You are on page 1of 9

COMMUNITY NURSING PROGRAM V

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program V

DISUSUN OLEH :
Kelompok Tutor 3

Nurul Azmi N

220110120108

Viska Ayu Nirani

220110120026

Elva Sujana

220110120128

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

A. HASIL ANALISA EBP


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah
pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit sistem kardiovaskuler yang semakin banyak ditemui di masyarakat. Riset Kesehatan
Dasar tahun 2007 mencantumkan bahwa jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia
diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4% popu-lasi orang dewasa, sementara
prevalensi di Indonesia mencapai 30% dari populasi, dan 60% nya berakhir pada stroke.
Stres sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi. Studi kecil yang dilakukan pada
2010, terhadap lima pasien hipertensi di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada permasalahan
psikologis yang menyertai tekanan darah tinggi. Hal ini sesuai dengan Mustacchi (1990) yang
mengatakan bahwa stres sebagai akibat hal-hal yang bersifat emosional, sosiokultural, dan
okupasional berpengaruh terhadap hipertensi.
Terapi tawa merupakan salah satu cara agar mendapatkan kondisi rileks. Tertawa
merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan juga penurunan kerja sistem
saraf simpatetik. Peningkatan tawa dapat berfungsi dalam memberikan tenaga bagi gerakan
pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh penu-runan sistem saraf simpatetik
yang salah satunya disebabkan oleh adanya perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks,
dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh
darah, sehingga rata-rata terta-wa menyebabkan aliran darah sebesar 20%, sementara stres
menyebabkan penu-runan aliran darah sekitar 30% (Hasan& Hasan, 2009). Selain itu,
membentuk wajah dengan ekspresi tertentu juga akan mempengaruhi pengalaman emosional
yang disebut dengan facial feedback hypothesis (Izard, 1981; McIntosh, 1996). Rutledge dan
Hupka (1985) menemukan bahwa individu merasakan emosi bahagia pada saat membuat
ekspresi wajah bahagia, sebaliknya perasaan kurang bahagiapun akan muncul apabila
individu mengekspresikan wajah marah. Terapi tawa menggunakan pendekatan perilaku
melalui metode conditioning.
Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan jiwa lansia dengan hipertensi adalah
dengan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan
bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang bersamaan. Terapi aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu
tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik untuk memfasilitasi interaksi,
mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien), meningkatkan
stimulus realitas dan respon individu, memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif,

meningkatkan rasa dimiliki, meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar cara baru dalam
menyelesaikan masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif untuk menurunkan tekanan darah
dengan meminimalisir stres, serta membantu tubuh lansia untuk berolahraga, karena terapi
tawa ini juga akan membakar sebagian lemak didalam tubuh lansia.

PENGERTIAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah
pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Seseorang akan dianggap mengidap
hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah
individu tersebut tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.
Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi esen-sial (hipertensi primer) dan
hipertensi sekunder. Hipertensi primer disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Sebagian besar penderita hipertensi di Indonesia mengalami hipertensi primer/esensial.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor utama yang diketahui seperti misalnya kerusakan
ginjal, gangguan obat tertentu, kerusakan vaskuler dan lain-lain (Anggraini, Waren,
Situmorang, Asputra, dan Siahaan, 2009).

B. METODE
SESI 1 :
1. Perkenalan
2. Terapi tawa stimulus

C. TUJUAN
SESI 1 : Terapi tawa stimulus
Tujuan :
1. Klien mampu mengenali musik yang di dengar

2. Klien mampu memberi respon terhadap musik


3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik

D. KRITERIA KLIEN
Klien yang berumur 40-60 tahun, menderita hipertensi esensial ringan dengan tekanan
sistolik 140-159 mmHg dan atau tekanan diastoliknya 90-99 mmHg, mengkonsumsi
obat antihypertensi, memiliki indikasi mengalami stres berdasarkan Skala Simtom
Stres, dengan tingkat stres minimal .
1.
2.

3.

