Professional Documents
Culture Documents
Perilaku
Organisasi
Persepsi dan Pembelajaran
Sebagai Proses Dasar
Perilaku Manusia
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
Program
Studi
S-1 Manajemen
Pertemua
n
05
Kode MK
Disusun Oleh
31038
Abstrak
Kompetensi
Manusia
sebagai
penggerak
organisasi
memiliki
persepsi
terhadap
organisasinya,
pekerjaannya, dan pimpinannya.
Manusia sebagai karyawan tidak
lepas dari proses pembelajaran
dan manajer berusaha memhami
terhadap individu karyawannya.
Topik bahasan:
1. Pengantar
Persepsi
2. Pengertian Persepsi
3. Determinan Persepsi
1. Pengantar
ingatannya
untuk
menerjemahkan
dunia
sekitar,
memengaruhi bentuk
kemudian
respons dan
membantu
dalam
mengarahkan
jalan
hidup
mereka.
Persepsi,
diakses atau
diperbaiki oleh manajer. Manajer perlu memahami bagaimana factorfaktor tersebut berdampak pada pandangan orang mengenai lingkungan
kerjanya. Dalam usahanya untuk mengenali karyawan, manajer dituntut
untuk terus-menerus mempertimbangkan pandangan orang lain. Persepsi
merupakan merupakan hal yang empiris sifatnya bagi individu, dalam arti
bahwa hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu.
Persepsi didefinisikan sebagai proses kognitif di mana seorang individu
memilih, mengorganisasikan, dan memberikan arti kepada stimulus
lingkungan
didapat
0
5
(Ivancevich,
dari
proses
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
Konopaske,
penginderaan
dan
Matteson,
terhadap
objek,
2005).
Stimulus
peristiwa,
atau
harus mengenali
benda-benda untuk
stimulus,
mengorganisasikan,
dan
menginterpretasikan
b. Persepsi vs sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa
kesan
sesaat,
diorganisasikan
saat
stimulus baru
dengan
diterima oleh
otak
dan
belum
c. Pengelompokan
Ketika stimulus yang relevan terpilih, individu mengkategorikan dan
mengelompokkannya agar stimulus-stimulus itu memiliki arti. Otak
menerima stimulus dan berusaha mengenali pola yang umum. Ini
merupakan inti dari cara mengorganisasikan sensasi dan menerapkannya
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
b. Kaidah
c.
melengkapi
suatu
pengelompokkan
akan
para
karyawan
menggeneralisasi
0
5
yang
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
mereka
hadapi.
suatu
Contoh,
cerita
membuat
mengenai
panduan
3. Determinan Persepsi
Individu bisa melihat hal yang sama, namun mengartikannya secara berbeda,
karena sejumlah faktor beroperasi untuk membentuk dan terkadang merubah
persepsi. Faktor-faktor tersebut bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi,
dalam diri objek atau arget yang diartikan, atau dalam konteks situasi di
mana persepsi tersebut dibuat, seperti digambarkan di bawah ini:
Faktor dalam diri pembentuk
- Sikap
- Motif
- Minat
- Pengalaman
- Harapan
Persepsi
seorang
individu
melihat
sebuah
target
dan
berusaha
kepribadian,
motif,
minat,
pengalaman,
dan
harapannya.
maka
memengaruhi
hubungan
persepsi,
target
seperti
dengan
halnya
latar
elakangnya
kecenderungan
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
kita
juga
untuk
Konteks di mana kita melihat berbagai objek atau peristiwa juga penting,
karena
Seleksivitas
Penafsiran stimulus
Organisasi
persepsi
perseptual
Persepsi
1. Stimulus misalnya dalam bentuk gaya manajer, teknologi, suara,
rekan kerja, reward system, rencana kompenasasi, kesempatan karir.
2. Seleksivitas persepsi misalnya melalui pengamatan, pembelajaran,
pengecapan, dan penciuman.
3. Organisasi perseptual misalnya mengenai intensitas, ukuran, dan
ketidaksabaran
4. Penafsiran stimulus misalnya stereotip, konsep diri, dan emosi
5. Persepsi -- misalnya dalam hal sikap, perasaan, motivasi, dan perilaku.
b.
Teori hubungan
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
perilaku-
dalam
cara
yang
menunjukkan consensus.
3. Konsistensi
Merujuk
pada
semakin
sama,
konsisten
maka
perilaku,
perilaku
semakin
tersebut
besar
oleh
karena
itu
pembelajaran
terjadi
setiap
waktu.
