You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KOMPRES SEREI HANGAT TERHADAP PENURUNAN


INTENSITAS NYERI ARTRITIS RHEUMATOID PADA LANJUT USIA DI
GRIYA WERDA SURABAYA

Oleh :
Rumiyatin, S.Kep

Idham CholiqS.Kep

RatihYuliana, S.Kep

Astrina DestrianiS.Kep

EllyPurwaheningtyas, S.Kep

Ucy WidyaningsihS.Kep

AnggiHanafia, S.Kep

Indah DianawatiS.Kep

Maximus Gombar S.Kep

Lina DhenokS.Kep

Amiruddin SulistiyoS.Kep

Zenni AfifahS.Kep

Yogi SalamS.Kep

Annisah Ulfa HanifS.Kep

Matheus AndhiS.Kep

Enita FajarwatiS.Kep

RoesmayditaS.Kep

Erfan Rofiqi

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


A. Judul penyuluhan
Pokok Bahasan

:Rencanakompres serei hangat terhadap penurunan


Intensitas nyeri artritis rheumatoid pada lanjut usia di Griya Werda
Hari/tanggal
: Senin, 31Oktober 2016
Waktu
: Pukul : 08.00 (30 menit)
Tempat
: RuangTungguTamu Panti Griya Werdah
B. Kelompok/Pengorganisasian
1. Moderator : Erfan Rofiqi
2. Penyaji
: Ely Purwaheningtiyas
3. Observer : Rumiyatin
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Lansi mampu
mengikuti dan mempraktekan perawatanpasiensetelahpindahruangandandi
rumahnya.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti selama 30 menit tentangpenyuluhan diet tinggi protein
diharapkan peserta dapat :
1) Mengetahui pengertian tentang Kompres serei terhadap penurunan Nyeri
2)
3)
4)
5)

Artritis Remathoid
Mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri
Memahami dan mengerti jeniskompresserei
Mampu mendokumentasikan kembali setelah di lakukan penyuluhan
Mampumenjelaskan kembali tentang Manfaat kompres serei terhadap

penurunan intensitas nyeri


D. Tindakan
1. Mengumpulkan Lansia diruangan tamu panti Griya Werda
2. Penyuluhan dengan media Leaflet dan lembar balik tentang penyuluhan kompres
serei
3. Mempersiapkan Air hangat, serei, baskom, waslap, dan hanscon,

E. Analisa Situasional
1. Fasilitas : Leaflet, lembar balik,Air hangat, serei, baskom, waslap, dan hanscon
2. Peserta
: Lansia di panti Griya WerdaSurabaya
3. Waktu dan tempat: pukul : 08.00 di Ruangan Tamu Griyah Werda Surabaya
F. Materi penyuluhan
1. Pengertian Remathoid Atritis
2. Faktor faktor yang mempengaruhi Nyeri
3. Manfaat Sereh terhadap penurunan Intensitas nyeri

G. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Penyuluhan menggunakan leaflet dan lembar balik
3. Tanya jawab
4. Mendomontrasikan
H. Langkah-langkah kegiatan
Hari Pertama
No

Tahap kegiatan

Waktu

Kegiatan penyuluhan

1.

Pembukaan

5 menit

1. Salam pembuka
2. Menyampaikan maksud dan
3.
4.

2.

Pelaksanaan

20 menit

1.
2.

Kegiatan

Media/metode

peserta/Sasaran
Mendengarkan

Ceramah

Menyimak dan

Ceramah/Leaflet/

tujuan
Kontrak waktu
Menjelaskan materi yang
akan disampaikan
Menjelaskan pengertian
Remathoid Atritis
Menjelaskan Faktor faktor

mendengarkan

yang mempengaruhi Nyeri

3. Menjelaskan Manfaat
Sereh terhadap penurunan
3.

Penutup

5 menit

Intensitas nyeri
1. Mendemontrasikan
2. Menyimak materi
3. Salam penutup

Bertanya dan

Ceramah dan tanya

menjawab

jawab.