Karakteristik Klien
- Klien dapat diajak bekerja sama
- Klien dengan tahap kerja
Proses Seleksi
- Pengkajian oleh mahasiswa
- Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan dengan kriteria
klien tidak disoreintasi dan tidak inkoheren.
- Sehat fisik, cukup kooperatif dan dapat memhami pesan yang diberikan.
- Mengklarifikasi klien dan bekerja sama dengan perawat.
- Mengadakan kontrak dengan klien.
Jumlah Klien: 10 orang

E. WAKTU PELAKSANAAN
Hari / tanggal : Kamis, 12 April 2016
Waktu : 09.00 09.40 (40 menit)
Fase orientasi
Fase kerja

10 menit
20 menit

Fase terminasi 10 menit


Ruangan : Ruang Tutor FKEP

F. NAMA PESERTA DAN RUANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Gina Nur Ahdiany


Nurul Fatimah
Alia Isna Yudianti
Ridha Ranailla
Sellyan Septiani B
Yustin Usyani Tantry
Nanda Maretta Vitria
Riris Purwita Widodo

9. Fauzia Dyan A K W
10. Hana Nur A

G. MEDIA DAN ALAT


1. Handphone

H. SUSUNAN PELAKSANA
1. Leader
: Nurul Azmi
2. Fasilitator : Viska Ayu Nirani dan Elva Sujana
3. Observer :
I.

URAIAN TUGAS PELAKSANA


1. Leader :
Uraian Tugas:
a.
Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b.
Menjelaskan peraturan kegiatan TAK
c.
Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
d.
Mampu memimpin TAK dengan baik
2. Co Leader:
Uraian Tugas:
a.
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien
b.
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c.
Mengingatkan leader tentang waktu
3. Fasilitator:
Uraian Tugas:
a.
Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b.
Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
c.
Merpertahankan kehadiran peserta
4. Observer:
Uraian Tugas:
a. Mengobservasi jalannya atau prosses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan berlangsung

J. MEKANISME KEGIATAN
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi atau validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu tertawa bersama
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta

ijin kepada terapis


Lama kegiatan 20 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap keja
a. Terapis mengajak klien untuk memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan), dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b. Pada sesi perkenalan ini fasilitator menyampaikan ide dasar tentang terapi
tawa dilanjutkan dengan tahap latihan keterampilan dasar yaitu teknik
pernafasan dalam (diafragma), tek-nik peregangan, dan latihan gerakan ritmis
diafragma dengan mengucapkan ho ho ha ha ha. Setelah peserta berlatih
pernafasan, mereka diajak bertepuk tangan serentak semua peserta, sambil
mengucapkan ho ho ha ha ha.
c. Terapis mengajak klien memasuki sesi tawa ponsel. Terapis meminta seuruh
peserta untuk memegang dan memandangi handphone nya masing-masing,
lalu menstimulus klien agar tertawa sambil melihat handphone seakan-akan
menertawakan hal yang muncul dari layar handphone.
d. Sebagai akhir tahap kerja, terapis mengajak klien untuk bertepuk tangan
serentak sambil mengucapkan ho ho ha ha ha, lalu mengangkat tangan ke
atas diikuti kepala menengok keatas dan tertawa sekeras-kerasnya.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tidak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk sering tersenyum dan tertawa
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang
2. Menyepakati waktu dan tempat

K. SETTING TEMPAT
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran, fasilitator duduk di sebelah
pasien.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Leader
Fasilitator

Fasilitator

Pasien
Pasien

Fasilitator

Fasilitator

Pasien
Fasilitator
Pasien

Pasien
Observe

L. TATA TERTIB DAN PROGRAM ANTISIPASI


1. Selama kegiatan berlangsung dilarang untuk meninggalkan ruangan (jika ingin
2.
3.
4.
5.

ke toilet, segera sebelum acara dimulai)


Tidak membuat kegaduhan dan mengganggu peserta yang lainnya
Jika ingin bertanya, dianjurkan untuk mengangkat tangan terlebih dahulu
Dilarang makan dan minum selama kegiatan berlangsung
Selama kegiatan berlangsung, pasien diharapkan aktif dalam melakukan
simulasi

M.

EVALUASI DAN DOKUMENTASI


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada saat tahap
kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemampuan klien sesuia dengan tujuan
TAK. Kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan tawa dan
respon terhadap tawa.

SESI 1 TAK
Terapi tawa stimulus
No

Aspek yang dinilai

Nama klien

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir
2. Memberi respon (ikut tertawa)
3. Menjelaskan perasaaan setelah tertawa
bersama
Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti, merespon,
memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang terapi tertawa yang sudah
dilakukan. Beri tanda () jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK terapi tawa stimulus.
Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan mengikuti aktivitas tertawa sesuai dengan
yang diinstruksikan. Latih klien untuk sering tersenyum dan tertawa.

You might also like