You are on page 1of 17

PANDUAN SKILLS LAB BLOK 5.

2
REVIEW PEMASANGAN IV-LINE (INFUS) & TERAPI CAIRAN

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KONTRIBUTOR :
1. Dr. dr. Sotianingsih Sp.PK
2. dr. Esa Indah Ayudia
3. dr. M. Qathar Tulandi

KATA PENGANTAR

Tindakan pemasangan iv-line merupakan salah satu


tindakan invasif yang paling umum dilakukan terutama di rumah
sakit. Pemasangan iv-line dikaitkan dengan tingkat mortalitas
dan morbiditas yang signifikan, terutama terjadinya infeksi
sekunder. Diperkirakan episode bakteremia terjadi 1 dalam
setiap 100 tindakan pemasangan iv-line. Oleh karena itu,
tindakan pemasangan iv-line tidak hanya membutuhkan
komptensi namun juga memerlukan pelaksanaan tindakan dalam
keadaan aman.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa satu hingga tiga
tindakan pemasangan iv-line pasien di rumah sakit tidak
dibutuhkan. Bahkan tindakan tersebut juga dapat menimbulkan
suatu komplikasi, seperti hematoma, inflamasi, dan infeksi.
Untuk itu mahasiswa perlu menguasai apa saja yang menjadi
indikasi dan kontraindikasi medis untuk dilakukan pemasangan
iv-line.
Penuntun skills lab ini merupakan pengantar bagi
mahasiswa untuk menguasai materi keterampilan dalam
pemasangan iv-line yang baik dan benar serta petunjuk untuk
memberikan terapi cairan. Mahasiswa juga perlu membaca
bahan/materi pembelajaran yang terkait dengan keterampilan
yang dipelajarinya seperti: Anatomi, fisiologi, biokimia, dan ilmu
lainnya. Hal ini akan membantu mahasiswa untuk lebih
memahami ilmu-ilmu tersebut dan menemukan keterkaitannya
dengan skills lab yang sedang dipelajari.
Jambi,
2013

Oktober

Tim penyusun

DAFTAR ISI

Contents
KONTRIBUTOR.............................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................3
DAFTAR KOMPETENSI....................................................................4
MATERI..........................................................................................5
TUJUAN PEMBELAJARAN..................................................................................5
Rencana Pembelajaran....................................................................................5
Tinjauan Teori......................................................................................................6
Indikasi..................................................................................................................6
Kontraindikasi.....................................................................................................6
Komplikasi............................................................................................................7
Terapi intra vena................................................................................................7
Anatomi Vena......................................................................................................7
Kriteria Pemilihan Pembuluh darah............................................................8
Tipe-tipe cairan..................................................................................................3
Pembagian cairan/larutan berdasarkan tujuan penggunaannya:...4
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:...............5
Rumus tetesan cairan infus...........................................................................6
Rumus menghitung kehilangan cairan......................................................6
Referensi...............................................................................................................6
Kasus......................................................................................................................6

DAFTAR KOMPETENSI
Berdasarkan SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia)
2012, ada beberapa level kompetensi yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa kedokteran untuk menjadi seorang dokter. Pada
setiap keterampilan klinis ditetapkan tingkat kemampuan yang
harus dicapai di akhir pendidikan dokter dengan menggunakan
Piramid Miller (knows, knows how, shows, does).

Tabel Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran


dan Metode Penilaian untuk setiap tingkat kemampuan

Area Kompetensi
Resusitasi cairan
Tatalaksana pemberian cairan glukosa IV
Tatalaksana pemberian infus pada anak syok
Tatalaksana dehidrasi berat pada kegawatdaruratan
setelah penatalaksanaan syok

Kompete
nsi
4A
3
3
4A

MATERI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum

Mahasiswa mereview keterampilan pemasangan iv-line dan


terapi cairan.
Tujuan Khusus

Setelah mengikuti skills lab ini mahasiswa diharapkan :


1. Mampu mereview keterampilan pemasangan iv-line.
2. Mengetahui jenis-jenis cairan yang digunakan dalam
penggunaan iv-line.
3. Menguasai cara menentukan

jumlah

cairan

yang

dibutuhkan dan diberikan kepada pasien.

Rencana Pembelajaran
Prasesi

Mahasiswa diberikan tugas untuk menjawab pertanyaan


berikut : (workplan)
1. Jelaskan prosedur pemasangan infus
2. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis cairan yang digunakan
dalam resusitasi cairan
3. Bagaimana rumus untuk menentukan jumlah cairan
yang dibutuhkan terapi cairan intravena
4. Bagaimana rumus untuk menentukan jumlah tetesan
yang diberikan pada pasien
5. Sebutkan dan jelaskan apa

saja

derajat-derajat

dehidrasi ?

