Professional Documents
Culture Documents
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan
yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun dari
hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber
tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan.
Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun
motivasi kita semua awalnya baik.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi
agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik
utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.
Devinisi Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak
mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa
datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu
datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari
dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari
rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi
menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka
disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya
ada orangyang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan
seseorang untuk meraih kenikmatan.
Menurut Walgito (2002):
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Gunarsa (2003):
Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984):
Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk
bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara
kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
Teori Insentif: Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau
mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau
bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan
intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun
akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible.
Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
Dorongan Bilogis: Dalam hal ini yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja.
Termasuk di dalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau
rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan
lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan
menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah
dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan
keberlangsungan hidup.
Teori Hirarki Kebutuhan: Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal
hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat.
Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan
pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
Takut Kehilangan vs Kepuasan: Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua
faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan
(terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan
yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena
takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah
tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih
kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
Kejelasan Tujuan: Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki
tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki
motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa
yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
Hakekat Motivasi
Bahwa motivasi hanyalah suatu cara untuk membuat orang melakukan keinginan pemotivasi ,
tanpa mereka sadari.
Ex : Staf akan lebih produktif jika mereka menganggap bahwa pemimpinnya selalu
memperhatikan mereka, dan perlu terus menerus mengelabuhi mereka , namun motivasi yang
palsu dan tidak tulus seperti ini hanya bersifat sementara akan mencapai tujuan pimpinan ,
tetapi kemudian motivasi tersebut akan hilang.
Motivasi yang benar benar efektif tidak hanya memberikan janji janji atas perasaan dan
hasrat dari mereka yang sedang dimotivasi , tetapi haruslah juga memiliki kepedulian nyata
pada penerima motivasi sebagai manusia.
Individu
2)
Tim
3)
Kelompok Besar
1. INDIVIDU
Hidup didalam dunia dimana hal yang paling mudah bukan selalu menjadi yang baik. Jika
ingin memperoleh sesuatu yang terbaik dari orang maka memperlakukan mereka sebagai
individu dan bukan sebagai komponen produksi. Dengan demikian , untuk memperoleh yang
terbaik , mereka harus diperlakukan dengan cara berbeda , apabila hal itu menyebabkan
masalah pada sistem , maka seharusnya mengubah sistem yang digunakan untuk mengubah
rasa suka pada pekerjaan mereka. Sekalipun hal tersebut susah dilakukan . Namun ,
kebenaran pragmatis ialah kebenaran dimana mengharuskan menangani setiap orang secara
berbeda beda , karena mereka memang individu.
Menentukan seperangkat latihan yang berlaku untuk semua orang , siap untuk menetapkan
unsur apa saja yang dibutuhkan oleh individu dan cara khusus apa yang paling sesuai untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Hierarki Maslow memberikan lima tingkatan atas factor factor yang memotivasi orang.
Teori Maslow mengatakan bahwa sekali suatu tingkat dipenuhi , tingkat tersebut akan
berhenti sebagai pemotivasi dan untuk naik ke tingkat berikutnya.
Kelima tingkatan tersebut adalah :
1)
2)
Rasa aman
3)
Kebutuhan social
4)
5)
Perlunya hubungan
Kegiatan social memberi kesempatan untuk membangun hubungan dan membuka pintu untuk
memotivasi individu yang lebih terfokus. Pemotivasi harus mengenal orang yang akan
dimotivasi untuk dapat memotivasinya dengan cara yang terbaik. Begitu hubungan tersebut
dibangun , pemotivasi dapat melihat jenis motivasi apa yang paling sesuai pada saat itu
( kebutuhan itu tidak statis , bisa berubah setiap saat ).
Ada spectrum gaya gaya motivasi , gaya tersebut dapat secara kasar diuraikan sebagai :
1. Bimbingan
Cara cara yang dilakukan untuk memotivasi seseorang berhubungan dengan meningkatkan
kinerja dan mengembangkan kepuasan kerja. Agar menjadi pembimbing yang baik maka
harus memiliki pemahaman tenteng pekerjaan tersebut. Seorang pembimbing harus sadar atas
persyaratan pekerjaannya dan harus dapat menilai kekurangan diri seseorang , bahwa segala
sesuatu ada batasnya dan meminta orang tersebut pindah dari suatu bidang. Hal ini
merupakan keterampilan dalam memotivasi pada pengenalan arahan yang positif , sehingga
individu yang dimaksud didorong untuk menggunakan waktunya pada hal positif lainnya dan
bukan mengatakan bahwa dia tidak mampu melakukan tugasnya.