pertanyaan

I. EVALUASI
1. Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh pembimbing klinik dan telah mendapat
persetujuan
b. Media yang diperlukan telah tersedia sebelum hari-H
c. Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu pelaksanaan
penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat.
d. Pasien dan keluarga pasien di Ruang Tamu UPTD Griya Werdha Surabaya
mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Proses :
a. Petugas antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan berakhir
c. Sasaran aktif bertanya dan menjawab selama penytuluhan berlangsung
d. Sasaran dapat tenang dan berkosentrasi terhadap materi yang dipaparkan
3. Hasil :

a. Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan dengan


kemampuan sasaran dalam men ajwab pertanyaan sebesar 80%
b. Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi mencapai
80%
J. Materi Terlampir

MATERI PENYLUHAN

KOMPRES SEREI HANGAT TERHADAP PENURUNAN


INTENSITAS NYERI ARTRITIS RHEUMATOID PADA LANJUT USIA
DI GRIYA WERDA SURABAYA
1. PengertianAtritis Rheumatid (RA)
Atritis Rheumatid (RA) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi,
penurunan mobilitas dan keletihan. (Baughman. 2000). Rheumatoid bukan merupakan suatu
penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan
perwujudan sindroma Rheumatoid cukup banyak, namun semuanya mewujudkan adanya
persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang Rematologi, Rheumatid dapat
terungkap sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu : nyeri, kekakuan ( rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya
tiga tanda utama yaitu : pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak ( Idris,
2010 ).
Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui. Faktor genetik dan beberapa
faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti
dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II,

khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif


4:1 untuk menderita penyakit ini.
Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada
wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal
sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian karena
pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana
yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang
merupakan penyebab penyakit ini.
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor
infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara
mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun
hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal
ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen peptidoglikan atau
endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan terjadinya AR. Agen infeksius yang
diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri, mikoplasma atau virus.
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis reumatoid.
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan,
namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi
diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat
pada radiogram.
5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang
sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga
dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerak ekstensi.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis rheumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk
suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain


di luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah
dapat rusak.
Tangan
Berlainan dengan persendian distal interphalangeal (DIP) yang relatif
jarang dijumpai, keterlibatan persendian pergelangan tangan, MCP dan
PIP hampir selalu dijumpai pada AR. Gambaran swan neck deformities
akibat fleksi kontraktur MCP, heperekstensi PIP dan fleksi DIP serta
boutonniere akibat fleksi PIP dan hiperekstensi DIP dapat terjadi akibat
kontraktur otot serta tendon fleksor dan interoseus merupakan
deformitas patognomonik yang banyak dijumpai pada ARSelain gejala
yang berhubungan dengan sinovitis, pada AR juga dapat dijumpai
nyeri atau disfungsi persendian akibat penekana nervus medianus yang
terperangkap dalam rongga karpalis yang mengalami sinovitis
sehingga menyebabkan gejala carpal tunnel syndrome. Walaupun
jarang, nervus ulnaris yang berjalan dalam kanal Guyon dapat pula
mengalami penekanan dengan mekanisme yang sama.AR dapat pula
menyebabkan terjadinya tenosinovitis akibat pembentukan nodul
reumatoid sepanjang sarung tendon yang dapat menghambat gerakan
tendon dalam sarungnya. Tenosinovitis pada AR dapat menyebabkan
terjadinya erosi tendon dan mengakibatkan terjadinya ruptur tendon
yang terlibat.
Panggul
Karena sendi panggul terletak jauh di dalam pelvis, kelainan sendi
panggul akibat AR umumnya sulit dideteksi dalam keadaan dini. Pada
keadaan dini keterlibatan sendi panggul mungkin hanya dapat terlihat
sebagai keterbatasan gerak yang tidak jelas atau gangguan ringan pada
kegiatan tertentu seperti saat mengenakan sepatu. Walaupun demikian,
jika destruksi rawan sendi telah terjadi, gejala gangguan sendi panggul
akan berkembang lebih cepat dibandingkan gangguan pada persendian
lainnya.
Lutut
Penebalan sinovial dan efusi lutut umumnya mudah dideteksi pada
pemeriksaan. Herniasi kapsul sendi kearah posterior dapat
menyebabkan terbentuknya kista Baker.
Kaki dan Pergelangan Kaki
Keterlibatan persendian MTP, talonavikularis dan pergelangan kaki
merupakan gambaran yang khas AR. Karena persendian kaki dan
pergelangan kaki merupakan struktur yang menyangga berat badan,
keterlibatan ini akan menimbulkan disfungsi dan rasa nyeri yang lebih
berat dibandingkan dengan keterlibatan ekstremitas atas. Peradangan
pada sendi talonavikularis akan menyebabkan spasme otot yang
berdekatan sehingga menimbulkan deformitas berupa pronasio dan
eversio kaki yang khas pada AR. Walaupun jarang, nervue tibialis
posterior dapat pula mengalami penekanan akibat sinovitis pada
rongga tarsalis (tarsal tunnel) yang dapat menimbulkan gejala
parestesia pada telapak kaki.

