
diambil sebanyak populasi, maka data dianggap berdistribusi normal dan
homogen. (Sudjana, 2002: 152). Sedangkan teknik penarikan sampel
menggunakan non probability sampling dengan jenis sampling jenuh, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
42
(Sugiyono, 2005: 78). Dengan demikian, penelitian ini adalah penelitian populasi
karena jumlah populasinya 90 orang dan semuanya dijadikan sampel.
C.
Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 38). Variabel yang terdapat
dalam penelitian ini adalah:
1.
2.
D.
43
1. Bimbingan orang tua adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada
anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
2. Kebiasaan belajar adalah kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang lama yang pada akhirnya
menjadi menetap dalam diri siswa sehingga hal tersebut dapat memberikan
ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.
3. Lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat .
4. Hasil belajar IPS Terpadu adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah
mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari
proses belajar yang dilakukan, yang dinyatakan ke dalam ukuran dan data
hasil belajar.
Tabel 4. Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya
No
1
Variabel
Indikator
Sub Indikator
Skala
Bimbingan
Orang Tua
(X1)
1. Perhatian dan
pengarahan
orang tua
1. Perhatian orang
tua dalam belajar
2. Pengarahan
orang tua dalam
belajar
Interval
2. Pemberian
motivasi dan
penghargaan
1. Pemberian
motivasi
terhadap tugastugas dari
sekolah
2. penghargaan
sebagai alat
pemicu dalam
pendidikan
44
Tabel 4. (lanjutan)
No Variabel
2
Kebiasaan
Belajar(X2)
Indikator
1. Pembuatan
jadwal yang
teratur
1. Belajar teratur
sesuai jadwal
2. Mampu
mengalokasikan
waktu untuk
belajar
2. Membaca
1. Membaca buku
dan membuat
pelajaran secara
catatan
teratur
2. Membuat catatan
3. Mengulang
bahan
pelajaran
Lingkungan
Belajar (X3)
Lingkungan
Belajar (X3)
Skala
Interval
1. Mengulang
pelajaran di rumah
2. Mampu membagi
waktu untuk
mengulang
pelajaran
Sub Indikator
Interval
1. Teman bergaul di
masyarakat
2. Hubungan dirinya
dengan
masyarakat
3. Situasi dan
kondisi
lingkungan
3. Lingkungan
sekolah
masyar
akat
45
Tabel 4. (lanjutan)
No Variabel
4. Sarana dan fasilitas
umum
1. Hubungan siswa
dengan siswa
2. Hubungan siswa
dengan guru
3. Peraturan dan tertib
di sekolah
4. Keadaan
lingkungan
sekolah
5. Sarana belajar
Indikator
Interval
Sub Indikator
Skala
46
Tabel 4. (lanjutan)
No Variabel
4
Hasil Belajar
IPS Terpadu
(Y)
Indikator
Sub Indikator
Skala
Hasil mid
semester pada
semester ganjil
pada mata
pelajaran IPS
Terpadu siswa
kelas VIII SMP
PGRI 2 Labuhan
Ratu Tahun
Pelajaran
2012/2013
Interval
E.
1.
Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengetahui tentang kondisi di lapangan terlebih
dahulu. Observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto
dalam Kasinu, 2007: 166).
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa dan SMP
PGRI 2 Labuhan Ratu.
46
2.
Angket / Kuesioner
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 142). Angket digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai bimbingan orang tua, kebiasaan belajar,
dan lingkungan belajar siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan
berdasarkan perkiraan (Kasinu, 2007: 166). Teknik dokumentasi digunakan
untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa, dan hasil belajar
mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
Tahun Pelajarn 2012/2013.
4.
Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil
(Sugiyono, 2010: 194). Wawancara merupakan metode yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab.
Pertanyaan yang diajukan kepada 30 siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Labuhan
Ratu yang berhubungan dengan bimbingan orang tua, kebiasaan belajar dan
lingkungan belajar.
47
F.
Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat
dipergunakan untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji
hipotesis penelitian. Ada dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat
pengumpulan data yang baik, yaitu uji validitas dan realibilitas.
1.
Uji Validitas
Validitas dapat diartikan sebagai suatu tes pengukuran yang menunjukkan
validitas atau kesahihan suatu instrument. Seperti pendapat Arikunto (2009:
58), yang menyatakan bahwa Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang
tingkat validitas atau kesahihan suatu instrument, sebuah instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sebuah
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurannya atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut.
Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product
moment dengan rumus:
( )
2 (
)2 2
)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N : Jumlah sampel
Tabel 5. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Bimbingan Orang Tua (X1)
No.
rhitung
rtabel
Kesimpulan
1.
.509
.444
rhitung>rtabel
2.
.667
.444
rhitung>rtabel
3.
.614
.444
rhitung>rtabel
4.
.541
.444
rhitung>rtabel
5.
.632
.444
rhitung>rtabel
6.
.610
.444
rhitung>rtabel
7.
.576
.444
rhitung>rtabel
8.
.117
.444
rhitung<rtabel
9.
.587
.444
rhitung>rtabel
10.
.667
.444
rhitung>rtabel
11.
.571
.444
rhitung>rtabel
12.
.516
.444
rhitung>rtabel
13.
.716
.444
rhitung>rtabel
14.
.089
.444
rhitung<rtabel
15.
.532
.444
rhitung>rtabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid
dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2
soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan
demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 13 soal.
Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket kebiasaan belajar (X2)
No.
rhitung
rtabel
Kesimpulan
1.
.715
.444
rhitung>rtabel
2.
.538
.444
rhitung>rtabel
3.
.552
.444
rhitung>rtabel
4.
.568
.444
rhitung>rtabel
5.
.810
.444
rhitung>rtabel
6.
.757
.444
rhitung>rtabel
7.
.608
.444
rhitung>rtabel
8.
.657
.444
rhitung>rtabel
9.
.543
.444
rhitung>rtabel
10.
.657
.444
rhitung>rtabel
11.
.515
.444
rhitung>rtabel
12.
.046
.444
rhitung<rtabel
13.
.713
.444
rhitung>rtabel
14.
.625
.444
rhitung>rtabel
15.
.488
.444
rhitung>rtabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan
sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 1 soal
yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan
demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 14 soal.
rhitung
.575
.591
.536
.049
.784
.499
.615
.720
.663
.085
.547
rtabel
.444
.444
.444
.444
.444
.444
.444
.444
.444
.444
.444
Kesimpulan
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung<rtabel
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung>rtabel
rhitung<rtabel
rhitung>rtabel
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tabel 7. (lanjutan)
No.
rhitung
rtabel
Kesimpulan
12.
.515
.444
rhitung>rtabel
13.
.609
.444
rhitung>rtabel
14.
.692
.444
rhitung>rtabel
15.
.511
.444
rhitung>rtabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid
dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2
soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan
demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 13 soal.
2.
Uji Realibilitas
Realibilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercayai untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat
dipercayai dapat dipercayai dan dapat diandalkan. Instrumen harus reliabel
mengandung arti bahwa instrumen yang cukup baik sehingga mampu
mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Arikunto, 2006: 168-169).
Suatu tes dapat dikatakan reliabel (dapat dipercaya) yang tinggi jika tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabel tes adalah ketetapan hasil tes
atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2009: 86).
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrument dapat digunakan rumus Alpha
sebagai berikut:
11 =
Keterangan :
11
: Realibilitas instrumen
: Varians total
(Arikunto,
2002: 171)
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila apabila r hitung > r
tabel
dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan reliabel,
sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut adalah tidak
reliabel.
Jika alat ukur tersebut reliabel, maka selanjutnya dilihat kriteria penafsiran
mengenai indeks koefisien korelasi (r) sebagai berikut
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang
Antara 0.000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah
(Arikunto, 2009: 109).
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan
13 item pertanyaan.
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Bimbingan Orang Tua
(X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.854
13
Bedasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0,854 >
0,444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika
dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,854, maka
memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan
14 item pertanyaan.
Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.880
14
N of Items
.860
13
53
Kelinieran Garis
Uji kelinieran dan regresi dilakukan terlebih dahulu sebelum
melakukan pengujian hipotesis. Untuk regresi linier yang di dapat dari
data X dan Y, apakah sudah mempunyai pola regresi yang berbentuk
linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak dilakukan
linieritas regresi. Pengujian terhadap regresi ini menggunakan Analisis
Varians (ANAVA).
Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F
dengan rumus:
Keterangan:
dk
JK
KT
Total
Koefisien
(a)
JK (a)
JK (a)
Regresi
(a/b)
JKReg(b/a)
S reg=JK(b/a)
Residu
n-2
JK (S)
Keterangan
Untuk
menguji
2
keberartian
Hipo
tesis
S sis=
()
Tuna
Coco
k-2
JK (TC)
S TC=
()
Untuk
menguji
kelinieran
garis
Galat/Err
or
n-k
JK (G)
S G=
( )
2. Uji Multikolinieritas
Metode uji multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode korelasi product moment sebagai berikut:
( )
2 (
( )
)2 2
)
Keterangan:
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi
korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi
dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians tidak minimum
dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan
yang salah. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan
=1 2 1(
)
ii.
iii.
57
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.
Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari Spearman. Kriteria yang
58
= 1
( 21 )
= 1 6
(
21
12
H.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan
analisis regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
1.
= a + bx
2
.
2
.
Keterangan:
X = Subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu (X1, X2,
X3).
Keterangan:
a
= Konstanta
b1 b2 b3
X1 X2 X3
= Variabel bebas
= Variabel
terikat
2
2
( 1 ) ( 1 2 )( ) (
3
1 2 3 )2
1 )( ( )(
1
2
2
2
1 )(
) (
2 )(
)(
1 2 )2
112
Bagian kelima ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian
yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh positif bimbingan orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu
pada siswa kelas VIII semester ganjil di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh positif kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ada pengaruh positif lingkungan belajar siswa terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu
Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ada pengaruh positif bimbingan orang tua siswa, kebiasaan belajar, dan
lingkungan belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII
semester ganjil di SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2012/2013.
113
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Bimbingan Orang Tua, Kebiasaan
Belajar,dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas
VIII SMP PGRI 2 Labuhan Ratu Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut.
1.
2.
3.
Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh bimbingan orang tua,
kebiasaan belajar, dan lingkungan belajar saja. Tetapi masih banyak faktor
lain yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu sehingga peran orang
tua dan seluruh komponen pendidikan baik siswa, guru, maupun tenaga
pendidik lainnya diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya guna
meningkatkan hasil belajar siswa.
11
5
DAFTAR PUSTAKA
116