You are on page 1of 6

Outcome fetomaternal pada kehamilan oligohidramnio

Intisari
Latar belakang: Oligohidramnio banyak disebutkan dapat menigkatkan risiko FGR, aspirasi meconium,
kelahiran asphyxia, skor APGAR yang rendah dan anomali kongenital. Deteksi awal oligohidramnio dan
manajemennya dapat mmbantu morbiditas dan mortilitas perinatal. Tujuan dan objektif penelitian adalah untuk
meneliti efek oligohidramino pada outcome fetal dalam bentuk FGR, gangguan fetal, gangguan skor APGAR,
admisi NICU dan morbiditas dan mortalitas neonatus dan untuk mempelajari morbiditas maternal dalam bentuk
operasi operatif dan menginduksi kelahiran.
Metode: 100 pasien dalam kehamilan trimester ketiga dengan oligohidramnio dikonfirmasi menggunakan
pengukuran ultrasound AFI dipilih secara acak setelh memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil: Kejadian oligohidramnio dan intervensi operatif ditemukan pada primipara (52%). Penyebab paling
umum dari oligohidromnio adalah idiopati (52%) diikuti denan PIH (25%). Morbiditas operatif ditemukan
paling tinggi pada PIH (60%). Indikasi operasi Caesar paling banyak adalah gangguan fetus akibat tekanan atau
FGR. 7% pasien menderita insufisiensi fetoplacental dalam penelitian Doppler.
Kesimpulan: Kondisi oligohidromnio membutuhkan perawatan fetus intensif dan perawatan antepartum dan
intrapartum. Disebabkan tingginya komplikasi intrapartum, morbiditas dan mortilitas perinatal, angka kejadian
operasi Caesar sedang meningkat tetapi keputusan melahirkan secara normal dan operasi Caesar sebaiknya
diseimbangkan sehingga morbiditas operasi yang tidak perlu bsa dihindari tanpa mengganggu kesehatan fetus.

Kata pengantar
Cairan ketuban merupakan hal yang penting untuk fetus. Cairan ini melindungi fetus
dari cedera, dan mencegah tekanan dari tali pusar, dan membangun sebuah tempat bagi sang
bayi untuk bergerak dan bertumbuh. Selain itu, aksi bakteriostatik untuk mencegah infeksi di
dalam cairan ketuban. Kuantitas cairan ketuban diproduksi oleh pertukaran air antara ibu,
fetus, dan plasenta, dan dijaga dalam ukuran yang relatif stabil. Gangguan dari proses ini bisa
menyebabkan polidramnio atau oliohidramnio, dimana terlalu banyak atau sedikit cairan
yang tersedia, secara berurutan. Gangguan ini bisa menyebabkan abnormalitas kondisi fetal
atau maternal dan, sebaliknya, bisa jadi bertanggungjawab untuk gangguan kesehatan fetus.
Dengan kemajuan di bidang ultrasonografi, pemeriksaan cairan ketuban sudah dapat
dilakukan, dan menunjukkan kesadaran kondisi abnormal dan kemungkinan intervensi.
Pemeriksaan klinis dari volume cairan ketuban sulit dilakukan di masa lampau.
Identifikasi fetus yang berisiko sekarang bisa dilakukan melalui metode Indeks Cairan
Ketuban (AFI) yang dideskripsikan oleh Phelan et al, dimana empat teknik digunakan selama
ultrasound trans abdominal.1
Penurunan volume cairan ketuban pada oligohidramnio didefinisikan sebagai kondisi
dimana volume cairan ketuban kurang dari 200 ml. Berdasarkan sonografi, diagnosis ini
dibangun ketika ukuran kantung vertical terpanjang <2cm (di bawah percentile kelima).
Kantung dari cairan ketuban yang tidak bisa diukur didefinisikan sebagai anhidramnio. AFI

antara 5 cm dan 8 cm digunakan sebagai nilai batas AFI atau nilai batas oligohidramnio
dideskripsikan oleh Hiralal Konal, D C Dutta.2
Oligohidramnio telah banyak dihubungkan dengan peningkatan risiko retardasi
pertumbuhan fetus (FGR), sindrom aspirasi meconium (MAS), kelahiran asphyxia parah,
skor APGAR rendah, dan anomaly kongenital. Oligohidramnio juga berhubungan dengan
morbiditas maternal dalam bentuk pningkatan risiko induksi dan/atau dilakukannya intervensi
operasi untuk meningkatkan outcome perinatal yang dideskripsikan oleh Jeng Lee Wang
Yang.3
Tujuan dan objektif
1. Untuk mempelajari efek oligohidromnio pada outcome fatus dalam bentuk
- FGR
- Gangguan fetus selama melahirkan dan skor APGAR langsung setelah melahirkan
- Admisi NICU mengarah ke morbiditas dan/atau mortilitas neonatus
2. Untuk mempelajari morbiditas maternal dalam bentuk melahirkan melalui operasi dan
induksi kelahiran.