Heat shock protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai 90
kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress. Walaupun telah
diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR, mekanisme ini belum
diketahui dengan jelas.
Rheumatoid yang datang ke posyandu lansia, semua mengeluhkan nyeri. Kemudian
peneliti mengajukan beberapa ertanyaan tentang cara mengatasi nyeri, sebagian pasien
menjawab dengan meminum obat yang didapatkan dari puskesmas atau obat-obat penghilang
rasa nyeri yang dijual bebas di warungwarung. Kemudian peneliti menanyakan tindakan yang
dilakukan pasien untuk mengurangi nyeri selain dengan menggunakan obat, 4 orang
menjawab denganmemijat-mijat bagian yang sakit dan mandi air hangat, 3 orang dengan
kompres hangat hanya menggunakan air hangat biasa dan 3 orang lagi menjawab hanya
dengan minum obat anti nyeri saja. Hasil wawancara dari salah satu petugas posyandu
mengatakan umumnya pasien yang mengalami atritis rheumatoid mengalami keluhan nyeri
danmendapatkan OAINS yaitu ibuprofen untuk mengurangi nyerinya. Pada posyandu lansia
kelurahan tersebut belum ada program penanggulangan nyeri secara nonfarmokologi yang
diberikan melalui penyuluhan pada penderita artritisrheumatoid. Berdasarkan uraian di atas
bahwa kompres hangat merupakan tindakan nonfarmokologi yang dapatdilakukan untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri atritis rheumatoid dan metode ini biasanya
mempunyai resiko lebih rendah, maka peneliti tertarik untuk meneliti secara lansung apakah
kompres hangat dengan menggunakan air rebusan serei dapat digunakan untuk
menghilangkan nyeri artritis rheumatoid pada lanjut usia di Kelurahan Tarok Dipo wilayah
kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2013 yang akan terlihat melalui
pengukuranintensitas nyerinya.
2. Manfaat Sereh

Manfaat sereh untuk kesehatan seperti dapat membantu mengurangi gangguan


lambung, insomnia, gangguan pernafasan, demam, nyeri, infeksi, rematik dan edema.
Pertahanan Antioksidan ramuan sereh akan membantu untuk mempertahankan tingkat
kolesterol, kesehatan selular, sistem saraf, kulit yang sehat dan sistem kekebalan tubuh. Sereh
juga efektif dalam mengobati diabetes tipe 2, kanker, obesitas dan membantu detoksifikasi.
Hal ini banyak digunakan dalam aromaterapi dan membantu untuk mengurangi kelelahan,
kecemasan dan bau badan. Advertisement Sereh merupakan tanama herbal dari keluarga

