You are on page 1of 7

Asuhan Keperawatan Combustio (Luka Bakar)

A. Definisi
luka bakar atau combusio adalah suatu keadaan kerusakan jaringan tubuh (kulit) yang
disebabkan oleh berbagai hal, antara lain : api, listrik, air panas, dan zat kimia. (Mansjoer,
2001)
Combusio dapat mengakibatkan kematian dan akibat lain yang berkaitan dengan
problem fungsi.
B. Etiologi
Combusio dapat timbul karena bermacam-macam sebab antara lain :
Panas atau suhu tinggi, air panas, dan logam panas
Zat kimiia, asam dan basa misalnya air aki dan air panas
Sinar-sinar radioaktiif misalnya kebakaran stasiun nuklir, bom atom, rontgen, dan sinar
ultraviolet
Dalam kehidupan sehari-hari combusio biasanya disebabkan oleh :
Kebakaran dalam rumah tangga, seperti kompor meledak, tersiram air panas dan minyak panas
Kecelakaan lalu lintas karena tumpahan bensin dan terbakar
Kecelakaan kerja misalnya pengelasan dimana tangki las meledak
C. Manifestasi Klinis
Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka:
1. Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah, nyerim sangat
sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkok. Jika ditekan, daerah yang terbakar
akan memutih; belum terbentuk lepuhan.
2. Luka bakar derajat II
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau
leputihan dan terisi oleh cairan kental yang jenih. Jika disentuh warnanya berubah menjadi
putih dan terasa nyeri.
3. Luka bakar derajat III
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut
atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang
terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna terang. Kadang daerah yang terbakar
melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Juka disentuh, tidak
timbuk rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.
D. Kedalaman Luka Bakar
1. Luka bakar derajat 1 (luka bakar superfisial)
Kerusakan yang ditimbulkan luka bakar derajat ini hanya sebatas permukaan kulit luar, yang
disebut dengan lapisan epidermis. Biasanya lukanya kering, kemerahan, dan tidak ada bekas
luka.
Pertolongan pertama, biasanya segera diguyur dengan air dingin yang mengalir untuk
mengurangi panas dan mencegah kerusakan jaringan yang lebih luas. Biasanya penyebuhan
luka bakar derajat satu ini membutuhkan waktu 5-10 hari.
2. Luka bakar derajat 2 (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua ini tidak hanya lapisan luar yang kena, tapi lapisan lebih dalam juga
terkena, yaitu lapisan epidermis ditambah sebagaian lapisan dermis. Biasanya luka
mengeluarkan cairan. Terlihat adanya berjalan/gelembung yang berisi cairan bening. Terasa