Metode
Penelitian ini dilakukan selama periode Juli 2015 hingga Juni 2016
100 pasien dalam kehamilan trimester ketiga yang menderita oliohidramnio dipilih
secara acak setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusinya
Kriteria inklusi
Pasien antenatal yang kehamilannya sedang berada di trimester ketiga dengan
gangguan membrane.
Kriteria eksklusi
Kasus antenatal yang mengalami pecahnya membrane secara premature; hamil
kembar; muntah dan dehidrasi pada trimester pertama kehamilan.
Metode
-

Detail riwayat diambil dan pemeriksaan mendalam dilakukan


Semua pemeriksaan dilakukan
Oligohidramnio dikonfirmasi dengan mengukur AFI
Keselamatan fetus diperiksa melalui USG, profil biofisik termodifikasi (NST dan
AFI) dan Doppler.
Keputusan melahirkan baik melalui induksi atau LSCS pilihan atau darurat dilakukan
jika diperlukan. Kasus tersebut kemudian dipelajari outcome maternal dan perinatal.

Hasil
100 kasus oligohidramnio dari bulan Juli 2015 hingga Juni 2016 yang dirujuk ke
rumah sakit kami, kami teliti.
Tabel 1. Usia, paritas dan outcome maternal saat melahirkan

Usia

Vaginal
Normal

<20
20-25
26-30
>30
Paritas
Primipara
Multipara

3 (75%)
39 (58,2%)
10 (43,48%)
5 (83,3%)
22 (42,30%)
35 (72,91%)

Caesarean

Total
(n=100)

1 (25%)
27 (40,3%)
13 (56,52%)
1 (16,66%)

4
67
23
6

19 (55,78%)
13 (27,09%)

52
48

Terbantu
(Forceps)
1 (1,5%)

1 (1,92%)

Oligohidramnio dihubungkan dengan kondisi berikut yang kemudian dapat digunakan


sebagai faktor etiologi.
Tabel 2. Kondisi yang berhubungan (etiologi) dan outcome kelahiran maternal

Kondisi yang
berhubungan

Vaginal
Normal

PIH
Postdatism
Demam
Idiopati

10 (40%)
13 (65%)
3 (100%)
31 (59,61%)

Caesarean

Total
(n=100)

15 (60%)
7 (53%)
20 (38,47%)

25
20
3
52

Terbantu
(Forceps)

1 (1,92%)

Semua pasien melewati pemeriksan ketuban Doppler berdasarkan PI (indeks


pulsatilitas) nilai normal pada trimester ketiga: 1,18 (SD +/- 0,25). 7% ditemukan menderita
insufisiensi fetoplacental sebagaimana yang didefinisikan oleh Carol BC dan manning et al.6,7
Tabel 3. Doppler

Doppler

Normal
Abnormal

Vaginal
Normal
57 (61,29%)
1 (14,29%)

Terbantu
(Forceps)
1 (1,07%)
-

Melahirkan
caesarean

Total
(n=100)

36 (38,71%)
6 (85,71%)

93
7

Satu Ab N
9
28

Total (N=100)
58
42

Tabel 4. Profil biofisik (NST + AFI) dan Doppler


Kelahiran
Normal
Caesarean

Keduanya N
49
13

Keduanya Ab N
0
1

Induksi kelahiran
Sejumlah total 2 pasien mendapat induksi kelahiran. Dari pasien ini, 18 pasien
menggunkan cerviprime dan 4 menggunakan misoprost dan 3 pasien menggunakan oxytocin.
Komplikasi intrapartum
Dari 100 pasien, 31 pasien mengalami komplikais intrapartum dalam bentuk MSL
tanpa pola kecepatan jantung menenangkan.
Indikasi operasi caesarean
Dari 100 pasien, LSCS dilakukan pada 42 pasien untuk indikasi berikut.
Tabel 5. Indikasi operasi caesarean

Casey et al4
32,6%
-

Indikasi
Gangguan fetus
Oligohidramnio
FPI, IUGR
Lahir sungsang
Lainnya

Penelitian sekarang
21%
9%
8%
2%
2%

Tabel 6. Outcome oligohidramnio dan perinatal

Faktor

yang Penelitian sekarang

Casey BM4

Penelitian

Manning

et al8

berhubungan dengan
outcome perinatal
Retardasi
pertumbuhan
AGA

82%

75,5%

64%

SGA
Skor APGAR

18%
15%

24%
-

36%
15%

(<7 dalam 1-5 menit)


