You are on page 1of 30

LAPORAN PENDAHULUAN

DISPEPSIA
A. PENGERTIAN
Dispepsia adalah merupakan kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri
rasa tidak enak atau sakit diperut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas didada
(heart burn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispepsia.
Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :
1) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya.
2) Dispepsia non organik atau dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
B. ETIOLOGI
Penyebab dispepsia, yaitu :
1) Dalam Lumen Saluran Cerna.
Tukak peptic
Gastritis
Keganasan
2) Gastroparesis
3) Obat-obatan
AINS
Teofilin
Digitalis
Antibiotik
4) Hepato Biller
Hepatitis

Kolesistitis
Kolelitiatis
Keganasan
Disfungsi spincter odii
5) Pancreas
Pankreatitis
Keganasan
6) Keadaan Sistematik
DM
Penyakit tiroid
Gagal ginjal
Kehamilan
PJI
7) Gangguan Fungsional
Dispepsia fungsional
Sindrom kolon iritatif
C. PATOFISIOLOGI
Dengan kriteria tidak adanya kelainan organik pada SCBA, maka teori
patogenesisnya sangat bervariasi. Berbagai usaha telah dicoba untuk
menerangkan korelasi yang ada antara keluhan dengan sedikitnya temuan
kelainan yang ada secara konvensional.
D. MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan,
membagi dispepsia menjadi 3 tipe :
1) Dispepsia dan keluhan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala :
a) Nyeri epigastrium terlokalisasi.
b) Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.

c) Nyeri saat lapar.


d) Nyeri episodik.
2) Dispepsia dengan GFI seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia),
dengan gejala :
a) Mudah kenyang
b) Perut cepat terasa penuh saat makan
c) Mual
d) Muntah
e) Upper abdominal bloating
f) Rasa tak nyaman bertambah saat makan.
3) Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaa Radiologi
a) OMD dengan kontras ganda
b) Serologi Helicobacter pylori
c) Urea breath test

2) Pemeriksaan Endoskopi
a) CLO (rapid urea test)
b) Patologi anatomi (PA)
c) Kultur mikroorganisme (MO) jaringan
d) PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian.
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :
1. Antasid 20-150 ml/hari

Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na
bikarbonat, AL (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini
sebaiknya jangan diberikan terus-menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk
mengurangi rasa nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga
berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis
besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
sekresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek
sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor
H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.
4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Sesuai dengan namanya, golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung
pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk
golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE) dan enprestil (PGE2). Selain
bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang
selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan
meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif
(sebagai site protective), yang senyawa dengan protein sekitar lesi mukosa
saluran cerna bagian atas (SCBA).
6. Golongan prokinetik

Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia
fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki
bersihan asam lambung (acid clearance).

PROSES KEPERAWATAN
DISPEPSIA
A. PENGKAJIAN
1. Kaji tanda dan gejala dispepsia
Apakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau
muntah.
Kapan gejala tersebut terjadi, apakah terjadi sebelum/ sesudah makan,
setelah mencerna makanan pedas/ pengiritasi/ setelah mencerna obat tertentu/
alkohol.
Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stres, alergi, makan/ minum
terlalu banyak.
2.

Kaji terhadap riwayat penyakit lambung sebelumnya/ pembedahan

lambung.
3. Kaji nutrisi klien.
4. Kaji tanda yang diketahui pada saat pemeriksaan fisik meliputi nyeri tekan
abdomen dehidrasi (perubahan turgor kulit, membran mukosa).
5. Kaji terhadap tindakan klien untuk mengatasi gejala dan efek-efeknya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul meliputi :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan
tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat.
3. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.
4. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
C. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
Tujuan utama mencakup mempertahankan keseimbangan cairan, menghindari
makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrisi adekuat, menghilangkan
nyeri, mengurangi ansietas, meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan
diet.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Meningkatkan keseimbangan cairan.
a) Pantau masukan dan haluran cairan setiap hari untuk mendeteksi tandatanda awal dehidrasi.
b) Kaji nilai elektrolit (natrium, kalium, klorida) setiap 24 jam untuk
mendeteksi indikator awal ketidakseimbangan.
2. Meningkatkan nutrisi
a) Kaji adanya mual, muntah, sakit ulu hati dan kelelahan.
b) Hindari makanan/ minuman yang mengandung kafein karena kafein adalah
stimulan sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung.
c) Hindari penggunaan alkohol dan nikotin.
3. Menghilangkan nyeri

a) Kaji tingkat nyeri dan kenyamanan klien.


b) Menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa
lambung.
4. Mengurangi ansietas
e)

Gunakan pendekatan untuk mengkaji pasien dan menjawab semua

pertanyaan selengkap mungkin.


e)

Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan sesuai dengan tingkat

pemahaman klien.
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
1. Mempertahankan keseimbangan cairan.
a. Mentoleransi terapi intravena
b. Minum 6-8 gelas air setiap hari
c. Mempunyai haluaran urin kira-kira 1 liter setiap hari
d. Menunjukkan turgor kulit
2. Menghindari makan makanan pengiritasi/ minuman yang mengandung
kafein/ alkohol.
3. Melaporkan nyeri berkurang
4. Menunjukkan berkurangnya ansietas
5. Mematuhi program pengobatan
a. Memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi
b. Menggunakan obat-obatan sesuai resep

DAFTAR PUSTAKA

1) Mansjoer, Arief et all.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jilid 1 Edisi


III.Jakarta : Media Aesculapius.
2) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2001.Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 2 Edisi 3.Jakarta : FKUI.
3) Smeltzer, Suzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth.Edisi 8.Vol 2.Jakarta : EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K


DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA
DIRUANG PENYAKIT DALAM WANITA RSU CUT MUTIA
BUKET RATA
I. BIODATA, Pengkajian = Senin, 02-JULI-2012
A. Identitas Klien/ Pasien

1.

Nama

: Ny. N

2.

Umur

: 42 tahun

3.

Jenis Kelamin

: Perempuan

4.

Agama

: Islam

5.

Suku/Bangsa

:ACEH/ Indonesia

6.

Status Marital

: Kawin

7.

Pendidikan/Pekerjaan

: Petani

8.

Bahasa yang digunakan : aceh

9.

Alamat

: lorong bandeng,Muara Dua

10. Kiriman dari

: Datang sendiri

11. Tanggal MRS

: 03-07-2012

12. Nomor Register

jam : 17.45

B. Penanggung Jawab Klien/ Pasien ;


1. Nama

: Tn. A

2. Hubungan dengan klien

: suami

3. Umur

: 45 thn

4. Pendidikan/ pekerjaan

: Swasta

5. Alamat Lengkap

: lorong bandeng,Muara Dua

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


A. Alasan di rawat
Klien mengatakan tidak nafsu makan, pusing, mual dan muntah, nyeri ulu hati
B. Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak nafsu makan.
1)

Provocative/ Palliative.

Disebabkan oleh tidak nafsu makan, faktor yang memperberat adalah mual,
muntah. Usaha yang dilakukan adalah berobat di Puskesmas terdekat.
2)

Quality/ Quantity.

Klien merasakan mual pada perut dan klien terlihat memuntahkan makanan
apabila klien makan.
3)

Regional.

Klien merasakan mual pada bagian perut dan tidak menyebar.

4)

Saverity Scale
Klien mengatakan penyakitnya tidak begitu berat dengan skala keparahan 2

(sedang).
Ket :

0 = tidak ada nyeri


1 = nyeri ringan
2 = nyeri sedang
3 = nyeri berat
4 = nyeri berat sampai pingsan

5) Timing
Klien merasakan ingin muntah ketika makanan dan minuman dimasukkan ke
dalam perutnya.
III.

RIWAYAT KESEHATAN

A. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini.


Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya..
Klien tidak mempunyai riwayat alergi obat/ makanan.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang.

1 minggu sebelum klien dirawat di Puskesmas Paringin, klien merasakan


tidak nafsu makan, mual, muntah. Kemudian klien dibawa ke Puskesmas
Paringin dan dirawat 2 hari, tapi tidak ada perubahan dan klien pulang.
Setelah 3 hari dirumah klien kembali mengeluh tidak nafsu makan, mual,
muntah sehingga pada tanggal 03-Agustus-2006 klien dibawa ke RSUD
H.Damanhuri Barabai.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Klien mengatakan dalam keluarga mereka tidak ada yang pernah menderita
penyakit seperti ini dan penyakit keturunan yang lain seperti DM, Hipertensi,
Asma dll. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis dll.
IV.

AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI

A. Makan dan Minum


1. Nutrisi
Pre MRS : 2 minggu sebelum MRS makan klien tidak teratur (jarang), klien
hanya makan nasi lembek dan lauk pauk. Klien tidak mempunyai makanan
pantangan.
Di RS

: Klien tidak nafsu makan dan porsi yang disediakan tidak

pernah dihabiskan (2-3 sendok).


