Professional Documents
Culture Documents
2
REVIEW PEMASANGAN IV-LINE (INFUS) & TERAPI CAIRAN
KONTRIBUTOR :
1. Dr. dr. Sotianingsih Sp.PK
2. dr. Esa Indah Ayudia
3. dr. M. Qathar Tulandi
KATA PENGANTAR
Oktober
Tim penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KONTRIBUTOR.............................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................3
DAFTAR KOMPETENSI....................................................................4
MATERI..........................................................................................5
TUJUAN PEMBELAJARAN..................................................................................5
Rencana Pembelajaran....................................................................................5
Tinjauan Teori......................................................................................................6
Indikasi..................................................................................................................6
Kontraindikasi.....................................................................................................6
Komplikasi............................................................................................................7
Terapi intra vena................................................................................................7
Anatomi Vena......................................................................................................7
Kriteria Pemilihan Pembuluh darah............................................................8
Tipe-tipe cairan..................................................................................................3
Pembagian cairan/larutan berdasarkan tujuan penggunaannya:...4
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:...............5
Rumus tetesan cairan infus...........................................................................6
Rumus menghitung kehilangan cairan......................................................6
Referensi...............................................................................................................6
Kasus......................................................................................................................6
DAFTAR KOMPETENSI
Berdasarkan SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia)
2012, ada beberapa level kompetensi yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa kedokteran untuk menjadi seorang dokter. Pada
setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat kemampuan yang
harus dicapai di akhir pendidikan dokter dengan menggunakan
Piramid Miller (knows, knows how, shows, does).
Area Kompetensi
Resusitasi cairan
Tatalaksana pemberian cairan glukosa IV
Tatalaksana pemberian infus pada anak syok
Tatalaksana dehidrasi berat pada kegawatdaruratan
setelah penatalaksanaan syok
Kompete
nsi
4A
3
3
4A
MATERI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
jumlah
cairan
yang
Rencana Pembelajaran
Prasesi
saja
derajat-derajat
dehidrasi ?
Sesi terbimbing
Pendahuluan
Diskusi work plan
Mahasiswa membahas kasus yang
diberikan dan mempraktikan proses
pemberian terapi cairan.
5 menit
25 menit
120 menit
Tinjauan Teori
Tindakan pemasangan iv-line dilakukan atas dasar adanya
indikasi medis. Tujuan tindakan ini adalah untuk memperbaiki
atau mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit atau memberi terapi medikasi secara intravena
(contoh: pemberian obat-obatan intravena, transfusi, cairan
rumatan).
Indikasi
1. Pemberian cairan intravena;
2. Pemberian obat secara kontinu atau intermiten;
3. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam
darah) dalam jumlah terbatas.
4. Pemberian kantong darah dan produk darah.
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,
dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,
misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok
(mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi
pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arterivena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh
vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya
pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Komplikasi
Tindakan pemasangan iv-line harus dilakukan dalam
keadaan steril dan aman untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan ivline:
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh
akibat pecahnya pembuluh darah arter, vena, atau kapiler,
terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat
memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada
pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan
sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum
infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh
vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau
secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi
darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam
cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Terapi intra vena
Terapi cairan intravena memberikan cairan tambahan yang
mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh terusmenerus selama periode tertentu. Cairan bisa bersifat isotonis
(NaCl 0,9 %, Dektrose 5% dalam air, Ringer lactat dll), hipotonis
(NaCl 0,5%), atau hipertonis (Dekstrose 10% dalam NaCl,
Dekstrose 10 % dalam air, Dekstrosa 20 % dalam air.
Anatomi Vena
Vena terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika adventitia, tunica
media, dan tunica intima.
Vena berisi katup atau lipatan
endotelium yang membantu aliran balik darah ke jantung.
Gambar 1 berikut menunjukkan anatomi pembuluh darah vena
pada tangan dan lengan.
adalah
review
langkah-langkah
pemasangan
1. Persiapan Alat
Jarum
infus
Cairan
infus
Kapas
alcohol/al
cohol
swab
Bengkok
Plester
Kain kasa
steril
Set infus
Bak
instrumen
steril
Sarung
tangan
bersih
Standar
infus
Sumber : http://goodiesfornurses.co.uk/acatalog/902.JPG
Sumber :
http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/clinical_procedures/7992
6-79931-1998177-2035889.jpg
l.
Sumber: http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/kapasalkohol-steril.jpeg
m. Tusuklah
Sumber :
1.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRDTFMnHJbOwFnc7P51KfIWpShLAgw1ol16DAYMQRvFL-HdmxZ7g
2.
http://www.ganfyd.org/images/b/b6/Cannula_over_needle.jpg
pembuluh darah
p. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan
10
dan diplester
Mengatur/menghitung jumlah tetesan
Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila
perlu diberi spalk
Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester
terakhir
Merapikan alat dan pasien
Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Lakukan evaluasi apakah aliran dan tetesan infus lancar,
apakah terjadi hematom, serta pastikan pasien merasa
nyaman.
Tipe-tipe cairan
Cairan/larutan
yang
digunakan
dalam
terapi
intravena
NaCl 0,9 %
Ringer Laktat
Komponen-komponen darah (Alabumin 5 %, plasma)
Dextrose 5 % dalam air (D5W)
2. Hipotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil
daripada osmolalitas plasma. Tujuan cairan hipotonik adalah
11
dengan
risiko
peningkatan
TIK.
Pemberian
cairan
2.
3.
Edema seluler
4.
Kerusakan sel
dapat
menyebabkan
kelebihan
dalam
sirkulasi
dan
sel-selnya
mengkerut.
Cairan
ini
12
Albumin 25
larutan
hidrasi,
mencegah
dehidrasi
dan
koreksi
13
Plasma
Human Serum Albumin
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1. Kristaloid
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan
cairan segera.
Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA)
dan NaCl 0,9%
Contoh: Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam
pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik
cairan dari luar pembuluh darah.
Contoh: albumin dan steroid.
14
Referensi
Kasus
Kasus 1
Anak usia 1 tahun dengan berat badan 15 kg mengalami
muntaber selama 3 hari. Ketika dibawa ke puskesmas, anak itu
sudah lemas, tangan pucat, basah dan dingin. Berapa derajat
dehidrasinya dan berapa cairan yang diperlukan?
Kasus 2
Tuan x 30 tahun dibawa ke IGD RSU Radden Mattaher karena
mengalami kecelakaan motor. Dari pemeriksaan ditemukan
kesadaran menurun, vital sign: nadi 130 x/menit, nafas 37 x/
menit, CRT memanjang (5 detik). Tuan X juga mengalami patah
tulang paha tertutup. Lakukan penangan pada tn X!
Kasus 3
Tn X, dibawa keluarganya datang ke Puskesmas dengan keluhan
kesadaran menurun dan diare berkali-kali. Menurut Tn X,
diarenya terjadi setelah pulang dari rumah tetangga yang
15
Kasus 5
Tn. P didiagnosis menderita tonsilofaringitis akut, stomatitis
aphtosa, dan tidak bisa makan minum. Saat ini Tn P sudah
mengalami dehidrasi bera. Lakukan pemasangan infus! berapa
kebutuhan cairan? Dan cairan apa yang digunakan?
16