Admisi NICU
Anomali kongenital
Profil biofisik abN

22%
1%
32%

10%
48%

43%
13%

(abN NST+AFI)
Kematian perinatal

4%

6,3%

Diskusi
Rata-rata usia maternal Casey et al 23,9 tahun penelitian sekarang 23,66 tahun.4
Dengan demikian, kejadian oligohidramnia lebih banyak terjadi pada primipara (52%)
dalam penelitiankami. Dan morbiditas operasi juga lebih banyak ditemukan pada primipara
(57,7%). Banyak penyebab oligohidramnio adalah idiopati (52%), dan penyebab kedua yang

paling sering adalah PIH (25%). Morbiditas operasi ditemukan paling tinggi pada PIH (60%).
Idiopatik merupakan penyebab oligohidramnio paling banyak dalam Casey BM (60,5%) dan
Magnan EF (28,5%0 seperti penelitian kita (52%).4,5 Casey BM menunjukkan kelahiran
operasi tertinggi yaitu 71% yang ditemukan dalam penelitian kami (85,71%). 4 Dengan
demikian morbiditas operatif secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan gangguan
Doppler. Ketika pasien kita menderita oligohidramnio, NST + AFI non-reaktif <5
mengindikasikan bahaya fetus saat melakukan revisi skor profil Biofisik oleh manning et al
dan bahaya fetus ii menunjukkan ada peningkatan gangguan operatif dalam penelitian kami.8
38 pasien ditemukan mengalami satu abnormalitas dan angka operasi Caesar
meningkat dalam kelompok ini. Casey BM menunjukkan bahwa 68% kelahiran normal pada
pasien diinduksi oleh oligohidramnio dan 32% dengan LSCS yang hasilnya bisa
dibandingkan dalam penelitian kami dan kami menemukan 64% kelahiran normal dan 34%
LSCS secara berurutan.4
Outcome morbiditas maternal
Dalam penelitian sekarang, 25% pasien menderita induksi kehamilan dengan
cerviprime, misoprost atau oxytocin. Semuanya memiliki angka keselamatan fetal dalam
bentuk profil biofisik dan Doppler yang dideskripsikan dalam analisis meta magnan. 9 Tidak
ada induksi yang dilakukan pada Doppler yang abnormal. Dengan demikian 16 dari 25 pasien
yang diinduksi melahirkan secara normal, sedangkan 9 pasien melahirkan dengan LSCS.
Dalam penelitian kami, komplikasi intrapartum dalam bentuk MSL dengan pola detak
jantung tidak beraturan (26%) dan gangguan fetus (5%). Yang bisa dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Casey et al (32%) dan manning et al (38%) alasan paling
umum untuk melahirkan secara caesarean adalah gangguan fetus yang disebabkan tekanan
tali pusar atau IUGR.4,8 Hasil bisa dibandingkan dengan penelitian Casey et al, yang
menunjukkan ada peningkatan proprosi CS disebabkan gangguan fetus. 8 Tingginya tingkat
lahir melalui operasi (instrumental + LSCS) pada semua penelitian yang bisa dibandingkan
dengan penelitian sekarang. Dengan demikian, oligohidramnio telah dihubungkan dengan
meningkatkan kelahiran operatif dan dengan demikian, meningkatkan morbiditas maternal.
Outcome Fetal pada kehamilan dengan isolasi penurunan AFV pada trimester ketiga
dideskripsikan oleh Robert dan Walinshaw.10 Menyebabkan 4 kematian perinatal: 1
disebabkan septicemia, 1 disebabkan lahir premature, dan 2 disebabkan sindrom aspirasi
meconium dalam penelitian sekarang.
Outcome morbiditas neonatus

8 ibu memiliki profil biofisik abnormal (NST + AFI) dimana 2 kelahiran normal dan 6
melalui operasi caesarean dan semua bayi berhasil selamat. Dari anak ini, 3 dilahirkan
melalui LSCS dan 2 dilahirkan secara normal dirujuk ke NICU tetapi diizinkan keluar setelah
semua bayi sehat. Profil biofisik abnormal (NST +AFI), kelahiran induksi dan normal bisa
memberi harapan outcome perinatal sebagaimana yang dideskripsikan oleh Kennedy K et al
dan Williams dan morbiditas operatif maternal bisa diturunkan.11,12
Kesimpulan
Oligohidramnio merupakan kondisi yang sering muncul di unit gawat darurat dan
membutuhkan perawatan antepartum dan intrapartum yang sesuai. Oligohidramnio
merupakan kondisi yang sering ditemukan dalam kehamilan, termasuk kondisi IUGR, PIH
dan kehamilan dengan usia kehamilan di luar 40 minggu. AFI merupakan alat untuk
memprediksi toleransi fetus saat melahirkan dan menurunnya nilai ini berhubungan dengan
peningkatan risiko kecepatan jantung yang abnormal dan cairan meconium. Disebabkan
komplikasi intrapartum dan tingginya angka morbiditas dan mortalitas, angka operasi
caesarean semakin meningkat, tetapi keputusan antara lahir normal atau caesarean perlu
diseimbangkan sehingga bisa mencegah kemunculan morbiditas maternal dan disisi lain
intervensi dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal.

You might also like