Sesi terbimbing

Pendahuluan
Diskusi work plan
Mahasiswa membahas kasus yang
diberikan dan mempraktikan proses
pemberian terapi cairan.

5 menit
25 menit
120 menit

Tinjauan Teori
Tindakan pemasangan iv-line dilakukan atas dasar adanya
indikasi medis. Tujuan tindakan ini adalah untuk memperbaiki
atau mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit atau memberi terapi medikasi secara intravena
(contoh: pemberian obat-obatan intravena, transfusi, cairan
rumatan).
Indikasi
1. Pemberian cairan intravena;
2. Pemberian obat secara kontinu atau intermiten;
3. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam
darah) dalam jumlah terbatas.
4. Pemberian kantong darah dan produk darah.
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,
dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,
misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok
(mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi
pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arterivena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh
vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya
pembuluh vena di tungkai dan kaki).

Komplikasi
Tindakan pemasangan iv-line harus dilakukan dalam
keadaan steril dan aman untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan ivline:
1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh
akibat pecahnya pembuluh darah arter, vena, atau kapiler,
terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat
memasukkan jarum, atau tusukan berulang pada
pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan
sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum
infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh
vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau
secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi
darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam
cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Terapi intra vena
Terapi cairan intravena memberikan cairan tambahan yang
mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh terusmenerus selama periode tertentu. Cairan bisa bersifat isotonis
(NaCl 0,9 %, Dektrose 5% dalam air, Ringer lactat dll), hipotonis
(NaCl 0,5%), atau hipertonis (Dekstrose 10% dalam NaCl,
Dekstrose 10 % dalam air, Dekstrosa 20 % dalam air.
Anatomi Vena
Vena terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika adventitia, tunica
media, dan tunica intima.
Vena berisi katup atau lipatan
endotelium yang membantu aliran balik darah ke jantung.
Gambar 1 berikut menunjukkan anatomi pembuluh darah vena
pada tangan dan lengan.

Gambar 1. anatomi pembuluh darah vena pada tangan dan


lengan
Sumber: atlas of anatomy & abc of practical procedur
Kriteria Pemilihan Pembuluh darah
1.

Gunakan cabang vena distal (vena bagian proksimal yang


berukuran lebih besar akan bermanfaat untuk keadaan
darurat).
2.
Pilihan vena
a.Vena metakarpal (memudahkan pergerakan tangan).
b. Vena basilika atau sefalika.
c.Vena fossa antekubital, mediana, basilika, atau sefalika
untuk pemasangan infus yang singkat saja.
3.
Pada klien dewasa, vena yang terdapat pada ekstrimitas
bagian bawah hanya digunakan sebagai pilihan terakhir.

Review keterampilan pemasangan IV line


Berikut
infus/iv-line.

adalah

review

langkah-langkah

pemasangan

1. Persiapan Alat

Alat dan bahan


Perlak dan
alasnya
Tourniquet

Jarum
infus

Cairan
infus
Kapas
alcohol/al
cohol
swab

Bengkok

Plester

Kain kasa
steril

Set infus

Bak
instrumen
steril
Sarung
tangan
bersih

Standar
infus

Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah alat dan


bahan disiapkan bawalah alat kedekat pasien.
2. Persiapan pasien
Buatlah pasien merasanya nyaman. Perkenalkan diri Anda.
Mintalah persetujuan pasien dengan menjelaskan tujuan dan
prosedur yang akan dilakukan. Kondisikan lingkungan yang
tenang
3. Pelaksanaan Tindakan
a. Mencuci tangan dengan teknik mencuci tangan biasa,
menggunakan 7 langkah mencuci tangan.
b. Kenakan sarung tangan bersih
c. Membebaskan daerah yang akan dipasangkan infus
d. Meletakkan alas dibawah anggota badan yang akan
dipasang infus
e. Membuka Membuka set infus dan meletakkannya pada
bak instrumen steril
f.
Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus
kemudian mengalirkan cairan ke selang infus berakhir di
bengkok untuk mengeluarkan udara dan mengisi selang
infus
g. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya
h. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke
arah bawah) kemudian gantunglah selang infus tersebut
pada standar infus.
i. Bukalah abocath dari bungkusnya, pilihlah pembuluh
darah yang akan dipasang infus, dengan syarat :
pembuluh darah berukuran besar, pembuluh darah tidak
bercabang, pembuluh darah tidak di area persendian.
j. Bendunglah bagian proksimal/ atas dari pembuluh darah
yang akan dipasangkan infus dengan torniquet.