2. Nutrisi
Pre MRS : Klien menyukai air teh dan air putih. Banyaknya 5-6
gelas/ hari.
Di RS

: Klien hanya minum air putih. Banyaknya 1-2 gelas/

hari.
B. Eliminasi (BAB dan BAK)
1. BAB
Pre MRS : Klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna
kuning dan berbau khas feces.

Di RS

Klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi padat lunak, warna

kuning dan berbau khas feces tapi lebih sedikit karena klien tidak banyak
makan.
2. BAK
Pre MRS : Frekuensi BAK 5-6x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau
khas (amoniak).
Di RS

Frekuensi BAK 2-3x/ hari, berwarna kuning jernih dan berbau

khas (amoniak).
C. Istirahat dan Tidur
1. Istirahat
Pre MRS :

Klien mengatakan istirahat jam 13.00-14.00 Wib dan

malam sekitar jam 20.00-21.00 wib.


Di RS

: Istirahat klien teratur.

2. Tidur
Pre MRS : Klien mengatakan tidur jam 14.00-15.30 Wita dan malam jam
21.00-05.00 Wita.
Di RS

Klien mengatakan tidurnya teratur baik siang/ malam tapi klien

kadang terbangun jika merasa mual.


D. Aktivitas
Pre MRS : Pada pagi hari klien bekerja sebagai petani, setelah pulang dari
bekerja klien dirumah bertugas sebagai ibu rumah tangga.
Di RS

Klien hanya berbaring saja ditempat tidur. Aktivitas klien

terbatas, klien melakukan aktivitas dengan bantuan keluarganya seperti makan,


minum, berpakaian, dll. Dengan skala aktivitas 2 ada tingkat skala aktivitas 0-4.
Ket : 0

= mandiri penuh

= memerlukan bantuan peralatan


2

= memerlukan bantuan orang lain (untuk pengawasan/

penyuluhan)
3

= memerlukan bantuan dari orang lain dan peralatan

4 = tergantung , tidak berpartisipasi dalam aktivitas


E. Kebersihan Diri
Pre MRS : Klien mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, cuci rambut

2-3x/

minggu, potong kuku 1x/ mgg, klien tidak mengalami hambatan untuk
melakukan personal hygiene.
Di RS

: Klien tidak pernah mandi hanya diseka oleh keluarganya.

F. Rekreasi
Pre MRS : Untuk mengisi waktu luang klien biasanya menonton TV, dan
melakukan pekerjaan rumah lain nya
Di RS

: Klien tidak bisa menonton TV, mendengarkan radio atau

jalan-jalan. Klien terlihat hanya berbaring ditempat tidur.

V.

PSIKOSOSIAL

a. Psikologis
Persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu menganggap bahwa sakit yang
dideritanya saat ini adalah cobaan dari Tuhan, klien merasa sakitnya bisa
disembuhkan cepat/ lambat, klien hanya bisa bersabar dan pasrah terhadap
kesembuhan penyakitnya. Klien bisa beradaptasi dengan keluarganya dan
terhadap lingkungan sosial maupun instalasi kesehatan. Emosi klien terlihat
labil.
b. Sosial
Hubungan klien dengan anggota keluarganya baik dan perhatian dengan
lawan bicara juga baik, klien dapat bekerja sama dengan baik saat diajak bicara
oleh perawat, sehingga sangat membantu dalam perawatan klien sendiri.
c. Spiritual

Klien beragama islam, klien beribadah dengan berdoa ditempat tidur dan
klien tidak terlihat melaksanakan shalat.

VI.

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

: Lemah

1. Kesadaran : Klien terlihat lemah dan berbaring di tempat tidur.


2. Penampilan : Compos mentis;
GCS : 4, 5, 6=15
3. Ciri-ciri tubuh : TB = 150 cm
BB = 53 kg.
4. TTV

: Pols : 80x/ menit


RR : 24x/ menit

TD : 100/60 mmHg
T : 36,5 C

5. Golongan Darah : o
B. Head to Toe
1. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala simetris, dapat digerakkan, kulit kepala bersih dan tidak rontok,
tidak ada uban dan rambut lurus.
2. Penglihatan
Visus/ ketajaman penglihatan tidak terkaji, sklera tidak ikterik. Konjungtiva
tidak anemis,posisi bola mata simetris dan

penglihatan normal, tidak

menggunakan alat bantu.


