Professional Documents
Culture Documents
Menurut SPI 2007, pengertian real properti adalah hak perseorangan atau badan untuk
memiliki, dalam arti menguasai tanah dengan suatu hak atas tanah, misalnya hak milik atau
hak guna bangunan berikut pengembangan yang melekat padanya. Misalnya tanah, bangunan
dan saran pelengkapnya
Selain itu, pengertian real properti merupakan penguasaan yuridis atas tanah yang mencakup
semua hak atas tanah (hubungan hukum dengan bidang tanah tertentu), semua kepentingan
(interest), dan manfaat (benefit) yang berkaitan dengan kepemilikan real estat, real properti
biasanya dibuktikan dengan bukti kepemilikan (sertifikat atau surat-surat lain) yang terpisah
dari fisik real estat. Oleh karena itu, real properti adalah suatu konsep nonfisik (atau konsep
hukum).
Pengertian Personal Properti
Menurut SPI 2007, Kepemilikan lainnya dari suatu kepentingan selain real estat (realty)
disebut sebagai personal properti dengan benda fisiknya yang disebut personalti (personalty).
Personal properti meliputi kepemilikan pada benda berwujud atau tidak berwujud yang bukan
merupakan real estat. Benda-benda ini tidak secara permanen menjadi satu kesatuan dengan
real estat dan secara umum memiliki sifat dapat dipindahkan.
properti jenis ini terdiri dari :
Tidak Berwujud (Intangible). Properti ini dapat ditemui dalam bentuk saham, uang,
merk dagang, goodwill, merk dagang dan sejenisnya.
hasil analisa terhadap fakta-fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode
dan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku pada saat tertentu.
Go Public
Salah satu cara perusahaan untuk mendapatkan dana dalam membiaya kegiatan
operasionalnya adalah dengan go public. Go public adalah menjual sebagian sahamnya
kepada publik dan mencatatkan sahamnya di bursa. Perusahaan yang akan melakukan go
public disebut emiten. Hal-hal yang harus dipersiapkan calon emiten dalam rangka
penawaran umum yaitu:
1. Persetujuan pemegang saham pendiri melalui RUPS
2. Menunjuk Penjamin Emisi untuk membantu penyiapan semua dokumen yang
diperlukan, termasuk upaya pemasaran agar penawaran umum tersebut
sukses.Dengankoordinasi dengan penjamin emisi, perusahaan menyiapkan berbagai
dokumen yang diperlukan seperti:
Laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK;
Anggaran dasar berikut arnandernennya yang disiapkan notaris dan disahkan oleh
instansi yang berwenang;
Beberapa dokumen lain sebagaimana yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.
Jual/beli
Dalam melakukan pembelian maupun penjualan suatu aset maka perlu dilakukan penilaian
aset untuk mengetahui nilai dari aset tersebut.
1, SPI 2007)
Nilai dalam Penggunaan merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu properti tertentu bagi
penggunaan tertentu untuk seorang pengguna tertentu dan oleh karena itu tidak berkaitan
dengan Nilai Pasar. Nilai dalam Penggunaan ini adalah nilai yang diberikan oleh properti
tertentu kepada badan usaha dimana properti tersebut merupakan bagian dari badan usaha
tanpa memperdulikan penggunaan terbaik dan tertinggi dari properti tersebut atau jumlah
uang yang dapat diperoleh atas penjualannya. (3.1. SPI 2, SPI 2007)
Nilai Investasi merupakan nilai properti untuk investor tertentu atau kelompok investor
tertentu untuk tujuan investasi yang teridentifikasi. Konsep Nilai Investasi atau Manfaat
Ekonomi (worth) ini mengkaitkan properti khusus dengan investor khusus, kelompok
investor, atau badan usaha dengan kriteria-kriteria dan tujuan-tujuan investasi yang
teridentifikasi. Nilai Investasi atau Manfaat Ekonomi suatu properti dapat lebih tinggi atau
lebih rendah dari Nilai Pasar properti. Istilah Nilai Investasi atau Manfaat Ekonomi
hendaknya jangan dirancukan dengan Nilai Pasar properti investasi. Walau bagaimanapun,
Nilai Pasar dapat mencerminkan sejumlah penaksiran atas Nilai Investasi atau Manfaat
Ekonomi secara individual, atau properti tertentu. Nilai Investasi, atau manfaat ekonomi
berkaitan dengan Nilai Khusus. (3.2. SPI 2, SPI 2007)
Nilai Bisnis yang Berjalan adalah Nilai suatu bisnis secara keseluruhan. Konsep ini
melibatkan penilaian terhadap suatu bisnis yang berjalan, di mana alokasi atau pembagian
dari Nilai Bisnis Yang Berjalan secara keseluruhan menjadi bagian-bagian penting yang
memberikan kontribusi kepada keseluruhan bisnis, tetapi tidak satu pun dari komponen
tersebut membentuk dasar untuk Nilai Pasar. Oleh karena itu konsep Nilai Bisnis yang
Berjalan dapat diterapkan hanya pada properti yang merupakan bagian penyertaan badan
usaha atau perusahaan. (3.3. SPI 2, SPI 2007
Nilai Asuransi adalah nilai properti sebagaimana yang diatur berdasarkan kondisi-kondisi
yang dinyatakan di dalam kontrak atau polis asuransi dan dituangkan dalam definisi yang
jelas dan terinci. (3.4. SPI 2, SPI 2007)
Nilai Kena Pajak adalah nilai berdasarkan definisi yang tertuang dalam peraturan perundangundangan yang berlaku berkaitan dengan penaksiran nilai, dan atau penentuan pajak properti.