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
dalam
mengatakan
perilaku?
bahwa
Jika
jawabannya
pembelajaran
telah
ya,
terjadi.
maka
kita
dapat
Sebaliknya
jika
perkembangannya
menjalankan
pembelajaran
dan
praktik
linear
di
di
organisasi,
perusahaan
sudah
dewasa
tidak
ini
bisa
beyond
learning. Perlu ada aha excitement di setiap karya, sekecil apa pun.
Setiap individu perlu menjadi pembelajar, tidak peduli usia dan posisi.
Rasa ingin tahu dan mencari jawaban perlu tumbuh di setiap sudut divisi
dalam perusahaan. Kemampuan mendapatkan, mengumpulkan, dan
memaknai informasi harus merupakan kegiatan ilmiah sehari-hari. Tidak
perlu ada laboratorium untuk menemukan hal baru karena hal yang
terpenting adalah keberanian untuk mencoba yang belum pernah
dilakukan dan menciptakan sesuatu yang belum ada. Support dan
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
engagement dari sahabat, rekan kerja, bawahan, dan atasan akan menjadi
kekuatan
untuk
menerjang
hal-hal
yang
konvensional.
Artinya,
c. Teori Pembelajaran
Tiga teori dikemukakan untuk menjelaskan mengenai proses di mana
manklasik, usia memperoleh pola perilaku. Teori-teori tersebut adalah
pengondisian klasik, pengondisian operant, dan pembelajaran sosial.
1. Teori pengondisian klasik
Merupakan pengondisian di mana individu merespons beberapa
stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Pada
dasarnya,
mempelajari
pembangunan
rangsangan
sebuah
hubungan
tidak
respons
antara
berkondisi.
berkondisi
rangsangan
Teori
ini
dapat
mencakup
berkondisi
digunakan
dan
untuk
bahkan
management
pada
sekali
saat
pun.
tidak
Maka,
mengasosiasikan pembersihan
ada
jadwal
karyawan
telah
kunjungan
belajar
top
untuk
0
5
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
oleh
perilaku.
Dengan
demikian,
penegasan
akan
diulangi.
Coba
saudara
berikan
contoh
penegasan,
adalah
sentral
pada
sudut
pandang
mencurahkan
perhatian
terhadap
fitur-fitur
pentingnya.
secara
berulang-ulang,
penting
baginya,
atau
mirip
10
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
d. Proses penegasan
Individu akan termotivasi
untuk
menampilkan
perilaku
yang
Istilah atau topik ini lebih banyak merupakan bidang psikologi terkait
dengan bimbingan dan konseling. Pemahaman individu adalah suatu cara
untuk memahami, menilai, menaksir karakteristik, potensi, dan masalahmasalah (gangguan) yang ada pada individu dan juga kelompok individu.
Dalam
konteks
perilaku
organisasi,
tentunya
memahami,
menilai,
mencakup
observasi,
wawancara,
skala
psikologis, check list, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes
lainnya. Manfaat pengetahuan dan keterampilan assesmen terhadap
pemhaman individu adalah untuk:
1. Pengklasifikasian dan penempatan seseorang dalam pekerjaan dan
pendidikan atau pelatihan yang diperlukan,
2. Menyaring pelamar pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan,
3. Memberikan bantuan dan pengarahan individu dalam pemilihan
pekerjaan dan pendidikan,
4. Memilih karyawan mana yang layak diberhentikan, dipertahankan, atau
dipromosikan melalui program pendidikan dan latihan atau tugas
khusus,
5. Meramalkan dan menentukan perlakuan psikologis, fisik, dan klinis,
6. Mengevaluasi perkembangan kognitif, intrapersonal, dan interpersonal
sebagai hasil dari pendidikan dan pelatihan, atau program intervensi
perilaku lainnya,
7. Mendukung penelitian tentang perubahan perilaku dan mengevaluasi
efektivitas suatu program atau teknik (cara-cara) baru.
Setiap individu mengalami permasalahan yang berbeda dan memerlukan
bantuan atau penanganan dengan teknik atau metode yang berbeda pula.
Pemahaman individu merupakan langkah pelayanan dan bimbingan
konseling yang terdiri dari teknik-teknik dasar dalam memahami individu
0
5
11
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
b.
Adaptasi
Adaptasi
sangat
diperlukan
oleh
seluruh
mahluk
hidup
untuk
tersebut,
maka
tidak
mengherankan
bila
ada
yang
tempat
tinggal.
tubuh
mahluk
hidup
Adaptasi
bentuk
ini
terhadap
merupakan
juga
berhubungan
dengan
kebiasaan
mahluk
hidup
untuk
7. Daftar Pustaka
0
5
12
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi
0
5
13
Perilaku Organisasi
Bambang Mulyana, Dr., MSi