3. Hidung/ penciuman
Bentuk dan posisi simetris, tidak terdapat kotoran/ sekret. Fungsi penciuman
normal. Tidak terdapat peradangan pada mukosa dan tidak ada polip.
4. Telinga/ pendengaran

Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik (jika dipanggil klien
langsung memberi respon), tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada
peradangan dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

5. Mulut dan gigi


Mukosa bibir kering dan terlihat berwarna pucat, tidak ada peradangan pada
mulut, klien tidak memakai gigi palsu, ada terdapat caries, kebersihan cukup.
Fungsi pengecapan normal (klien bisa membedakan rasa manis dan pahit).
6. Leher
Simetris kiri dan kanan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid, pergerakan leher dapat bergerak ke kiri dan kanan, atas dan bawah.
Tidak terdapat massa.
7. Thorax (fungsi pernafasan)
Inspeksi

: Pergerakan dada normal, tidak menggunakan alat bantu dalam

bernapas.
Palpasi

: Tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi

: Bunyi normal (sonor).

Auskultasi : Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.


8. Abdomen
Bentuk simetris, tidak kembung, palpasi tidak ada benjolan ataupun nyeri tekan
saat perkusi terdengar bunyi timpani.
9. Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, klien tidak menggunakan alat bantu dalam
BAK dan tidak ada kelainan pada alat kelamin klien.

VII.

PEMERIKSAAN PENUNjANG

Laboratorium
Tanggal

: 7-8-2006

Asam Urat
Normal

: 5,3 Mg/ dl
: L = 3,4-7,0
P = 2,4-5,7

Tanggal : 8-8-2006
Gula darah sewaktu
Normal

: 119

: < 200

VIII. PENGOBATAN
Infus D5/ RL

: 20 tts/ menit

Gastridin

: 1 amp/ 12 jam

Tomit

:1 amp/ 8 jam

Farmacrol Syr

: 3xCI

Frego

: 2x1

Mefrobal

: 2x1

Ilusemin

: 2x1

Tequinol

: 2x1

IX.
No
.
1.

ANALISA DATA
Data Subjektif dan Objektif
DS :

Etiologi
Implamasi

Klien

mengatakan

Masalah
Nyeri akut

nyeri mukosa lambung

pada perut
DO :
- Klien terlihat meringis
-

Skala

nyeri

(nyeri

sedang)
- TTV :
TD : 100/70 mmHg
R

: 24x/ menit

Pols : 80x/ menit


T

2.

: 36,5 C

Anoreksia

Ketidak
seimbangan
nutrisi kurang

DS :

dari kebutuhan

Klien mengatakan mual,


muntah

dan

tidak

tubuh.

nafsu

makan
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien muntah 2-3x
3.

- Klien hanya menghabiskan

Intake cairan

makanan porsi dari yang yang kurang.


disediakan

Risiko ketidak
seimbangan
cairan dan
elektrolit

DS : -

DO :
- Mukosa bibir kering
- Klien tampak lemah
- Muntah 2-3x
- Cairan peroral hanya 2-3
gelas/ hari
- Output cairannya 600 ltr

X.

DAFTAR MASALAH

No
.
1.

Diagnosa keperawatan
Nyeri

akut

dengan

berhubungan

inflamasi

mukosa

lambung ditandai dengan :


DS :
Klien

mengatakan

nyeri

pada perut.
DO :
- Klien terlihat meringis
-

Skala

nyeri

sedang) - TTV :
TD : 110/60 mmHg
R

: 24x/ menit

(nyeri

Tanggal muncul

Tanggal teratasi

7-08-2006

Pols : 80x/ menit


2.

: 36,5 C

Ketidakseimbangan

7-08-2006

9-08-2006

7-08-2006

9-08-2006

nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan

dengan

anoreksia ditandai dengan :


DS :
Klien
muntah

mengatakan
dan

tidak

mual,
nafsu

makan
DO :
- Klien tampak lemah
- Klien muntah 2-3x
3.

- Klien hanya menghabiskan


makanan porsi dari yang
disediakan.
Risiko ketidak seimbangan
cairan

dan

elektrolit

berhubungan dengan intake


cairan yang kurang ditandai
dengan :
DS : DO :
- Mukosa bibir kering
- Klien tampak lemah
- Muntah

2-3x

- Cairan peroral hanya 2-3

gelas/ hari
- Output cairannya 600 ltr

XI.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/tangga

Diagnos

o.

l/

jam

Keperaw

Tujuan

Intervensi

Rasional

atan
1.