rumput Poaceae. Sereh adalah jenis rumput yang tinggi berasal dari daerah tropis Asia.
Tanaman sereh berbatang kasar, berumbai dengan daun tengah yang tumbuh pada tandan
yang tebal. Sereh tumbuh dengan tandan yang, dan tingginya sekitar sekitar 3 meter . Selain
dimanfaatkan untuk kuliner, serai juga memiliki beragam manfaat obat yang bersifat antibakteri, anti-jamur dan anti-mikroba dan dimanfaatkan di seluruh Asia Tenggara, benua
Afrika dan benua Amerika. Sereh adalah gudang nutrisi aromatik penting yang memberikan
berbagai manfaat kesehatan. Sereh adalah sumber vitamin penting seperti vitamin A, B1
(tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin) B5 (asam pantotenat), B6 (pyridoxine), folat dan
vitamin C. Juga menyediakan mineral penting seperti potasium , kalsium, magnesium, fosfor,
mangan, tembaga, seng dan besi yang dibutuhkan untuk fungs i tubuh yang sehat. Sereh
tidak mengandung kolesterol berbahaya atau lemak.
3. Jurnal Penelitian kompres Sereh

Penelitian tentang Pengaruh Kompres Serei Hangat Terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri Artritis Rheumatoid Pada Lanjut Usia di Kelurahan Tarok Dipo wilayah kerja
Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2013 telah peneliti laksanakan terhadap 20
orang lanjut usia penderita Artritis Rheumatoid di Kelurahan Tarok Dipo. Penelitian
dilakukan pada tanggal 27 Maret 2013 - 20 April 2013. Pemilihan responden untukpenelitian
memakai metode total sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan.
Rata-rata Intensitas Nyeri SebelumDilakukan Kompres Serei Hangat diKelurahan
Tarok Dipo Wilayah KerjaPuskesmas Guguk Panjang BukittinggiTahun 2013
Dari hasil analis diatas didapatkan rata-rata intensitas nyeri atritis rheumatoid sebelum
dilakukan kompres serei hangat dengan nilai intensitas nyeri maksimal 6 dan nilai intensitas
nyeri minimal 3, dengan nilai ratarata intensitas nyeri yang dialami keseluruhan responden
4,90 (nyeri sedang) dengan nilai standar deviasi 1,071. Dari nilai rata-rata tersebut dapat kita
ketahui tingkat intensitas nyeri yang paling banyak dialami lanjut usia dengan kriteria nyeri
interval 4-6 atau yang disebut juga dengan kriteria intensitas nyeri sedang. Dengan 95%
tingkat kepercayaan, intensitasnyeri klien sebelum dilakukan kompres serei hangat sebesar
4,40 5,40 (nyeri sedang).

Daftar Pustaka
Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Asmadi. (2008). Tehnik Prosedur Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
DasarKlien. Jakarta : Salemba Medika
Azril, H. M. (2009). Buku Saku Pratikum KebutuhanDasar Manusia. Jakarta : EGC
Bobak. (2006). Buku Ajar Keperawatan Marternitas,Jakarta : EGC
Corwin, E, J. (2000). Buku Saku Pofisiologi, Jarkarta: EGC
Darmojo, B . (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan UsiaLanjut), Jakarta : FKUI
Dermawan, F (2008). Lansia Masa Kini Dan Mendatang diperoleh tanggal 29 Oktober
2016, from. http;//
WWW.Headline News/
Situs Resmi Kementrian Kesehatan Rakyat. Htm Dharma, K, (2011). Metodelogi Penelitian
Keperawatan. Jakarta : CV Trans Info Media

Departemen Kesehatan RI, (2001). Defenisi Lanjut Usia. Propinsi Indonesia Ester, M.
(2005). Buku Ajar Fundamental

DAFTAR HADIR PESERTA PKMRS


DI RUANG TUNGGU PANTI GRIYA WERDA SURABAYA

NO

NAMA

ALAMAT

PARAF

You might also like