You are on page 1of 5

RESIKO PENGGUNAAN DOT PADA BAYI

Pengertian
Dot adalah pengganti puting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik.
Penggunaan dot pada awal-awal kehidupan sering dikaitkan dengan keinginan yang tinggi
dari bayi untuk selalu menghisap sesuatu.
Dot dan bingung puting
Dot menjadi penyebab bingung putting karena terdapat perbedaan yng mendasar antara
teknik mengeluarkan susu dari payudara dan dot.
Ketika menyusu pada payudara yang terjadi adalah :
Untuk mengeluarkan ASI dari payudara, bayi harus mengkoordinasikan gerakan lidah
dan rahang dalam suatu gerakan menghisap yang unik.
Bayi akan membuka mulut dengan lebar sehingga puting dan areola masuk jauh
kedalam mulutnya.
Koordinasi gerakan lidah, rahang, gigi-geligi dan otot akan mengeluarkan ASI dari
payudara.
Koordinasi gerakan tersebut juga akan membuat gusi bayi memeras sinus yang terdapat
di daerah areola. Gerakan ini juga akan merangsang hormon yang berperan dalam
produksi ASI.

Ketika menyusu dari dot yang terjadi adalah :

Jasa gravitasi bumi membuat susu dengan mudah mengalir dari botol dot ke dalam
mulut bayi.
Bayi tidak perlu membuka mulut dengan lebar untuk membentuk segel yang rapat.
Puting kret tidak perlu masuk terlalu dalam untuk mengeluarkan susu dari botol dot.
Bayi cukup bermalas-malasan menghisap putting karet dengan bibirnnya saja.
Susu tetap mengalir keluar dari dot meski bayi tidak sedang menghisapnya sehingga

bayi tidak diberi kesempatan untuk beristirahat Selama disusui dengan botol dot.

Resiko lain penggunaan dot


Bayi rentan tersedak
Pada bayi yang menyusu secara langsung irama menghisap : menelan : bernafas itu 1 : 1 :
1. Ini tidak mungkin terjadi ketika bayi ngedot. Air susu akan menetes terus sehingga
mengganggu ritme menyusu dan bernafas pada bayi sehingga bayi mudah tersedak. Sering
pula bayi dibiarkan tertidur dengan tetap mengempeng dot tanpa ditemani oleh pengasuh.
Bayi rentan mengalami infeksi saluran pernafasan
Bayi yang menyusu di dot sering menghisap susu dengan posisi berbaring telentang
sehingga berisiko meningkatkan kejadian infeksi saluran pernafasan akibat sensitisasi

trakea akibat microaspirasi saat ngedot dan atau refluks gastroesofagus (GER) akibat
menyusu dengan posisi berbaring telentang.
Risiko semakin tinggi pada kasus bayi yang ngedot di malam hari. Pada malam hari
koordinasi sistem saraf autonom melemah sehingga rentan mikroaspirasi/tersedak dan
GER.
Efek negatifnya adalah anak rentan batuk di malam hari, otitis media/radang telinga
tengah, sinusitis, batuk kronis, bronkiolitis berulang dan radang paru (pneumonia)
Beresiko merusak pertumbuhan rahang dan gigi-geligi
Berisiko mengganggu pertumbuhan rahang, lengkung gigi-geligi, lidah dan otot-otot
wajah.
Proses menghisap pada dot akan memberikan tekanan abnormal pada pada rongga
mulut yaitu bibir, lidah, lengkung gigi dan langit-langit mulut yang akhirnya akan
mempengaruhi perkembangan otot-otot mulut, wajah, dan langit-langit mulut.
Rahang jadi lebih kecil sehingga pertumbuhan gigi bisa bertumpukan.
Rahang dan gigi juga berisiko tumbuh maju ke depan.

Beresiko mengganggu kemampuan menggigit


Lengkung gigi-geligi akan terpengaruh sehingga terjadi gangguan seperti anterior open
bite dan posterior cross-bite yang terbentuk oleh pertemuan gigi atas dan bawah,
sehingga gerakan mengunyah akan terganggu.

Beresiko karies gigi


Susu selalu menetes meski bayi tidak sedang ingin menghisap.
Air susu tergenang dalam waktu lama akan mengakibatkan pertumbuhan plak serta
bakteri merugikan yang akan merusak gigi sehingga menjadi berlubang.
Gigi rentan terkena karies.
Gigi yang berlubang rentan komplikasi infeksi dan sakit gigi juga komplikasi lainnya
yang berbahaya.
Beresiko terkena infeksi telinga tengah
Bayi yang menyusu di dot akan mengalami gangguan pada fungsi tuba Eustachius yang

menghubungkan antara hidung-tenggorokan (nasofaring) dengan telinga tengah akibat


kondisi vacuum yang tercipta ketika bayi menyedot botol dot.
Tekanan negatif yang dihasilkan di mulut akan dipindahkan ke tuba Eustachius dan ke
dalam telinga tengah. Akibatnya akan memicu penimbunan cairan di rongga telinga
tengah.
Cairan yang terjebak dapat meningkat sehingga menyebabkan gangguan dan infeksi

telibga tengah.

Beresiko obesitas
Pada bayi yang menyusu langsung pada payudara :
Bayi akan berperan aktif, bayi menyusu ketika lapar dan berhenti menyusu ketika dia
sudah kenyang. Bayi terlatih untuk mengenali kebutuhan asupan sesuai dengan energi
yang dikeluarkannya.
Pada bayi yang mendapat asupan dari botol dot :
Bayi akan cenderung pasif. Bayi akan menghabiskan seluruh isi botol meskipun sudah
kenyang. Bayi jadi sulit mengenali kebutuhan asupannya. Bayi akan terbiasa
mengkonsumsi asupan melebihi kebutuhannya.
Beresiko gangguan perkembangan berbicara
Proses menghisap pada dot akan memberikan tekanan abnormal pada pada rongga
mulut yaitu bibir, lidah, lengkung gigi dan langit-langit mulut yang akhirnya akan
mempengaruhi perkembangan otot-otot mulut, wajah, dan langit-langit mulut.
Akibatnya koordinasi bibir, rongga mulut, lidah dan otot wajah terganggu sehingga
mempengaruhi perkembangan dan kemampuan bicara pada bayi.
Menyusu di dot menimbulkan risiko gangguan artikulasi bicara dan perkembangan
bahasa pada anak.
Banyak kasus anak sulit disapih dari dot hingga anak sudah besar.
Semakin lama anak disapih dari dot maka komplikasi efek samping pemakaian dot akan
lebih besar.
Risiko kesehatan pada ibu ketika bayi juga menyusu pada dot:
Permasalahan puting: keluhan puting nyeri bahkan puting lecet.
Permasalahan payudara: ASI tidak dikeluarkan secara efisien sehingga rentan sumbatan
saluran ductus payudara, sumbatan pori puting, payudara bengkak, mastitis hingga abses
payudara.
Infeksi jamur candidiasis.
Pasokan ASI menurun sehingga menjadi sedikit.
Frustasi akibat bayi mengalami bingung puting.

You might also like