Senin/4-72012

Jam : 11.00
WiB

Setelah
dilakukan

1.Kaji

tingkat nyeri ; mengetahu

perawatan

- Lokasi

selama 3x24

- Durasi

nyeri.

jam

- Penyeba-

dengan

kriteria
evaluasi :

ran
2.Monitor

- Klien tidak TTV.

tingkat

2.Menget
ahui
keadaan
klien.

lagi

II

1.Untuk

mengeluh

3.Diharap

rasa nyeri.

3.Atur posisi - kan klien


klien
dapat
senyaman

memfokus

mungkin.

kan
pemikiran.

4.Dengan
pemberian
4.Kolabo-

obat

rasi

dengan diharapdokter untuk kan


rasa
pemberian
obat

nyeri

anti hilang.

nyeri.

2.

1.Mening
SELASA/57-2012
Jam : 11.00
WiB

III

Setelah

1.Beri

katkan

dilakukan

penjelasan

pengetahu

perawatan

tentang

an

klien

selama 3x24 pentingnya

tentang

jam

pentingnya

makan.

kebutuhan

makan.

nutrisi

2.Menget

terpenuhi
dengan
kriteria
evaluasi :
-Keadaan
umun tampak
segar
-Pola makan
kembali
normal.

ehui status
2.Monitor
intake

dan

nutrisi.
3.Merang-

output nutrisi. sang nafsu


makan.
3.Ciptakan
lingkungan
yang bersih

4.Perawatan

yang

lebih
4.Kolaborasi konprehen
dengan
gizi.

ahli sif
terhadap
klien.

3.

1.Menget
ahui
Senin/6-7-

1.Kaji TTv.
Tidak terjadi

2012

cairan

Wita

2.Menget

dan

elektrolit
dalam

3x24

jam
perawatan
dengan

ahui status
2.Monitor
intake

evaluasi :
-TTV stabil.
-Membran
mukosa
lembab.
-Tidak
muntah lagi.

cairan.

dan

3.Untuk

output cairan. memenuhi


3.Anjurkan
klien

kriteria

umum
klien.

kekurangan

Jam : 11.00

keadaan

cairan

untuk tubuh.

banyak

4.Menceg

minum.

ah

4.Kolaborasi terjadinya
dengan

muntah.

dokter untuk
pemberian
obat

anti

muntah

dan

infus.

XII.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No

Hari/Tgl/ja

Diagnosa

Keperawata

Implementasi

Evaluasi

n
1.

RABU/7-806

1.Mengkaji tingkat
nyeri

S:Klien
mengatakan

Jam : 16.00

-Lokasi:pada perut.

WiB

-Durasi:kadang-

O:

kadang.

-Klien

-Penyebaran:tidak

terlihat

meringis

menyebar.

-Skala nyeri 2

2.Memeriksa TTV:

(nyeri sedang)

TD : 110/60mmHg

- TTV :

R : 24x/ menit

TD:110/60mm

Pols : 80x/ menit


T

II

nyeri pada perut

Hg

: 36,5 C

R:24x/mnt

3.Memberikan

Pols:80x/ mnt

posisi fowler dengan

T:36,5 C

cara

A:Masalah

menggunakan

tumpukan bantal dan belum


mengatur
klien

teratasi

posisi seluruhnya.
berbaring

setengah duduk.

P:Lanjutkan
intervensi 1,2,3
dan 4

4.Memberikan
terapi gastridin

amp/ 12 jam
2.
KAMIS/57-2012
Jam : 16.00
Wita

III

1.Menjelaskan
kepada klien tentang
pentingnya makan.
2.Memonitor intake
dan output nutrisi
klien.
3.Menciptakan

S:Klien
mengatakan
mual,

muntah

dan tidak nafsu


makan
O:

lingkungan

yang

bersih

tenag lemah

dan

dengan

membatasi

pengunjung.

-Klien tampak
-Klien muntah
2-3x

4.Memberikan

-Klien

hanya

makan sedikit tapi menghabiskan


sering, menyediakan makanan
dalam

keadaan porsi dari yang

hangat.

disediakan.
A:Masalah
belum

1.Mengukur TTV :

3.