nyeri sekali karena ujung saraf nyeri terangsang. Jika kita amati, pada dasar luka terlihat
merah atau pucat, sering terlihat lebih tinggi dari kulit normal di sekitarnya.
Untuk luka yang sampai seperti ini, sebenarnya dibiarkan juga akan sembuh dengan
sedikitnya, bisa sampai 10 hingga 14 hari. Yang harus diingat, kalau terjadi luka bakar seperti
ini, sebaiknya luka dijaga kebersihannya, kalau perlu dibersihkan dengan obat antiseptik. Jika
terjadi infeksi, akan memperlama proses penyembuhan lukanya. Untuk luka bakar derajat dua
ini sebaiknya memang benjolan berisi air yang timbul jangan sampai pecah, karena biasanya
kalau sampai pecah, dapat terjadi infeksi dan menimbulkan bekas luka yang sulit hikang. Jika
luka memang sudah terbuka, kita bisa kedokter untuk minta obat cream antibiotik sebagai
pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
3. Luka bakar derajat 3
Sebaiknya, kalau kita kenali gejala-gejala luka bakar derajat 3 ini, segera ke rumah sakit
untuk mendapatkan pertolongan segera. Pada luka bakar ini, kerusakan jaringan sudah
meliputi seluruh lapisan kulit, bahkan bisa lebih dalam lagi. Luka sudah mengenai semua
organ dikulit, misalnya akar rambut, kelenjar lemak kulit, dan kelenjar keringat juga
mengalami kerukan.
Pada luka bakar ini malah tidak dijumpai gelembung berisi cairan lagi, tapi luka terkesan
kering, berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering, biasanya permukaannya lebih rendah
dari kulit sekitarnya. Pada luka bakar ini malah tidak terasa nyeri karena ujung-ujung saraf
juga ikut rusak.
E. Berat Luka Bakar
(berdasarkan derajat luasnya kulit yang terkena)
1. Ringan : luka bakar derajat I atau derajat I atau derajat II seluas < 15% atau derajat II seluas
< 2%
2. Sedang : luka bakar derajat II seluas 10-15% atau derajat II seluas 5-10%
3. Berat : luka bakar derajat II seluas > 20% atau derajat III seluas > 10% atau mengenai wajah,
tangan-kaki, alat kelamin/persendian sekitar ketiak atau akibat listrik tegangan tinggi (<
1000V) atau dengan komplikasi patah tulang/ kerusakan jaringan lunak/gangguan jalan nafas.
Luas Luka Bakar
a. Perhitungan luas luka bakar antara lain berdasrkan rule of nine dari wallace, yaitu :
1. Kepala dan keher : 9%
2. Ekstremitas atas : 2x9% (kiri dan kanan)
3. Paha dan betis kaki : 4x9% (kiri dan kanan)
4. Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%
5. Perineum dan genitalia : 1%
b. Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan kepala
anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena itu, digunakan
rumusan 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari luna dan browder untuk anak. Dasar prestasi
yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut diatas adalah luas telapak tangan dianggap :
1%.
F.

G.
Penatalaksanaan :
1. Menurut derajat Luka Bakar.
Derajat 1 : cuci larutan antiseptik dan beri analgesik. Bila mengenai daerah muka, genital rawat inap.
Derajat 2 : inj. TAS 1500 IU im atau inj. Tetanus Toksid (TT) 1 ml im.

Derajat 2 : tidak luas tetapi terbuka : dicuci dengan larutan antiseptik, ditutup kasa steril, beri zalf
levertran. Bila tidak ada tanda infeksi, kasa diganti tiap 2 minggu.
Derajat 3 : rujuk ke RSUD dengan infus terpasang.
2. Menurut Berat Luka Bakar
Ringan tanpa komplikasi : berobat jalan
Sedang : sebaiknya rawat inap untuk observasi
Berat : rujuk ke RSUD dengan infus terpasang.
H. Perawatan Perawatan Luka Bakar (combusio)
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan perawatan didasarkan pada ilmu dan kiat perawatan berbentuk pelayanan bio,
psiko, sosial dan spiritual yang komprehensif ditujukkan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Brunner
Sudart, 2000)
Tujuan perawatan combusio antara lain untuk mencegah timbulnya komplikasi
mempercepat penyembuhan dan memperbaiki keadaan umum.
Perawatan combusio terbagi atas 2 macam, yaitu :
Perawatan combusio secara terbuka sering dilakukann bila mendadak terdapat banyak korban
combusio, dengan membiarkan combusio berhubungan dengan udara, luka akan mengering
dalam waktu 3-4 hari. Kulit epitel akan tumbuh dibawah combusio derajat dua dalam waktu 1
minggu, sedangkan combusio derajat tiga akan sembuh 4-5 minggu.
Perawatan combusio secara tertutup memakai kassa steril dengan lubang agak besar yang
diberi vaselin, lukanya dibersihkan dengan antiseptik misalnya cairan garam. Setelah luka
bersih, ditutup dengan beberapa lapisan kassa steril, bila perbannya basah harus diganti
dengan yang kering agar tidak menjadi tempat berkembang organisme, sewaktu memasang
perban jagalah agar balutan tidak terlalu kencang supaya tidak merusak saraf dan peredaran
darah ditempat. (Oswari, 1995)
Terdapat tiga prioritas penting dalam perawatan luka bakar ringan.
1. Selalu dahulukan tindakan medis dan bedah. Sebagai contoh dalam menghadapi seorang
pasien yang mengalami kesulitan bernafas, prioritas pertama kita ialah mengatasi masalah
pernafasan.
2. Setelah tuntas dengan urusan emergency, baru kita berupaya memeprtahankan bentuk dan
fungsi bagian tubuh yang terkena luka bakar.
3. Prioritas berikutnya ialah upaya mencintapkan penampakan jaringan parut sebaik mungkin.
Hal ini merupakan problem utama dari pasien-pasien luka bakar. Upaya terpenting yang bisa
dikaerjakan ialah dengan pemberian tekanan diatasnya selama 6 12 bulan.
Pasien dapat menunggu terjadinya pertumbuhan kulit baru. Penantian ini umunya memakan
waktu yang lebih lama. Lternatif yang lebih cepat ialah dengan skin graft (cangkok kulit).
Cara ini dikerjakan dengan mengambil kulit dari suatu bagian tubuh yang kemudian ditanam
pada daerah yang memerlukan. Lokasi pengambilan (donor site) biasanya di daerah paha
karena ini lebar dan gampang sembuh. Agar pertumbuhan terjadi, dibutuhkan beberapa
syarat.
Kulit donor haruslah kulit yang sehat. Lokasi resipien (tempat donor ditanam) mesti memiliki
jaringan pembuluh darah yang baik. Jika tidak, kulit donor tidak akan bisa tumbuh. Stetelah
kulit donor diletakkan, satu-satunya hal yang mesti dikerjakan ialah membiarkannya.
Jangan memberi tekanan apapun. Kita hanya melindungi cangkok tersebut dan menantinya
tumbuh. Umumnya petumbuhan akan terjadi dalam 4 -7 hari.