Sumber : http://goodiesfornurses.co.uk/acatalog/902.JPG

k. Mintalah pasien untuk menggenggam tangan, dengan ibu

jaru di dalam genggaman.

Sumber :
http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/clinical_procedures/7992
6-79931-1998177-2035889.jpg

l.

Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan ditusukkan


jarum infus.

Sumber: http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/kapasalkohol-steril.jpeg
m. Tusuklah

jarum infus ke vena dengan lubang jarum


menghadap keatas. Pastikan darah mengaliri jarum dan
abocath. Jika belum teraliri oleh darah, temukan pembuluh
darah sampai darah mengaliri jarum dan abocath

Sumber :
1.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRDTFMnHJbOwFnc7P51KfIWpShLAgw1ol16DAYMQRvFL-HdmxZ7g
2.
http://www.ganfyd.org/images/b/b6/Cannula_over_needle.jpg

n. Lepaskan torniquet bila darah telah masuk ke jarum.


o. Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam

pembuluh darah
p. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan

masukkan ujung sela infus set ke abocath


q. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath

yang sudah terpasang


Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan
membuka roller. Bila tetesan lancar, jarum masuk di
pembuluh darah yang benar
s. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan
cara terbalik di bawah selang infus, kemudian disilangkan
r.

10

t. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril


u.
v.
w.
x.
y.
z.

dan diplester
Mengatur/menghitung jumlah tetesan
Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila
perlu diberi spalk
Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester
terakhir
Merapikan alat dan pasien
Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Lakukan evaluasi apakah aliran dan tetesan infus lancar,
apakah terjadi hematom, serta pastikan pasien merasa
nyaman.

Tipe-tipe cairan
Cairan/larutan

yang

digunakan

dalam

terapi

intravena

berdasarkan osmolalitasnya dibagi menjadi:


1. Isotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau
mendekati osmolalitas plasma. Cairan isotonik digunakan untuk
mengganti volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah
muntah yang berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan
volume ekstraseluler. Satu liter cairan isotonik akan menambah
CES 1 liter. Tiga liter cairan isotonik diperlukan untuk mengganti
1 liter darah yang hilang.
Contoh:

NaCl 0,9 %
Ringer Laktat
Komponen-komponen darah (Alabumin 5 %, plasma)
Dextrose 5 % dalam air (D5W)

2. Hipotonik
Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil
daripada osmolalitas plasma. Tujuan cairan hipotonik adalah

11

untuk menggantikan cairan seluler, dan menyediakan air bebas


untuk ekskresi sampah tubuh.

Pemberian cairan ini umumnya

menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong


air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di
intrasel dan ekstrasel, sel tersebut akan membesar atau
membengkak. Perpindahan cairan terjadi dari kompartemen
intravaskuler ke dalam sel. Cairan ini dikontraindikasikan untuk
pasien

dengan

risiko

peningkatan

TIK.

Pemberian

cairan

hipotonik yang berlebihan akan mengakibatkan:


1.

Deplesi cairan intravaskuler

2.

Penurunan tekanan darah

3.

Edema seluler

4.

Kerusakan sel

Karena larutan ini dapat menyebabkan komplikasi serius, pasien


harus dipantau dengan teliti.
Contoh: dextrose 2,5 % dalam NaCl 0,45 %
NaCl 0,45 %
NaCl 0,2 %
3. Hipertonik
Suatu cairan/larutan yang

memiliki osmolalitas lebih tinggi

daripada osmolaritas plasma. Pemberian larutan hipertonik yang


cepat

dapat

menyebabkan

kelebihan

dalam

sirkulasi

dan

dehidrasi. Perpindahan cairan dari sel ke intravaskuler, sehingga


menyebabkan

sel-selnya

mengkerut.

Cairan

ini

dikontraindikasikan untuk pasien dengan penyakit ginjal dan


jantung serta pasien dengan dehidrasi.
Contoh: D 5% dalam saline 0,9 %
D 5 % dalam RL
Dextrose 10 % dalam air Dextrose 20 % dalam air

12

Albumin 25

Pembagian cairan/larutan berdasarkan tujuan penggunaannya:


1. Nutrient solution
Berisi karbohidrat ( dekstrose, glukosa, levulosa) dan air. Air
untuk menyuplai kebutuhan air, sedangkan karbohidrat untuk
kebutuhan kalori dan energi. Larutan ini diindikasikan untuk
pencegahan dehidrasi dan ketosis.
Contoh: D5W
Dekstrose 5 % dalam 0,45 % sodium chloride
2. Electrolyte solution
Berisi elekrolit, kation dan anion. Larutan ini sering digunakan
untuk

larutan

hidrasi,

mencegah

dehidrasi

dan

koreksi

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.