2. TIM
Tim merupakan kumpulan minimum dua orang yang bekerja bersama kearah tujuan bersama.
Sebuah tim dapat melibatkan orang yang serupa bekerja secara bersamaan, yang manfaat
utamanya adalah meminimumkan biaya dengan membagi informasi dan sumber daya yang
tersedia. Banyak tim pekerja kantor yang di rancang untuk menghasilkan sinergi yaitu
menyatukan keterampilan yang saling mengisi untuk memberikan suatu hasil yang sama
dengan atau lebih besar dari hasil penggabungan tiap tiap bagian. Peran untuk memotivasi
yaitu bimbingan , konseling , perubahan , dan mentoring. Namun peran motivasi kelima juga
sangat diperlukan , yaitu pemimpin.
Pemimpin yang bagus , yaitu seorang pemimpin yang akan merasa sebagai bagian dari tim,
walaupun dialah yang menentukan arah tim. Seorang pemimpin akan memberikan prinsip
prinsip yang jelas dan memastikan bahwa setiap orang memahami secara tepat apa prioritas
mereka, tetapi tidak akan membiarkan tim tersebut meneruskan usahanya untuk
menyelesaikan sesuatu , tetapi pemimpin terfokus pada hasil kerja apa yang diselesaikan pada
waktunya .
3. KELOMPOK BESAR
Kelompok besar merupakan perkumpulan orang dalam lingkup besar , misalnya konferensi ,
pelatihan sehari didalam perusahaan atau forum perusahaan. Kelompok besar pati ada
berbagai sikap didalamnya , dari yang antusias hingga yang sinis. Tanpa motivasi yang
benar , investasi waktu yang besar akan terbuang percuma. Orang yang menghadiri suatu
acara atau membentuk bagian perkumpulan , akan memperoleh lebih banyak manfaat dari
acara tersebut jika mereka di motivasi dengan tepat. Akan tetapi , memotivasi kelompok
besar membutuhkan upaya yang lebih besar daripada memotivasi suatu tim , karena
kelompok itu kurang bersifat pribadi dan lebih diarahkan pada pengaruh pengaruh
mendasar yang memotivasi setiap orang. Anggota suatu kelompok besar masih berupa
individu dan seringkali yang akan mempengaruhi motivasi kelompok secara keseluruhan
adalah masukan dari seorang individu atau lebih.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer
mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa
mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsiasumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
1. Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha
untuk menghindarinya.
2. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
3. Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini
adalah asumsi ketiga.
4. Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait
pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X,
ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
1. Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat
atau bermain.
2. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai
tujuan.
3. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab.
*Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh
populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Faktor faktor yang mempengaruhi motivasi :
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi
seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan
mengarahkan perilakuseseorang untuk bertindak;
2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif
seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri
yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total.
2. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dari motif tertentu.
Salah satu cara yang lebih tepat untuk mengetahui motif seseorang yang sebenarnya adalah
mengamati objek objek yang menjadi pusat perhatiannya. Objek yang selalu dikejar , dicari,
diperhatikan lebih dari yang lain , itulah yang menjadi cermin atas motif yang sedang
menguasainya. Maka dari itu ada tidaknya motif yang sedang menguasai seseorang dapat
disimpulkan dari objek objek yang menjadi sasarannya dan hadiah hadiah yang mengena
pada dirinya.
Contoh :
Makin tepat suatu hadiah itu memenuhi kebutuhan seseorang , hadiah itu juga semakin
mencerminkan motivasinya.
Hubungan dan kaitan motivasi dengan Perilaku Organisasi
1. Sebuah perilaku dapat hanya dilandasi oleh sebuah motivasi
2. Sebuah perilaku dapat pula dilandasi oleh bebrapa motivasi
3. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang sama
4. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda
5.