TD: 110/60 mmHg


JUMAT/67-06
Jam : 14.00
Wita

: 24x/ mnt

seluruhnya.
P:Lanjutkan
intervensi

Pols : 80x/ mnt


T

teratasi

1,2,3,4

: 36,5 C

2.Memonitor intake
dan output

cairan

dengan

cara

menanyakan
frekuensi

S:O:
-Mukosa bibir
kering

minum

dan BAK
3.Menganjurkan

-Klien

tampk

lemah
-Muntah

2-

banyak

minum 3x
minimal 7-8 gelas/ -Cairan peroral
hari
hanya 2-3
4.Berkolaborasi
dengan dokter dalam

gelas/ hari
-Output

pemberian obat anti cairannya 600

muntah tomit 1 amp/ ltr


8

D5/RL=20

tts/mnt.

A:Masalah
belum

teratasi

seluruhnya.
P:Lanjutkan
intervensi 1,2,3
dan 4

XIII. CATATAN PERKEMBANGAN


N
o.
1.

Hari/tgl/jam

Diagnosa

Catatan Perkembangan

Keperawatan
Senin/7-8-06
Jam : 16.00

Wita

S : Klien mengatakan nyeri


pada perut.
O:
- Klien terlihat meringis
- Skala nyeri 2 (nyeri
sedang)
- TTV :

II

TD : 110/60 mmHg
R

: 24x/ mnt

Pols: 80x/ mnt


T : 36,5 C
A:Masalah belum teratasi
2.

Senin/7-8-06
Jam : 16.00
Wita

seluruhnya.
P:Lanjutkan
1,2,3,4

intervensi

III

S : Klien mengatakan mual,


muntah dan tidak nafsu
makan.
O:
-Klien tampak lemah.

-Klien muntah 2-3x.


-Klien

hanya

menghabiskan makanan
3.

Senin/7-8-06

porsi dari yang disediakan.

Jam : 16.00

A:Masalah belum teratasi

Wita

seluruhnya.
P:Lanjutkan

II

intervensi

1,2,3,4
S:O:
-Mukosa bibir kering.
-Klien tampak lemah.

4.

Selasa/8-806

-Muntah 2-3x.

III

Jam : 20.30

-Cairan peroral hanya 2-3


gelas/ hari.
-Output cairannya 600 ltr.

Wita

A : Masalah belum teratasi


seluruhnya.
P : Lanjutkan intervensi

1,2,3,4
S : Klien mengatakan nyeri

pada perut sudah berkurang.


O:
- Klien terlihat tenang.

5.

- Skala nyeri 2 (nyeri


Selasa/8-806

II

sedang).
- TTV :
TD : 100/60 mmHg

Jam : 20.30

Wita

: 26x/ mnt

Pols: 82x/ mnt


T : 37,5 C

III

Masalah

sebagian

teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1

6.

dan 4

Selasa/8-806
Jam : 20.30
Wita

S : Klien mengatakan mual,


muntah dan kurang nafsu
makan sudah berkurang.
O:
-Klien tampak lemah.
-Klien muntah 1-2x.
-Klien

hanya

menghabiskan makanan
7.

porsi dari yang disediakan.


A

Masalah

sebagian

teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 3
Rabu/9-8-06

dan 4

Jam : 07.30
Wita

S:O:
-Mukosa bibir kering.
-Klien tampak lemah.
-Muntah 1-2x.
-Cairan peroral hanya 3-4

8.

gelas/ hari.
-Output cairannya 600 ltr
A

Masalah

sebagian

teratasi.
Rabu/9-8-06
Jam : 07.30

P : Lanjutkan intervensi
1,2,4

Wita
S : Klien mengatakan nyeri
pada

perut

sudah

tidak

terasa lagi (kadang-kadang


muncul).

9.

O:
- Klien terlihat tenang dan
santai
- Skala nyeri 1 (nyeri
Rabu/9-8-06
Jam : 07.30
Wita

ringan).
- TTV :
TD : 100/90 mmHg
R

: 24x/ mnt

Pols: 82x/ mnt T : 37 C


A

Masalah

sebagian

teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1
dan 4 (klien APS).
S : Klien mengatakan mual,
muntah dan kurang nafsu
makan sudah tidak ada lagi.
O:
-Klien

tampak

cerah

(segar).
-Klien muntah tidak ada
lagi.
-Klien sudah bisa makan
apa yang disediakan.
A :Masalah teratasi.
P:Intervensi dipertahankan
(APS).
S:O:
-Mukosa bibir lembab.
-Klien

tampak

cerah

(segar).
-Muntah tidak ada lagi.
-Cairan peroral hanya 5-6
gelas/ hari.
-Output cairannya 1200
ltr.
A:Masalah teratasi.

P:Intervensi dipertahankan
(APS).

You might also like