Contoh: Normal Saline (NS)
Larutan ringer (sodium, Cl, potassium dan kalsium)
Ringer Laktat /RL (sodium, Cl, Potassium, Kalsium dan laktat)
3. Alkalizing solution
Untuk menetralkan asidosis metabolik
Contoh : Ringer Laktat /RL
4. Acidifying solution
Untuk menetralkan alkalosis metabolik
Contoh : Dekstrose 5 % dalam NaCl 0,45 %
NaCl 0,9 %
5. Blood volume expanders
Digunakan untuk meningkatkan volume darah karena kehilangan
darah/plasma dalam jumlah besar. (misal: hemoragi, luka baker
berat)
Contoh :
Dekstran

13

Plasma
Human Serum Albumin
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1. Kristaloid
Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume
cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan
cairan segera.
Untuk resusitasi digunakan Ringer Laktat (RL), Ringer Asetat (RA)
dan NaCl 0,9%
Contoh: Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
2. Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga
tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam
pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik
cairan dari luar pembuluh darah.
Contoh: albumin dan steroid.

Rumus tetesan cairan infus


MACRO = 1 cc = 20 tts/mnt
Tetes Infus Macro
tts/mnt = jmlh cairan yang dibutuhkan X 20 / lama infus X 60
Lama Infus Macro
lama infus = (jmlh cairan yang dibutuhkanX 20) / (tts/mnt X 60)
MICRO = 1 cc = 60 tts/mnt
Tetes Infus Micro
tts/mnt = (jmlh cairan yang dibutuhkan X 60) / (lama Infus X 60)
Lama Infus Micro
lama infus = (jmlh cairan yang dibutuhkan X 60) / (tts/mnt X 60)
Rumus menghitung kehilangan cairan

14

Kekurangan cairan = BB x % dehidrasi


Atau
Kekurangan cairan = BB sebelum dehidrasi BB sekarang

Referensi

Intravenous fluid therapy. national clinical guideline center.2013


Graber, M. A. (2003). Terapi Cairan, Elektrolit, dan Metabolik.
jakarta: farmadia.
Widya, H. A. (2007). Terapi cairan dan elektrolit perioperatif.

Kasus
Kasus 1
Anak usia 1 tahun dengan berat badan 15 kg mengalami
muntaber selama 3 hari. Ketika dibawa ke puskesmas, anak itu
sudah lemas, tangan pucat, basah dan dingin. Berapa derajat
dehidrasinya dan berapa cairan yang diperlukan?
Kasus 2
Tuan x 30 tahun dibawa ke IGD RSU Radden Mattaher karena
mengalami kecelakaan motor. Dari pemeriksaan ditemukan
kesadaran menurun, vital sign: nadi 130 x/menit, nafas 37 x/
menit, CRT memanjang (5 detik). Tuan X juga mengalami patah
tulang paha tertutup. Lakukan penangan pada tn X!
Kasus 3
Tn X, dibawa keluarganya datang ke Puskesmas dengan keluhan
kesadaran menurun dan diare berkali-kali. Menurut Tn X,
diarenya terjadi setelah pulang dari rumah tetangga yang
15

mengadakan syukuran. Dari pemeriksaan, ditemukan Tn X


mengalami dehidrasi berat.
Lakukan pemasangan infus ! cairan apa yang digunakan? Dan
berapa jumlah cairan dan tetesan yang akan diberikan?
Kasus 4
Persiapan operasi
Roni (60 kg) , 38 tahun akan menjalani operasi hernia scrotalis.
Sebelum dilaksanakannya operasi, Roni akan diberikan cairan
infus.
Lakukan pemasangan infus dan tentukan jumlah cairan dan
tetesan yang akan diberikan pada Roni!

Kasus 5
Tn. P didiagnosis menderita tonsilofaringitis akut, stomatitis
aphtosa, dan tidak bisa makan minum. Saat ini Tn P sudah
mengalami dehidrasi bera. Lakukan pemasangan infus! berapa
kebutuhan cairan? Dan cairan apa yang digunakan?

16

You might also like