I.

1.
2.
3.
4.

Pengobatan
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya
lepaskan semua pakaian penderita. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk
asam, basa dan senyawa organik) dengan mennguyurnya dengan air.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika :
Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki
Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah
Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun
Terjadi luka bakar pada organ dalam

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian

Aktifitas/sensori
Tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit,
gangguan massa otot, perubahan tonus.
Sirkulasi
Tanda : dengan cedera luka bakar lebih dari 20 % APPT, hipotensi (syok), penurunan nadi
perifer distal pada ekstremitas yang cidera, Vasokoni perifer umum dengan kehilangan nadi,
kulit putih dan dingin, takikardia (syok/ansietas atau nyeri), disriitmia (syok listrik) serta
oedema jaringan.
Integritas ego
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, dan kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, dan marah-marah.
Eliminasi
Tanda : pengeluaran urine menurun atau tak ada selama fase darurat, warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam, diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan kedalam sirkulasi), penurunan bising usus/tak ada,
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20 % sebagai stres penurunan
mortilitas/peristaltik gastrik.
Makanan/cairan
Tanda : oedema jaringan umum, anoreksia, mual/muntah
Neurosensori
Gejala : area batas, kesemutan
Tanda : perubahan orientasi, apek perilaku, penurunan reflek tendon dalam, cedera
ekstremitas, aktifitas kejang (syok listrik), laserasi korneal, kerusakan retinal, penurunan
ketajaman penglihatan, ruptur membran timpanik (syok listrik), paralisis (cidera listrik pada
aliran saraf)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : bberbagai nyeri, contoh luka bakar derajat pertama secara ekstern sensitif untuk
disentuh, ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu, luka bakar. Ketebalan sedang derajat
kedua sangat nyeri, sementara rspon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

Pernapasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi)
Tanda : sesak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan,
sekresi oral dan sianosis, indikasi cedera inhalasi.
Keamanan
Tanda : kulit umum, destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan dan adanya edema
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kehilangan selaput pelindung sekunder
akibat cedera luka bakar
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan (penyakit dapat
menimbulkan perubahan lanjut, ketidakmampuan bahkan kematian)
C. Intervensi Keperawatan
DP 1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan dan adanya edema
Tujuan : pasien dapat mendemonstrasikan hilangnya nyeri yang dirasakan
Kriteria hasil : menyangkal nyeri, melaporkan perasaan nyaman, ekspresi wajah dan postur
tubuh rileks.
Intervensi
Mandiri :
1. Tutup luka segera mungkin kecuali
perawatan combusio metode pemajanan pada
udara terbuka
2. Tinggikan ekstremitas combusio secara
periodik

3. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi/karakter


dari intensitas (skala 0-10)
Kolaborasi :
1. Berikan analgetik sesuai indikasi
2. Pantau tanda-tanda vital

Rasional
Suhu berubah dan gerakan udara dapat
menyebabkan nyeri hebat pada pemajanan
ujung saraf
Peninggian mungkin diperlukan pada awal
untuk menurunkan pembentukan edema,
setelah perubahan posisi dan peninggian
menurunkan ketidaknyamanan serta resiko
kontarktur sendi
Perubahan lokasi/karakter/intensitas nyeri
dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi
(contoh
:
iskemia
tungkai)
atau
perbaikan/kembalinya fungsi saraf/sensori

Masalah klien adikasi/keraguan tentang


derajat nyeri yang dialami tidak absah selama
fase perawatan darurat/akut, sehingga dapat
menurunkan atau menghilangkan nyeri
Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas,
hipokemia, dan menurunkan resiko infeksi

DP 2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kehilangan selaput pelindung


sekunder akibat cedera luka bakar
Tujuan : mencegah terjadi infeksi dan mempercepat penyembuhan combusio
Kriteria hasil : penyembuhan yang berlangsung cepat dan tidak adanya infeksi yang terjadi
Intervensi
Mandiri :
1. Tekankan pentingnya tehnik cuci tangan yang
1.
baik untuk semua individu yang datang atau
kontak langsung dengan klien
2. Berikan balutan kassa steril dan bersihkan
2.
area yang terbakar

Rasional
Mencegah
kontaminasi
menurunkan resiko infeksi

silang

dan

Dengan
memberikan
balutan
dan
membersihkan area yang terbakar agar dapat
mencegah terjadinya infeksi
3. Gunakan sarung tangan, masker, dan tehnik
3. Mencegah terkena organisme infeksi
aseptik ketat selama perawatan luka

Kolaborasi :
1. Tempatkan IV / garis invasif pada area yang
1. Menurunkan resiko infeksi pada sisi insersi
tak terbakar
dengan kemungkinan mengarah pada
septikemia
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman

2. Agar pasien merasa tenang dan nyaman

DP 3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan (penyakit


dapat menimbulkan perubahan lanjut, ketidakmampuan bahkan kematian)
Tujuan : memberitahukan kepada klien tentang penyakit yang dideritanya dan tindakan yang
akan dilakukan
Kriteria hasil : menyatakan pemahaman terhadap kondisi atau proses penyakit dan tindakan
yang dilakukan
Intervensi
Mandiri :
1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur yang
dilakukan
2. Dorong keluarga dan teman untuk
menganggap klien seperti sebelum sakit
3. Beritahu klien program medis yang dibuat
untuk menurunkan dan membatasi serangan
yang akan datang

Rasional
Diharapkan dapat menurunkan cemas dan
takut terhadap diagnosa dan prognosis
Meyakinkan pasien bahwa peran keluarga dan
teman kerja tidak berubah
Dapat mendorong klien untuk mengontrol tes
gejala untuk meningkatkan kepercayaan pada

program medis
Kolaborasi :
1. Berikan sedatif, tranquilizer sesuai indikasi

Dapat membantu klien rileks sampai secara


fisik mampu untuk membuat strategi koping
adekuat

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

http://www. Peifspot.com diunduh pada tanggal 24 maret 2012 pukul 22.00 WIB
Brunner and suddarth, 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah : Jakarta
Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Mecascola

You might also like