Nilai Jaminan Pinjaman merupakan nilai properti yang ditentukan oleh penilai dengan
penaksiran secara berhati-hati atas marketabilitas properti di masa mendatang dengan
memperhatikan aspek kesinambungan jangka panjang properti, kondisi pasar lokal dan
normal, dan penggunaan saat ini serta alternatif penggunaan properti yang sesuai. Elemenelemen yang bersifat spekulatif tidak dapat diperhitungkan dalam penilaian Nilai Jaminan
Pinjaman. Nilai Jaminan Pinjaman akan didokumentasikan secara jelas dan transparan. (3.9.
SPI 2, SPI 2007)
Metode Penyesuaian
Metode dalam tahap penyesuaian ini terdapat 3 macam metode, yaitu:
tanah kosong dan tersedia untuk dikembangkan sesuai dengan prinsip Highest and Best Use
Hitung biaya realisasi baru dari bangunan & prasarana
Hitung semua penyusutan oleh semua penyebab (fisik, fungsional dan ekonomis)
Kurangi biaya realisasi baru dengan besarnya penyusutan akan diperoleh nilai pasar
bangunan
Nilai pasar tanah di tambah nilai pasar bangunan sama dengan nilai properti dengan
methode pendekatan biaya
Menghitung Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New)
Dalam menghitung biaya pengganti baru terdapat 4 macam metode yang dapat digunakan,
yaitu
Dalam menghitung penyusutan terdapat 3 macam metode yang dapat digunakan, yaitu
Terdapat 3 Macam Penyusutan/Depresiasi bangunan, yaitu :
Metode Breakdown
Dalam metode breakdown, penyusutan dikelompokkan kedalam
tiga bagian utama yaitu:
1. Kerusakan fisik (physcal deterioration)
contohnya rusak, lapuk, retak, mengeras atau kerusakan pada strukturnya
Prosedur perhitungan penyusutan berdasarkan kemunduran fisik (physical
deterioration), antara lain:
(a) kemunduran fisik (physical deterioration) yang tidak dapat diperbaiki
(incurable) didasarkan pada faktor umur, dihitung dengan cara membagi umur
efektif dengan umur ekonomis; atau
(b) kemunduran fisik (physical deterioration) yang dapat diperbaiki (curable)
didasarkan pada faktor kondisi terlihat, dihitung dengan cara memperkirakan
besaran biaya perbaikan yang diperlukan.
Rumus umum menghitung depresiasi / penyusutan yang diakibatkan
kerusakan fisik
Penyusutan fisik = (umur efektif / umur manfaat) X 100%
2. Keusangan Fungsional (functional obsolescence)
contohnya, perencanaan yang kurang baik, ketidakseimbangan yang
berhubungan dengan ukuran, model, bentuk, umur dan lainnya
Perhitungan penyusutan akibat keusangan fungsional (functional
obsolescence) dilakukan dengan cara menghitung estimasi besarnya biaya
yang diperlukan untuk membuat obyek penilaian berfungsi dengan optimal,
atau memperkirakan inefisiensi operasional.
Rumus umum menghitung depresiasi / penyusutan yang diakibatkan
kemunduran fungsional
Kemunduran fungsional = % kemunduran fungsional X (100% - %penyusutan
fisik)
3. Keusangan Ekonomis (economic obsolescence)
contohnya perubahan sosial, peraturan-peraturan pemerintah dan peraturan
lain yg membatasi peruntukan dan lain-lain.
Perhitungan penyusutan akibat keusangan ekonomis (economic obsolescence)
dilakukan dengan memperhatikan halhal, antara lain:
(a) dalam hal obyek penilaian dapat diperjualbelikan, maka dihitung dari
besarnya nilai perbandingan harga penjualan pada saat sebelum terjadinya
keusangan ekonomis (economic obsolescence) dengan pada saat sesudah
terjadinya keusangan ekonomis (economic obsolescence);
(b) dalam hal obyek penilaian merupakan properti komersial, maka dihitung
dari besarnya penurunan pendapatan obyek penilaian dengan memperhatikan
penyebab penurunan pendapatan tersebut; dan
(c) dalam hal obyek penilaian merupakan properti industri, maka dihitung dari
besarnya penurunan produksi obyek penilaian dengan memperhatikan
penyebab penurunan produksi tersebut.
Metode Penyisaan
Pada metode ini, nilai obyek penilaian didapatkan dengan mengkapitalisasi komponen
pendapatan yang merupakan bagian dari komponen properti, antara lain tanah dan
bangunan serta mesin dan peralatan. Melakukan pengurangan antara pendapatan
bersih operasi properti secara keseluruhan dengan pendapatan tahunan (annual
income) dari komponen-komponen properti lainnya yang bukan obyek penilaian
untuk memperoleh komponen pendapatan obyek penilaian.
Teknik yang digunakan dalam metode penyisaan (residual technique method), adalah
sebagai berikut:
a) Teknik Penyisaan Tanah (Land Residual Technique);
b) penentuan proyeksi pendapatan tahunan khusus yang dihasilkan oleh mesin dan
peralatan bangunan dengan cara mengurangkan proyeksi pendapatan tahunan properti
secara keseluruhan dengan proyeksi pendapatan tahunan yang dihasilkan oleh
properti selain mesin dan peralatan bangunan (tanah, bangunan dan prasarana);
c) penentuan Tingkat Kapitalisasikhusus untuk mesin dan peralatan bangunan; dan
d) mengkapitalisasikan proyeksi pendapatan tahunan dari mesin dan peralatan
bangunan sebagaimana dimaksud dalam poin b) dengan Tingkat Kapitalisasi mesin
dan peralatan bangunan untuk mendapatkan indikasi nilai mesin dan peralatan
bangunan.